cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Geologi Kelautan: Media Hasil Penelitian Geologi Kelautan
ISSN : 16934415     EISSN : 25278851     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Geologi Kelautan (JGK), merupakan jurnal ilmiah di bidang Ilmu Kebumian yang berkaitan dengan geologi kelautan yang diterbitkan secara elektronik (e-ISSN: 2527-8851) dan cetak (ISSN: 1693-4415) serta berkala sebanyak 2 kali dalam setahun (Juni dan Nopember) oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 1 (2023)" : 5 Documents clear
MIKROFAUNA (OSTRAKODA) DARI TELUK BALIKPAPAN: IMPLIKASINYA UNTUK INTERPRETASI LINGKUNGAN PENGENDAPAN Dewi, Kresna Tri; Priohandono, Yusuf Adam
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 21, No 1 (2023)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.21.1.2023.779

Abstract

Studi mikrofauna (ostrakoda) dilakukan terhadap 25 sampel sedimen dari Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur yang diambil pada kedalaman 1,5- 27 m. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui keragaman dan kelimpahan ostrakoda sebagai acuan dalam menginterpretasi lingkungan pengendapan mewakili perairan marginal. Hasil identifikasi menunjukkan 62 spesies ostrakoda yang didominasi oleh ostrakoda laut dangkal: Hemicytheridea reticulata, Cytherella semitalis, dan Alocopocythere kendengensis. Kehadiran Argilloecia, Leptocythere, Miocyprideis, dan Pontocythere dalam jumlah sedikit menunjukkan perairan transisi/marginal.  Kelimpahan ostrakoda rendah terkonsentrasi di bagian tengah teluk yang berkaitan dengan hidrodinamika dan jenis sedimen. Kelimpahan tertinggi terjadi di perbatasan antara teluk bagian tengah dan bagian luar sebagai pusat akumulasi spesimen dari berbagai sumber. Variasi keragaman dan kelimpahan ostrakoda Resen di Teluk Balikpapan ini dapat dipertimbangkan dalam upaya menginterpretasi lingkungan pengendapan di Indonesia. Data dan informasi ostrakoda ini juga sebagai data rona awal dalam memantau perubahan lingkungan beberapa dekade ke depan.
POLA SEBARAN FORAMINIFERA PADA ENDAPAN SEDIMEN GOSONG PANTAI DELTA WULAN, DEMAK, JAWA TENGAH Kurniasih, Anis; Tiara, Meidey; Hidajat, Wahju Krisna
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 21, No 1 (2023)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.21.1.2023.797

Abstract

Delta Wulan mengalami dinamika sedimentasi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Perubahan proses sedimentasi di Delta Wulan dapat diamati dari perubahan morfologi delta yang disebabkan peningkatan pengaruh gelombang laut. Proses sedimentasi juga berpengaruh terhadap pola distribusi foraminifera yang terkandung dalam sedimen. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola sebaran foraminifera dan hubungannya dengan proses sedimentasi tersebut, terutama pada endapan gosong pantai di Delta Wulan. Objek penelitian ini adalah foraminifera pada sampel yang berasal dari tiga buah inti sedimen yang diambil di bagian laguna, gosong muara, dan bagian depan gosong memanjang pantai. Foraminifera yang teridentifikasi kemudian dianalisis sebarannya menggunakan Rasio P/B. Hasil penelitian ini menunjukkan taksa foraminifera planktonik yang paling dominan antara lain Sphaeroidinella subdehiscens, Globorotalia menardii, dan Orbulina universa. Takson foraminifera bentonik yang mendominasi adalah Bathysiphon sp. Pola sebaran foraminifera menggambarkan pola yang umum dijumpai di perairan laut dalam. Hal ini diduga berkaitan dengan proses sedimentasi yang terpengaruh kuat oleh gelombang laut sehingga membawa cangkang foraminifera dari batimetri yang lebih dalam ke bagian delta. Dengan kata lain, sebaran cangkang foraminifera yang teridentifikasi tidak menggambarkan komunitas asli perairan Delta Wulan karena merupakan hasil transportasi dari lingkungan perairan yang berbeda.
ANALISIS SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PESISIR PANTAI GOSONG KABUPATEN BENGKAYANG KALIMANTAN BARAT Muhardi, Muhardi; Zulfian, Zulfian; Adriat, Riza; Nurrahman, Yusuf Arief; Sofiana, Mega Sari Juane; Risko, Risko
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 21, No 1 (2023)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.21.1.2023.820

Abstract

Perairan pesisir pantai Gosong merupakan salah satu perairan yang dimanfaatkan berbagai macam aktivitas diantaranya adalah sebagai pelabuhan perikanan, keluar masuknya kapal dan termasuk kawasan strategis dalam pengembangan kawasan pesisir. Aktivitas tersebut akan berdampak kepada proses pengendapan sedimen dasar yang mengakibatkan terjadinya pendangkalan, perubahan garis pantai dan penurunan kualitas air. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran dan jenis sedimen dasar berdasarkan analisis parameter statistik ukuran butir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode granulometri sedimen dan pendekatan statistik ukuran butir. Pengambilan sampel sedimen dan kecepatan arus dilakukan masing – masing sebanyak 10 titik stasiun. Sedangkan pengukuran pasang surut dilakukan selama 15 hari dengan interval waktu setiap 1 jam. Berdasarkan analisis granulometri diperoleh bahwa sebaran sedimen yang mendominasi di lokasi ini adalah lanau dengan tipe sedimen lempung berlumpur (silty clay). Hasil analisis ukuran butir dengan pendekatan statistik diperoleh nilai ukuran butir rata – rata 1,31 – 2,96 dengan klasifikasi pasir halus (fine sand) dan pasir sedang (medium sand). Untuk nilai sortasi terdapat tiga stasiun yang mempunyai klasifikasi terpilah sedang yaitu pada Stasiun 3, 6 dan 8, sedangkan pada stasiun lainnya didominasi pada klasifikasi terpilah buruk. Nilai skewness secara umum menunjukkan klasifikasi ukuran butir sedimen condong sangat halus (very fine skewed) dengan rentang nilai berkisar antara 0,63 – 2,04. Sedangkan nilai kurtosis diperoleh tiga klasifikasi ukuran butir sedimen yaitu tumpul (platycuric), cukup tumpul (mesokurtic) dan runcing (leptokurtic). Nilai kurtosis yang diperoleh memperlihatkan bahwa semakin dalam nilai kurtosis yang dihasilkan semakin kecil yaitu pada kedalaman 4,9 m nilai kurtosisnya 0,737 dan pada kedalaman 1,1 m nilai kurtosisnya 1,417.
PEMODELAN GELOMBANG DAN ARUS PADA DESAIN GROIN DI PPI CISOLOK, SUKABUMI Kurniadi, Yessi Nirwana; Permadi, M. Rifki; Geurhaneu, Nineu Yayu; Setiady, Deny
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 21, No 1 (2023)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.21.1.2023.790

Abstract

Fasilitas pokok dermaga pendaratan ikan dan kolam pelabuhan di Pangkalan Pendaratan Ikan Cisolok tidak dapat menampung seluruh jumlah kapal ikan nelayan karena kondisi fasilitas yang ada sudah rusak dan terjadi sedimentasi di kolam pelabuhan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh gelombang dan arus sejajar pantai di sekitar PPI Cisolok lalu merencanakan desain groin yang efektif agar dapat melindungi kolam pelabuhan dari arus sejajar pantai yang membawa sedimen. Simulasi hidrodinamika dan transformasi gelombang dilakukan dengan MIKE 21 Modul Flow Model Flexible Mesh dan Modul Spectral Wave. Pada alternatif 1 groin diperpanjang 85 m tegak lurus pantai dan alternatif 2 diperpanjang 90 m dengan posisi ke arah tenggara. Hasil analisis pada pemodelan transformasi gelombang menunjukan bahwa desain groin alternatif 2 lebih efektif untuk melindungi kolam pelabuhan dari gelombang dan arus sejajar pantai dengan persentase reduksi di musim barat sebesar 46% dan di musim timur sebesar 43.5%.
PENENTUAN LOKASI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT SKALA KECIL DI PERAIRAN SELAT LEMBEH, BITUNG SULAWESI UTARA Yosi, Mira; Geurhaneu, S.Si., M.T., Nineu Yayu; Permanawati, Yani; Suherman, Irwan Hidayat; Illahude, Delyuzar
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 21, No 1 (2023)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.21.1.2023.777

Abstract

Selat Lembeh terletak di antara Kota Bitung dan Pulau Lembeh, Sulawesi Utara. Penelitianpotensienergiaruslauttelahdilakukandilokasiini,untukmengkajikemungkinandikembangkannya Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) skala kecil (2 kW)denganmodelturbinsumbuvertikal.SalahsatutahapandalamimplementasiPLTALskala kecil adalah untuk mendapatkan rapat daya arus dan penentuan lokasi penempatanturbin. Beberapa kriteria teknis yang dipersyaratkan harus dipenuhi pada tahapan ini.Untuk maksud tersebut dilakukan kajian awal dengan melakukan analisis data kedalamanlaut,SubBottom Profiling (SBP), arusbergerak,arus insitudan pasangsurut. Data tersebut direpresentasikan dalam data kecepatan arus laut, morfologi dasar laut,kedalamanlaut,durasiwaktukecepatanaruskuat,jarakterhadapgarispantai.  Berdasarkanhasilanalisisdatatersebutdiperolehhanyasatulokasiyangpalingrepresentatif untuk penempatan turbin yaitu pada lokasi Stasiun 1. Kedalaman laut padalokasiinisekitar20mdengan kecepatanarusmaksimum antara1,4 m/det –2m/det.  Selat Lembeh terletak di antara Kota Bitung dan Pulau Lembeh, Sulawesi Utara. Penelitianpotensienergiaruslauttelahdilakukandilokasiini,untukmengkajikemungkinandikembangkannya Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) skala kecil (2 kW)denganmodelturbinsumbuvertikal.SalahsatutahapandalamimplementasiPLTALskala kecil adalah untuk mendapatkan rapat daya arus dan penentuan lokasi penempatanturbin. Beberapa kriteria teknis yang dipersyaratkan harus dipenuhi pada tahapan ini.Untuk maksud tersebut dilakukan kajian awal dengan melakukan analisis data kedalamanlaut,SubBottom Profiling (SBP), arusbergerak,arus insitudan pasangsurut. Data tersebut direpresentasikan dalam data kecepatan arus laut, morfologi dasar laut,kedalamanlaut,durasiwaktukecepatanaruskuat,jarakterhadapgarispantai.  Berdasarkanhasilanalisisdatatersebutdiperolehhanyasatulokasiyangpalingrepresentatif untuk penempatan turbin yaitu pada lokasi Stasiun 1. Kedalaman laut padalokasiinisekitar20mdengan kecepatanarusmaksimum antara1,4 m/det –2m/det.

Page 1 of 1 | Total Record : 5