Majalah Kedokteran Andalas
Majalah Kedokteran Andalas (MKA) (p-ISSN: 0126-2092, e-ISSN: 2442-5230) is a peer-reviewed, open-access national journal published by Faculty of Medicine, Universitas Andalas and is dedicated to publish and disseminate research articles, literature reviews, and case reports, in the field of medicine and health, and other related disciplines
Articles
22 Documents
Search results for
, issue
"Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022"
:
22 Documents
clear
Mekanisme Molekuler Dari Resistensi Insulin Pada Diabetes Melitus Tipe Dua
Eva Decroli
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25077/mka.v45.i4.p610-618.2022
Diabetes melitus merupakan kelainan endokrin yang paling sering ditemukan. Salah satu patofisiologi utamanya adalah resistensi jaringan target terhadap insulin. Pada tahap seluler, resistensi insulin adalah adanya kemampuan yang tidak adekuat dari insulin signaling pada reseptor insulin terhadap molekul pada proses aksi insulin. Sekuensi patofisiologi yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin masih belum banyak diketahui. Tujuan: Untuk mengetahui mekanisme molekuler dari resistensi insulin pada diabetes melitus tipe dua. Metode: Artikel ini ditulis berdasarkan studi kepustakaan yang berhubungan dengan mekanisme molekuler dari resistensi insulin pada diabetes melitus tipe dua. Hasil: Banyak molekul yang terlibat dalam pengolahan intraseluler dari insulin signaling yang diperankan oleh insulin, IRS-2, PKB, protein Foxo dan P85 subunit PI-3 kinase. Disfungsi-disfungsi dari molekul ini menyebabkan resistensi insulin in vivo. Identifikasi defek signaling dan pemahaman hubungan kompleks dari faktor yang berbeda dalam memodulasi sensitivitas insulin yang merupakan prasyarat penting untuk pengembangan senyawa anti-diabetes baru dan lebih spesifik. Simpulan: Dengan menjelaskan mekanisme molekuler pada insulin signaling yang bertanggung jawab untuk resistensi insulin, dapat dipahami sebagian besar dari resistensi insulin secara molekuler.
Optic Nerve Sheath Meningioma di Dekade Awal Kehidupan : Kasus Jarang
raudatul janah
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25077/mka.v45.i4.p680-685.2022
Optic nerve sheath meningioma (ONSM) adalah neoplasma jinak sel meningotel jaringan arachnoid. ONSM menyumbang kurang dari 1% dari semua meningioma dan 5-10% dari semua tumor orbital. Mereka paling sering terjadi pada usia 30 dan 50 tahun. Kebanyakan meningioma adalah tumor yang tumbuh lambat yang mempengaruhi individu paruh baya dengan kehilangan penglihatan progresif, proptosis, edema diskus dan vena optociliary pada pemeriksaan fundus. ONSM sangat jarang terjadi pada anak-anak, dengan hanya 14 kasus yang dilaporkan pada anak-anak di bawah usia 10 tahun. Kasus ini mempresentasi Psamomatous ONSM grade I yang langka terjadi pada usia 13 tahun.
Differences in Levels of Vitamin D, Human Placenta Lactogen (hPL) and Estradiol in Normal Pregnancy and 1st Trimester Abortion
Ismi Mulya Afti;
Fika Tri Anggraini;
Joserizal Serudji
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25077/mka.v45.i4.p524-530.2022
Vitamin D deficiency is one of the common health problems in the world, around 20-40% occurs during pregnancy (Urrutia-Pereira & Solé, 2015). Abortion or early pregnancy loss in the first trimester has a close relationship with vitamin D deficiency (Hou et al., 2016). This study aims to prove the differences in levels of vitamin D, levels of human Placenta Lactogen (hPL) and levels of estradiol in normal pregnancy and first trimester abortion.This research is a comparative analytic study with a cross sectional approach. The normality test of the data was carried out using the sapiro wilk test and data analysis using the independent T test.The results of the research variables showed that the average levels of vitamin D, Estradiol, and hPL in normal pregnant women were significantly higher than pregnant women who had an abortion in the first trimester, namely (36.577 ng/mL vs 19.120 ng/mL; 626.596 pg/mL vs 246.604 pg/mL; 12.188 g/mL vs 6.786 g/mL) with a value of p<0.05 for the three variables.
Differences in Levels of 25-hydroxyvitamin D, Human Chorionic Gonadotropin (hCG), and Progesterone in Normal Pregnancy and First Trimester Abortion
Afkara Husna Firdanisa;
Fika Tri Anggraini;
Bobby Indra Utama
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25077/mka.v45.i4.p531-537.2022
Early pregnancy failure was defined as the failure of an intrauterine pregnancy less than 12 weeks old.This research is a comparative analytic study with a cross sectional approach. the sampling technique was consecutively taken. The normality of data was tested with the Saphiro Wilk test and data analysis with the Independent T test.Vitamin D levels were significantly higher in normal pregnancies than in the abortion group, in line with vitamin D levels as well as hCG levels and progesterone levels were significantly higher in normal pregnancies than in the abortion group. This explains the theory that vitamin D in trophoblast plays a role in regulating the production of hCG and progesterone.The conclusion in this study was that the average level of 25-hydroxyvitamin D, Human Chorionic Gonadotropin(hCG), and Progesterone were significantly different between normal pregnancies and pregnancies that had abortions in the first trimester.
Gambaran Risiko Ide Bunuh Diri pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Taufik Ashal
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25077/mka.v45.i4.p598-609.2022
Introduction: Suicidal ideation is defined as the thought of injuring or killing oneself. This is an important factor for predicting suicide attempts and is considered an index of other mental health problems. Objective: This study aims to identify risk of suicidal ideation of medical students in faculty of medicine, Andalas University. Method: This is a descriptive study by assessing risk of suicidal ideation using the Risk Factors of Suicidal Ideation (RFSI) questionnaire. Total sampling technique was used in medical students’ class of 2021 and 2022 of the Andalas University. Result: Four hundred and ninety six medical students was included in this study. Loneliness is a dimension of risk of suicidal ideation that experienced by 22.2% of medical students. There were 125 (25.2%) medical students who had risk of suicidal ideation. There were 16,1% of female students and 9,1% male students that had risk of suicidal ideation. Conclusion: Loneliness is the dimension that mostly experienced by medical students with risk of suicidal ideation. The number of female medical students who have risk of suicidal ideation is higher than men. Two classes were found to have a similar percentage of students with risk of suicidal ideation.
Bioaktivitas Antikanker dari Quercetin Bertarget Src dalam Terapi Kanker Paru Bukan Sel Kecil
Refa Rahmaddiansyah;
Sukarsi Rusti;
Dessy Arisanty
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25077/mka.v45.i4.p667-679.2022
Kanker paru adalah salah satu jenis kanker yang paling umum dengan penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia. Kanker paru bukan sel kecil (NSCLC) adalah jenis kanker yang menyumbang sekitar 85% dari semua kejadian kanker paru-paru. Ini juga memiliki prognosis dan pilihan pengobatan yang buruk. Src adalah salah satu target paling efektif yang terkait dengan pengembangannya. Penelitian ini merupakan studi tinjauan pustaka dengan menggunakan data dari penelitian asli berdasarkan studi in vitro dan in vivo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Que menghambat induksi proliferasi dan metastasis sel NSCLC dengan menekan ekspresi Src yang kemudian menghambat jalur pensinyalan Fn14/NF-κB. Quercetin juga mengganggu pensinyalan faktor nuklir kappa B (NF-κB) yang mengatur ekspresi beberapa gen yang terlibat dalam karsinogenesis, peradangan, dan sitoprotektif. Dengan membungkam Src, metastasis kanker paru-paru akan berkurang. Ketika Src dihambat, sel-sel yang dilepaskan mengalami anoikis sehingga terjadi kematian sel dengan kecepatan mekanisme penghambatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa quercetin berperan sebagai antikanker melalui penghambatan proliferasi tumor, metastasis, dan angiogenesis melalui jalur pensinyalannya pada sel kanker paru. Diharapkan ada penelitian berkelanjutan untuk meningkatkan status kesehatan global, khususnya pada pasien NSCLC.
Tatalaksana terkini pada miastenia gravis
Lydia Susanti
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25077/mka.v45.i4.p564-574.2022
Myasthenia gravis (MG) is a disorder of the neuromuscular junction that causes fluctuating muscle weakness. The etiology of this disease is due to the presence of antibodies that attack acetylcholine receptors on the postsynaptic membrane (autoimmune). Myasthenia gravis is a chronic disease and most MG patients fall into Generalized Myasthenia Gravis (gMG) within 2 years of onset. Myasthenic crisis is a serious condition and requires high-cost management. Therefore, disease management continues to be updated to reduce mortality and mortality, as well as improve quality of life. This article discusses the latest myasthenia gravis; guidelines 2020 ; immunosuppressants; plasmaparesis; ivig
Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Terjadinya Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan
ardiana ardiana
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25077/mka.v45.i4.p510-523.2022
Tujuan: Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) di RSUP H. Adam Malik Medan. Metode: Sampel penelitian ini adalah pasien yang dirawat inap lebih dari 5 hari, memenuhi kriteria ISK simtomatik, dan tidak menggunakan kateter urin di RSUP H. Adam Malik Medan. Sampel diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Ada dua macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel bebas penelitian ini adalah faktor risiko ISK, dan variabel terikatnya adalah infeksi saluran kemih. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS . Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian ISK; (ii) tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian ISK; (iii) hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama berbaring dengan kejadian ISK; (iv) tidak ada hubungan antara faktor predisposisi dengan ISK; dan (v) tidak ada hubungan antara DM, HIV, penyakit ginjal dan penyakit autoimun dengan kejadian ISK. Artinya usia, jenis kelamin, faktor predisposisi, DM, HIV, penyakit ginjal dan penyakit autoimun bukan merupakan faktor risiko terjadinya ISK, sedangkan lama berbaring merupakan faktor risiko terjadinya ISK.
Diabetes Melitus Tipe 2 dan Empiema Tuberkulosis
chicy widya morfi
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25077/mka.v45.i4.p695-706.2022
Pendahuluan: Diabetes melitus menjadi salah satu faktor risiko terjadinya empiema. Pasien diabetes melitus memiliki risiko 1.65 kali lebih tinggi terkena empiema. Empiema didefinisikan sebagai kumpulan pus atau nanah pada rongga pleura. Angka kejadian empiema tuberkulosis mencapai 38.7% dari kejadian empiema bukan karena tuberkulosis sebanyak 61.3%. Insiden empiema pleura pada pasien diabetes terjadi lebih banyak dibandingkan pasien nondiabetes.Laporan Kasus: Telah dirawat pasien perempuan usia 36 tahun dengan empiema TB dan diabetes melitus tipe 2. Pasien dilakukan evakuasi pus melalui pemasangan chest tube, pemeriksaan enzim adenosine deaminase (ADA), BTA dan kultur pus. Terapi diabetes tipe 2 pada pasien diberikan injeksi insulin.Kesimpulan: Manajemen empiema tuberkulosis dengan komorbid diabetes melitus secara komprehensif yaitu drainase pus, pemberian obat anti tuberkulosis yang efektif dan tatalaksana terhadap infeksi sekunder dan komorbid.
Comparison Level of Vitamin D Based on Body Mass Index Healthy Individual in Central Laboratory RSUP Dr. M.Djamil Padang
Efrida Efrida
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25077/mka.v45.i4.p591-597.2022
Vitamin D deficiency is associated with various pathological condition like bone diseases, autoimmune diseases, metabolic syndrome, malignancies and infections. Obesity is a risk factor for vitamin D deficiency even though there is no evidence of a suitable causal relationship. This study aimed to compare the levels of 25(OH)D, based on body mass index (BMI). Observational study with cross-sectional design on subjects in Central Laboratory RSUP dr. M. Djamil. Subjects were divided into 2 groups based on BMI for Asia Pacific, namely normal body weight (BMI 18.5-22.9 kg/m2) and excess body weight (BMI ≥23 kg/m2) that met the inclusion and exclusion criteria. Serum 25(OH)D were examined using the immunoassay method. For the hypothesis test a bivariate comparative test is carried out using unpaired T test (numerical data) and Chi-Square test (categorical data). Statistical significancy is if p < 0.05. The mean (SD) 25(OH)D levels in normal and overweight subjects were 15.11 (5.46) ng/mL and 15.59 (5.85) ng/mL, p> 0.05, respectively.