cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISSN : 14111063     EISSN : 25805002     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
AGRITECH merupakan media komunikasi dan informasi ilmiah bidang pertanian dalam arti luas. Berisi hasil-hasil penelitian, ulasan (feature) ataupun informasi lain yang bersifat inovatif-produktif. Jurnal Agritech diterbitkan setahun dua kali : Juni dan Desember. Redaksi menerima tulisan dari para ahli, peneliti, praktisi ataupun semua pihak yang berkompeten di bidang pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 218 Documents
DAMPAK IMPLEMENTASI PERDA PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (LP2B) DI PROVINSI JAWA BARAT I Made Yoga Prasada; Moh Wahyudi Priyanto
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 21, No 2 (2019): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v21i2.4252

Abstract

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 telah menetapkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 27 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Perda tersebut seyogyanya diterapkan untuk mengendalikan laju konversi lahan pertanian di Provinsi Jawa Barat, sehingga mampu meningkatkan ketersediaan dan ketahanan pangan penduduk. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak implementasi Perda LP2B di Provinsi Jawa Barat dengan membandingkan luas konversi lahan sawah sebelum dan sesudah kebijakan tersebut diterapkan dan membandingkan ketersediaan dan ketahanan pangan penduduk sebelum dan sesudah kebijakan tersebut diimplementasikan. Data penelitian yang digunakan yaitu data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat tahun 2004-2009 (sebelum penerapan LP2B) dan tahun 2010-2015 (sesudah penerapan LP2B). Data dianalisis dengan menghitung luas lahan sawah terkonversi dan menghitung ketersediaan beras menggunakan faktor konversi padi-beras dari BKPP serta menentukan tingkat ketahanan pangan. Perbedaan sebelum dan sesudah implementasi kebijakan di uji dengan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi lahan pertanian yang terjadi setelah penerapan kebijakan lebih tinggi dibandingkan sebelum penerapan kebijakan. Akan tetapi, ketahanan pangan penduduk menunjukkan peningkatan setelah konversi lahan sawah terjadi dibandingkan sebelum konversi. Akan tetapi, hasil Uji Wilcoxon menunjukkan tidak ada perbedaan rerata yang signifikan antara luas konversi lahan sawah dan ketahanan pangan sebelum dan sesudah penerapan kebijakan.
Kajian Proses Pembelajaran dalam Penyuluhan Pertanian untuk Meningkatkan Kompetensi Kewirausahaan Petani Jagung Di Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah Yuniar Aviati Syarief
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 21, No 2 (2019): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v21i2.3484

Abstract

Budidaya jagung memerlukan sumberdaya manusia (SDM) petani yang memiliki kompetensi kewirausahaan yaitu petani yang menguasai pengetahuan teknis budidaya dan manajemen usahatani.  Petani yang memiliki kompetensi menjadikannya sebagai seorang petani yang kreatif dan inovatif sebagai seorang wirausaha di bidang pertanian.  Penyuluhan Pertanian sebagai pendidikan non formal bagi petani merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan petani dalam usahatani jagung.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengamatan dan partisipasi dalam kegiatan kelompok tani. Selain itu juga digunakan metode focus group discussion (FGD) untuk menentukan upaya yang dilakukan dalam peningkatan aspek pembelajaran dan kompetensi kewirausahaan.   Hasil penelitian  mendapatkan bahwa (1) aspek pada proses pembelajaran dalam penyuluhan pertanian adalah materi penyuluhan, interaksi antara penyuluh dan petani, metode penyuluhan dan evaluasi penyuluhan; (2) faktor-faktor yang dapat meningkatkan kompetensi kewirausahaan bagi petani jagung adalah partisipasi petani di dalam kelembagaan sosial di masyarakat dan kebijakan pemerintah terhadap komoditas jagung.
Perbedaan Lokasi dan Waktu Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai di Lahan Sawah Nusa Tenggara Barat sutrisno sutrisno; Andy Wijanarko
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 21, No 2 (2019): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.182 KB) | DOI: 10.30595/agritech.v21i2.5579

Abstract

Waktu tanam memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman kedelai pada beberapa waktu tanam berbeda. Penelitian dilaksanakan di Desa Sesela dan kebon Indah Kecamatan Lombok Barat Nusa Tenggara Barat tahun 2017. Tanaman kedelai varietas Anjasmoro ditanam pada dua lokasi dan lima waktu berbeda antara bulan Juli dan Agustus dengan selisih antarwaktu tanam sekitar seminggu. Variabel pertumbuhan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah buku subur, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, jumlah cabang, bobot biomasa, jumlah biji, dan bobot biji per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kedelai yang ditanam di awal periode menghasilkan pertumbuhan dan hasil lebih tinggi dibandingkan tanaman kedelai yang ditanam di akhir periode. Perbedaan lokasi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kecuali pada komponen tinggi tanaman dan jumlah buku subur per tanaman.
ADAPTASI TIGA VARIETAS PEPAYA (MERAH DELIMA, JUPE, MADU) DI LAHAN KERING DATARAN RENDAH Muhammad Anang Firmansyah; Teguh Pribadi
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 21, No 2 (2019): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.515 KB) | DOI: 10.30595/agritech.v21i2.5670

Abstract

Papaya fruit (Carica papaya L.) is  classified as having high economic value and is being developed by many farmer.  A common problem is the papaya variety that farmer \s develop usually from careless seeds, so the production and quality are low.  The aim of this research is to introduce superior papaya and have good quality. Three varieties papaya are used in this study, namely: Merah Delima, Jupe, and Madu.The research location is located in the dry land of Banturung, Palangka Raya City.  The result that the land suitability class of the study site included S3wa,on, which is Marginal Suitability with the heaviest inhibiting factors of water availability and oxygen availability. On Growth parameters, then Merah Delima has the largest stem circumference  of 10,1 cm althought it is not significantly different from other varieties 8,8 cm.  While the plant height is the best Merah Delima  papaya and signficantly different from Madu. Interms of Productioan Jupe has a number of Fruits (38 fruits/tree) that are significantly different from Madu, and the weight of fruit (1,2 kg/fruit) is significantly different from Merah Delima., and fruit weight per tree 34,1 kg is significantly different from the other two varieties.  Base on the sweetness level, the sweetest Merah Delima reaches 9,1 oBrix significantly different from Jupe (6,9 oBrix) and Madu (6,6 oBrix).  Parameters of growth, productionand quality of papaya can still be improved by improving the management of inhibiting factors.
NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN NIRA KELAPAMENJADI GULA KELAPA DAN GULA SEMUT DI DESA HARGOTIRTO, KOKAP, KULON PROGO Lestari Rahayu; Eni Istiyanti; Esti Sulistyaningsih
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 21, No 2 (2019): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.223 KB) | DOI: 10.30595/agritech.v21i2.6548

Abstract

Coconut sap “ Nira’ is a liquid derived from coconut flowers, producer of tapped sap that then processed into coconut sugar and palm sugar. This called agro industry has located in Hargotirto, Kulon Progo, DI Yogyakarta this is a home industry. Sample this research taken by simple random sampling non proportional. The number of respondents taken as many as 60 people. Data taken trough as interview. The cost of productionof coconut sugar is more than a palm sugar for a week. The average income of a palm sugar maker is greater than coconut sugar. Palm sugar master gaints a full advantage compared to that of coconut sugar, which has suffered great losses. Value added of palm sugar is greater than coconut sugar.
PENGARUH EC SAAT PEMBIBITAN TERHADAP HASIL SAWI (Brassica rapa L.) METODE HIDROPONIK SISTEM APUNG Imam Ifanto; Suprihati Suprihati
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 21, No 2 (2019): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v21i2.3584

Abstract

Media tanam hidroponik yang tidak mengandung unsur hara dan pemberian nutrisi dengan EC (Electrical Conductivity) yang kurang tepat saat pembibitan mengakibatkan pertumbuhan bibit menjadi lambat, sehingga hasil sawi menjadi kurang maksimal. Penelitian ini untuk menentukan EC saat pembibitan yang memberikan hasil sawi terbaik, serta mengetahui EC saat pembibitan yang menghasilkan sawi tertinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Candirejo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang pada bulan Juli hingga Agustus 2018. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 7 perlakuan yaitu  (EC 0 mS),  (EC 0,4 mS),  (EC 0,8 mS), (EC 1,2 mS), (EC 1,6 mS), (EC 2,0 mS), dan (EC 2,4 mS) dan 4 kali ulangan. Parameter pengamatan meliputi tinggi, jumlah daun, luas daun, diameter bonggol, panjang akar, bobot segar atas, dan bobot kering atas. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam (uji F 5%). Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan digunakan uji DMRT dengan selang kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukan  EC 1,74 mS sampai 2,29 mS menghasilkan sawi terbaik dengan tinggi 30,10 cm, jumlah daun 21,5 helai, luas daun 2270,66 cm2, dan diameter bonggol 8,63 cm. EC 2,4 mS menghasilkan sawi tertinggi dengan bobot 322,91 gram. 
PEMANFAATAN LAHAN SELA PADA BUDIDAYA JERUK SISTEM TANAM RAPAT DI BANYUWANGI Lyli Mufidah; Emi Budiyati; Sutopo Sutopo
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 22, No 1 (2020): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.754 KB) | DOI: 10.30595/agritech.v22i1.3903

Abstract

The high deficit in the trade balance value for citrus commodities can be an indication of the need for improvements in production and especially on the quality of citrus in Indonesia. Citrus cultivation with high density cropping system (SITARA) can be one of the strategies to increase production without increasing the area of planting land. The additions of intercropping in this system can be a solution for farmers' income, when citrus plants have not yet produced. Therefore, this study was aimed to analyze the costs and benefits of intercropping cultivation done between SITARA citrus plants with three cropping patterns (geometry) and intercropping plants which stated into four packages: (1) 4x4 (double) with chili intercropping, (2) 4x4 (double) variations (watermelon, tomatoes, broccoli, mustard greens: (3) 3x4 (double) with chili, (4) 3x4 (double) soybean. The results of the analysis showed that the 4x4 m cropping pattern intercroped with watermelon, tomatoes, broccoli and green mustard provide the highest profit of Rp. 13,677,396 per 0,25 ha per year. Although the total R / C ratio is still smaller than chili, but with variations the price decline in one commodity can be supported by other commodities. This pattern turns out to be the one that provide better citrus growth than the other four patterns, which can be seen from the rootstock and scion diameter also the average plant height that is 52, 43 dan 228 cm, respectively. This can ben an indication that intercropping can be done without harming the main crop, if it gets the right treatment. To support the results, the interaction of trees (in this case citrus), soil and seasonal crops can be evaluate more deeply.
SELEKSI VARIETAS PADI HASIL PERSILANGAN MELALUI KEGIATAN PARTICIPATORY PLANT BREEDING (PPB) Puspita Deswina; Eko Binaryo Mei Adi; Enung Sri Mulyaningsih
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 22, No 1 (2020): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.195 KB) | DOI: 10.30595/agritech.v22i1.5081

Abstract

  
UJI PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF SINTOK (Cinnamomun sintoc Blume.) DENGAN PERLAKUAN HORMON DAN MEDIA TUMBUH Nanang Hanafi; Nurul Hidayati
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 22, No 1 (2020): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v22i1.6995

Abstract

Sintok (Cinnamomum sintoc Blume) termasuk tumbuhan obat yang banyak digunakan masyarakat  (komponen jamu dan obat tradisional). Dikategorikan sebagai tumbuhan penghasil minyak atsiri. Keberadaan di alam mulai tergerus, karena penebangan untuk diambil kulit kayunya, juga biji sintok termasuk rekalsitran, dan pohon jarang berbuah.Tujuan penelitian (1) untuk mengetahui apakah Sintok dapat dikembangkan dengan cara vegetatif/stek, (2) Mengetahui keberhasilan pertumbuhan stek pucuk sintok dengan perlakuan media dan ZPT.Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Petak Terbagi (Split Plot).  Petak utama (main plot)   adalah jenis media terdiri tiga taraf M0 (tanah /kontrol), M1 (tanah dengan arang sekam  2:1), M2 (tanah, pasir, dengan arang sekam 1:1:1)  dan  sebagai  anak petak (sub plot) adalah pemberian jenis zat perangsang akar atau hormon,  terdiri tiga taraf  yaitu P0 :  tanpa perangsang akar (kontrol), P1 (Rootone-F), P2 (air kelapa).Hasil penelitian  menunjukkan bahwa Sintok dapat dibudiayakan secara stek, Tanaman sintok dapat dikembangkan dengan stek batang/pucuk. Pada pengamatan 8 MST stek yang masih hidup rata-rata 15,43% dan perlakuan  Media topsoil  tanpa perlakuan ZPT (M0P0) menghasilkan   tanaman stek yang hidup yaitu 55, 55%.  Rata-rata stek bertunas pada pengamatan 8 MST adalah 2 %. Stek yang bertunas, semua masih belum muncul akar.Kata Kunci : Sintok (Cinnamomum sintoc Blume), stek, hormon dan media tumbuh
PRODUKTIVITAS TANAMAN UBI JALAR LOKAL (Ipomoea batatas) DENGAN PEMUPUKAN SERASAH KOMPOS KAMBING DI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN BATU KAPUR Doso Sarwanto; Sari Eko Tuswati
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 22, No 1 (2020): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v22i1.5703

Abstract

Penelitian bertujuan untuk merevegetasi lahan terbuka bekas penambangan batu kapur dengan tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas) yang dipupuk dengan serasah kompos kambing.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menggunakan pola percobaan Faktorial dengan rancangan acak lengkap yang masing-masing perlakukan diulang 3 kali.  Faktor I adalah jenis ubi jalar lokal yaitu ubi jalar warna ungu (U), warna putih (P) dan warna kuning (K), sedangkan Faktor II adalah level pemupukan serasah kompos kambing k1 : level pemupukan 0,5 kg/m2, k2 : level pemupukan 1 kg/m2, k3 : level pemupukan 1,5 kg/m2 dan k4 : level pemupukan 2 kg/m2.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis ubi jalar dan dan level pemupukan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produktivitas ubi jalar namun tidak terjadi interaksi (P>0,05) antar keduanya. Kesimpulan yang diperoleh bahwa ubi jalar kuning (K) dengan level pemupukan serasah kompos kambing minimal 1 kg/m2 atau 10 kg/ton memupunyai produktivitas ubi jalar yang tinggi.