cover
Contact Name
Rafael Lisinus Ginting
Contact Email
rafaelginting@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
psikologikonseling23@unimed.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Psikologi Konseling: Jurnal Kajian Psikologi dan Konseling
ISSN : 20858086     EISSN : 25027190     DOI : https://doi.org/10.24114/konseling.v21i2
Core Subject : Education,
Jurnal PSIKOLOGI KONSELING diterbitkan oleh Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan yang bertujuan untuk publikasi karya ilmiah, studi literatur, studi kasus, dan laporan hasil penelitian. Jurnal PSIKOLOGI KONSELING merupakan wadah bagi peneliti, staf pengajar (dosen dan guru pembimbing/Konselor) dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengembangkan khasanah keilmuan dalam bidang Psikologi dan Konseling serta ilmu-ilmu yang berkaitan. Adapun artikel yang diterbitkan pada jurnal ini adalah hasil penelitian yang fokus pada masalah persepsi, sikap, kognisi, dan perilaku manusia terutama dalam dunia pendidikan. Hal lainnya adalah penelitan pengembangan baik instrumen, program BK, bahan atau materi bimbingan, strategi atau teknik BK, model BK, media BK dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kajian keilmuan bimbingan dan konseling.
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Konseling" : 19 Documents clear
PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG TINGGAL BERSAMA MERTUA DI DESA SURUH, KECAMATAN SURUH Merya Anis Febriana; Ratriana Y.E Kusumiati
PSIKOLOGI KONSELING Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v18i1.27830

Abstract

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang penyesuaian perkawinan pada istri yang tinggal bersama mertua. Dalam penelitian ini penyesuaian perkawinan dapat diartikan proses interaksi dan sejumlah perasaan suami dan istri terhadap pernikahan mereka, menyesuaikan diri, dan mengembangkan serta menumbuhkan interaksi dan pencapaian kepuasan yang maksimum terhadap hubungan yang mereka bentuk (Pujiastuti, 2008). Pada penelitian ini menggunakan partisipan yang lama pernikahannya selama satu sampai sepuluh tahun, serta tinggal bersama mertua. Metode yang di ambil dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode wawancara dan observasi. Dari hasil analisis diperoleh gambaran bahwa Partisipan P1 dan P3 yang tinggal dengan mertua berhasil dalam penyesuain perkawinan, sedangkan  Partisipan P2 belum berhasil dalam penyesuaian perkawinan.
HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA PENJAGA TAHANAN DI LAPAS KELAS II A AMBARAWA Bagas Triadi T; Ratriana Y.E Kusumiati
PSIKOLOGI KONSELING Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v18i1.27821

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi pada kasus penganiayaan penjaga tahanan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di beberapa Lapas atau Rutan Indonesia. Adanya beberapa kasus penganiayaan WBP tersebut sehingga peneliti tertarik untuk meneliti  apakah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Kontrol diri dengan Perilaku agresif  pada penjaga tahananan di Lapas Kelas II A Ambarawa. Penelitian ini dilakukan pada petugas pemasyarakatan yang menjadi penjaga tahanan di Lapas Kelas II A Ambarawa  yang berjumlah 30 orang dengan menggunakan sampling nonprobability sampling dengan teknik sampling jenuh. Dalam mengukur variabel kontrol diri peneliti menggunakan skala yang diterjemahkan dan dimodifikasi dari skala self-control yang disusun oleh Tagney,dkk. (2004)  dan variabel perilaku agresif diukur menggunakan skala aggression questionnaire yang disusun oleh Buss dan Perry (1992) yang diterjemahkan dan dimodifikasi oleh penulis. Analisis data menggunakan Pearson’s corelation, didapatkan hasil r = -0,083 dengan signifikansi 0,331 (p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku agresif pada penjaga tahanan di Lapas Kelas II A Ambarawa.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORANG TUA DENGAN STRES PENGASUHAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB SE-BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019 - 2020 Putri Hanna Nurmalia; Asri Mutiara Putri; Ika Artini; Woro Pramesti
PSIKOLOGI KONSELING Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v18i1.27836

Abstract

Orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus termasuk retardasi mental akan mengalami tantangan berupa isolasi sosial. Kondisi tersebut seringkali menyebabkan timbulnya stres pengasuhan pada orang tua. Beberapa faktor yang berhubungan dengan stres pengasuhan orang tua antara lain adalah faktor internal orang tua, faktor anak maupun faktor lingkungan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik orang tua (usia, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan) dengan stres pengasuhan orang tua yang memiliki anak retardasi mental di SLB se-Bandar Lampung tahun 2019 - 2020. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah orang tua yang memiliki anak retardasi mental yang bersekolah di SLB se-Bandar Lampung yang berjumlah 196 orang tua. Sampel penelitian sebanyak 70 orang tua, yang ditentukan dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner, sedangkan analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis statistik mengenai faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan terhadap stres pengasuhan orang tua dengan anak retardasi mental yaitu pendidikan (ρ= 0,035) dan pendapatan (ρ= 0,012). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan yaitu usia orang tua (ρ= 0,027), dan pekerjaan (ρ= 0,392). Karakteristik orang tua dari anak penyandang retardasi mental di SLB se-Bandar Lampung tahun 2019 – 2020 sebagian besar berusia Dewasa madya, berstatus tidak bekerja, tingkat pendidikan sedang, dan tingkat pendapatan sangat tinggi. Variabel tingkat pendidikan dan pendapatan memiliki hubungan yang signifikan terhadap stres pengasuhan pada orang tua anak retardasi mental di SLB se-Bandar Lampung tahun 2019 – 2020. Variabel usia dan status pekerjaan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap stres pengasuhan pada orang tua anak retardasi mental di SLB se-Bandar Lampung tahun 2019 – 2020. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan stres pengasuhan pada orang tua anak retardasi mental di SLB se-Bandar Lampung tahun 2019 – 2020 adalah pendapatan orang tua.
DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING PASCA PUTUS CINTA PADA DEWASA AWAL Jovina Amanda Sugiarto Sugiarto; Christiana Hari Soetjiningsih
PSIKOLOGI KONSELING Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v18i1.27826

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orang dengan pasca putus cinta pada dewasa awal. Dukungan sosial adalah suatu proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai dan dihargai, disayang untuk memberikan bantuan kepada individu yang mengalami tekanan dalam kehidupannya. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan sosial orang tua. Subjek penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan berusia 18-40 tahun yang mengalami putus cinta maksimal 1 tahun terakhir dan mengalami kesedihan yang mendalam pasca putus cinta. Skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala dari Weiss dan skala Psychological Well Being menggunakan dari Ryff. Analisis data menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan sosial orang tua tinggi sebesar 68,75% dan Psychological Well Being yang tinggi juga sebesar 81,25%. Hipotesis penelitian ini diterima dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara dukukungan sosial orang tua dengan psychological well being dengan r = 0,611 dan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Artinya semakin tinggi dukungan sosial orang tua maka semakin tinggi juga psychological well being yang dimiliki oleh dewasa awal pasca putus cinta demikian sebaliknya.
IBU MILENIAL DAN SHARENTING LIFESTYLE DI IBU KOTA Rizqi Fauziah; Allika Nur Ramdina Syahas; Mayang Salsabila Lubis; Mirdat Silitonga
PSIKOLOGI KONSELING Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v18i1.27831

Abstract

Narrative review ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai ibu mileneal dan sharenting lifestyle. Penulisan ini memiliki beberapa tema diantaranya Peran Ibu Muda Milenial Pada Komunitas Virtual, Pemanfaatan teknologi digital di kalangan Ibu muda milenial, Sharenting lifestyle di Ibu Kota, Aplikasi media sosial yang paling berpengaruh pada proses sharenting, Motif Ibu Pada perilaku Sharenting, Literasi digital sebagai upaya preventative, Persoalan Pengasuhan pada pertumbuhan anak. Kesimpulan dalam penulisan ini adalah Pada saat ini ibu membesarkan anak yang dalam budaya yang mengutamakan digital. Ibu muda juga memanfaatkan budaya baru ini untuk mendapatkan informasi mengenai pengasuhan. Pengetahuan Ibu muda di Ibu Kota terkait sharenting hanya mengetahui tanpa memahami bahaya dari membagikan informasi anak di media sosial Selain itu ibu memanfaatkan budaya sharenting  ini untuk berbagi dalam informasi pengasuhan dan mendapatkan penegasan atau pengakuan yang dilakukan ibu dalam mengasuh anak. Ibu melakukan sharenting bukan tanpa alasan terdapat enam motif ibu melakukannya di antaranya 1) motif ingin tahu; 2) motif kompetensi; 3) motif cinta; 4) motif harga diri; 5) kebutuhan akan nilai; 6) kebutuhan pemenuhan diri. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku sharenting yang dilakukan orang tua mempunyai motif bermacam-macam.
HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET PADA SISWI DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA Chatarina Anita Lyana Sari; Christiana Hari Soetjiningsih
PSIKOLOGI KONSELING Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v18i1.27822

Abstract

Body image adalah proses memahami gambaran mental terhadap bentuk dan ukuran tubuh seseorang individu. Kepedulian terhadap penampilan dan body image yang ideal dapat mengarah kepada upaya obsesif seperti mengontrol berat badan terlebih pada siswi SMA yang sering merasa memiliki body image negative, sehingga banyak dari mereka yang melakukan diet untuk mendapatkan body image yang mereka inginkan. Pengambilan sampel dengan menggunakan non-random sampel yaitu peneliti memilih Snowbal sampling. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional yang bertuuan untuk mengetahui hubungan antara body image dengan perilaku diet pada siswi SMA Kristen 1 Salatiga. Populasi dan sampel penelitian ini adalah 50 orang siswi di SMA Kristen 1 Salatiga. Penelitian ini menggunakan dua buah skala sebaga alat ukur, yaitu Skala Bodi Image dan Skala Perilaku Diet. Skala Body Image terdiri dari 25 item dan dengan koefisien 0,896 sedangkan skala perilaku diet terdiri dari 19 item dengan koefien 0,198.Analisa penelitian menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Berdasarkan hasil analisa bahwa terdapat hubungan negative antara body image dengan perilaku diet dengan nilai r = -0,484 dengan sig. = 0,000 (p<0,05). Yang artinya semakin positing body image maka intensitas perilaku diet yang dilakukan akan semakin rendah begitu pula dengan sebaliknya, semakin negative body image maka intensitas perilaku diet yang dilakukan akan semakin tinggi
RESILIENSI ORANGTUA YANG MEMILIKI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI MASA PANDEMI Rahma Kusumandari; Isrida Yul Arifiana; Janata Saprida; Abad Gading
PSIKOLOGI KONSELING Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v18i1.27827

Abstract

Masa pandemi tentunya memberikan dampak tersendiri bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Salah satu dampak yang paling terasa berat adalah tidak adanya akses untuk melakukan terapi secara langsung. Selain itu, karena semua siswa harus belajar di rumah maka orangtua yang harus mengambil peran untuk melakukan pendampingan belajar. Kondisi tersebut tentunya menimbulkan kesulitan tersendiri bagi para orangtua, terutama bila mereka belum terbiasa melakukan pendampingan secara mandiri pada anaknya yang berkebutuhan khusus. Untuk dapat mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut tentunya dibutuhkan resiliensi dari para orangtua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran resiliensi para orangtua yang memiliki anak berkebutuhan di masa pandemi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Alat ukur yang digunakan adalah skala resiliensi yang disusun oleh peneliti dengan mengacu pada konsep teori pengasuhan dari Davis (1999).
EFEKTIVITAS PELATIHAN MAKE DREAM COME TRUE TERHADAP KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER PADA SISWA SMA Eunike Evangelista Hiandarto
PSIKOLOGI KONSELING Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v18i1.27818

Abstract

Siswa SMA mengalami permasalahan dalam mengambil keputusan mengenai karier. Kebingungan ini muncul salah satunya karena tidak memiliki kemampuan perencanaan karier yang baik. Persiapan pendidikan lanjutan perlu dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga sekolah memiliki peran penting dalam mengedukasi siswa mengenai karier. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan perencanaan karier adalah pelatihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah modul Make Dream Come True meningkatkan kemampuan perencanaan karier. Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest Design. Pelatihan ini meliputi pemberian materi karier, pengenalan bakat dan minat, cita-cita, dan cara membuat perencanaan karier. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA berusia 15 sampai dengan 17 tahun di Denpasar yang diperoleh dengan melakukan two stages cluster sampling. Subjek berjumlah 10 orang. Subjek diberikan pre-test berupa skala kemampuan perencanaan karier. Kemudian, subjek diberikan perlakuan berupa pelatihan Make Dream Come True berdurasi 9 jam. Setelah itu, subjek diberi post-test berupa skala kemampuan perencanaan karier. Hasil uji hipotesis dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan nilai signifikansi selisih pre-test dan post-test pada kelompok subjek sebesar 0.001 yang kurang dari 0.05 (p<0.05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelatihan Make Dream Come True meningkatkan kemampuan perencanaan karier siswa SMA.
GAMBARAN STRES TENAGA KESEHATAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 Nindia Pratitis; Astri Haryanti; Nur Ajeng Irma Hariyanti; Elza Kusumawati
PSIKOLOGI KONSELING Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v18i1.27832

Abstract

Covid-19 telah ditetapkan sebagai pandemi global. Kemunculan covid-19 memberikan dampak besar bagi banyak pihak. Kasus kejadian Covid-19 terus meningkat dari hari ke hari. Setiap harinya jumlah kasus positif covid selalu bertambah. Pihak yang paling terdampak dalam penanganan Covid adalah tenaga kesehatan. Para tenaga kesehatan yang berperan sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 menghadapi berbagai macam tantangan baik resiko tertular penyakit, harus hidup terpisah dari keluarga, dan berbagai macam tantangan lainnya. Menindaklanjuti permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres tenaga kesehatan pada masa Pandemi Covid-19. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, dengan partisipan 101 orang. Teknik sampling yang digunakan ialah convenience sampling. Pengumpulan data kuantitatif menggunakan skala depression anxiety stress scale (DASS-21). Hasil analisis data menunjukkan bahwa 67,3% tenaga kesehatan yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki tingkat stres dalam kategori sedang, 17,9% dalam kategori tinggi, dan 17,8% dalam kategori rendah.
DINAMIKA PSIKOLOGIS PEMBUNUH USIA DEWASA: SEBUAH STUDI KASUS Christina Fieliani Octavia
PSIKOLOGI KONSELING Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Konseling
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/konseling.v18i1.27823

Abstract

Kriminalitas terus terjadi disekitar kita dan dapat mengancam siapa saja. Pembunuhan adalah salah satu perilaku kriminal yang sangat kejam dan juga mampu membuat individu berhadapan dengan hukuman yang sangat berat. Pada kenyataannya, banyak individu memutuskan tetap melakukan pembunuhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dinamika psikologis seorang pembunuh usia dewasa. Penelitian ini akan mencoba mengetahui faktor internal dan eksternal yang menyebabkan individu melakukan pembunuhan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah satu orang, yaitu Danang (bukan nama sebenarnya). Danang terbukti secara sah melakukan pembunuhan dan mendapatkan vonis 7 tahun penjara. Data pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dan beberapa tes psikologi. Hasil pemeriksaan menunjukkan faktor internal seperti regulasi emosi yang maladaptif, rendahnya empati, kecenderungan impulsif, dan rendahnya moralitas ataupun norma menyebabkan partisipan melakukan pembunuhan. Faktor eksternal yang berperan seperti pola asuh pengabaian (neglect) dan menjalin relasi dengan orang yang mendukung serta juga melakukan perilaku kriminal. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam memberikan intervensi bagi para pelaku pembunuhan ataupun membantu mengurangi terjadinya pembunuhan seperti melalui pelatihan empati ataupun regulasi emosi.  

Page 1 of 2 | Total Record : 19