cover
Contact Name
Mieke
Contact Email
mieke@esaunggul.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
inohim.ueu@esaunggul.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM)
Published by Universitas Esa Unggul
ISSN : 23548932     EISSN : 26559129     DOI : -
Core Subject : Health,
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) is a scientific publication devoted to disseminate all information contributing to the understanding and development of Health Information management, Health Informatics and Health Information Management System.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 1 (2025): INOHIM" : 7 Documents clear
Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dengan Pendekatan HOT-Fit Model di Puskesmas Baturraden II Bella, Cindy Rozza; Ummah, Shofiatul; Isnaeni, Rizka
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 13, No 1 (2025): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v13i1.660

Abstract

SIMPUS is an application designed to manage public health centers (Puskesmas), specifically created to handle patient data from registration to report generation. Generally, the implementation of SIMPUS in Baturraden II Public Health Center has AbstractSIMPUS is an integrated information system that supports service management in Community Health Centers (Puskesmas), covering processes from registration to reporting. At Baturraden II Community Health Center, the system has been generally implemented; however, outpatient services still face efficiency challenges due to technical and operational issues. This study aims to evaluate the effectiveness of SIMPUS using a descriptive quantitative approach and the Human, Organization, Technology–Fit (HOT-FIT) framework. A total of 20 healthcare workers participated as the sample in data collection conducted in December 2023. The evaluation covered human aspects (competence, acceptance, satisfaction), organizational aspects (policies, leadership support, and support from the Health Office), and technological aspects (system development, system quality, and service quality). The findings indicate that although SIMPUS has been utilized for documentation and reporting, obstacles such as reliance on external servers and unstable internet connections still hinder smooth service delivery. Periodic evaluations are needed to improve system integration and service efficiency at the Community Health Center.Keyword: evaluation, SIMPUS, HOT-FIT modelAbstrakSIMPUS merupakan sistem informasi terintegrasi yang mendukung pengelolaan layanan di Puskesmas, mulai dari pendaftaran hingga pelaporan. Di Puskesmas Baturraden II, sistem ini telah diimplementasikan secara umum, namun pelaksanaan layanan rawat jalan masih menghadapi kendala efisiensi akibat gangguan teknis dan operasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas SIMPUS dengan pendekatan kuantitatif deskriptif menggunakan kerangka kerja Human, Organization, Technology–Fit (HOT-FIT). Sebanyak 20 tenaga kesehatan dilibatkan sebagai total sampel dalam pengumpulan data yang dilakukan pada Desember 2023. Evaluasi mencakup aspek manusia (kompetensi, penerimaan, kepuasan), organisasi (kebijakan, dukungan pimpinan dan Dinas Kesehatan), serta teknologi (pengembangan, mutu sistem, dan kualitas layanan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun SIMPUS telah digunakan untuk pencatatan dan pelaporan, masih ditemukan hambatan seperti ketergantungan terhadap server eksternal dan koneksi internet yang tidak stabil, yang berdampak pada kelancaran pelayanan. Diperlukan evaluasi berkala guna meningkatkan integrasi sistem dan efisiensi layanan di Puskesmas.Kata Kunci: evaluasi, SIMPUS, model HOT-FIT
Evaluasi Proses Penginputan Data Klaim Pembiayaan Kesehatan di Unit Rawat Jalan UPT RSUD RAA Soewondo Pati Ariyanti, Meilia; Nugraha, Ega; Indradi Sudra, Rano
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 13, No 1 (2025): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v13i1.645

Abstract

AbstractOne of the key activities in implementing Electronic Medical Records (EMR) is entering data for healthcare financing claims. This process involves inputting diagnosis and procedure codes into the claim system based on patient service documentation. This study aims to describe the implementation of data entry for financing claims in the outpatient unit of RSUD RAA. Soewondo Pati, including workflow, coding practices, and data variables used. The research used a qualitative method with a descriptive approach. The results show that the hospital does not yet have a specific standard operating procedure for claim data entry, and staff rely only on general policy guidelines. The data entry process is carried out through an internal web-based system integrated with the national health financing system. The main obstacle encountered is unfilled diagnosis fields due to delayed input by physicians. To address this issue, it is recommended to update the EMR system so that it only allows medical information to be saved when all required fields are completed. Additionally, full integration between the EMR and the hospital's claim system is needed to minimize input errors and ensure complete medical documentation.Keyword: electronic medical record, hospitals, health fianancing claim AbstrakSalah satu aktivitas penting dalam penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) adalah pengisian data untuk klaim pembiayaan kesehatan. Proses ini melibatkan penginputan kode diagnosis dan tindakan medis ke dalam sistem klaim berdasarkan catatan pelayanan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan penginputan data klaim pembiayaan pada instalasi rawat jalan di RSUD RAA. Soewondo Pati, meliputi alur kerja, pelaksanaan koding, serta variabel data yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah sakit belum memiliki standar prosedur operasional khusus terkait penginputan data klaim, sehingga petugas hanya mengacu pada kebijakan yang berlaku secara umum. Proses penginputan dilakukan melalui sistem internal berbasis webview yang telah terintegrasi dengan sistem klaim pembiayaan nasional. Kendala utama yang ditemukan adalah kolom diagnosis yang sering tidak terisi karena belum dilakukan penginputan oleh dokter. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, disarankan adanya pembaruan sistem RME agar hanya memungkinkan penyimpanan data apabila seluruh informasi telah lengkap. Selain itu, integrasi antara sistem RME dan sistem klaim rumah sakit perlu ditingkatkan guna mengurangi risiko kesalahan input dan memastikan kelengkapan data medis.Kata Kunci: rekam medis elektronik, rumah sakit, klaim pembiayaan kesehatan 
Analisis Efisiensi Waktu Tunggu dan Kenyamanan terhadap Kepuasan Pasien: Studi di Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi Nuraeni, Silvi; Novratilova, Sinta
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 13, No 1 (2025): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v13i1.662

Abstract

AbstractCommunity Health Centers (Puskesmas) play a vital role in providing primary healthcare services. Patient satisfaction serves as a key indicator of service quality, often linked to waiting time efficiency and facility comfort. However, scientific evidence regarding these relationships remains varied. This study aimed to analyze the relationship between waiting time efficiency and facility comfort with patient satisfaction at UPTD Puskesmas Sukakarya, Sukabumi City. A quantitative approach with a cross-sectional design was employed. The sample consisted of 111 patients selected through incidental sampling. Data were collected using a Guttman scale-based questionnaire and analyzed using the Chi-Square test to assess the relationship between the independent variables (waiting time efficiency and facility comfort) and the dependent variable (patient satisfaction). The results showed no significant relationship between waiting time efficiency and patient satisfaction (p = 0.965), nor between facility comfort and patient satisfaction (p = 0.384). These findings suggest that waiting time and facility comfort do not significantly influence patient satisfaction. Other factors such as healthcare staff interaction, information transparency, and administrative efficiency may play a more dominant role in shaping patient perceptions of healthcare services. Therefore, enhancing communication and service quality from medical personnel should be prioritized to improve overall patient satisfaction.Keyword: patient satisfaction, waiting time, facility comfort, healthcare service, Chi-Square testAbstrakPusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan primer kepada masyarakat. Kepuasan pasien merupakan indikator utama dalam menilai kualitas layanan, yang sering diasosiasikan dengan efisiensi waktu tunggu dan kenyamanan fasilitas. Namun, hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan kepuasan pasien masih menunjukkan hasil yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara efisiensi waktu tunggu dan kenyamanan fasilitas dengan kepuasan pasien di UPTD Puskesmas Sukakarya, Kota Sukabumi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang (cross-sectional). Sampel terdiri dari 111 pasien yang dipilih melalui metode incidental sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner berbasis Skala Guttman dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efisiensi waktu tunggu dengan kepuasan pasien (p = 0,965) maupun antara kenyamanan fasilitas dengan kepuasan pasien (p = 0,384). Dengan demikian, efisiensi waktu tunggu dan kenyamanan fasilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pasien. Temuan ini mengindikasikan bahwa faktor lain seperti kualitas komunikasi tenaga medis, transparansi informasi, dan efisiensi administrasi kemungkinan memiliki pengaruh lebih besar terhadap persepsi pasien terhadap layanan. Oleh karena itu, peningkatan aspek komunikasi dan kualitas interaksi antara tenaga medis dan pasien perlu menjadi prioritas dalam upaya meningkatkan kepuasan layanan.Kata Kunci: kepuasan pasien, waktu tunggu, kenyamanan fasilitas, layanan kesehatan
Evaluasi SIMRS pada Instalasi Rekam Medis RS Restu Ibu Balikpapan dengan Metode HOT-Fit Syah Putra, M. Nur Sugiyanto; Wasita, Rai Riska Resty; Datya, Aulia Iefan; Karsana, I Wayan Widi
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 13, No 1 (2025): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v13i1.629

Abstract

Abstract              Restu Ibu Hospital Balikpapan has implemented a Hospital Management Information System since 2008 through an application called APL, which was updated in 2021. However, the system still faces several issues, including the absence of a user manual and frequent operational disruptions. This study aimed to evaluate the influence of human, organizational, and technological factors on the net benefits of the information system in the Medical Records Unit. A quantitative approach with a cross-sectional design was used, involving 33 medical records staff as respondents. Data were collected using a questionnaire and analyzed through multiple linear regression. The results indicated that the human factor (sig = 0.010), organizational factor (sig = 0.037), and technological factor (sig = 0.035) had significant effects on the net benefits of the system. Simultaneously, all three factors also showed a significant influence (sig = 0.000). These findings highlight the importance of regular monitoring and evaluation to maintain and improve the quality of the information system in use.Keyword: evaluation, HOT-FIT, net-benefit, SIMRS. Abstrak              Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan telah mengimplementasikan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sejak tahun 2008 melalui aplikasi bernama APL yang diperbarui pada tahun 2021. Namun, sistem ini masih menghadapi kendala seperti ketiadaan buku panduan dan seringnya terjadi gangguan operasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh faktor manusia, organisasi, dan teknologi terhadap manfaat bersih sistem informasi pada Instalasi Rekam Medis. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang dan melibatkan 33 petugas rekam medis sebagai responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor manusia (sig = 0,010), organisasi (sig = 0,037), dan teknologi (sig = 0,035) berpengaruh signifikan terhadap manfaat bersih sistem informasi. Secara simultan, ketiga faktor tersebut juga berpengaruh signifikan (sig = 0,000). Temuan ini menunjukkan pentingnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara berkala guna menjaga dan meningkatkan kualitas sistem informasi yang digunakan.Kata Kunci: evaluasi, HOT-Fit, net-benefit, SIMRS.
Optimizing Emergency Department Length of Stay via Patient Flow Policy Heryana, Ade; Suhartika, Eka; Handayani, Putri; Azteria, Veza
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 13, No 1 (2025): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v13i1.666

Abstract

AbstractEmergency Department Length of Stay (EDLOS) is a key indicator of hospital service quality. Extended EDLOS contributes to overcrowding, increased risk of adverse events, treatment delays, prolonged hospitalization, and higher mortality rates. This study aimed to evaluate arrival and departure policies to control EDLOS in a class B regional government hospital in West Jakarta. A quantitative approach was used to analyze 30,710 emergency visit records and 18,036 triage visit records from January to December 2022. Total sampling was applied, with bivariate binary logistic regression used to analyze arrival policy and a generalized linear model for departure policy. The results showed a median EDLOS of 4 hours and 32 minutes, with 22.7% of cases exceeding the 8-hour service standard. Arrival policies for morning shifts differ from those for day and night shifts, while departure policies remain consistent across all shifts. To prevent EDLOS exceeding 8 hours in the morning shift, priority should be given to children–adolescents, adults, and elderly patients over toddlers, psychiatric over pediatric cases, non-primary healthcare referrals over primary healthcare referrals, yellow triage over green, and female patients over males. Arrival patterns for day and night shifts were similar, except the child–adolescent category was not prioritized. Departure policy was influenced by payment method and discharge status in all shifts. The findings highlight the need for shift-based arrival and discharge policies to optimize EDLOS management in emergency care.Keyword: length of stay, hospital, emergency visit, emergency department AbstrakLama dirawat di unit gawat darurat (EDLOS) merupakan indikator utama kualitas layanan rumah sakit. Waktu tunggu yang panjang di IGD dapat menyebabkan penumpukan pasien, peningkatan risiko kejadian tidak diinginkan, keterlambatan penanganan, perpanjangan hari rawat inap, serta tingginya angka kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan kedatangan dan kepulangan pasien guna mengendalikan EDLOS di sebuah rumah sakit pemerintah daerah kelas B di Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menganalisis 30.710 data kunjungan IGD dan 18.036 data triase dari Januari hingga Desember 2022. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Analisis regresi logistik biner bivariate digunakan untuk mengevaluasi kebijakan kedatangan, sementara model linier general digunakan untuk kebijakan kepulangan. Hasil menunjukkan bahwa median EDLOS adalah 4 jam 32 menit, dengan 22,7% kasus melebihi standar pelayanan 8 jam. Kebijakan kedatangan pada shift pagi berbeda dengan shift siang dan malam, sedangkan kebijakan kepulangan relatif sama di semua shift. Untuk mencegah EDLOS > 8 jam pada shift pagi, prioritas diberikan kepada pasien anak-remaja, dewasa, dan lansia dibanding balita, kasus psikiatri dibanding kasus anak, rujukan non-puskesmas dibanding dari puskesmas, serta triase kuning dibanding hijau. Pasien perempuan juga diprioritaskan dibanding laki-laki. Kebijakan kedatangan pada shift siang dan malam serupa, namun tanpa prioritas pada kelompok anak-remaja. Kebijakan kepulangan dipengaruhi oleh metode pembayaran dan status akhir pasien. Hasil ini menunjukkan pentingnya perbedaan kebijakan kedatangan dan kepulangan berdasarkan shift untuk mengoptimalkan pengelolaan EDLOS di layanan gawat darurat.Kata Kunci: lama rawat inap, rumah sakit, layanan gawat darurat, unit gawat darurat
Perancangan Standar Prosedur Operasional Pelepasan Informasi Rekam Medis di RSU Gotong Royong Surabaya Masyfufah, Lilis; Pangestu, Raden Bagus Mochammad Tahta; Saadah, Alfina Aisatus; Erica, Resty Nadia Bella
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 13, No 1 (2025): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v13i1.581

Abstract

AbstractThe development of Standard Operating Procedures (SOP) for each staff activity is essential to ensure patient safety, improve service quality, and prevent malpractice claims. SOPs serve as control tools for both clinical and administrative services provided to patients. Gotong Royong General Hospital has not yet established an SOP for the release of medical information, resulting in unstandardized procedures, particularly regarding processing time and fees charged to patients. This study aimed to design an SOP for the release of medical information at the hospital. A descriptive qualitative approach was applied, using questionnaires for data collection, followed by confirmation with the respondents. The study was conducted in the Medical Records Unit of Gotong Royong General Hospital during April–May 2024. The object of this study was the SOP draft, while the subjects were medical records staff involved in releasing patient information. Data obtained from the questionnaires were analyzed and presented narratively. The results showed that the proposed SOP included time limits for processing requests, official payment through receipts recorded in the hospital information system, the use of a stamped authorization letter, and a clear flow of information release for patients. The hospital is advised to consider implementing the SOP, as it has been adjusted to suit the operational context. Socialization efforts are also needed to inform patients through official media such as banners.Keywords: SOP, medical information, medical records, service quality, socialization AbstrakPenyusunan Standar Prosedur Operasional (SPO) bagi setiap tindakan petugas merupakan langkah penting dalam menjaga keselamatan pasien, meningkatkan mutu pelayanan, serta menghindari risiko malpraktik. SPO berfungsi sebagai alat kendali terhadap layanan yang diberikan, baik layanan kesehatan maupun administrasi. Rumah Sakit Umum Gotong Royong belum memiliki SPO pelepasan informasi medis, sehingga pelaksanaannya belum terstandar, khususnya terkait waktu penyelesaian dan biaya yang dibebankan kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk merancang SPO pelepasan informasi medis di rumah sakit tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner dan proses konfirmasi hasil kepada responden. Penelitian dilakukan di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Gotong Royong pada April–Mei 2024. Objek penelitian adalah rancangan SPO, sedangkan subjeknya adalah petugas rekam medis yang terlibat dalam pelepasan informasi medis pasien. Data hasil kuesioner dikaji dan disajikan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan SPO yang disusun telah mencakup batasan waktu proses pelepasan informasi, sistem pembayaran resmi melalui nota tercatat di SIMRS, penggunaan surat kuasa bermaterai, serta alur pelepasan informasi yang jelas bagi pasien. Rumah Sakit Umum Gotong Royong disarankan untuk mempertimbangkan implementasi SPO tersebut, karena telah disesuaikan dengan kondisi di lapangan. SPO ini juga perlu disosialisasikan kepada pasien melalui media resmi seperti banner.Kata kunci: SPO, informasi medis, rekam medis, pelayanan, sosialisasi 
Korelasi Kompetensi dan Kinerja Perekam Medis dan Informasi Kesehatan di Puskesmas Kabupaten Cirebon Indriartanti, Dian Rizki; Subianto, Totok; Suhartini, Suhartini; Elfi, Elfi
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 13, No 1 (2025): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v13i1.571

Abstract

AbstractCompetence is a person's ability to carry out tasks and responsibilities in a work environment that includes knowledge and skills in improving professional performance standards. The performance of employees is determined by their level of motivation and competence to achieve good work results. The study aims to determine the relationship between competence and performance of medical records and health information officers in Cirebon district. The population in this study were 60 medical record officers in Cirebon district. The sample taken was 44 PMIK officers with a medical record and health information education background who worked at the health center. This research uses a type of observational quantitative method and research design using a cross-sectional approach. The results of the univariate analysis showed that the characteristics of the dominant age respondents were ≤ 25 years by 65.9%, the most tenure was < 2 years by 56.8%. Then, the competence of medical record officers in the competent category was 50% of respondents and the performance of medical record officers in the good category was 54.5% of respondents. Analysis bivariate using the chi-square test which obtained a P-value of 0.762> 0.05, meaning that there is no correlation between the competence and performance of medical recorders and health information at the Cirebon district health center.Keyword: Competency, Performance, Medical Records, Health Center. AbstrakKompetensi merupakan kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab di lingkungan kerja yang mencakup pengetahuan dan keterampilan dalam meningkatkan standar kinerja professional. Kinerja karyawan ditentukan oleh tingkat motivasi dan kompetensi mereka untuk mencapai hasil kerja yang baik. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kompetensi dengan kinerja petugas rekam medis dan informasi kesehatan di kabupaten Cirebon. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 60 orang petugas rekam medis di kabupaten Cirebon. Sampel yang diambil yaitu 44 orang petugas PMIK berlatar pendidikan rekam medis dan informasi kesehatan yang bekerja di puskesmas. Penelitian ini mempergunakan jenis metode kuantitatif observasional dan desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian Analisis univariat menunjukkan karakteristik responden umur dominan adalah ≤ 25 tahun sebesar 65.9%, masa kerja paling banyak adalah < 2 tahun sebanyak 56.8%. Kemudian, kompetensi petugas rekam medis dengan kategori kompeten sebesar 50% responden dan kinerja petugas rekam medis dengan kategori baik sebesar 54.5% responden. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square yang memperoleh hasil P-value 0.762 > 0,05 artinya tidak ada korelasi antara kompetensi dan kinerja perekam medis dan informasi kesehatan di puskesmas kabupaten Cirebon.Kata Kunci: kompetensi, kinerja, rekam medis, puskesmas

Page 1 of 1 | Total Record : 7