cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Penelitian Teknologi Industri
ISSN : 2085580X     EISSN : 26144069     DOI : -
Jurnal Penelitian Teknologi Industri (JPTI), adalah jurnal ilmiah yang bertujuan untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan ilmiah, paket ilmiah dan kajian dalam bidang kimia proses dan teknologi yang dilakukan oleh para peneliti/perekayasa baik yang berasal dari Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado maupun instansi lainnya.
Arjuna Subject : -
Articles 106 Documents
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG PISANG GOROHO TERHADAP MUTU SNACK FOOD Fetty Indriaty
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 9 No. 2 Desember 2017
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.875 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v9i2.3523

Abstract

Snack food adalah makanan yang dikonsumsi diantara waktu makan utama dan umumnya sudah merupakan bagian yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari terutama pada kalangan anak-anak remaja.Telah dilakukan penelitian variasi penggunaan tepung pisang goroho dengan tepung tapioka pada snack food. Tujuan penelitian untuk mendapatkan formulasi snack food yang menggunakan bahan baku tepung pisang goroho dan tepung tapioka.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang ditampilkan dalam bentuk grafik dan gambar dengan perlakuan yaitu A= 20% tepung pisang goroho:80% tepung tapioka; B= 30% tepung pisang goroho:70% tepung tapioka; C= 40% tepung pisang goroho:60% tepung tapioka; D = 50% tepung pisang goroho:50% tepung tapioka; E= 60% tepung pisang goroho: 40% tepung tapioka; F= 70% tepung pisang goroho:30% tepung tapioka; G= 80% tepung pisang goroho:20% tepung tapioka; H=100% tepung pisang goroho : 0% tepung tapioka.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa snack food dengan formulasi tepung pisang goroho 40% dan tepung tapioka 60% (C) merupakan perlakuan yang dapat direkomendasikan dengan tingkat kesukaan terhadap rasa 3,8 (suka) warna 4,68 (sangat suka), tekstur 3,96 (suka) kadar air 3,1%, kadar lemak 36,32%, protein 5,16, kadar abu 1,49%  serat 0,34%.Kata kunci:
TEPUNG KELAPA SEBAGAI SUBSTITUEN PARSIAL DALAM PEMBUATAN WHITE BREAD Nova P Kumolontang
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6, No. 2 Desember Tahun 2014
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.306 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v6i2.3196

Abstract

Tepung kelapa merupakan hasil proses dari daging kelapa, mengandung lemak, protein dan serat. Tepung yang mengandung serat dapat diolah menjadi makanan fungsional seperti pada substitusi composite flour menjadi white bread. Tujuan penelitian ini adalah mencari formula campuran tepung terigu dengan tepung kelapa dalam pembuatan “white bread” yang berkwalitas dan dapat digunakan sebagai pangan fungsional serta memenuhi selera konsumen. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode deskriptif dengan perlakuan pengunaan tepung kelapa 0, 5, 10, 15, 20, dan 25%. Analisis dilakukan secara kwantitatif dalam bentuk tabelaris. Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata daya kembang roti tawar yang baik diperoleh dari penggunaan 10% dan 15% tepung kelapa. Hasil analisis komposisi kimia roti tawar menunjukkan bahwa kadar air 31,29-32,75, lemak 5,76-9,16, protein 8,32-8,96, karbohidrat 36,64-42,16 dan serat kasar 0,81-1,79. Semakin tinggi konsentrasi tepung kelapa terjadi penurunan kadar karbohidrat, sedangkan kadar lemak, kadar serat dan kadar protein cenderung mengalami peningkatan. Dari pengujian organoleptik terhadap rasa, bau, warna, penampakan dan tekstur ternyata roti tawar yang dihasilkan disukai panelis.Kata kunci : Tepung kelapa, roti tawar
PENGARUH SUHU PARAFIN CAIR TERHADAP WAKTU PENYIMPANAN RIMPANG JAHEPENGARUH SUHU PARAFIN CAIR TERHADAP WAKTU PENYIMPANAN RIMPANG JAHE Petrus Patandung
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 10 No. 2 Desember 2018
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.316 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v10i2.4650

Abstract

Telah dilakukan pencelupan rimpang jahe ke dalam parafin cair dengan beberapa kisaran suhu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu parafin cair yang dapat memperpanjang masa penyimpanan rimpang jahe. Metode penelitian disusun dalam bentuk Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang menggunakan kombinasi faktorial dengan perlakuan suhu parafin cair (A) yang terdiri atas: A1=42-55°C, A2=55-65°C, A3=65-75°C dan A4=75-110°C dan perlakuan waktu penyimpanan (B) yang terdiri atas: B0=0 bulan, B1=1 bulan, B2=2 bulan, B3=3 bulan. Hasil analisis kadar air dan minyak serta pengukuran tekstur rimpang jahe dilakukan pada setiap selang waktu penyimpanan. Secara berturut-turut, kadar air dan minyak rimpang jahe yang dicelupkan dalam parafin cair berkisar antara 80,33-89,28%, dan 0,10-0,22%. Pencelupan rimpang jahe ke dalam parafin cair pada suhu antara 65-75°C dapat disimpan selama 3 bulan dengan kondisi tekstur yang tetap keras. Kata kunci:  Air, kekerasan, parafin, penyimpanan, suhu.
REKAYASA ALAT PENGERING MULTIGUNA SISTEM ROTARY Nicolas Tumbel
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.945 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2219

Abstract

Prinsip kerja pengering rotary dryer adalah menggunakan panas yang dialirkan secara langsung dengan bahan yang akan dikeringkan melalui drum yang berputar. Sumber panas yang digunakan berasal dari api gas LPG yang bersentuhan dengan permukaan drum pengering. Suhu pemanasan dapat diatur secara manual dengan menyetel gas yang keluar dari tabung gas. Sistem rotary digunakan agar pengeringan bersifat merata. Alat pengering yang dirancang secara keseluruhan memiliki panjang 220 cm, lebar 62 cm dan tinggi 50 cm. Alat digerakkan menggunakan motor listrik. Komponen alat meliputi drum pengering, thermometer, motor listrik 1 Hp/1420 rpm dengan reducer 50:1, dan gas LPG. Alat pengering diuji untuk mengeringkan jagung sebanyak 50 kg, pada suhu pengeringan sekitar lama 70-75oC  dengan lama pengeringan 10 jam. Hasilnya adalah kadar air jagung turun dari 30,37% menjadi 16,13%, tidak terdapat kerusakan pada jagung seperti butir pecah ataupun perubahan warna. Sementara dalam proses ada kehilangan hasil sebesar 1% yang disebabkan tertinggalnya bahan di dalam alat. Kata kunci : alat pengering, rotary dryer, jagung
PENELITIAN PEMBUATAN ETANOL DARI SERAT/AMPAS SAGU Fahri Polii
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.217 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i1.1302

Abstract

Penelitian pembuatan etanol dari serat/ampas sagu baruk dan sagu rumbia telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan etanol dari serat/ampas sagu dengan perlakuan proses hidrolisis asam dan lamaproses hidrolisis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa serat/ampas sagu baruk (Arenga microcarpa Beccari) dan sagu rumbia (Metroxylon sagu) yang merupakan limbah dari proses pengambilan tepung pati sagu.  Serat/ampas sagu dipersiapkan melalui proses pengeringan, pengilingan, pengayakan hingga diperoleh serbuk berukuran 40 mesh. Sebelum digunakan sebagai bahan baku pembuatan etanol, terhadap serat/ampas sagu yang telah disiapkan dianalisis untuk mengetahui kadar karbohidrat dan gula. Hasil uji bahan baku menunjukkan kadar karbohidrat serat/ampas sagu baruk dan sagu rumbia berturut-turut adalah 41,22-49,18% dan 52,78-62,85%, sedangkan kadar gula bahan baku berturut-turut adalah 1,91-3,19% dan 1,28-3,19%. Selanjutnya ke dalam bahan baku yang telah disiapkan ditambahkan asam sulfat dengan konsentrasi 0,5 N;1,0 N;  1,5 N  dan dihidrolisis selama 2, 3, dan 4 jam  pada temperature 121 oC. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar gula serat/ampas sagu dipengaruhi oleh konsentrasi asam sulfat yang ditambahkan serta lama proses hidrolisis pada temperature 121 oC. Kadar gula tertinggi ditemukan pada serat/ampas sagu rumbia dengan perlakuan penambahan asam sulfat 1,5 N yang dihidrolisis selama 3 jam, yakni 13,90%. Kadar etanol tertinggi juga diperoleh pada hasil fermentasi serat sagu rumbia yang diperlakukan dengan penambahan asam sulfat 1,0 N yang dihidrolisis selama 3 jam, yakni 13,60%. Limbah pengolahan pati sagu dari tanaman sagu baruk dan sagu rumbia berupa serat/ampas dapat diolah menjadi etanol melalui proses hidrolisis asam sulfat konsentrasi rendah dengan pemanasan bertekanan.Kata Kunci: etanol, serat, sagu baruk, sagu rumbia konsentrasi, hidrolisis
Indeks Kata Kunci Meity Tampinongkol
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 11 No. 1 Juni 2019
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.806 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v11i1.5410

Abstract

PENGARUH VARIASI SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUALITAS PLAFON Petrus Patandung
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Volume 7, No. 1 Juni, Tahun 2015
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.165 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v7i1.4678

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan serat sabut kelapaterhadap kualitas produk plafon. Variasi penambahan serat sabut kelapa adalah 50, 75, 100, 125,dan 150 g, sedangkan penambahan abu sekam padi sebanyak 1000 g, semen 1000 g, dan gypsum 1500 g dalam jumlah konstan. Produk dicetak menggunakan alat cetak plafon Tipe Baristand dengan tekanan 500 kg/cm2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk memiliki kuat lentur yang berkisar antara 30,18100,38 kg/cm2.Kerapatan air pada umumnya memenuhi syarat mutu, kecuali pada perlakuan A1terjadi tetesan air. Tingkat penyerapan air sebesar 23,58-24,63%.Bobot isi sebesar 1,31-1,66 gr/cm3. Penyimpangan tebal sebesar 2,00-5,00%,penyimpangan panjang sebesar 0,00-0,48%, penyimpangan lebar sebesar 0,00-0,45%, dan penyimpangan tebal sebesar 4,80-5,00 mm.Produk memiliki tepi potong lurus, rata, tidak mengerut, dan ketebalan yang sama.Permukaan lembaran tidak retak-retak, tidak berlubang atau cacat lain. Produk memiliki bidang potong campuran yang merata tidak berlubang, tidak terbelah-belah, dan kemampuan digergaji baik, tetapi kemampuan dipaku kurang baik. Perlakuan dengan  nilai  yang tertingi adalah menggunakan semen 1000 g, gypsum 1500 g, abu sekam padi 1000g dan serat sabut kelapa 125 g dan perlakuan yang menggunakan semen 1000 g, gypsum 1500 g, abu sekam padi 1000 g dan serat sabut kelapa 150 gdengan kuat lentur sebesar berturut-turut 100,00 kg/cm2 dan 100,38 kg/cm2. Kata Kunci: serat sabut kelapa, abu sekam padi,plafon, gypsum, semen.
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU GULA CAIR DARI NIRA AREN Yunita Filia Assah; Fetty Indriaty
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 10 No. 1 Juni 2018
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.262 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v10i1.3558

Abstract

ABSTRAKNira aren adalah produk utama yang dihasilkan oleh pohon aren yang dapat dimanfaatkan untuk minuman yang disebut “saguer”, diolah menjadi gula merah cetak atau gula semut. Penggunaan gula merah pada umumnya oleh masyarakat dengan cara diencerkan terlebih dahulu baik untuk minuman, makanan rumah tangga, maupun industri. Dengan mengolah nira aren menjadi gula cair akan mempermudah dalam penggunaan dan sebagai penganekaragaman dari produk nira aren. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan gula cair dari nira aren dan mengamati perubahan mutu gula cair selama penyimpanan dengan menggunakan beberapa jenis kemasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif  menggunakan perlakuan jenis kemasan, yaitu kemasan polietilen (PET), botol gelas (BG), dan stand up pouch plastic (SP) dengan waktu penyimpanan 0,1,2,3 bulan. Pengamatan dilakukan terhadap kadar abu dan mineral, kadar air, total gula, pH, viskositas, jumlah bakteri, kapang serta uji organoleptik berupa pengamatan terhadap warna dan rasa dari gula cair yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gula cair dari nira aren dengan perlakuan kemasan Poly Etilene Terephthalate (PET),botol gelas (BG), dan stand pouch plastic (SP) dengan waktu penyimpanan sampai 3 bulan diperoleh kadar air rata-rata berkisar 18,29-20,55%; total gula 56,68-59,22%; pH 7,87-8,11; viskositas 1,80-4,4 cp; kadar abu 0,75-0,95%; mineral (Fe) 0,45-0,83 ppm, (Na) 2300,7-2466,13 ppm, (Kalium) 5281,97-5068,08 ppm, (Mg) 226,28-272,59 ppm, (Ca) 185,28-204,22 ppm; total bakteri dan kapang <10 koloni/gram; warna cokelat kemerahan, dan rasa manis. Gula cair dari nira aren yang dikemas dalam kemasan PET, BG, dan SP sampai dengan penyimpanan 3 bulan masih baik untuk dikonsumsi.Kata kunci: Gula Cair, Nira Aren, Penyimpanan
Indeks Kata Kunci Meity Tampinongkol
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 10 No. 2 Desember 2018
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.764 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v10i2.5264

Abstract

PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH NENAS PADA PERMEN KERAS Fetty Indriaty
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.894 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2223

Abstract

Buah nenas merupakan buah yang tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama karena kadar air yang relatif tinggi (85,3%), menyebabkan nanas mudah rusak, susut, dan cepat busuk. Salah satu usaha pemanfaatannya yaitu dengan mengekstarak atau mengambil sarinya dan mengolah menjadi permen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan permen nenas keras dan disukai oleh panelis dengan penambahan beberapa konsentrasi sari buah nenas. Metode yang digunakan adalah metode percobaan secara Rancangan Acak Lengkap, dua kali ulangan dengan dengan perlakuan penambahan sari sari buah (0, 20, 25, 30 dan 35%) serta perbandingan jumlah sukrosa dan glukosa 70:30 (% b/b). Pengamatan dilakukan terhadap mutu dari permen nenas sesuai dengan persyaratan kembang gula keras SNI 3547.1:2008 meliputi kadar air, kadar sukrosa, kadar gula reduksi, kadar abu dan vitamin C. Hasil penelitian menunjukkan penambahn sari buah nenas memberikan pengaruh nyata pada kadar sukrosa yaitu antara 63,03-75,09%, gula tereduksi 11,06-21,69%, kadar air antara1,08-1,14%. Kadar Vitamin C berkisar antar 1,90-2,01 mg/g. Semua memenuhi syarat mutu kembang gula keras SNI3547.1:2008. Secara organoleptik rasa, bau, warna dan tekstur  disukai penelis.                           Kata kunci : permen keras, nenas

Page 4 of 11 | Total Record : 106