cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Penelitian Teknologi Industri
ISSN : 2085580X     EISSN : 26144069     DOI : -
Jurnal Penelitian Teknologi Industri (JPTI), adalah jurnal ilmiah yang bertujuan untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan ilmiah, paket ilmiah dan kajian dalam bidang kimia proses dan teknologi yang dilakukan oleh para peneliti/perekayasa baik yang berasal dari Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado maupun instansi lainnya.
Arjuna Subject : -
Articles 106 Documents
PENGARUH ABU SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN PENGISI UNTUK PEMBUATAN TUNGKU RUMAH TANGGA Alexius Luther Ola
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6, No. 1 Juni Tahun 2014
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.226 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v6i2.3197

Abstract

Penelitian Abu sekam padi sebagai bahan pengisi dalam pembuatan tungku rumah tangga telah dilakukan, melalui tahap penelitian bahan baku dan aplikasi pembuatan tungku.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposit bahan baku untuk bodi/badan tungku yang sesuai dan mendapatkan hasil desain tungku yang sesuai untuk keperluan rumah tangga. Hasil pengamatan dan uji fisik komposit bahan diperoleh susut kering rata-rata antara kisaran 5,24-9,49%, susut bakar dengan kisaran 0,80-1,82%, kuat tekan 46,66-70,84 kg/cm² dan dalam keadaan baik, tidak retak, tidak bengkok pada pengeringan dan pembakaran 700 °C.Selanjutnya dibuat tungku dengan komposit bahan dari Abu Sekam Padi (ASP) 1 bagian dengan 3 bagian Tanah Liat Plastis (TLP) dan 2 bagian ASP + 3 bagian TLP dengan model 2 lubang dan 4 lubang aliran udara pada badan tungku. Hasil uji coba penggunaan tungku memasak air 500 ml diperoleh waktu tercepat adalah 11,65 menit dengan bahan bakar 665 g pada (X2Y1). Hasil pengamatan suhu dalam ruang bakar setelah pemakaian tungku selama 210 menit menunjukkan suhu tertinggi 60 °C pada tungku dengan perlakuan bahan 1 bagian ASP + 3 bagian TLP dengan model tungku 2 lobang (X2Y1) dan terendah 40 °C pada tungku perlakuan bahan tanpa ASP dengan model 2 lobang (X0Y1) dan perlakuan bahan tanpa abu sekam dengan model tungku 4 lobang (X0Y2).Kata kunci: Abu, Sekam Padi, Tungku Rumah Tangga.
SIFAT-SIFAT PENYALAAN BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJIAN KAYU DENGAN COCO DUST SEBAGAI PEMANTIK Petrus Patandung
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.87 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i1.1325

Abstract

ABSTRACTThe properties of wood sawdust with coco dust for briquetting has been implemented. The purpose of this research product dinyalahkan briquettes obtained easily by using the "coco dust" as material lighter or startup. The research method uses a form of graphs and data were analyzed descriptively. The results of analysis of the experiments using charcoal briquettes burning waste wood sawdust. Results of experiments with burning briquettes parameters: Ignition long to ashes 98.63 to 100.65 minutes; old startup from 0.04 to 0.09 minutes until the resulting fire and smoke generated / smoke lost 10.15 to 18.13 minutes. For the boiling water using charcoal briquettes of wood sawdust using the time from 20.30 to 24.68 minutes and using charcoal briquettes as much as 101.68 to 102.90 g. Charcoal briquettes of wood sawdust parameters moisture content from 4.47 to 4.95%, from 5.14 to 7.03% ash; mengup combustible material at a temperature of 950 ° C 4.02 to 5.13% and a calorific value of 2220-3862 cal / g. Keywords: sawn briquettes, coco dust, ignition
Cover JPTI Vol. 7 No. 1 Juni 2015 Tampinongkol, Meity
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Volume 7, No. 1 Juni, Tahun 2015
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.598 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v7i1.4709

Abstract

PENGAWETAN KAYU AREN SEBAGAIBAHAN SEDIAAN MEUBEL Petrus Patandung; Doly P Silaban; Alexius Luther Ola
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 11 No. 1 Juni 2019
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.093 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v11i1.5298

Abstract

Pengawetan kayu aren sebagai bahan sediaan pembuatan meubel adalah suatu usaha untuk memanfaatkan pohon aren yang tidak produktif.Tujuan penelitian adalahmengolah batang aren yang tidak produktif menjadi bahan meubel dengan  melalui pengawetan   sehingga diperoleh  ketersediaan bahan baku  untuk  produk meubel  yang  tahan lama. Metode penelitian yaitu batang aren dipotong-potong dengan ukuran panjang 125 cm, lebar 10 cm dan tebal 5 cm.Hasil penelitian ternyata bahwa kayu aren dengan panjang dari dasar 6 meter dapat diolah menjadi meubel dengan melalui proses pengawetan dengan menggunakan bahan kimia tirmisida dengan produk meja 58 x 50 x 45 cm. Pengawetan menggunakan metode perendaman dingin kayu aren direndam selama 1, 2 dan 3 minggu. Hasil penetrasi  diperoleh sebesar 45,56-93,25 %, kadar air sebesar 12,60-14,75 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil yang terbaik diperoleh pada perlakuan dengan perendaman 3 minggu Karena produk kayu aren  tidak berjamur sampai dengan  penyimpanan 30 hari dengan kadar air 14,65 %. Hasil proses pembuatan meubel atau meja ternyata dapat menarik dari segi warna dan penampakan yaitu berwarna coklat. 
THE INFLUENCE OF A SOLVENT AND SUGAR ADDITION ON PRESERVATION YOUNG COCONUT MEAT Yunita Fillia Assah
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 11 No. 1 Juni 2019
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.232 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v11i1.4298

Abstract

To maintain the quality of food products, post-harvest handling efforts need to be done by processing, preservation, packaging and storage. This study examines the influence of the percentage of sugar and water solution to the shelf life of oil products in the sugar solution. The study was conducted using factorial experiments prepared in a completely randomized design with 2 replications. Factor A is the use of a water solvent, comprising: A1 = coconut water; A2 = mineral water (AMDK). Factor B is a variation of sugar addition (in percentage) which consist of: B1 = 25%; B2 = 35%; B3 = 45%. Packaging is done on 2 types of packaging, namely jar and Stand Up Pouch. Storage is done at room temperature (for a jar packaging) and refrigerators (for Stand Up Pouch packaging). The observation showed that the organoleptic most preferred solvent treatment of coconut water and sugar content of 25%, with the average score is 4 (love) for the assessment of the texture, color, appearance and feel. Meanwhile, in products using jar packaging, coconut products in sugar solution did not last more than 2 days. This can be seen from the number of TPC that is not eligible. Storage in Stand Up Pouch packaging tends to maintain protein and sugar content, while the total number of bacteria and mold / yeast still increase from observation of 2nd and 4th week. Total bacteria in the second week still meet the requirements based on Microbiology Criteria in Foodstuffs according to Perka BPOM RI. 16 year 2016 for the type of processed food of candied fruit, with the amount of 1.88 x 103 for coconut water solvent treatment and 6.77 x 103 for the treatment of common water solvent type.Keyword : Coconut, Sugar solution, preservation
PENGARUH PERENDAMAN DALAM AIR SUNGAI DAN AIR LAUT TERHADAP DAYA TAHAN TULANGAN BAMBU PETUNG ASAL TOMOHON Broerie Pojoh
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 9 No. 1 Juni 2017
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.968 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v9i1.3302

Abstract

ABSTRAKSejalan dengan semakin mahalnya besi beton dan potensi kelangkaannya, telah dilakukan penelitian pemanfaatan bambu untuk substitusi besi beton. Kelemahan yang terdapat pada bambu sebagai bahan organik adalah kerentanannya terhadap serangan hama dan penyakit oleh karena itu perlu diawetkan sebelum digunakan. Bambu tumbuh dengan baik di Kabupaten Minahasa sehingga bahan baku tersedia dengan melimpah. Berdasarkan hal itu, telah dilakukan penelitian “Pengaruh perendaman dalam air sungai dan air laut terhadap daya tahan tulangan bambu petung asal Tomohon.” Tujuan penelitian adalah untuk menguji perbedaan ketahanan tulangan bambu dengan perlakuan tanpa perendaman (dikeringanginkan), direndam di dalam air sungai, dan air laut. Penelitian dilakukan dengan percobaan lapangan untuk melihat daya tahan tulangan bambu terhadap serangan jamur dengan cara memaparkan tulangan bambu terhadap jamur dan mengamatinya selama dua bulan, dan daya tahan tulangan bambu terhadap serangan rayap menggunakan metode graveyard test selama empat bulan. Data hasil penelitian dianalisis dengan metode Analisis of Varians menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman di dalam air sungai  dan di dalam air laut menurunkan tingkat serangan jamur pada tulangan bambu, dimana tulangan bambu dengan perlakuan tanpa perendaman “banyak ditumbuhi jamur”, sedangkan tulangan bambu yang direndam di dalam air laut dan direndam di dalam air sungai “cukup ditumbuhi jamur.” . Tulangan bambu yang dipendam di dalam tanah selama empat bulan menunjukkan ketahanan terhadap serangan rayap tanah yang berkisar antara “tahan” sampai “agak tahan.”Kata kunci:  bambu petung, rendam di sungai, rendam di laut  ABSTRACTIn line with the increasingly expensive iron bar and its potential scarcity, research in using bamboo as subtitution has been conducted. The disadvantage of bamboo as an organic material is its susceptibility to pests and diseases therefore need to be preserved before use. Bamboo grows well in Kabupaten Minahasa so that raw materials are available in abundance. Based on that, the research has been conducted "The effect of immersion in river water and sea water on the resistance of bamboo bar from Tomohon." The objective of the study was to examine the differences in bamboo bar resistance with non-immersion treatment, immersed in river water, and sea water. Research was done by field experiment to see bamboo bar resistance to fungal attack by exposing bamboo bar to fungy and observing it for two months, and bamboo bar resistance to termite attack using graveyard test method for four months. The data of the research were analyzed by Analysis of Variance method using SPSS. The results showed that the immersion treatment in river water and in the sea water decreased the level of fungus attack on bamboo bar, where bamboo bar treatment without immersion  "much overgrown with fungy", while bamboo bar immersed in sea water and immersed in water river "quite overgrown with fungy". The bamboo bar buried in the ground for four months indicates resistance to ground termite attacks ranging from "resistant" to "moderately resistant."Keywords: bamboo, immersed in river water, immersed in sea water
DESAIN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI BERBASIS KULIT DI KABUPATEN MAGETAN Broerie Pojoh
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Volume 7, No. 1 Desember, Tahun 2015
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.255 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v7i2.4808

Abstract

Desain pengolahan limbah cair pada rencana kawasan industri berbasis kulit di Kabupaten Magetan dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi dokumen perencanaan pengembangan kawasan industri berbasis kulit.Desain IPAL dibangun dengan mempertimbangkan data lapangan, kontur rencana lahan kawasan industri, rencana kapasitas operasional kawasan industri, hasil wawancara dengan pemangku kepentingan, FGD, serta dipadukan dengan kajian empiris dan teoritis pengolahan air limbah industri. Permasalahan di lapangan saat dikaji adalah kapasitas pengolahan yang terbatas serta semakin meningkatnya pengusaha pengguna. Perkiraan volume dan kapasitas limbah cair yang dihasilkan oleh aktivitas industri berkisar antara 60-80% dari konsumsi air bersih sebesar ±2500 m3/hari.Unit utama pengolahan pada IPAL kawasan industri yang direncanakan meliputi unit ekualisasi, unit pemisahan padatan, unit biologis, dan unit pengolahan lumpur.Untuk menghemat lahan maka IPAL dirancang secara kompak. Aliran limbah cair diatur secara gravitasi dan atau menggunakan pompa dan bersifat kontinu. Total luas areal yang diperlukan untuk membangun IPAL adalah 9.147 m2 (atau sekitar 5,20% dari total luas Kawasan Industri), terdiri atas bangunan kantor dengan luas300m2, bangunan Lab IPAL dengan luas 144 m2, bak/tangki pengolah IPAL dengan luas3.500m2, incinerator dengan luas36 m2, dan RTH dengan luas5.167 m2. Rancangan dimensi dari tangki/bak-bak pengolahan didesain untuk dapat menampung limbah cair yang mengalir dengan waktu tinggal satu jam. Prediksi biaya yang relatif besar dari pembangunan IPAL dapat menjadi penghambat dibangunnya kawasan industri tersebut, tapi dilain pihak keberadaannya akan menjadi salah satu daya tarik investasi karena kecenderungan permintaan dunia terhadap produk kulit yang dihasilkan oleh pusat pengolahan yang berwawasan lingkungan. Kata kunci: Kawasan Industri, IPAL, pengelolaan limbah cair
KARAKTERISTIK BRIKET DARI CAMPURAN LIMBAH KULIT PISANG DAN LIMBAH SERBUK GERGAJI Sjamsiwarni Reny Sjarif
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 9 No. 2 Desember 2017
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.587 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v9i2.3521

Abstract

Kulit pisang dan serbuk gergaji merupakan limbah dari biomassa dapat diolah menjadi briket sebagai bahan bakar alternative dengan tekanan, tanpa melalui proses karbonasi dan tidak menggunakan perekat. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui karakteristik briket, dapat memanfaatan limbahdan juga mengurangi pencemaran lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen. Bahan yang digunakan limbah kulit pisang raja, kulit pisang kepok dan serbuk gergaji. Penelitian pendahuluan pengujian bahan baku. Pembuatan briket dengan perbandingan bahan dasar A= limbah kulit pisang raja : limbah serbuk gergaji (LKPR:LSG) (A1= 90:10, A2=80:20 dan A3=70:30) dan B=Limbah kulit pisang kepok : limbah serbuk gergaji (LKPK:LSG) (B1= 90:10, B2= 80:20 dan B3= 70:30). Ukuran briket yang dihasilkan berdiameter 2 inci x 5 cm dengan ketebalan 3-4 cm dengan tekanan 100 kg/cm2. Pengujian mutu dilakukan  terhadap nilai kalori, kadar air, kadar abu dan volatile matter. Hasil pengamatan bahan baku kulit pisang raja memiliki nilai kalor 4404 kal/g dan nilai kalor pisang kepok  4250 kal/g. Produk briket yang diperoleh setelah dilakukan perlakuan diperoleh pada LKPK; LSG B3(70:30) yaitu 3985 kal/g.Kata kunci : Briket, kulit pisang dan serbuk gergaji
PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN SARI BUAH SIRSAK TERHADAP MUTU KEMBANG GULA KERAS Fetty Indriaty
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6, No. 2 Desember Tahun 2014
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.853 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v6i2.3191

Abstract

Buah sirsak banyak terdapat di Indonesia tetapi mempunyai daya simpan yang singkat atau cepat rusak. Salah satu usaha untuk pemanfaatan buah sirsak yaitu dengan mengolahnya menjadi kembang gula keras. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kembang gula keras yang disukai panelis dengan penambahan beberapa konsentrasi sari buah sirsak. Penelitian menggunakan metode percobaan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan penambahan jumlah sari buah sirsak 0%, 20%,25%, 30%, dan 35%. Pengamatan dilakukan terhadap mutu kembang gula keras sirsak sesuai persyaratan mutu kembang gula keras SNI 3547.1:2008, yang meliputi kadar air, kadar sakarosa, kadar gula reduksi, kadar abu, vitamin C, dan uji organoleptik menggunakan metode skala hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan variasi penambahan sari buah sirsak pada kembang gula keras berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar gula reduksi, tingkat kesukaan terhadap rasa, warna, tekstur, dan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar sakarosa dari kembang gula keras secara organoleptik rasa, warna, dan tekstur kembang gula keras disukai oleh panelis. Kembang gula keras dengan penambahan sari buah sirsak memenuhi syarat mutu SNI 3547.1:2008 untuk parameter kadar air, kadar sakarosa, kadar gula reduksi, kadar abu.Kata kunci: kembang gula keras, sari sirsak
PEMBUATAN PAPAN LAMINATING DARI TULANGAN BAMBU MENGGUNAKAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN PENGISI DAN PEREKAT Broerie Pojoh
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.831 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2164

Abstract

Kebutuhan akan bahan bangunan seperti kayu untuk pembuatan rumah panggung sangat besar. Pasokan bahan bangunan untuk mendukung industri rumah panggung  tidak dapat sepenuhnya dipasok oleh bahan baku lokal karena semakin menipisnya hutan produksi yang menghasilkan kayu berkualitas baik. Di lain pihak, bambu merupakan tumbuhan lokal yang dimanfaatkan secara luas antara lain sebagai bahan bangunan. Penggunaan bambu untuk menggantikan peran kayu telah mulai dilakukan antara lain dengan membuat papan komposit atau papan laminasi dengan menggunakan bahan perekat seperti PVC. Di lain pihak, plastik digunakan secara masif sebagai bahan kemasan, misalnya untuk botol atau gelas AMDK. Karena kesadaran yang masih rendah maka limbah kemasan plastik banyak berakhir sebagai sampah di badan-badan air. Penggunaan limbah plastik sebagai bahan pengisi dan perekat pada papan laminating tulangan bambu menarik untuk dilakukan. Penelitian dilakukan dengan metode percobaan untuk membuat papan laminating dari beberapa jenis plastik dengan menggunakan bantuan alat cetak sistem panas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis plastik PP (ex-gelas AMDK dan tutup botol berwarna) dapat digunakan untuk menghasilkan papan laminating tulangan bambu yang kompak dan keras.Kata kunci: limbah plastik kemasan AMDK, bambu petung, tulangan bambu, papan laminating

Page 5 of 11 | Total Record : 106