cover
Contact Name
Asep Purwo Yudi Utomo
Contact Email
aseppyu@mail.unnes.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
aseppyu@mail.unnes.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Sastra Indonesia
ISSN : 22526315     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Sastra Indonesia menerbitkan artikel penelitian atau artikel konseptual mengenai bahasa dan sastra Indonesia. Diterbikan oleh Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang dan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta pengajarnya.
Arjuna Subject : -
Articles 361 Documents
PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM PERCAKAPAN PENYIDIKAN DI POLRESTABES SEMARANG Rahayu, Caswin; Rustono, Rustono; Syaifudin, Ahmad
Jurnal Sastra Indonesia Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variasi fonologi berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan usia; variasi leksikon berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan usia; serta kekhasan bahasa Jawa Batang. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiodialektologi dan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini dijaring dengan menggunakan metode simak dan cakap. Analisis data digunakan metode padan fonetis artikulatoris. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. Pertama, variasi fonologi berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan usia meliputi (1) korespondensi vokal, (2) korespondensi konsonan, (3) variasi vokal, variasi konsonan, (4) penambahan bunyi, dan (5) pengurangan bunyi. Kedua, variasi leksikon berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan usia meliputi onomasiologis dan semasiologis. Ketiga, kekhasan bahasa Jawa Batang meliputi kekhasan fonologi dan leksikon. The aim of this study describe phonology variation based job, education, and age; lexicon variation based job, education, and age; and characteristics of Batang Java language. This study uses sosiodialectology approach and qualitative approach. Data was captured using hear and speak methods. Analysis of the data using articulatoric phonetic unified methods. The result showed as follows. First, phonology variation based job, education, and age includes (1) vocal correspondence, (2) consonant correspondence, (3) vocal variation, (4) consonant variation, (4) increment of sound, and (5) decrement of sound. Second, lexicon variation based job, education, and age includes onomasiologis and semasiologis. Thrid, characteristics of Batang Java language includes phonology characteristics and lexicon characteristics.
PEMAKAIAN FONOLOGI DAN LEKSIKON BAHASA JAWA: STUDI SOSIODIALEKTOLOGI DI KABUPATEN BATANG Hastuti, Anisa Puji; Zulaeha, Ida; Baehaqie, Imam
Jurnal Sastra Indonesia Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variasi fonologi berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan usia; variasi leksikon berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan usia; serta kekhasan bahasa Jawa Batang. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiodialektologi dan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini dijaring dengan menggunakan metode simak dan cakap. Analisis data digunakan metode padan fonetis artikulatoris. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. Pertama, variasi fonologi berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan usia meliputi (1) korespondensi vokal, (2) korespondensi konsonan, (3) variasi vokal, variasi konsonan, (4) penambahan bunyi, dan (5) pengurangan bunyi. Kedua, variasi leksikon berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan usia meliputi onomasiologis dan semasiologis. Ketiga, kekhasan bahasa Jawa Batang meliputi kekhasan fonologi dan leksikon. The aim of this study describe phonology variation based job, education, and age; lexicon variation based job, education, and age; and characteristics of Batang Java language. This study uses sosiodialectology approach and qualitative approach. Data was captured using hear and speak methods. Analysis of the data using articulatoric phonetic unified methods. The result showed as follows. First, phonology variation based job, education, and age includes (1) vocal correspondence, (2) consonant correspondence, (3) vocal variation, (4) consonant variation, (4) increment of sound, and (5) decrement of sound. Second, lexicon variation based job, education, and age includes onomasiologis and semasiologis. Thrid, characteristics of Batang Java language includes phonology characteristics and lexicon characteristics
TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT DI MEDIA TELEVISI SERTA KEMUNGKINAN EFEKNYA Nugraha, Dawam Setia; Sulistyaningrum, Septina
Jurnal Sastra Indonesia Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis tuturan direktif dalam iklan layanan masyarakat yang ada di media televisi, memaparkan jenis tuturan direktif, mengidentifikasi jenis tuturan direktif. Mendeskripsikan fungsi tuturan direktif yang ada dalam iklan layanan masyarakat di media televisi. Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa jenis tindak tutur direktif dalam iklan layanan msyarakat yang ada di media televisi ini, seperti tuturan direktif memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak,memohon, menyarankan, memerintah, memberi aba-aba, dan menantang. Temuan lain dari penelitian ini yakni adanya beberapa tindak tutur direktif yang mendominasi seperti tindak tutur direktif memerintah, menyuruh dan mengajak. The objective of this research is to analyze the directive speech in public service advertisement in television media, to explain the type of speech directive, to identify the type of speech directive. Describe the directive speech function that exists in public service advertisements in television media. The results show there are several types of directive speech acts in public service ads that exist in this television media, such as directive directive forcing, inviting, asking, ordering, billing, urging, pleading, suggesting, commanding, giving cue, and challenging. Another finding of this research is the existence of several acts of speech directive that dominates as the act directive commands directive, ordered and invited.
REGISTER NELAYAN DI DESA BENDAR KECAMATAN JUWANA KABUPATEN PATI Susanto, Susanto; Mardikantoro, Hari Bakti; Luriawati, Deby
Jurnal Sastra Indonesia Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, makna, fungsi dan pembentukan faktor-faktor penyebab daftar bahasa nelayan di Desa Bendar Kecamatan Juwana Pati. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan sosiolinguistik. Data yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk kata-kata dan frasa dari pidato adalah sekelompok nelayan. Pengumpulan data dilakukan melalui metode merujuk pada metode dan cakap. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode agih dan tidak tentu. Metode tak tentu digunakan karena sebagian besar data dalam bentuk bahasa Jawa dan metode agih digunakan untuk mengetahui bentuk register bahasa nelayan mana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada bentuk kata dan frasa pada register bahasa yang digunakan oleh sekelompok nelayan. Fungsi-fungsi yang terdapat dalam daftar bahasa nelayan yaitu: (1) fungsi referensial, (2) fungsi konatif, (3) fungsi emotif, (5) fungsi fatik, (6) fungsi puitik. Pembentukan daftar nelayan bahasa sebagai hasil dari faktor (1) pengaturan, (2) Peserta, (3) berakhir, (4) Urutan Undang-Undang, (5) instrumental, dan (6) norma. This study aims to describe the shape, the meaning, function and formation of the cause factors of language registers of fishermen in the Bendar village Subdistrict Juwana Pati. The research was conducted using a descriptive qualitative and sociolinguistic approaches. The data used in this research in the form of words and phrases from the speech is a group of fishermen. Data collection was done through methods refer to the method and ably. The data obtained are then analyzed using the method agih method and indeterminate. Indeterminate method is used because most of the data in the form of the Java language and the agih method is used to find out which form of language registers of fishermen. The results showed that there is a form of words and phrases on the register of the language used by a group of fishermen. The functions contained within the register of fishermen i.e. language: (1) referential function, (2) konatif function, (3) emotive function, (5) fatik function, (6) puitic function. The formation of the register of fishermen the language as a result of factors (1) settings, (2) Participant, (3) ends, (4) Act Sequence, (5) instrumental, and (6) norms.
PERTAHANAN DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PEREMPUAN KEMBANG JEPUN KARYA LAN FANG Mauludya, Fenta; Sumartini, Sumartini; Mulyono, Mulyono
Jurnal Sastra Indonesia Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehidupan di dunia tidak lepas dari suatu masalah, setiap masalah menjadikan seseorang memilih jalan yang terbaik untuk penyelesaian masalahnya. Misalnya dengan cara mempertimbangkanterlebih dahulu, untuk menghindari kecemasan diri dari permasalah yang sedang terjadi, penyelesaian tersebut dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Salah satu contoh yang dilakukan oleh tokoh utama dalam novel tersebut yang menitikberatkan pada pertahanan diri atau ego seorang perempuan dalam mempertahankan dirinya untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur kepribadian dan mekanisme pertahanan diri untuk penyelesaian masalah yang dialami oleh tokoh utama yaitu Matsumi.Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan jenis deskriptif analisis.Metode penelitian yang digunakan yaitu metode psikologi sastra yang berfokus pada mendriskripsikan kondisi psikologis tokoh utama dalam novel tersebut.Data dalam penelitian ini adalah teks yang terdapat dalam novel dengan sumber datanya novel Perempauan Kembang Jepun karya Lan Fang.Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik baca-catat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap masalah di dalam kehidupan seseorang dapat terselesaikan dengan cara yang bermacam-macam, seperti yang terjadi pada tokoh utama dalam novel diakibatkan karena adanya gejola dalam diri yang berupa kebutuhan seperti id, ego dan superego atau yang disebut struktur kepribadian. Tidak hanya dengan struktur kepribadian untuk menyelesaikan masalah dapat diseimbangi dengan cara mekanisme pertahanan dan konflik yang berupa represi, sublimasi, proyeksi, pengalihan, rasionalisasi, regresi, agresi, apatis, fantasi dan stereotype untuk menyelesaikan masalah yang sedang dialami serta mencari jalan keluar yang baik. Bahwa setiap masalah di dalam hidup seseorang dapat terselesaikan dengan cara yang bermacam-macam seperti mempertahankan diri dari ancaman-anacam yang berbahaya terhadap hidupnya dan menghilangkan rasa kecemasan untuk memutuskan suatu masalah yang terjadi guna mencapai hasil yang lebih baik dan sempurna. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan perbandingan, pertimbangan yang dapat dimanfaatkan sebagai penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan secara tetap tanpa adanya penyesalan dalam mengahadapi kehidupan sehari-hari. Life in the world can not be separated from a problem, every problem makes people to choose the best way to solve it by considering to avoid anxiety of the problems that are happening, the settlement is done in different ways. Thus one of the main characters in Lan Fang's Perempuan Kembang Jepun novel which focuses on the self-defense or ego of a woman in defending herself. This study aims to describe the structure of personality and self-defense to solve the problems experienced by the main character Matsumi in novel Perempuan Kembang Jepun by Lan Fang. The approach taken in this research is qualitative approach, that is approach which does not give priority to the numbers, but prioritizing appreciation to interaction between concept which is being studied empirically, with type of descriptive analysis. The research method used is the method of literary psychology that focuses on describing the psychological condition of the main character in the novel. The data in this research is the text contained in Perempuan Kembang Jepun novel with the source of data Perempuan Kembang Jepun by Lan Fang. Data collection used in this research that is by using technique of read-record. The results of this study found self-defense on the main character in the novel Perempuan Kembang Jepun by Lan Fang caused by the existence of flaming in herself in the form of needs such as id, ego and superego or so-called personality structure. There are several ways to overcome self-defense such as repression, supplimation, projection, diversion, rationalization, regression, aggression, apathy, fantasy and stereotypes to solve problems that are being experienced and seek solutions. That every problem in someone's life can be resolved in many ways as to defend themself against the dangerous threats to their life and to eliminate the ever-present anxiety in every action we take to decide a problem to achieve the better and perfect results. Thus, the results of this study can be used as one material comparison, considerations that can be utilized as problem solving and decision making regularly without any regret in facing everyday life.
HEGEMONI KEKUASAAN PEMANGKU ADAT MINANGKABAU DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA: KAJIAN HEGEMONI GRAMSCI Sari, Nita Kartika; Sumartini, Sumartini; Qomariyah, U’um
Jurnal Sastra Indonesia Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya sastra memang tidak bisa dilepaskan begitu saja dari pengarang dan keadaan sosial yang melatarbelakangi penciptaanya serta segala gejolak kemasyarakatan yang ada seperti kekuasaan dan dominasi yang dirasa merugikan. Dari tiga rumusan masalah penulis hanya akan memfokuskan pembahasan pada bentuk hegemoni yang dilakukan pemangku adat di Minangkabau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan teori hegemoni Antonio Gramsci. Sumber data adalah novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. Data diperoleh dengan teknik membaca dan mencatat. Hasil penelitian berupa jenis hegemoni yang disadari dan tidak disadari. Terdapat empat bentuk dari hegemoni yang disadari yaitu kekeraan, penindasan, paksaan dan perampasan, sedangkan bentuk dari hegemoni yang tidak disadari berupa provokasi. There is an inseparable bond between a literary work with the background experience of its writer, and the underlying socio-cultural circumstances behind its creation, as well as all the existing disadvantageous problems in society such as hegemony and dominance. Of the three research problems, the discussion in this article will focus solely on the form of hegemony practices done by the Elders in Minangkabau culture. In conducting this research, descriptive qualitative approach is used. Literary sociological approach using the theory of Hegemony by Antonio Gramsci is used as the research approach. The data are obtained by using reading and noting technique. The data source is the novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck by Hamka. As the result of the research, there are two type of hegemony practices found, the conscious and unconscious hegemony. The conscious hegemony take four forms, there are: violence, oppression, coercion and deprivation. Meanwhile the unconscious hegemony realized only in form of provocation.
Struktur dan Fungsi Cerita Petilasan Ki Semar di Gunung Srandil Desa Glempang Pasir Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap Tahun 2017 Lutfi, Febri Ahmad; Mulyono, Mulyono; Qomariyah, U’um
Jurnal Sastra Indonesia Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur, makna, dan fungsi mitos cerita petilasan Ki Semar di Gunng Srandil di Desa Glempang Pasir Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah cerita petilasan Ki Semar, sedangkan sumber data penelitian ini adalah tuturan versi cerita dari masing-masing informan. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, pengamatan secara langsung, dan teknik dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa struktur cerita petilasan Ki Kemar di Gunung Srandil terdiri dari empat versi cerita. Versi cerita dari Buku Gunung Srandil dan Selok karya Sidik Purnama Negara terdiri dari 23 untit naratif yang digolongkan menjadi 3 episode, Versi cerita dari Warga Pendatang terdiri dari 9 unit naratif yang digolongkan menjadi 4 episode, Versi Cerita menurut Juru Kunci digolongkan menjadi 8 unit naratif yang digolongkan menjadi 3 episode, dan cerita versi warga sekitar digolongkan menjadi 9 unit naratif yang digolongkan menjadi 3 episode. Fungsi cerita petilasan Ki Semar diteliti menggunakan teori fungsi Van Peursen dan menghasilkan fungsi yang terdiri dari (1) Cerita Petilasan Ki Semar mempunyai kekuatan-kekuatan ajaib, dibuktikan dengan dipatuhinya larangan yang diberikan oleh Ki Semar, (2) dapat memberikan jaminan hidup pada masa kini, dibuktikan dengan banyaknya masyarakat dalam melakukan laku spiritual yang dilakukan oleh Ki Semar. Makna cerita Petilasan Ki Semar di Gunung Srandil diteliti menggunakan teori Hermeneutik Hans-Georg Gadamer. Hasil analisis Hermeneutik Hans-Georg Gadamer pada mitos cerita Petilasan Ki Semar di Gunung Srandil mempunyai makna simbol yang ditafsirkan dalam cerita petilasan Ki Semar (1) Makna dari simbol Gunung pada masyarakat jawa yaitu tempat suci, (2) Makna Sensus Communis dalam penerapan cerita ini yaitu terdapat konsep pemikiran masyarakat tentang kehancuran majapahit yang terkenal dengan penyerbuan kerajaan Majapahit yang dilakukan oleh kerajaan Demak Bintara, padahal apabila dibandingkan dengan pendapat narasumber cerita rakyat ini, bahwa kehancuran Kerajaan Majapahit karena adanya perbedaan faham yang dianut oleh Raden Patah dan Prabu Brawijaya V sehingga membuat aturan sosial berubah di Majapahit dan mengakibatkan perang saudara, (3) Taste atau Selera, cerita petilasan Ki Semar menurut warga sekitar dan pendatang mengatakan bahwa Sabda Palon (Ki Semar) merupakan penasehat Prabu Brawijaya V sedangkan cerita petilasan Ki Semar menurut ceita juru kunci, bahwa Semar merupakan anak dari Sang Hyang Tunggal yang diutus untuk mengasuh para kesatria berbudi luhur. The purpose of this project is to observe the structure, meaning, and function of the myth about Ki Semar's Sanctuary in Srandil Mountain located at Glempang Pasir village, Adipala, Cilacap. This project used kualitative descriptive methods. The data of this project is indeed the Ki Semar's sanctuary, while the source of the data are the various stories about the myth told by the villagers. The data were collected by interviewing and documenting the sources. According to the data collected, there are four versions of story about Ki Semar's Sanctuary. Basically, the story was built in the name of Sabda Palon as Semar and Prabu Brawijaya V. It was classified into some narative units and then into some episodes to analyze between the ceriteme and the opotitions by using Levi-Strauss' Structuralism Theory. The first version, A book entitled 'Gunung srandil dan Selok' written by Sidik Purnama, included with 3 units of narative was classified into 3 episodes. The second version told by people included 9 units narative which were classified into 4 episodes. There are also 8 units narative told by the 'Juru Kunci' of the sanctuary which were classified into 4 episodes. At last, the story told by the villagers around the sanctuary which were classified into 9 units narative and 3 episodes. The function of the story itself were examined by using Van Pursen's theory and concluding that (1) the story has its own magic proven by how the villagers obeying the forbidden given by Ki Semar as the main character of the story, and (2) it gives a life guarantee to the people who believe in the Ki Semar's priciple in spiritual. Besides the function,the writer also did Hermenuetik analysis by Hans-Georg gadmer to the story and found that (1) the meaning of a mountain symbol for Javanese is a sanctuary, (2) the meaning of Sensus Comunis in the application of the story has a close relation with the falling of Majapahit by Demak Bintara palace, yet the falling of Majapahit was actually because of the different principles between Raden Patah and Prabu Brawijaya V which later became the cause of Majapahit Civil War, (3) The meaning of taste in this story can be concluded that there are two impersonation of Ki Semar, they are as Sabda Palon (according to the villagers), and as the child of Sang Hyang Tunggal who were told to take care of the soldiers (according to the Juru Kunci).
SIKAP MASYARAKAT DUSUN BLORONG TERHADAP MITOS DALAM CERITA RAKYAT ASAL MULA DUSUN BLORONG DESA KALIGADING KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL Alifah, Dita Relawati; Doyin, Mukh; Sumartini, Sumartini
Jurnal Sastra Indonesia Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) fungsi mitos dalam Cerita Rakyat Asal Mula Dusun Blorong (2) sikap masyarakat Dusun Blorong terhadap mitos dalam Cerita Rakyat Asal Mula Dusun Blorong. Teori yang digunakan adalah Teori fungsi mitos menurut Van Peursen, Bascom dan Umar Junus. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah data deskriptif yang mengandung pokok bahasan tentang fungsi dan sikap masyarakat terhadap mitos dalam cerita rakyat Asal Mula Dusun Blorong. Sumber datanya adalah cerita rakyat Asal Mula Dusun Blorong yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap beberapa informan yang dianggap menguasai cerita rakyat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa fungsi dan sikap masyarakat dusun Blorong terhadap mitos dalam cerita rakyat Asal Mula Dusun Blorong bahwa dalam menerima mitos tidak hanya menerima begitu saja, ada yang menerima dengan tindakan, menerima dengan syarat, dan menerima hanya sebagian. The problems raised in this research are (1) the myth function in origin of Hamlet Blorong folklore (2) the attitude of Blorong village society to myth in origin Hamlet Blorong folklore. This research used theory of mythical functions according to Van Peursen, Bascom and Umar Junus. The method used in this research qualitative descriptive method. The data of this research is descriptive data which contains subject regarding function and attitude of Blorong village society to myth in origin of Hamlet Blorong foklore. The source of the data is the origin of Hamlet Blorong folklore that obtained from interviews of some informants who are considered knowing this folklore very well. The results of the research shows that there are some functions and attitude of the people of Blorong village towards the myth in origin of Hamlet Blorong folklore which is they are not only just take the myth for granted but some people accept with action, some people accept on condition, and also there are people who accept only partially.
CITRA PEREMPUAN JAWA DALAM NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI RAHYUNINGSIH: KAJIAN FEMINISME LIBERAL Fitriani, Nur; Qomariyah, U’um; Sumartini, Sumartini
Jurnal Sastra Indonesia Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Jawa memiliki prinsip-prinsip dasar tentang sikap batin yang tepat, yaitu terkontrol, tenang, berkepala dingin, sabar, halus, tenggang rasa, bersikap sederhana, jujur, sumarah, halus, dan tidak mengejar kepentingan diri sendiri. Perempuan Jawa sering dianggap lebih rendah derajatnya dari kaum lelaki. Sikapnya yang lebih pasif, lemah lembut, dan sebagainya sering dianalogikan bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah. Sumber data penelitian ini adalah novel Hati Sinden karya Dwi Rahyuningsih yang diterbitkan oleh Diva Press pada tahun 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan feminisme. Penelitian ini difokuskan pada citra perempuan Jawa tokoh utama perempuan dan upaya mempertahankan citra perempuan Jawa pada tokoh utama perempuan. Data diperoleh dengan menggunakan teknik baca-catat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) citra perempuan Jawa yang ada dalam diri tokoh utama perempuan berupa sifat nrima, sabar, pasrah, lembut, bakti, dan pandai berhemat. Selain itu, tokoh utama perempuan juga memiliki perhatian terhadap orang lain dan pengendalian diri tinggi. 2) tokoh utama perempuan mempertahankan citra perempuan Jawa dalam novel ini sebagai upaya menyetarakan kedudukan antara laki-laki dan perempuan di dalam masyarakat.. Tindakan tokoh utama perempuan dalam mempertahankan citra perempuan Jawa merupakan salah satu upaya untuk menyetarakan perempuan di dalam ruang lingkup masyarakat Jawa. The Javanese people have basic principles of proper inner attitude, controlled, calm, level-headed, patient, subtle, tolerant, simple, honest, summarized, refined, and self-pursuing. Javanese women are often thought to be lower in rank than men. His attitude is more passive, gentle, and so it is often analogized that women are weak creatures. The source of this research is by Dwi Rahyuningsih’s novel entitled Hati Sinden published by Diva Press on 2011. The method that this research used is descriptive-quantitative with literature feminism approach. This research is focusing on Javanese women’s image and how the female character herself struggling to sustain image of Javanese women. The method that this research used is descriptive-quantitative with literature feminism approach. This research is focusing on Javanese women’s image and how the female character herself struggling to sustain image of Javanese women. The data are obtained using a reading-record technique. The results of the analysis of this study are as follows. 1) image of Javanese women that exist in the female main character can be concluded that the criteria of Javanese women as female figure who is supposed to be borne, patient, resigned, gentle, devoted, and frugal. 2) The main character’s struggles to sustain the image of Javanese women can be concluded that Sayem’s life in community gives an impact to her image.
Konjungsi Wacana Bahasa Indonesia pada Wacana Media Tulis (Online), Buku Teks (Pelajaran), dan Artikel Ilmiah Amalia, Febri; Hartono, Bambang; Utami, Santi Pratiwi Tri
Jurnal Sastra Indonesia Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi wujud konjungsi wacana antarkalimat dan antarparagraf yang terdapat pada wacana media tulis (online), buku teks (pelajaran), dan artikel ilmiah. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan teoretis dan pendekatan metodologis. Pendekatan teoretis yang digunakan berupa teori analisis wacana, sedangkan pendekatan metodologis yang digunakan berupa deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa penggalan wacana tajuk rencana online Suara Merdeka.com edisi bulan Juni 2016 sampai dengan Juli 2016, buku ajar BSE Bahasa dan Sastra Indonesia SMP sampai dengan SMA terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, dan artikel ilmiah populer yang diakses dalam link https://parapenuliskreatif.wordpres.com/category/artikel-ilmiahpopuler/page/4/. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak, kemudian dilanjutkan dengan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode agih. Metode penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyajian informal. Berdasarkan data penelitian, ditemukan 234 data wujud konjungsi wacana antarkalimat dan antarparagraf. Adapun konjungsi wacana terdiri atas 8 bentuk konjungsi kohesi antarkalimat koordinatif serta 6 bentuk konjungsi kohesi antarkalimat subordinatif. Jika konjungsi kohesi antarparagraf koordinatif ada 4 bentuk dan kohesi konjungsi antarparagraf subordinatif ada 5 bentuk. This study aims to identify the form of conjunctions discourse between sentence and between paraghrap contained on media discourse write (online), textbooks (lessons), and scientific articles. The approach used in this study is the theoretical approaches and methodological approaches. Theoretical approaches used in the form of discourse analysis theory, whereas the methodological approaches used in the form of qualitative descriptive. This research data in the form of a fragment of discourse editorial Merdeka.com Vote online edition in June 2016 until July 2016, textbook BSE Indonesia Language and Literature junior high school until the issue of Central Book Ministry of National Education, and popular scientific articles that are accessed in the link https://parapenuliskreatif.wordpres.com/category/artikel-ilmiahpopuler/page/4/. Data collection method used is the method see, then proceed with the techniques noted. The data analysis method agih. Method of presenting the results of data analysis used in this study is an informal presentation. Based on research data found 234 data discourse form conjunctions between sentences and between paragraphs. The conjunctions of discourse consists of 8 form coordinative conjunctions cohesion between sentences, and 6 forms of cohesion between sentences subordinating conjunctions. If the coordinating conjunctions cohesion between existing paragraphs 4 form and cohesion between paragraphs subordinating conjunctions there are 5 form.