cover
Contact Name
Prima Hariyanto
Contact Email
patriyawhura@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
patriyawhura@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bangka tengah,
Kepulauan bangka belitung
INDONESIA
Sirok Bastra
ISSN : 23547200     EISSN : 26212013     DOI : -
SIROK BASTRA is a journal which publishes language literature and language literature education research, either Indonesian, local, or foreign research. All articles in SIROK BASTRA have passed the reviewing process by peer reviewers and edited by editors. SIROK BASTRA is published by Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung twice times a year, in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2017): Sirok Bastra" : 10 Documents clear
KARAKTERISTIK PENGGUNAAN BAHASA DALAM IKLAN PONSEL DI KOTA BANDUNG Asri Soraya Afsari
Sirok Bastra Vol 5, No 2 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.921 KB) | DOI: 10.37671/sb.v5i2.104

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik bahasa yang digunakan dalam iklan komersial ponsel yang berada di Kota Bandung. Karakteristik bahasa yang dimaksud menyangkut bentuk dan fungsi. Teori yang diterapkan dalam analisis bersandar pada Kridalaksana (2001) dan Zaimar Harahap (2011). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif. Adapun teknik yang ditempuh dilakukan melalui langkah-langkah: pengumpulan data iklan menggunakan random sampling, pengklasifikasian data, analisis data berdasarkan teori, serta penyimpulan hasil penelitian sebagai jawaban terhadap masalah yang diteliti. Metode yang digunakan adalah metode distribusional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk dan fungsi bahasa yang digunakan dalam iklan ponsel di Kota Bandung berupa penulisan huruf kapital secara keseluruhan dan penulisan huruf kapital pada awal kata. Bahasa iklan ponsel memiliki fungsi informatif dan konatif (persuatif).
DONGENG SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR Abdul Aziz; Hajrah Hajrah
Sirok Bastra Vol 5, No 2 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.94 KB) | DOI: 10.37671/sb.v5i2.109

Abstract

Pembelajaran sastra di sekolah selalu disorot para pengamat dan peminat sastra. Hal tersebut harus diminimalkan. Pembelajaran harus mampu menciptakan materi yang menarik dan suasana yang kondusif. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Data penelitian ini adalah dongeng Cerita Si Jingkiriq, I Kukang, Nenek Pakande, La Dana dan Kerbaunya, dan Puang Tedong. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi dari guru SD Kabupaten Maros. Teknik analisis meliputi proses pengorganisasian dan pengurutan data tentang dongeng dan pemilihan bahan ajar ke dalam pola kategori dan satuan uraian. Hasil analisis data dan temuan menunjukkan bahwa rata-rata penilaian responden untuk dongeng sebesar 3,75 (kategori layak dijadikan bahan ajar). Bahan ajar yang dapat digunakan untuk tingkat SD adalah dongeng yang isinya sesuai dengan karakteristik, pengalaman, dan kebutuhan siswa.
ANALISIS WACANA KRITIS IKLAN KOMERSIAL MEIKARTA Hotnida Novita Sary
Sirok Bastra Vol 5, No 2 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.959 KB) | DOI: 10.37671/sb.v5i2.100

Abstract

Dalam kurun waktu empat bulan pemasaran atau sejak Mei 2017, Meikarta berhasil mencatatkan penjualan yang fantastis. Terkait hal ini, peran iklan sangat krusial dalam pemasaran. Bahasa dalam iklan sebagai alat menyampai pesan memegang peran penting. Penelitian ini menggunakan pisau bedah analisis wacana kritis Fairclough (1989). Iklan Meikarta membandingkan kesuperioritasan mereka dibandingkan kota metropolitan lain, seperti Jakarta. Selain teks, iklan ini juga memakai deskripsi gambar, seperti warna gelap dan terang untuk membandingkan Meikarta dengan kota besar lain. Iklan ini banyak menggunakan kohesi repetisi untuk menanamkan pengaruhnya, seperti dalam kata kita dan lupa. Meikarta juga menanamkan ideologi bagi masyarakat kota besar bahwa kota metropolitan saat ini sudah tidak aman, kotor, dan macet. Dalam hal ini, Meikarta digadang-gadang menjadi solusi atas masalah tersebut.
SIMBOL BUDAYA LAMPUNG DALAM KITAB CERPEN PEREMPUAN DI RUMAH PANGGUNG KARYA ISBEDY STIAWAN Z.S.: KAJIAN SEMIOTIKA Erwin Wibowo
Sirok Bastra Vol 5, No 2 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.02 KB) | DOI: 10.37671/sb.v5i2.105

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna semiotik budaya Lampung yang ada di dalam antologi Kitab Cerpen Perempuan di Rumah Panggung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan pendekatan semiotik Pierce yang meliputi ikon, indeks, dan simbol. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah empat cerpen Isbedy Stiawan Z.S., yaitu cerpen “Peti Pejurit”, “Bujang Lapok”, “Ambulan Menyeruak Kampung”, dan “Perempuan di Rumah Panggung” dengan mengamati data-data simbol budaya yang tercermin dalam kutipan-kutipan tersebut, dan beberapa buku yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Teknik pengambilan data menggunakan teknik studi pustaka. Permasalahan yang akan dipecahkan dalam ini adalah (1) mengidentifikasi ikon, indeks, dan simbol budaya melalui pendekatan semiotik yang terdapat dalam Kitab Cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Stiawan, ZS, (2) mendeskripsikan ikon, indeks, dan simbol budaya melalui pendekatan semiotik budaya yang terdapat pada Kitab Cerpen Perempuan di Rumah Panggung, karya Isbedy Stiawan ZS. Hasil penelitian ini akan mengungkapkan ikon, indeks, dan simbol budaya Lampung melalui pendekatan semiotik yang dipakai dalam Kitab Cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Stiawan ZS dan memberi deskripsi tentang ikon, indeks, dan simbol tesebut.
REALISASI KONSEP BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA REJANG Hidayatul Astar
Sirok Bastra Vol 5, No 2 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.647 KB) | DOI: 10.37671/sb.v5i2.101

Abstract

Artikel ini merupakan hasil kajian terhadap realisasi konsep bahasa Indonesia ke dalam bahasa Rejang. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat Rejang tidak memiliki konsep (kata atau istilah) yang cukup untuk mewakili pikiran dan perasaan tertentu ketika berkomunikasi, terutama yang terkait dengan konsep kehidupan modern atau yang sesuai dengan perkembangan zaman. Karena itu, bahasa Rejang perlu memungut atau mengambil dari bahasa lain, khususnya dari bahasa Indonesia. Ada dua realisasi bentuk konsep yang terjadi, yaitu realisasi tanpa perubahan dan realisasi dengan perubahan. Berdasarkan data, realisasi perubahan dalam sebuah konsep dapat satu kali atau lebih. Realisasi perubahan itu berupa penghilangan, penggantian, dan penambahan bunyi vokal atau konsonan tertentu pada posisi tertentu. Penghilangan terbanyak terdapat pada konsonan [r] dan penggantian terbanyak dari konsonan [h] menjadi [k]. Terjadinya perubahan realisasi bunyi bahasa Indonsia ke dalam bahasa Rejang disebabkan oleh, antara lain, keinginan penutur bahasa Rejang dan adaptasi terhadap bunyi yang sudah ada.
PENOKOHAN DALAM KITAB OMONG KOSONG KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA Prima Hariyanto
Sirok Bastra Vol 5, No 2 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.408 KB) | DOI: 10.37671/sb.v5i2.106

Abstract

Pada umumnya, hal yang menonjol dalam wayang adalah tokoh-tokohnya. Karakter tokoh berkaitan dengan lakon dalam kisah tersebut. Oleh karena itu, jika orang melihat sebuah pertunjukan wayang, sebenarnya yang dilihat adalah pertunjukan lakon.Seiring dengan perkembangan zaman, cerita wayang banyak diadaptasi menjadi prosa, puisi, maupun drama modern. Salah satu karya yang mengambil cerita Ramayana adalah Kitab Omong Kosong karya Seno Gumira Ajidarma. Dalam makalah ini, penulis membahas penokohan dalam Kitab Omong Kosong. Dalam novel ini, pengarang mengubah pola cerita. Tokoh sentral dalam cerita ini bukan lagi Rama dan Sinta, tetapi Maneka dan Satya. Ceritanya bukan lagi kisah cinta Rama dan Sinta, tetapi kisah perjalanan Maneka dan Satya dalam mencari Kitab Omong Kosong ciptaan Hanoman. Tokoh Rama tidak lagi diceritakan sebagai kesatria yang baik, tetapi sebagai raja yang membawa bencana bagi rakyat di muka bumi.
PEMBENTUKAN KATA DALAM BAHASA TALONDO Mardi Nugroho
Sirok Bastra Vol 5, No 2 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.946 KB) | DOI: 10.37671/sb.v5i2.102

Abstract

Di Mamuju, Sulawesi Barat terdapat bahasa Talondo. Jumlah penuturnya sangat minim, yaitu 400 orang (Lewis, 2009:448). Tingkat vitalitasnya ialah mengalami kemunduran (Aritonang, 2014). Bahasa yang jumlah penuturnya sangat minim dan tingkat vitalitasnya mengalami kemunduran selayaknya diprioritaskan untuk didokumentasikan. Salah satu langkah dalam mendokumentasikan suatu bahasa ialah menyusun strukturnya. Penelitian ini berusaha menemukan bagian kecil dari struktur bahasa Talondo, yaitu pembentukan kata. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, teknik rekam, serta teknik simak dan catat. Analisis data dilakukan dengan metode distribusional (dengan teknik urai unsur terkecil, teknik pergantian, dan teknik ekspansi) serta metode padan (dengan teknik referensial). Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada tiga macam cara pembentukan kata dalam bahasa Talondo, yaitu afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan. Pembentukan kata dengan afiksasi terdiri atas pembentukan kata dengan prefiksasi, konfiksasi, infiksasi, dan sufiksasi. Pembentukan kata dengan reduplikasi terdiri atas reduplikasi murni, reduplikasi sebagian, dan reduplikasi yang berkombinasi dengan afiksasi.
EUFEMISME DAN DISFEMISME PADA FEATURE-FEATURE KARYA RUSLAN ISMAIL MAGE Muhammad Fadely
Sirok Bastra Vol 5, No 2 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.767 KB) | DOI: 10.37671/sb.v5i2.103

Abstract

Penelitian ini membahas makna dan bentuk pemakaian eufemisme dan disfemisme dalam feature karya Ruslan Ismail Mage. Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan pemakaian makna dan bentuk eufemisme dan disfemisme yang bermanfaat bagi pengajaran bahasa Indonesia dan pengembangan bahasa di media massa cetak. Sumber data dalam penelitian ini adalah  feature-feature yang dimuat dalam buku Campus Undercover karya Ruslan Ismail Mage. Objek penelitian ini adalah pemakaian eufemisme dan disfemisme berupa bentuk dan maknanya. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, sedangkan data dianalisis dengan distribusi, ekspansi, kolokasi, dan komponen makna. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemakaian eufemisme lebih banyak daripada pemakaian disfemisme. Berdasarkan simpulan tersebut, peneliti menyarankan bahwa dalam menyampaikan suatu informasi kepada khalayak umum hindari tulisan-tulisan yang dapat mengaburkan dan tidak terus terang demi maksud-maksud tertentu.
BURUNG GAGAK SEBUAH TANDA: MAKNA GROUND DALAM CERPEN UAK DAN BURUNG GAGAK Yuliadi M.R.
Sirok Bastra Vol 5, No 2 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.318 KB) | DOI: 10.37671/sb.v5i2.108

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna ground dalam cerpen Uak dan Burung Gagak. Makna ground  itu diungkap melalui peristiwa dan dialog tokoh dalam cerpen. Kajian yang digunakan pendekatan objektif dengan teori semiotik Pierce. Teori ini membagi ground pada aspek qualisign, sinsign, dan legisign. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi pustaka. Berdasarkan kajian, terungkap bahwa makna ground dalam cerpen Uak dan Burung Gagak, yaitu ground qualisign berupa warna hitam, sinsign berupa suara koak-koak, dan legisign berupa perilaku mengitari rumah.
WANITA ISTIMEWA: KAJIAN INTERTEKSTUAL TERHADAP PUISI-PUISI TENTANG IBU Dian Anggraini
Sirok Bastra Vol 5, No 2 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.646 KB) | DOI: 10.37671/sb.v5i2.107

Abstract

Penelitian ini merupakan kajian intertekstual lima puisi Indonesia yang berisi tentang sosok wanita yang disebut ibu, yaitu “Ibu Dehulu” (Amir Hamzah), ”Ibu” (Chairil Anwar), “Sajak Ibu” (Wiji Thukul), ”Bunda Air Mata” (Emha Ainun Najib”), dan “Ibu” (K.H. Mustofa Bisri). Kelima puisi dari berbagai angkatan tersebut dianalisis dengan menggunakan teori intertekstual. Hasil telaah itu membuktikan bahwa kelima puisi tersebut merupakan mosaik, kutipan-kutipan, penyerapan, dan perspektif yang beragam terhadap sosok ibu. Masing-masing penyair juga mengungkapan sisi ibu dari pandangan yang berbeda. Sosok ibu menjadi begitu intim dalam pilihan diksi yang begitu estetis. Ibu menjadi sosok yang begitu sempurna, laksana wakil Tuhan di muka bumi.

Page 1 of 1 | Total Record : 10