cover
Contact Name
Okta Hadi Nurcahyono
Contact Email
okta.hadi@staff.uns.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
habitus@mail.uns.ac.id
Editorial Address
Pendidikan Sosiologi Antropologi Gedung C FKIP UNS. Jl Ir Sutami No.36A, Surakarta
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
ISSN : -     EISSN : 25979264     DOI : https://doi.org/10.20961/habitus.v3i2.35716
Core Subject : Education, Social,
Habitus Journal is published by the Sociology-Anthropology Education Study Program, FKIP, Sebelas Maret University (UNS). Published twice a year ie 1st Edition: January-June and 2nd edition: July-December. The Habitus Journal focuses on theoretical studies and analysis of research results in the fields of education, social and culture.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2022): Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi" : 6 Documents clear
Suburban Community Settlement in Makassar City (Qualitative Study of Health Education in Efforts to Improve Community Healthy Lifestyle) Jusmawandi Jusmawandi
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 6, No 1 (2022): Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v6i1.61020

Abstract

Fisherman's Village, precisely in Untia Village, Biringkanaya District, Makassar City, is one of the villages located on the west side of Makassar City. This village is often a subscriber of news related to unhealthy housing conditions. The role of the Makassar City Government is realized with the slogan "Makassar Tidak Rantasa" is a manifestation of the government's efforts to improve the quality of life of the community. With various stigmas aimed at the village, we are interested in researching health problems related to public education in the fishermen's village. The research method we use is qualitative with a descriptive model and an active participation approach. The results of this study are that people are not too concerned with their environmental conditions, such as throwing garbage anywhere, the condition of the canal is not maintained, clean water is very limited. This condition then gives birth to unhealthy behavior towards children, such as eating with dirty hands, doing activities without wearing sandals and other unhealthy behaviors. this is not considered a problem for them because the concept of health has gone through the process of informal education in the family. So it needs the attention of the Makassar city government in fixing these problems, both in the form of counseling and formal education. AbstrakKampung Nelayan, tepatnya di Kelurahan Untia Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar merupakan salah satu perkampungan yang berada di sisi bagian barat kota Makassar. Kampung ini sering menjadi langganan pemberitaan terkait kondisi pemukiman yang tidak sehat. Peran Pemerintah Kota Makassar direalisasikan dengan slogan “Makassar Tidak Rantasa” merupakan wujud upaya pemerintah meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan berbagai stigma yang ditujukan ke kampung tersebut, kami tertarik untuk meneliti permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan pendidikan masyarakat yang ada di kampung Nelayan. Adapun metode penelitian yang kami gunakan yaitu kualitatif dengan model deksriptif. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu masyarakat tidak terlalu mementingkan kondisi lingkungan mereka, seperti membuang sampah sembarang tempat, kondisi kanal yang tidak terurus, air bersih yang sangat terbatas. Kondisi ini kemudian melahirkan perilaku yang tidak sehat, seperti makan dengan tangan kotor, beraktivitas tanpa memakai sandal dan perilaku yang tidak sehat lainnya. hal ini tidak dianggap bukan masalah bagi mereka karena konsep sehat telah melalui proses pendidikan informal dalam keluarga. Sehingga perlu perhatian pemerintah kota Makassar dalam memperbaiki masalah tersebut, baik dalam bentuk penyuluhan maupun pendidikan formal.
POLA ALIH TUTUR DALAM PERCAKAPAN REMAJA TAMBAH LUHUR DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Agus Wanto
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 6, No 1 (2022): Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v6i1.60918

Abstract

This study examines the pattern of speech switching which includes the closest speech pair and how to take turns speaking in conversations of six teen year olds. The purpose of this study was to find out and describe the speech transfer patterns used in the conversations of sixteen-year-old teenagers in the village of Add Luhur. This study used descriptive qualitative method. The source of the data in this study is the pattern of speech switching in the conversations of a six teen year old teenager named Bila Adelia, Bagas Saputra, and Farah Khoriunnisa (Nisa). Data collection techniques using observation techniques and field notes. The data obtained were analyzed by means of method-objective analysis techniques. The results of this study indicate that in the conversations of children aged sixteen years, several speech patterns were found, both in terms of the closest speech pair and how to take turns speaking. From the point of view of the closest speech pairs, adolescents use several patterns including greetings followed by greetings, calling followed by answers, questions followed by answers, accusations followed by denial, offers followed by acceptance, requests followed by acceptance, and praise followed by rejection. Meanwhile, the ways of taking turns in speaking in the conversations of adolescents aged sixteen years in this study included seizing, creating, and continuing. The results of this study can be implicated in learning Indonesian in class X SMA at KD 3.10 Evaluating submissions, offers, and approvals in oral and written negotiation texts and KD 4.10 Submitting submissions, offers, approvals, and closings on negotiating texts orally and in writing.            AbstrakPenelitian ini mengkaji tentang pola alih tutur yang meliputi pasangngan ujaran terdekat dan cara mengambil alih giliran bertutur dalam percakapan remaja usia enam belas tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan apa saja pola alih tutur yang digunakan dalam percakapan remaja enam belas tahun di Desa Tambah Luhur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah pola alih tutur dalam percakapan remaja enam belas tahun bernama Bila Adelia, Bagas Saputra, dan Farah Khoriunnisa (Nisa). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan catatan lapangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis cara-tujuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam percakapan anak-anak usia enam belas tahun ditemukan beberapa pola tuturan, baik dari segi pasangan ujaran terdekat maupun cara mengambil alih giliran bertutur. Dari segi pasangan ujaran terdekat remaja menggunakan beberapa pola di antaranya pasangan salam diikuti salam, panggil diikuti jawab, tanya diikuti jawab, tuduhan diikuti pengingkaran, tawaran diikuti penerimaan, permohonan diikuti pengabulan, dan pujian diikuti penolakan. Sementara itu, cara pengambilan alih giliran bertutur pada percakapan remaja usia enam belas tahun pada penelitian ini di antaranya dengan cara merebut, menciptakan, dan melanjutkan. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas X pada KD 3.10 Mengevaluasi pengajuan, penawaran, dan persetujuan dalam teks negosiasi lisan maupun tertulis dan KD 4.10 Menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan, serta penutup pada teks negosiasi secara lisan maupun tertulis.  
BUDAYA ISLAM JAWA SEBAGAI PEREKAT INTEGASI SOSIAL: STUDI BUDAYA BANCAKAN DAN DEKAHAN MASYARAKAT DESA KARUNGAN KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN Ricky Erlangga
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 6, No 1 (2022): Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v6i1.60649

Abstract

Indonesia is a pluralistic country with a wealth of ethnic, racial, religious, cultural and ethnic diversity. This research is a field reserach that focuses on studying how bancakan and dekahan culture can be the glue of social integration in the people of Karungan Village, Plupuh District, Sragen Regency. In obtaining the data, the author participated directly in this cultural activity and found that Islam in Java has various characteristics and uniqueness. This is inseparable from the historical review of the spread of Islam through cultural acculturation, both absorbing and dialogical. In addition, Javanese culture is also inseparable from the political power of the Islamic kingdoms, especially Mataram and Demak which succeeded in acculturating and bringing together Javanese Islam with teachings and cultures that were Animism, Hinduism, and Buddhism. Although in the 20th century the Javanese Islamic tradition experienced quite extreme fluctuations, this acculturative culture is still dominant and firmly held by the people in this village. This culture is also a syncretism which implies religious tolerance to form a distinctive culture, namely Javanese Islamic culture. The existence of this cultural acculturation is the glue of integration and harmony in the Karungan Village community which is reflected in the values of inclusion and tolerance, the value of mutual cooperation, the value of harmony, and the value of relations and deliberation.AbstrakIndonesia merupakan negara majemuk dengan kekayaan keanekaragam suku, ras, agama, budaya, dan etnisitas. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang berfokus untuk mempelajari bagiamana budaya bancakan dan dekahan dapat menjadi perekat integrasi sosial pada masyarakat Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen. Dalam memproleh data, penulis berpartisipasi langsung dalam kegiatan budaya ini dan menemukan bahwa agama Islam di Jawa memiliki beragam karakteristik dan keunikan. Hal ini tidak terlepas dari tinjauan historis penyebaran agama Islam melalui akulturasi kebudayaan, baik yang bersifat menyerap maupun yang bersifat dialogis. Selain itu, budaya Jawa juga tidak terelepas dari kekuasaan politik kerajaan Islam terutama Mataram dan Demak yang berhasil mengakulturasikan dan mempertemukan Islam Jawa dengan ajaran dan kebudayaan yang bersifat Animisme, Hinduisme, dan Budhaisme. Meskipun pada abad ke-20 tradisi Islam Jawa mengalami fluktuasi yang cukup ekstrem, tetapi kebudayaan yang bersifat akulturatif ini masih dominan dan dipegang teguh oleh masyarakat di desa ini. Budaya ini juga merupakan sinkretisme yang mengandung makna toleransi agama hingga membentuk suatu kebudayaan yang khas, yaitu budaya Islam Jawa. Adanya akulturasi budaya ini merupakan perekat integrasi dan kerukuanan dalam masyarakat Desa Karungan yang tercermin dalam nilai inlkusi dan toleransi, nilai gotong royong, nilai kerukunan, serta nilai relasi dan musyawarah.   
STRATEGI BRANDING BUDAYA PARIWISATA 4.0 MELALUI DIGITAL TOURISM DI KABUPATEN GIANYAR I Gusti Ayu Agung Nadya Leonita; A.A. Sagung Intan Pramesti; A. A. Istri Citra VIbrayanti; Eduard Axel Framanay Laure; Ni Luh Yulyana Dewi
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 6, No 1 (2022): Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v6i1.61079

Abstract

Tourism Culture is an activity that utilizes the culture in the area to become a tourist attraction visited by tourists. The Tourism Sector has a considerable ability to increase state and regional income. Problems that often occur to advance tourist destinations require strategies to attract tourists to visit, one of which is by competing these tourism destinations so that local and foreign tourists can know the existing tourist destinations. In the development of tourism, promotion is very important. In the 4.0 era, tourism culture was facilitated because of the existence of information and communication technology (ICT). In terms of membraning a brand, name, logo or slogan can be done through the use of information and communication technology (ICT) in the form of applications, social media, the web and several other platforms. Therefore, it takes promotion (branding) that follows the current 4.0 era.  Tourism culture branding can be used with digitaltourism which is very helpful for foreign and local tourists to know the tourism culture in the area. One of its manifestations is through the Indonesian Charm Generation (GenPI) community. This research aims to promote tourism culture in Gianyar Regency to be better known abroad through digitaltourism. The type of data used in this Research Method is a type of qualitative data by focusing on understanding social phenomena that occur in society in the development of tourism culture in the 4.0 era through digitaltourism.  ABSTRAKBudaya Pariwisata merupakan suatu aktivitas yang memanfaatkan kebudayaan di daerah tersebut menjadi objek wisata yang dikunjungi oleh para turis. Sektor Pariwisata mempunyai kemampuan yang cukup besar dalam menaikkan penghasilan negara dan daerah. masalah yang sering kali terjadi untuk memajukan destinasi wisata yakni diperlukannya strategi untuk menarik wisatawan untuk berkunjung, salah satunya dengan cara membrandingkan destinasi pariwisata tersebut agar wisatawan lokal maupun mancanegara dapat mengetahui destinasi-destinasi wisata yang ada. Dalam pengembangan pariwisata, promosi sangatlah penting. Pada era 4.0 budaya pariwisata dimudahkan karena adanya teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dalam hal membrandingkan suatu brand, nama, logo atau slogan bisa dilakukan dengan melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berupa aplikasi, media sosial, web dan beberapa platform lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan promosi (branding) yang mengikuti era 4.0 saat ini. Branding budaya pariwisata dapat digunakan dengan digitaltourism yang sangat membantu wisatawan asing maupun lokal untuk mengetahui budaya pariwisata di daerah tersebut. Salah satu wujudnya yakni, melalui komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI). Penelitian ini memiliki tujuan untuk mempromosikan budaya pariwisata di Kabupaten Gianyar agar lebih dikenal di mancanegara melalui digital tourism. Jenis data yang digunakan pada Metode Penelitian ini adalah jenis data kualitatif dengan berfokus terhadap pemahaman fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dalam pengembangan budaya pariwisata di era 4.0 melalui digital tourism.  
KEEFEKTIFAN BUKU AJAR PENDAMPING BERBASIS KEARIFAN LOKAL BANGKALAN TEMA 7 UNTUK KELAS 4 SDN DEMANGAN 1 BANGKALAN Atika Maulidina Hs; Agung Setyawan
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 6, No 1 (2022): Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v6i1.60400

Abstract

Salah satu syarat produk pendidikan dikatakan layak dan dapat digunakan di dalam kelas adalah jika produk tersebut dinilai efektif berdasarkan validasi khalayak. Menemukan skor efektivitas penting untuk mengetahui seberapa efektif produk dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan prosedural dengan desain 10 langkah dari Borg and Gall. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan produk buku ajar pendamping berbasis kearifan lokal Bangkalan bertema keindahan keberagaman di negeriku. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa sebanyak 100% siswa selesai belajar setelah menggunakan produk buku ajar pendamping yang dikembangkan. Hal ini menunjukkan bahwa keefektifan produk berada pada kriteria efektif sehingga layak digunakan dalam pembelajaran di kelas. Hasil ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru dan peneliti lain untuk melakukan inovasi pengembangan buku ajar pendamping pada mata pelajaran lain.
HAKIKAT HERIDITAS, LINGKUNGAN, KEBEBASAN MANUSIA, DAN HIDAYAH TUHAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MANUSIA Syaiful Dinata
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 6, No 1 (2022): Habitus: Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v6i1.60948

Abstract

Pada tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui hakikat dari heriditas (keturunan), lingkungan, kebebasan berkehendak manusia dan hidayah Tuhan dalam membentuk kepribadian manusia. Pada penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research), yaitu penelitian menganalisis literatur tertulis berupa buku dan jurnal ilmiah sebagai sumber utama, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hakikat heriditas dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian manusia berperan begitu vital, dan juga kebebasan itu yang berarti manusia itu bukan mesin ataupun robot yang bisa diambil alih kapan saja kebebasannya. Dalam artian, manusia tidak bisa didikte, jika manusia itu didikte maka hal itu sudah dikatakan tidak bebas lagi. Hal yang sama-sama diketahui adalah hanya manusia yang memiliki kebebasan yang lebih dari makhluk hidup lainnya, sehingga hal ini tentu akan berdampak pada kepribadian manusia. Heriditas dan lingkungan yang baik boleh jadi terkalahkan dengan kehendak bebas yang dimiliki manusia, sehingga bukan kepribadian baik yang tercipta, namun kepribadian yang buruk. Begitu pula sebaliknya, meskipun secara heriditas dan lingkungan yang buruk, namun boleh jadi memiliki kepribadian yang baik, atas asas dari kebebasan dalam berkehendak manusia. Akan tetapi, dari ketiga faktor ini dibingkai atau dapat dikatakan terikat pada hidayah dari Tuhan, dan bahkan tak khayal bahwa hidayah Tuhan ini yang akan menentukan kepribadian dari manusia itu sendiri. Kemudian, dari faktor pembentukan kepribadian manusia yakni heriditas dan lingkungan sudah diakui di dalam Islam, namun kedua faktor tersebut tidak berjalan begitu saja selayaknya benda yang jatuh dari atas pohon tanpa ada hambatan ataupun gangguan, melainkan dalam pembentukan kepribadian manusia adakalanya kedua faktor tersebut tidak berkerja secara signifikan. Artinya, selain dua faktor tersebut yang sudah diakui di dalam Islam, maka ketika kedua faktor itu tidak berperan, artinya ada faktor lain yang bisa dikatakan cukup penting dalam membentuk kepribadian manusia itu sendiri, yaitu hidayah Tuhan.

Page 1 of 1 | Total Record : 6