cover
Contact Name
Danner Sagala
Contact Email
-
Phone
+6281373947432
Journal Mail Official
jurnalabdihaz@gmail.com
Editorial Address
LPPM Unihaz Office Jl. Jend. A. Yani, No. 1, Kel. Kebun Ros, Kec. Teluk Segara Kota Bengkulu
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
Abdihaz: Jurnal Ilmiah Pengabdian pada Masyarakat
ISSN : -     EISSN : 26850354     DOI : -
Abdihaz: Jurnal Ilmiah Pengabdian pada Masyarakat, so-called as Jurnal Abdihaz, is a peer-reviewed journal to publish/disseminate scientific works and innovations in the form of scientific articles. This journal concerned with the practice and processes of community engagement. This journal accepts and publishes scientific articles focused on community service. Jurnal Abdihaz invites lecturers, students and community service activists to send manuscripts that discuss relevant topics with the focus above. Manuscripts are written using an academic approach or scientific method by presenting data on the impact of community service activities that have been carried out.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 35 Documents
Tumpang Sari antara Jagung dan Cabai Rawit Sebagai Olahan Tani di Kabawetan Mekar Ria Pangaribuan; Meriani Meriani; Abditama Srifitriani
Abdihaz: Jurnal Ilmiah Pengabdian pada Masyarakat Vol 3 No 2 (2021): December
Publisher : Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/abdihaz.v3i2.2554

Abstract

Intercropping between Corn and Cayenne Pepper as Processed Farmers in Kabawetan The partner's land is in Kabawetan Village, Kepahiang Regency and has not been used optimally. It is suitable for intercropping between corn and cayenne pepper. How to cultivate partner land to be more productive was the goal of the activity. The method was a community assistance model through training and workshops. The result was an intercropping system was carried out through: 1) land processing, 2) seedling, 3) planting, 4) fertilization, 5) taking care the plants, and 6) harvesting. The production costs consisted of 1) seeds for an area of 12 m x 20 m wass 550.000 IDR, labor for 3 working day was 240,000 IDR, 15 sacks of fertilizer were 300,000 IDR, and mulch was 600,000 IDR. The corn was harvested every 3 months, while the cayenne pepper was harvested every 15 days. The cultivation system setup for 7 years with the used capital was 1,690,000 IDR. The corn planting started from the left side of the bed as a protection for chilies. Corn produced are around 500 plants x 2 kg x 4,000 IDR. Cayenne pepper is planted on the right side of the bed when the corn was 2 months old. The chilies were sowed first before planting on the mulching land. Cayenne pepper harvested every 15 days during the 7 years’ project period. There were about 3000 stems x 1.5 kg stem-1 x 20,000 IDR kg-1. Intercropping system can improve the welfare of partners.
Pendampingan Kelompok Tani Anugrah Memanfaatkan Eceng Gondok Sebagai Bahan Baku Pakan Ikan Gurame Saronom Silaban; Murniaty Simorangkir; Juniastel Rajagukguk
Abdihaz: Jurnal Ilmiah Pengabdian pada Masyarakat Vol 3 No 2 (2021): December
Publisher : Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/abdihaz.v3i2.2521

Abstract

Assistance to Anugrah Farmers Group Utilizing Water Hyacinth as a Raw Material for Carp Feed Water hyacinth (Eichornia crassipes) is not only harmful but also beneficial because it can be used as animal fodder, fish fodder, organic fertilizer, and biogas production and water purification. Water hyacinth like other plants contains protein needed by carp (Osphronemus gouramy Lac). The purpose of this community service activity is to provide assistance to partners in utilizing water hyacinth as a raw material for carp feed. The approach taken is the methods namely planning, training and mentoring. The results of the community service activity show that partners already have knowledge in processing water hyacinth as a raw material for fish feed, which can reduce high production costs. Comparison of the price of commercial animal feed and animal feed made from water hyacinth is 12,000 IDR compared to 6,058 IDR and can accelerate the growth of carp.
Pelatihan Pembuatan Keju untuk Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Tulang dan Gigi Anak Masa Golden age Rahmawida Putri; Haerul Juhroni
Abdihaz: Jurnal Ilmiah Pengabdian pada Masyarakat Vol 3 No 2 (2021): December
Publisher : Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/abdihaz.v3i2.2433

Abstract

The Training of Making Cheese to Meet the Nutritional Needs of Children's Bones and Teeth during the Golden Age Golden age is a golden period of early childhood in conducting exploration activities in shaping children's character. In fulfilling the nutritional intake of children aged 3-5 years, there are 35% of children in Kukulu village who do not consume milk. This is due to the start of various activities of children in playing, so less consumption of milk. It causes the loss of appetite in consuming milk so that there are problems in the growth of children's bones and teeth. The purpose of program was to increase public knowledge in improving children's nutrition by processing milk into cheese so that the benefits and content of milk are maintained. The method of this community service was lecturing about the benefits of milk and the processing into cheese. Than, continued with training of cheese making in overcoming children who are less willing to consume milk. Evaluation data showe that about 80%-100% of the participants got the good and very good understanding about the material. And, about 80%-100% of them satisfied with satisfied with it.
Inovasi Kemasan dan Pegolahan Sederhana Simplisia Jeruju (Acanthus ilicifolius) Mangrove “Jemang Tea” Sumartono, Eko; Prasetya, Adwini; Yulihartika, Rika Dwi; Mujiono, Mujiono
Jurnal Abdihaz Vol 5 No 2 (2023): December
Publisher : Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/abdihaz.v5i2.3048

Abstract

Achantus ilicifolius atau dikenal dengan nama Jeruju merupakan salah satu jenis mangrove yang banyak dijumpai di wilayah pesisir Kota Bengkulu. Fungsi Jeruju adalah sebagai fitoteknologi, yaitu sebagai indikator rusaknya kondisi ekosistem mangrove. Upaya pelestarian Jeruju perlu dilakukan yang salah satunya dengan memberikan nilai tambah berupa pemanfaatannya sebagai produk olahan teh yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Pemanfaatan Jeruju sebagai teh akan memberikan nilai manfaat secara ekonomi, ekologis maupun kesehatan. Kegiatan pengabdian dilakukan kepada ibu-ibu rumah tangga Kampung Jenggalu Kito yang digagas oleh Lestari Alam Laut untuk Negeri. Tujuan kegiatan adalah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pemanfaatan Jeruju sebagai teh, meningkatkan rasa kepedulian masyarakat terhadap ekosistem mangrove, mendorong masyarakat agar dapat menjadi wirausahawan mandiri dengan memanfaatkan daun Jeruju dan mengurangi kerusakan mangrove akibat penebangan secara liar oleh masyarakat. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, pelatihan dan pendampingan inovasi kemasan dan pengolahan sederhana Jeruju sebagai teh. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat mitra sebesar 65 % dari 18 peserta ibu ibu rumah tangga yang diundang dan peningkatan kesadaran masyarakat dalam melestarikan ekosistem mangrove serta terciptanya peluang usaha teh daun Jeruju.
Pemanfaatan Pelepah Kelapa Sawit untuk Ketersediaan Pakan Ternak Sapi di Kelompok Tani Pama Butak, Bengkulu Tengah Sagala, Danner; Prihanani, Prihanani; Silaen, Antonius F.A.; Saputra, Hozi Andika; Manik, Ronald
Jurnal Abdihaz Vol 5 No 2 (2023): December
Publisher : Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/abdihaz.v5i2.4228

Abstract

Kegiatan ekonomi anggota kelompok tani Pama Butak adalah bertanam berbagai komoditi pertanian pada lahan sempit. Petani juga memelihara sapi sebagai penambah penghasilan. Petani memelihara sapi dengan pakan rumput yang tersedia. Membantu penyelesaian permasalahan petani pemelihara sapi rumahan ini penting untuk dilakukan karena dapat membantu kesejahteraan petani dan menciptakan kemandirian pangan. Oleh karena itu, kegiatan ini memberikan solusi berbasis ekonomi hijau (green economy) yaitu memperkenalkan dan mendampingi penyediaan pakan sapi dengan bahan baku pelepah kelapa sawit. Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan partisipatif, pelatihan dan pendampingan. Pakan dibuat dengan menggunakan 2 teknologi yaitu teknologi mesin pencacah dan teknologi amoniasi. Evaluasi terhadap respon petani dilakukan. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah pelapah kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya pakan sapi untuk pemenuhan serat untuk pemeliharaan sapi di dalam kandang. Sapi perlu pembiasaan untuk beralih dari makan rumput menjadi makan pakan dari pelepah kelapa sawit. Sebagian petani menerima teknologi ini dan akan diterapkan. Namun, sebagian tidak sabar dalam proses pembiasaan sapi untuk memakan pakan buatan tersebut.

Page 4 of 4 | Total Record : 35