cover
Contact Name
Erna Mei Lestari
Contact Email
erna_mei@dephub.go.id
Phone
+6281380109876
Journal Mail Official
jurnaltransla@dephub.go.id
Editorial Address
Jl. Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat 10110
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Transportasi Laut
ISSN : 14110504     EISSN : 25484087     DOI : http://dx.doi.org/10.25104/transla
Jurnal Penelitian Transportasi Laut merupakan majalah ilmiah yang mempublikasikan hasil penelitian atau kajian ilmiah dalam bidang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan yang meliputi operasional kepelabuhanan, manajemendan jaringan angkutan, hukum laut, desain dan sistem perkapalan, dan lingkungan maritim.
Articles 234 Documents
EVALUASI PENGEMBANGAN PELABUHAN SIBOLGA ARIYANTO, DEDY
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 19, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v19i1.320

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan pengembangan Pelabuhan Sibolga dari berbagai aspek yang meliputi aspek kinerja pelayanan, potensi demand dan potensi hinterland. Metode pendekatan yang dilakukan yaitu  melalui analisis deskriptif komparatif dan analisis pertumbuhan. Hasil analisis menyatakan bahwa kinerja pelayanan kapal, kinerja pelayanan barang dan utilisasi fasilitas baik untuk cargo, penumpang dan petikemas masih belum optimal. Dalam mengantisipasi perkembangan trafik dan sesuai kondisi teknis lahan pengembangan yang tersedia, maka arah pengembangan pelabuhan Sibolga sebaiknya adalah dengan memanfaatkan lahan pelabuhan yang tersedia dan yang belum optimal pemanfaatannya, dan kemudian mengadakan perluasan area melalui rekonfigurasi pelabuhan dan mengadakan reklamasi perairan.Rencana pengembangan jangka panjang yang disiapkan, dengan zoning dan tata letak melalui pemisahan secara fisik dan operasional antara terminal barang general cargo, terminal petikemas konvensional dan terminal penumpang.
PENGARUH DEPO LINI DUA UNTUK MENGOPTIMALKAN WAKTU TUNGGU TIGA HARI DI PELABUHAN Ariyanto, Dedy
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 20, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v20i2.812

Abstract

Berbagai faktor teridentifikasi mempengaruhi Waktu Tunggu (WT), namun faktor yang paling mempengaruhi adalah banyaknya proses perijinan yang harus dilalui untuk melaksanakan bongkar-muat peti kemas. Pembenahan proses DT yang telah dilakukan pemerintah meliputi perbaikan arus barang, otomasi menggunakan sistem teknologi informasi, hingga pembenahan sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyediaan fasilitas pelayanan di lapangan penumpukan dengan menggali potensi pengembangan usaha depo petikemas di Lini 2. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah penedekatan analisis trend, dan metode perhitungan rasio lapangan penumpukan dan WT. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi, pada pelabuhan yang diteliti, demand throughput petikemas JICT 2017 yaitu sebesar 1,620,777 TEU?s, diperoleh angka YOR pada posisi 61.25% pada WT 3 hari. Kapasitas dan luas lapangan penumpukan efektif di Terminal saat ini sangat memadai hingga dapat menampung throughput demand pada tahun 2030 yang sebesar 3,499,099 TEU?s dengan kapasitas terpasang sebesar 6,615,625 TEU?s menggunakan Tier 5, maka YOR diestimasikan sebesar 52.89%.
Pemeriksaan Kapal Dalam Pemberian Surat Persetujuan Berlayar di Pelabuhan Sebagai Pengumpan Regional Galesong Bambang Siswoyo
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 17, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v17i2.1414

Abstract

Pemeriksaan kapal yang menjadi salah satu kebutuhan dalam mencegah terjadinya kecelakaan kapal. Kelaikan kapal salah satu kebutuhan untuk kapal dapat berlayar, pemeriksaan kapal dalam pemberian Surat Persetujuan Berlayar Di Pelabuhan Galesong sebagai Pelabuhan Pengumpan Regional juga dilaksanakan. Pemeriksaan dilakukan untuk memperoleh keyakinan terhadap keselamatan operasi kapal penumpang maupun barang di Pelabuhan Galesong sebagai Pengumpan Regional perlu dilakukan pemeriksaan kapal sebelum diterbitkannya Surat Persetujuan Berlayar oleh Syahbandar setempat. Tujuan pemeriksaan kapal ini untuk mengetahui sistem dan prosedur pemeriksaan kapal yang ada dan dilaksanakan secara benar. Dalam pemeriksaan kapal, perlu lakukan dengan cermat dan membutuhkan keahlian sumberdaya manusia yang sesuai dalam bidangnya. Tujuan penelitian mengetahui sistem dan prosedur pemeriksaan kapal barang dan penumpang sehingga pemberian surat persetujuan berlayar (SPB) dilakukan dengan benar. Dengan Metoda GAP untuk menyelesaikan penelitian ini. Selanjutnya hasil yang diharapkan adanya kebijakan sistem dan prosedur pemeriksaan kapal barang dan penumpang agar menjadi suatu sistem dan prosedur yang terpadu dengan pemberian surat persetujuan berlayar.
Evaluasi Efektivitas Pelayanan Angkutan Laut Perintis di Pulau Sumatera (Studi Kasus: Rute R-01) Dienda Rieski Pramita; Imbang Danandjojo
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i1.1432

Abstract

Pelayanan angkutan laut perintis perlu dinilai apakah sudah dilakukan dengan tepat untuk menghindari adanya suatu wilayah yang telah berkembang tetapi masih dilayani oleh angkutan laut perintis, sementara daerah yang benar-benar terpencil belum terlayani. Tujuan kajian adalah menganalisis dan mengevaluasi efektivitas pelayanan angkutan laut perintis di Sumatera khususnya pada rute R-01. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode quantitatif Travelling Salesman Program untuk mengetahui rute yang paling efektif. Hasil analisis menunjukkan bahwa dapat dilakukan rerouting terhadap rute perintis yang ada saat ini. Dengan asumsi kapal perintis hanya singgah tepat satu kali pada setiap pelabuhan, maka jarak yang ditempuh juga semakin berkurang sehingga diharapkan dapat mengurangi lamanya 1 round voyage. Beberapa aspek pelayanan angkutan laut perintis yang masih dinilai belum bagus adalah rute atau jarak tempuh kapal perintis, frekuensi kunjungan kapal, serta lama satu round voyage kapal perintis.
halaman cover Bambang Siswoyo
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 22, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v22i2.1713

Abstract

Pengaruh Pelayanan Kapal dan Barang Terhadap Kinerja Produktivitas Bongkar Muat Pelabuhan Sunda Kelapa Johny Malisan
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i2.43

Abstract

Salah satu keberhasilan peningkatan pelayanan kapal adalah adanya perbaikan terhadap kinerja pelabuhan sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pengguna jasa. Permasalahan pokok dalam pelayanan jasa transportasi laut di Sunda Kelapa adalah kurang efisien dan efektif dalam penyelenggaraannya yang berakibat pada lemahnya daya saing pelabuhan pada tataran nasional khususnya bagi pelabuhan Sunda Kelapa. Hal ini tercermin pada perolehan muatan yang dapat ditangani sebesar ± 3,4 % dari total muatan yang diangkut oleh pelayaran nasional. Kecilnya pangsa muatan ini tentu erat kaitannya dengan produktivitas bongkar muat barang di pelabuhan yang tampaknya belum signifikan oleh karena produktivitas bongkar muat kapal (TSHP) menurun akibat menurunnya kepercayaan pemilik barang yang ditandai dengan mulai beralih pengangkutannya ke jenis kapal konvensional lain. Disamping itu, ship output (TSHP) sebagai indikator produktivitas kapal menunjukkan angka yang kurang baik oleh karena masih banyaknya waktu yang tidak produktif. Hal ini ditunjukkan bahwa TSHP yang pada tahun 2000 sudah tinggi, namun setelah itu cenderung menurun. Demikian pula jam menganggur di pelabuhan sangat besar jika dibandingkan dengan jam efektifnya, dan berdampak pada produktivitas kapal tidak linier dengan kunjungan kapal yang relatif cukup banyak.
Pengembangan Pelabuhan di Wilayah Gugus Kepulauan: Studi Kasus Pelabuhan Rum, Tidore Kepulauan Sujarwanto Sujarwanto
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 21, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v21i2.1280

Abstract

Pelabuhan merupakan wilayah strategis bagi negara kepulauan, sebagai urat nadi yang menunjang konektivitas antar pulau dan meningkatkan mobilitas penduduk sekitarnya dalam melakukan kegiatan perekonomian. Wilayah Kepulauan Maluku Utara yang memiliki ratusan pulau, dengan istilah sebagai wilayah gugus kepulauan, salah satunya adalah pelabuhan Rum yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan antar pulau. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Tercatat mobilitas masyarakat yang menyeberang melalui pelabuhan Rum menuju Pulau Ternate dan Pulau Maitara antara 200 sampai 300 orang sepanjang harinya. Analisis proyeksi menggunakan metode regresi linear untuk mendapatkan proyeksi permintaan penumpang di tahun yang akan datang. Dari hasil analisis kinerja fasilitas dermaga (BOR) Speed boat tahun 2017 sudah mencapai angka 75% dan kapal motor mencapai 48% yang artinya kondisi dermaga Rum belum maksimal untuk melayani penumpang dan barang. Dalam perencanaan pembangunan jangka pendek Pelabuhan Lokal Rum disarankan segera melakukan pengembangan pelabuhan skala minimum, yang fokus pada perbaikan dermaga pelabuhan karena dilihat dari kondisi saat ini dermaga tersebut sudah tidak layak digunakan karena mengalami pelapukan.
Kelayakan Pengoperasian Pelabuhan Pangkalan Susu Sebagai Pelabuhan Umum Rosita Sinaga
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 17, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v17i3.1409

Abstract

Pelabuhan Pangkalan Susu merupakan pelabuhan yang terletak di Kecamatan Pangkalan Susu dengan status sebagai pelabuhan khusus kelas IV dalam wilayah kerja Pelindo I. Dalam kondisi existing pelabuhan ini merupakan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri yang dikelola oleh PT. Pertamina Pangkalan Susu untuk depot LPG. Maksud kajian adalah meninjau kelayakan pengoperasian Pelabuhan Pangkalan Susu menjadi pelabuhan umum. Berdasarkan dasar hukum dari aspek legal yang selanjutnya dijabarkan menjadi prosedur operasional dapat disimpulkan bahwa kegiatan operasional Pelabuhan Pangkalan Susu secara umum dianggap layak dengan statusnya sebagai Pelabuhan Khusus, untuk aspek operasional sebagai pelabuhan umum memerlukan penyesuaian terlebih dahulu terkait dengan perubahan status pelabuhan
Pengembangan Keselamatan Kapal Pelayaran Rakyat Di Pelabuhan Paotere Makassar Wahyu Prasetya Anggrahini
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i3.1427

Abstract

Pelabuhan Paotere merupakan pelabuhan rakyat yang berperan penting dalam pengiriman kebutuhan pokok ke berbagai kepulauan di Sulawesi Selatan. Pelabuhan ini juga menopang arus distribusi berbagai komoditas ke Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua. Pentingnya peran pelayaran rakyat harus didukung oleh faktor keselamatan yang memadai, karena keselamatan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi. Kajian ini ditujukan untuk menyusun strategi pengembangan keselamatan pelayaran rakyat di Pelabuhan Paotere. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif. Teknis analisis data menggunakan analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa kondisi kapal pelra masih cukup baik, hanya saja teknologi kapal pelra masih sangat sederhana. Pengawasan terhadap docking kapal, ketersediaan SBNP, proses perekrutan SDM kapal pelra serta keberadaan industri galangan kapal pelra sampai saat ini dinilai masih kurang memadai. Posisi relatif kapal pelra berada pada kuadran I, sehingga strategi pengembangan keselamatan kapal pelra dapat dilakukan dengan menggunakan kekuatan dan peluang yang ada. Peningkatan kapal pelra dapat dilakukan dengan mengawasi proses pembangunan kapal pelra berdasarkan desain yang ada, melakukan pengawasan pada saat pemuatan dan menaati informasi cuaca yang diberikan apakan aman untuk berlayar atau tidak. Permasalahan yang dihadapi pelra yang berkaitan dengan aspek keselamatan diantaranya adalah kurangnya pemahaman mengenai keselamatan oleh pihak kapal serta kurangnya sosialisasi mengenai keselamatan dan aturan yang berlaku. Oleh sebab itu perlu sosialisasi mengenai aturan keselamatan kepada para pemilik kapal, perusahaan pelra dan awak kapal pelra.
Model Penerapan Konsesi Pelabuhan di Indonesia: Studi Kasus Terminal Teluk Lamong Alwi Sina Khaqiqi; Tri Achmadi
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 22, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v22i2.1664

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang pembanguanan pelabuhan merupakan salah satu cara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Indonesia. Selain itu pelabuhan berfungsi sebagai infrastruktur konektivitas logistik yang dapat menunjang arus pergerakan barang. Syarat untuk dapat melakukan kegiatan kepelabuhanan dengan melakukan konsesi telah diatur Undang-Undang. Menurut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk saat ini kinerja pengelolaan konsesi pelabuhan belum efektif. Selain itu, juga terbit Peraturan Menteri tentang hasil pemeriksaan kinerja atas efektivitas pengelolaan konsesi pelabuhan di Terminal Teluk Lamong. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan lama dan tarif konsesi yang efektif dan saling menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat. Analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode IRR, NPV, BCR kemudian menggunakan analisis sensitivitas. Dari penelitian ini didapatkan hasil IRR sebesar 13,2%, NPV Rp 577.402.711.679,-, nilai BCR diatas 1 ketika pada tahun ke 32. Untuk lama konsesi Terminal Teluk Lamong selama 32 tahun dan tarif konsesi sebesar 3 % dari pendapatan Terminal Teluk Lamong.Model for Port Concession Implementation in Indonesia: Case Study in Teluk Lamong Terminal; Indonesia is an archipelago country where port development is one way to support economic growth in Indonesia's territory. In addition, the port serves as a logistics connectivity infrastructure that can support the flow of goods movement. The requirements to be able to carry out port activities by conducting concessions have been regulated. According to the Supreme Audit Agency (BPK), the performance of port concession management is not yet effective. In addition, a Ministerial Regulation was issued regarding the results of performance checks on the effectiveness of port concession management at the Teluk Lamong Terminal. This study aims to provide effective and mutually beneficial concession rates between the parties involved. The analysis used is by using the IRR, NPV, BCR methods then using sensitivity analysis. From this research, the IRR results were 13.2%, NPV Rp. 577,402,711,679, -, the BCR value was above 1 when in the 32nd year. Then for the duration of the concession period of the Lamong Bay Terminal is 32 years and the concession rate is 3% of Teluk Terminal revenue Lamong.

Filter by Year

2014 2024