cover
Contact Name
Dyah Kusuma Wardhani
Contact Email
dyah.wardhani@ciputra.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
j.aksen@ciputra.ac.id
Editorial Address
UC Town, Citraland Surabaya 60219
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Aksen : Journal of Design and Creative Industry
ISSN : 24772593     EISSN : 24772607     DOI : https://doi.org/10.37715/aksen
Core Subject : Engineering,
This bi-annual journal published every April and October, managed by the Interior Architecture Department of Ciputra University. AKSEN-Journal of Design & Creative Industry invites professionals in the academic world, practitioners, researchers, and students to disseminate the latest ideas and knowledge in the field of Architecture, Interior Design, Creative Industry and Design Management.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 98 Documents
CONNECTING CORE, DESAIN RAMAH LINGKUNGAN YANG BERTEKNOLOGI UNTUK NATASHA SKIN CLINIC CENTRE Djajadi, Nadine; Kusumowidagdo, Astrid; Wardhani, Dyah Kusuma
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 3 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.276 KB) | DOI: 10.37715/aksen.v3i1.664

Abstract

Natasha Skin Clinic Centre adalah sebuah klinik kecantikan terkemuka di Indonesia yang melayani perawatan kulit wajah dan rambut untuk remaja, wanita, dan pria. Klinik membutuhkan desain baru yang menonjol dan ramah lingkungan sesuai dengan brand klinik when nature meets technology. Klinik yang dirancang berada di pusat kota Sidoarjo dan menjadi satu-satunya klinik cabang Natasha yang berada di kota itu. Tidak dipungkiri bahwa klinik selalu dipadati dengan pengunjung hingga menyebabkan kapasitas ruang tunggu tidak memadai. Dengan menggunakan metode observasi lapangan, wawancara pengguna, dan studi literatur, konsep desain yang tepat dapat dihasilkan untuk menyelesaikan beragam permasalahan klinik. Connecting Core adalah konsep yang diangkat dalam perancangan yang menonjolkan adanya masa penghubung yang menghubungkan dua masa bangunan, masa nature dan masa technology. Pembagian masa ini didasari oleh implementasi brand Natasha Skin Clinic Centre, when nature meets technology, dimana setiap pertemuan pasti membutuhkan penghubung. Masa penghubung atau connecting area, dijadikan poin utama yang ditonjolkan dalam perancangan karena berfungsi sebagai penghubung yang terdiri dari ruang yang menjual serta berfungsi sebagai media untuk memasukkan pencahayaan alami dan view melalui void dan inner courtyard. Semua pencapaian itu juga didukung oleh adanya penghawaan alami dan teknologi lain seperti solar tube chandellier, automatic window, rainwater harvesting, greywater recycling dan glass roof solar panel. Dengan strategi tersebut, klinik dapat memenuhi aspek smart and green building dan masuk ke dalam kategori gold untuk green building for interior space menurut GBCI serta dapat menghemat biaya pencahayaan buatan sebanyak 44%, penghawaan buatan sebanyak 21%, konsumsi air bersih sebanyak 15.7%, dan listrik sebanyak 81%.
PERANCANGAN INTERIOR ARSITEKTUR KANTOR KIELI DECORATION Lauren, Stefani; Kusumowidagdo, Astrid; Wardhani, Dyah Kusuma
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 3 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.918 KB) | DOI: 10.37715/aksen.v3i1.665

Abstract

Kieli Decoration merupakan perusahaan jasa dekorasi pernikahan, pertunangan, pemberkatan nikah dan bridal shower dengan spesialisasi tema internasional yang bergerak di wilayah Jawa Tengah yang lebih berfokus di kota Semarang. Dekorasi pernikahan yang ditawarkan yaitu tematik maupun non tematik dan di dalam maupun di luar gedung. Latar belakang perancangan dari kantor Kieli Decoration yaitu membutuhkan sumber daya fisik untuk operasional perusahaan serta untuk menerima klien berkonsultasi. Selain itu, banyak perusahaan jasa dekorasi pernikahan di kota Semarang belum memikirkan desain kantor yang menarik dan mendukung kinerja serta produktivitas karyawan. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu observasi, wawancara serta studi pustaka mengenai kantor terutama kantor dekorasi pernikahan. Desain kantor Kieli Decoration memiliki konsep “Collaborative Space”, konsep tersebut mengutamakan cara kerja perusahaan yaitu kolaboratif agar kinerja staf lebih produktif dan lebih mudah. Diwujudkan dengan open space dan terdapat beberapa multipurpose workspace. Penerapan branding perusahaan diterapkan dari segi warna logo dan bentukan logo. Branding diterapkan di warna dinding, pola lantai, bentuk furnitur, penataan fungsi area, penggabungan fungsi area, penggunaan artwork. Area klien dan area staf dipisahkan termasuk juga aksesnya agar lebih profesional. Proyek kantor ini fokus mengejar desain yang dapat mencerminkan karakter perusahaan, mendukung cara kerja perusahaan dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada guna untuk meningkatkan produktivitas dan daya jual perusahaan serta agar dapat memberikan fasilitas yang maksimal bagi para klien.
PERANCANGAN HEALTHY FOOD MONKEY CAFÉ DI SURABAYA Veronica, Veronica; Istanto, Freddy H.; Susan, Y.
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 3 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.769 KB) | DOI: 10.37715/aksen.v3i1.666

Abstract

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan sarana tempat berkumpul dan bersosialisasi. Sarana tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dan tidak menimbulkan kerusakan alam secara berlebihan. Salah satu sarana yang ditawarkan sebagai tempat untuk berkumpul dan bersosialisasi adalah kafe. Monkey Café adalah sebuah café yang menjual makanan sehat dan dikerjakan oleh VRO Inarchi Studio dengan konsep yang ramah lingkungan dengan penerapan green design berdasarkan parameter GBCI (Green Building Council Indonesia) dan konsep desain yang menyenangkan dengan ragam bentukan yang diterapkan sesuai dengan brand Monkey Café dan konsep platanos dengan style industrial. Penerapan desain ramah lingkungan (green design) menurut GBCI Rating Tools ver. 1.0, yaitu menyediakan area hijau dengan luasan 20% dari luas halaman/ luar bangunan yang memenuhi parameter. Menggunakan lampu hemat energi dan jendela untuk memaksimalkan pencahayaan alami dengan total penghematan 52% dari total seluruh daya penerangan dan peralatan hemat energi.Melakukan penghematan air dengan sistem greywater recycle dengan berhemat 1050 Liter/ hari dan 13800 Liter/ tahunnya, menggunakan air bekas mencuci tangan dan juga dapur untuk toilet flush dan menyiram tanaman. Material tidak beracun seperti tidak ada kandungan asbes dan rendah VOC (Voaltile Organic Compound). Proses awal hingga akhir dirancang dan realisasikan dengan sertifikasi GA, GP, ISO 14001, LEI atau FSC untuk material. Penerapan konsep sesuai dengan brand dan konsep platanos yaitu dengan memberikan bentukan yang beragam pada furnitur dan aksen warna kuning untuk menguatkan konsep.
PERANCANGAN DESAIN INTERIOR KANTOR PERHUTANI DEPARTEMEN PERENCANAAN DI SURABAYA Andarina, Deansha Ghaisani; Kusumowidagdo, Astrid; Kusumawardhani, Dyah
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 3 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (983.823 KB) | DOI: 10.37715/aksen.v3i1.662

Abstract

Tugas akhir ini berisi tentang penelitian desain sebuah kantor pemerintahan yaitu kantor Perum Perhutani Departemen Perencanaan. Kantor Perum Perhutani ini merupakan sebuah kantor yang bekerja di bidang pelestarian hutan. Dengan meningkatkan sebuah ciri khas dari perusahaan pada suatu bentuk ruang maka akan meningkatkan pula sistem kerja dan identitas dari perusahaan tersebut ke masyarakat luar. Konsep yang diambil adalah Foresta, agar identitas dari perusahaan dapat lebih terlihat. Penggunaan tanaman pada interiornya disesuaikan dengan keadaan asli dari tempat yang akan didesain. Dengan penambahan interior lansekap ini menjadikan salah satu cara mudah masyarakat untuk memperbaiki udara pada area eksisting sekaligus salah satu cara mudah masyarakat mengurangi pencemaran lingkungan. Pengaplikasian desain foresta pada kantor perhutani ini yaitu dengan diambilnya bentuk organik yang tidak ekstrim pada furnitur dan sirkulasi karena dapat diketahui juga bahwa kantor ini merupakan sebuah kantor formal yang memiliki sifat keteraturan. Selain itu adanya bentuk repetisi dinding berbentuk kisi-kisi sejajar untuk menciptakan bentuk dalam hutan yang memiliki sifat pohon berjajar. Penggunaan warna dan bahan baku yang digunakan sesuai dengan warna natural yang ada di hutan, seperti warna hijau, cokelat, dan tekstur kayu muda maupun tua. Suasana kerja yang dibuat juga natural dengan penggunaaan pencahayaan buatan dengan warna putih natural agar lebih menciptakan suasana yang bersih dan nyaman.
PENDOKUMENTASIAN APLIKASI RAGAM HIAS BATIK JAWA TENGAH MOTIF KAWUNG, SEBAGAI UPAYA KONSERVASI BUDAYA BANGSA KHUSUSNYA PADA PERANCANGAN INTERIOR Hartanti, Grace; Setiawan, Budi
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.793 KB) | DOI: 10.37715/aksen.v3i2.807

Abstract

Indonesia memiliki kekayaan akan ragam hias yang berasal dari berbagai suku di seluruh pelosok Nusantara. Ragam hias ini merupakan salah satu hasil dari budaya berwujud yang memiliki makna dan arti tertentu yang perlu dilestarikan keberadaannya. Adanya akulturasi menjelaskan adanya proses perubahan budaya yang menghasilkan perpaduan antar budaya. Masyarakat Jawa Tengah salah satu dari masyarakat Nusantara juga memiliki budaya yang sangat kuat. Perpaduan budaya asing seperti Malaysia, Arab, China, dan Belanda telah beradaptasi dengan baik pada kehidupan masyarakat setempat melalui perdagangan dan perkawinan. Hal ini juga berpengaruh pada perilaku masyarakat Jawa Tengah. Beragam ornamen hias maupun warna yang menjadi ciri khas budaya masyarakat Jawa Tengah terlihat mulai dari bangunan rumah, baju adat serta tarian ataupun pertunjukan yang ditampilkan oleh masyarakat Jawa Tengah. Pada umumnya makna yang terkandung dalam ornamen Jawa Tengah memiliki nilai historis, seperti halnya ragam hias batik Jawa Tengah motif Kawung,sehingga dalam penerapannya dalam sebuah perancangan interior perlu dipahami asal usulnya sehingga budaya tersebut dapat dilestarikan sesuai dengan makna yang terkandung.
HUBUNGAN INTERPERSONAL DALAM KONTEKS SOSIAL MASYARAKAT URBAN YOGYAKARTA: KAJIAN PRIVASI AKUSTIK, VISUAL DAN FISIK Anggraini, Lya Dewi
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.321 KB) | DOI: 10.37715/aksen.v3i2.804

Abstract

Aktivitas manusia sehari-hari memiliki kebutuhan akan kendali atas interaksi dengan orang lain yang berlebihan secara akustik, visual, maupun fisik. Penelitian ini menganalisis ulang data sekunder yang diambil untuk disertasi yang tidak dipublikasikan, berupa hasil survei terhadap 87 responden di dua pusat urban di Yogyakarta, Pecinan dan Kauman, yang dipersempit menjadi 30 subjek. Survei mengujikan jarak sosial melalui hubungan interpersonal untuk aspek privasi akustik, visual dan fisik, berdasarkan kategori “orang asing”, “pelanggan”, “pekerja/pelayan”, “teman”, “keluarga” dan “diri sendiri”. Dari setiap kategori, jawaban responden terganggu atau tidak akan memberi nilai nihil atau ada untuk 16 jenis kegiatan seharihari yang mencakup kegiatan pribadi hingga sosial. Hasilnya menunjukkan bahwa kebutuhan privasi responden berbeda-beda yang dipengaruhi oleh situasi sosial lingkungan hunian mereka. Responden cenderung mengabaikan “teman” dan sangat sedikit mengakui “diri sendiri” pada saat melakukan kegiatan pribadi, misalnya, mandi mengizinkan “keluarga”. Hal ini mengungkapkan makna praktis modal sosial yang terjadi di wilayah urban Yogyakarta bahwa nilai-nilai sosial masyarakat masih dijunjung tinggi, ditunjukkan melalui nilai individual tidak tampak menonjol, sementara “teman” dalam situasi lingkungan hunian dianggap hubungan yang tidak memiliki jarak sosial yang nyata.
MAKNA MOTIF BATIK PARANG SEBAGAI IDE DALAM PERANCANGAN INTERIOR Kristie, Sella; Darmayanti, Tessa Eka; Kirana, Sriwinarsih Maria
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.788 KB) | DOI: 10.37715/aksen.v3i2.805

Abstract

Batik merupakan salah satu mahakarya Indonesia dan keberadaan batik telah diakui oleh seluruh dunia. UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan budaya Indonesia, yaitu sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity pada tanggal 2 oktober 2009. Batik memiliki banyak jenis corak dan makna di dalamnya dan motif Parang akan menjadi fokus pada artikel ini. Makna yang terkandung di dalam motif dapat menjadi inspirasi dan diterapkan didalam sebuah perancangan interior. Artikel kualitatif ini menggunakan pendekatan kajian budaya yang didukung dengan eksplorasi literatur. Penelitian ini memiliki kontribusi dalam memberikan ide dalam penerapan berbagai makna motif Parang ke dalam elemen ruang, selain itu memberikan pandangan bahwa batik bukan saja sehelai kain dekoratif, namun juga memiliki berbagai arti mendalam yang dapat menjadi identitas bangsa Indonesia.
FAKTOR DAYA TARIK DISPLAY INTERAKTIF TERHADAP PENGUNJUNG DI MUSEUM OCEAN WORLD TRANS STUDIO BANDUNG Andriana, Finna; Gunawan, Irena Vanessa
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.739 KB) | DOI: 10.37715/aksen.v3i2.806

Abstract

Museum di Indonesia sangat dekat dengan kesan kuno,gelap,dan tidak terawat. Berbeda dengan museum di luar negeri yang selalu ramai dikunjungi, museum di Indonesia sangat sepi pengunjung. Tantangan terbesar yaitu mengenali museum pada masyarakat dan perkembangan museum tergantung pada antusias serta minat dari masyarakat. Oleh karena itu museum di Indonesia terutama pada display harus adanya motivasi untuk menerapkan model komunikasi massa yang dikombinasikan dengan model komunikasi interpersonal yang didalamnya pengunjung dapat berpartisipasi aktif di dalam museum interaktif Ocean World Trans Studio Bandung. Lalu hal yang menarik pada museum interaktif ini adanya daya tarik pengunjung untuk mencoba display-display interaktif yang berada di Ocean World, dan adanya rasa penasaran melihat display sehingga pengunjung ingin mencoba dalam berbagai hal.Metode yang dipakai dalam penelitian kali ini metode penilitian yang digunakan pengamatan dan wawancara terhadap pengunjung yang telah mencoba display-display interaktif yang berada di Ocean Word Trans Sudio Bandung. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan display interaktif yang menarik yaitu dapat menyampaikan makna dari benda yang dipajangkan.
PERANCANGAN ARSITEKTUR INTERIOR CO-WORKING SPACE YANG MENERAPKAN KONSEP FLEKSIBILITAS LAYOUT Djuwanda, Andreas; Nuradhi, L. Maureen; Rahadiyanti, Melania
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800 KB) | DOI: 10.37715/aksen.v3i2.802

Abstract

ADJ Studio Architecture Interior Consultant ini berisikan tentang perancangan mengenai rancangan usaha sebagai Biro Konsultan Arsitektur Interior dengan konsep fleksibilitas tata letak dengan memperhatikan fleksibilitas instalasi ruang. Co-Working Space yang dirancang merupakan kantor dari perusahaan teknologi informasi dan juga desain komunikasi visual, serta kantor bagi industri kreatif yang membutuhkan inspirasi dalam pekerjaan sehingga perlu suasana ruang dan instalasi ruang yang mendukung. Perancangan ini menggunakan bangunan hotel yang terdiri dari empat lantai, dan Co-Working Space ini berada di lantai dua. Solusi yang ditawar untuk mencapai fleksibilitas tata letak dan fleksibilitas instalasi adalah dengan terdapat pengolahan pada jalur kabel serta sekat dinding, dan pengolahan dinding pada setiap area kerja sehingga menciptakan area kerja yang menyenangkan dengan fleksibilitas tata letak dan fleksibilitas instalasi.
IDENTIFIKASI POTENSI JENIS KOMERSIAL PADA LAHAN ASET DINAS PERHUTANI YANG BERKONTUR Ariyanto, Yusuf
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 4 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1315.902 KB) | DOI: 10.37715/aksen.v4i1.1042

Abstract

Kegiatan wisata di era masyarakat milenial sekarang ini merupakan kebutuhan hidup yang rutin dilakukan. Faktor yang berpengaruh dalam peningkatan sektor pariwisata tersebut adalah kondisi fisik yang tersaji di setiap kawasan wisata, seperti panorama alam, kondisi alam, suasana yang tercipta dari kondisi alam, bahkan kualitas fasilitas pendukung lingkungan wisata. Tak terkecuali pemerintah yang sudah mulai sadar akan pentingnya kerjasama untuk mengembangkan aset-aset pemerintah yang tidur, seperti halnya aset tanah Dinas Perhutani yang relatif luas dan terletak di area pegunungan namun belum ada tindakan signifikan untuk mengembangkan aset tersebut. Kondisi lahan wisata di pegunungan yang berkontur dengan kemiringan lereng tertentu umumnya memerlukan biaya yang cukup besar untuk membuatnya menjadi area wisata. Masalah yang muncul adalah bagaimana penentuan jenis area komersial yang tepat pada kondisi lahan berkontur sehingga dapat menjadi rencana bagi pemerintah untuk menarik investor dan sebagai studi kasus bagi arsitek. Melalui metode penelitian terapan yang digunakan utamanya adalah tahapan eksplorasi obyek lahan dan solusi desain berupa pengumpulan data baik berupa kajian literatur, wawancara dan observasi lokasi menghasilkan beberapa identifikasi potensi. Identifikasi area komersial yang sesuai dengan karakter lahan berkontur adalah lahan parkir, restaurant atau cafe yang menyajikan keunikan hasil bumi lahan maupun sekitarnya, wisata alam seperti outbound, area menginap yang atraktif seperti rumah pohon maupun glam camp dan wisata edukasi.

Page 3 of 10 | Total Record : 98