cover
Contact Name
Agus Mulia
Contact Email
agus.mulia@yahoo.com
Phone
+628126373423
Journal Mail Official
agus.mulia@yahoo.com
Editorial Address
Balai Bahasa Sumatera Utara Jalan Kolam (Ujung) Nomor 7 Medan Estate, Sumatera Utara 20225?
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan
ISSN : 18299237     EISSN : 27212955     DOI : 10.26499
Artikel dari hasil penelitian maupun kajian kebahasaan dan kesastraan, baik bahasa/sastra Indonesia, bahasa/sastra daerah, bahasa/sastra asing maupun pembelajaran bahasa/sastra Indonesia.
Articles 251 Documents
Analisis Komparatif Tata Bahasa Struktural Amerika dan Tata Bahasa Generatif Transformasional Azhar Umar
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 11, No 1 (2013): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v11i1.1009

Abstract

Abstrack:This paper attempts to explore and compare two grammar school is phenomenal and the most attention linguists in decades , the flow of American Structural Grammar ( TSA ) and Transformational Generative Grammar (TGT ). Both the grammar school has a very sharp distinction paradigm of language and assessment/analysis language. TSA pioneered Bloomfield moved from psychological behaviorism and logical positivism argue that human behavior can be explained by external circumstances and the truth can only be accepted as far as concrete and empirically tested . Therefore, TSA was very concerned about the corpus (data speech) language because that is empirical, most objective , and easily observed directly Meanwhile , TGT, which led Noam A. Chomsky, the mentalism-based psychology. TGT is of the opinion that the language is not the same as the corpus. Language is a system and a corpus of speech is only a manifestation of the system language. TSA stance, the study of language should be able to describe the language as it is, ie, as it is used objectively-empirically by the user of the language is not as it should be (Oka and Suparno, 1994:297). From these figures it can be affirmed that the TSA has focused on the description and classification of data language performance (performance) through the use of the principle of direct subordinate element analysis (immediate constituent), According to IGT, any science that developed at the end should have a more distant destination, not just describe and classify the language of assessment data.Key words : performance studies and language competenceAbstrak :Tulisan ini mencoba menelusuri dan membandingkan dua aliran tata bahasa yang fenomenal dan yang paling menyita perhatian para linguis dalam beberapa dekade, yakni aliran Tata Bahasa Struktural Amerika (TSA) dan Tata Bahasa Generatif Transformasional (TGT). Kedua aliran tata bahasa ini memiliki perbedaan paradigma yang sangat tajam mengenai bahasa dan pengkajian/analisis bahasa. TSA yang dipelopori Bloomfield beranjak dari psikologi behaviorisme dan logika positivisme yang berpikiran bahwa perilaku manusia bisa diterangkan berdasarkan situasi-situasi eksternal dan kebenaran hanya diterima sejauh dapat diuji secara konkret dan empirik. Karena itulah, TSA sangat memerhatikan korpus (data ujaran) bahasa karena hal itulah yang empirik, paling objektif, dan mudah diamati secara langsung Sementara itu, TGT, yang dimotori Noam A. Chomsky, berbasis psikologi mentalisme. TGT berpendirian bahwa bahasa tidak sama dengan korpus. Bahasa adalah sistem dan korpus ujaran hanya manifestasi dari sistem bahasa itu. TSA berpendirian, penelitian bahasa harus mampu menggambarkan bahasa sebagaimana adanya, yakni sebagaimana ia dipakai secara objektif-empirik oleh pemakai bahasa bukan sebagaimana seharusnya (Oka dan Suparno, 1994:297). Dari gambaran ini dapat ditegaskan bahwa TSA memusatkan perhatiannya pada pendeskripsian dan pengklasifikasian data performansi bahasa (performance) melalui penggunaan prinsip analisis unsur bawahan langsung (immediate constituent), Menurut TGT, setiap ilmu yang berkembang pada akhirnya harus mempunyai tujuan yang lebih jauh, tidak hanya sekedar mendeskripsikan dan mengklasifikasikan data pengkajian bahasa. Kata-kata kunci: studi performansi dan kompetensi bahasa
RELASI BAHASA MELAYU RIAU, BUGIS, DAN BANJAR: KAJIAN LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF Rengki Afria; Julisah Izar; Ike Selviana Prawolo; Baldi Arezky
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 18, No 1 (2020): Medan Makna Juni
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v18i1.2330

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekerabatan bahasa Melayu Riau, Bugis, dan Banjar: Kajian Linguistik Historis Komparatif. Penelitian ini menggunakan metode komparatif, leksikostatistik, dan glotokronologi.Berdasarkan analisis komparatif terdapat 16 data yang identik (kognat), 25 data korespondensi fonemis, dan 36 data korespondesi fonetis. Hasil perhitungan leksikostatistik didapatkan persentase kekerabatan Bahasa Melayu Riau (BMR) dan Bahasa Bugis (BBu) 32%, BBu dan bahasa Banjar (BBa) 30%, serta BMR dan BBa 83%. Dari perhitungan tersebut ditentukan status kebahasaan bahwa BMR dan BBa diklasifikasikan bahasa dari subkeluarga, sedangkan BBu diklasifikasikan sebagai bahasa.  Hasil glotokronologi menunjukkan bahwa waktu pisah antara bahasa Melayu Riau (BMR) dan bahasa Bugis (BBu) adalah 699 tahun yang lalu (25-50 abad), BBu dan bahasa Banjar (BBa) adalah 852 tahun yang lalu (25-50 abad), dan BMR dan BBa adalah 1975 tahun yang lalu (0-5 abad). Hasil komparatif dan glotokronologi tersebut menunjukkan bahwa bahasa Melayu Riau (BMR), bahasa Bugis (BBu), dan bahasa Banjar adalah berkerabat.
ANALISIS KESALAHAN EJAAN DALAM SOAL-SOAL UJIAN SEMESTER SMP NEGERI 1 LANGSA Tara Astika Bangun
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 14, No 2 (2016): Vol. 14, No. 2, Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v14i2.1196

Abstract

The study, titled "Analysis of Spelling Errors in questions Semester Exam SMP Negeri 1 Langsa" This aims to describe the use of spelling mistakes in the semester exam questions SMP Negeri 1 Langsa and describe aspects of the dominant error occurred on such questions. The population was exam questions 2013/2014 semester of the school year about twelve. The population-based sample set of five questions, namely about Social Studies, Science, Indonesian, local content, and Religion. The samples done by purposive sampling technique. The method used is descriptive method. Data collected by the study of engineering documentation and data processing was done by using qualitative and quantitative analysis. The results of the analysis of data obtained as a whole amounted to 341 errors. EYD errors include capitalization amounts to 107 (31.38%), the use of italics totaled 15 (4.40%), use of bold numbered 3 (0.88%), the writing of said derivatives totaled 7 (2, 05%), writing the next word was 26 (7.62%), writing of the particles numbered 1 (0.29%), the writing stands totaling 4 (1.17%), the writing element uptake amounted to 20 (5.87%), punctuation usage totaled 142 (41.64%), the removal of spaces numbered 5 (1.47%), and excessive use of spaces totaling 11 (3.23%). Based on the number of such errors is the dominant use of punctuation errors.
BAHASA DAN PERHATIAN PEMERINTAH (Satu Upaya Memperkukuh Jati Diri Bangsa) Sahril Sahril
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 5, No 1 (2008): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v5i1.795

Abstract

Masalah urusan kebahasaan di Indonesia belumlah berhasil, bahkan belakangan ini ada indikasi kecenderungan lebih memperihatinkan. Hal ini diperparah dengan hadirnya era globalisasi, di mana masalah informasi begitu deras memasuki kehidupan masyarakat. Informasi ini masuk lewat pemakaian bahasa, khususnya bahasa Asing. Bukannya, bangsa kita alergi terhadap bahasa Asing, akan tetapi harus ada porsi dan aturan pemakaiannya. Janganlah kita lebih mendahulukan bahasa Asing daripada bahasa Indonesia. Kondisi lain saat ini, yaitu adanya persaingan yang ketat bangsa-bangsa di dunia di era globalisasi. Hal itu akan memudarkan identitas keindonesiaan yang kokoh membangun solidaritas keindonesiaan.Kata Kunci : bahasa Indonesia, jati diri bangsa
VERBA TINDAK TUTUR BAHASA SIMALUNGUN Anita Purba
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 13, No 1 (2015): Vol. 13, No. 1, Juni 2015
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v13i1.1230

Abstract

Meaning the unit external linguistic pragmatics or also called a special meaning in the English speech act verbs Simalungun include Assertif, Representative, Directives, commissive, Expressive, Declarative or Declaration. Expressive speech acts within speech act verbs excitement statement, can also be used in the speech act speech act verbs commissive the Promise. Speech acts Asserti Representative in the speech act verbs. A statement of fact, can also be used in the speech act speech act verbs commissive in Sadness statement. Expressive speech acts within speech act verbs passions would be something, could also be used in the speech act speech act verbs Directives in the Application.
Stratifikasi Sosial dalam Bahasa Indonesia Azhar Umar
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 4, No 1 (2007): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v4i1.838

Abstract

Abstrak :Pertumbuhan bahasa Indonesia tampak sudah semakin matang. Dia telah berhasil menjadi bahasa kemajuan sosial sebagaimana bahasa Belanda pada zaman kolonial. Dia pun telah pula mampu menjadi warna perluasan komunikasi. Menurut Khaidir Anwar (1987:57-58), istilah-istilah yang terdapat di dalamnya pun sudah bersifat lebih teknis, slogan-slogannya sudah lebih abstrak. Tetapi pertumbuhan bahasa Indonesia dewasa ini lebih ditentukan oleh kalangan elite masyrakat Indonesia. Pada saat yang sama, keterlibatan massa dalam pengemvbangan bahasa Indonesia jadi agak menurun. Elite masyarakat ini tampaknya memiliki kecenderungan untuk tidak lagi menggunakan kata-kata yang sudah merakyat, seperti pakaian, buta huruf, dan ahli, misalnya, melainkan menggantinya dengan busana, niraksara, dan pakar atau kata-kata asing. Bahasa-bahasa ini mengasosiasikan lapisan sosial yang lebih tinggi, dan karenanya asing bagi massa.KATA KUNCI: stratifikasi sosial, bahasa.
REKONSTRUKSI EKO-ETIMON BUDAYA KULINER Rusyda Nazhirah Yunus
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 17, No 1 (2019): Medan Makna Juni
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v17i1.2294

Abstract

This study discusses the reconstruction of eco-etimon culinary culture in the Malay community of Tanjung Pura. The aim of this study was to find out the eco-etymon reconstruction of culture in spicy pulp ingredients, their lingual forms and proto reconstruction of the spicy pulp ingredients. This research uses descriptive qualitative methods. The data of this study are words contained in the spicy porridge ingredients of Tanjung Pura Malay community, as well as data obtained from interviews. Then some lexicon of spicy porridge from Karo, and Aceh. Data is collected by note-taking technique, which is to record ingredients from spicy porridge and interviews with informants around the data source. The data analysis technique in this study was carried out by collecting lexicons of spicy pulp, reconstructing the lexicon and the function of spicy pulp, interviewing informants about the existence of the lexicon. Then compare the pattern of sound changes (reconstruction implications) of several lexicons in spicy porridge ingredients. The results of the analysis indicate that the encoding of spicy porridge ingredients by Tanjungpura Malay ancestors in the form of lexicalisation and grammaticalisation is included in compound words and expression metaphors. The reconstruction of language forms and functions of spicy porridge ingredients. BA, BK, and BM have reconstruction based on the type of sound change.
DAFTAR ISI DAN KUMPULAN ABSTRAK Medan Makna
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 13, No 2 (2015): Vol. 13, No. 2, Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v13i2.1075

Abstract

MAKNA UMPAMA/UNGKAPAN MASYARAKAT PAKPAK Nurelide Nfn
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 12, No 2 (2014): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v12i2.1185

Abstract

Pakpak traditional expressions is a part of dispersed culture and passed on from generations traditionally among different social groups, whether in word speech forms with action even only behaviour or actions, such as proverbs, expressions, and puzzles. This research is aimed to describe Pakpaknese expression meanings. The methode used in this study is descriptive qualitative method. The findings described meaning in Pakpaknese traditional expressions based on folklore approach. Meanings in Pakpaknese traditional expressions are used in specific time, place, and circumstances. Such as tribes context, politeness, courage, health, family, and sincerity.
PERANAN GURU UNTUK MEMBERDAYAKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Hj. Waridah
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 3, No 1 (2006): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v3i1.772

Abstract

Memberdayakan bahasa dan sastra Indonesia adalah suatu hal yang mendesak, untuk itulah peranan seluruh bangsa Indonesia sangat diharapkan khususnya peranan guru bahasa dan sastra Indonesia sebagai ujung tombaknya di hadapan siswa dan masyarakat. Media Elektronika yang sesuai untuk mendukung berkembangnya bahasa dan sastra Indonesia merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan. Oleh karena itu sangat diharapkan pihak pemerintah kiranya dapat memikirkan serta mewujudkannya.

Page 8 of 26 | Total Record : 251