cover
Contact Name
Meiana Maulida Hikmawati
Contact Email
lppm@stipram.ac.id
Phone
+62274-485650
Journal Mail Official
jurnalkepariwisataan@stipram.ac.id
Editorial Address
Jalan Ahmad Yani No. 52B, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kode Pos 55198
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
ISSN : 19079389     EISSN : 27162664     DOI : -
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah merupakan jurnal ilmiah yang memuat artikel atau naskah yang berorientasi pada bidang kepariwisataan, dimana naskah atau artikel tersebut belum pernah dipublikasikan di media lain atau sedang dikirim ke penerbit lain. Artikel atau naskah yang dipublikasikan adalah hasil penelitian atau pendampingan/ konseptual atau studi pustaka namun bersifat obyektif dan sistematis yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang standar dan baku (bisa dipahami). Artikel atau naskah diterbitkan dalam bentuk cetak dan online. Untuk versi online, Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah sudah terindeks Google Schoolar dan Garuda. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah pertama kali terbit pada bulan Januari 2007 dan diterbitkan dalam 3 (tiga) edisi setiap tahunnya, yaitu diterbitkan setiap bulan Januari, Mei dan September.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah" : 10 Documents clear
POTENSI BUDAYA LOKAL DALAM MEMPENGARUHI MINAT KUNJUNG WISATAWAN NUSANTARA KE WAE REBO NUSA TENGGARA TIMUR Suhartapa, Suhartapa; Devani, Lidia Lestari Ayu; Priyanto, Sabda Elisa
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i1.714

Abstract

AbstractWae Rebo, a village in East Nusa Tenggara, is renowned for its ability to preserve local traditions in customs, architecture, and lifestyle. This uniqueness attracts both domestic and international tourists. This study aims to analyze the local cultural factors influencing the interest of domestic tourists in visiting Wae Rebo, focusing on three main variables: ideas, activities, and artifacts. A quantitative method was employed using a simple random sampling technique, involving 100 respondents who had visited the village. Data were collected through questionnaires and analyzed using multiple linear regression to examine the relationship between local cultural factors and tourists' revisit intention. The results indicate that all three cultural variables significantly influence tourist interest, with activities and artifacts having a more dominant impact. These findings highlight that local culture plays a crucial role in tourism attractiveness and can serve as a key element in developing culture-based tourism in Wae Rebo. Therefore, preserving and promoting local culture is essential to enhancing tourist appeal and supporting sustainable tourism in the village.Keywords: Local Culture; Ideas; Activities; Artifacts; Interested in VisitingAbstrakWae Rebo, desa di Nusa Tenggara Timur, dikenal karena kemampuannya melestarikan tradisi lokal dalam adat, arsitektur, dan gaya hidup masyarakatnya. Keunikan ini menarik minat wisatawan, baik domestik maupun internasional. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor budaya lokal yang mempengaruhi minat kunjungan wisatawan nusantara ke Wae Rebo, dengan fokus pada tiga variabel utama: ide atau gagasan, aktivitas, dan artefak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik simple random sampling, melibatkan 100 responden yang telah mengunjungi desa tersebut. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi linear berganda untuk menguji hubungan antara faktor budaya lokal dan minat kunjungan ulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel budaya lokal berpengaruh signifikan terhadap minat wisatawan, dengan aktivitas dan artefak memiliki dampak yang lebih dominan. Temuan ini menegaskan bahwa budaya lokal memainkan peran penting dalam daya tarik wisata dan dapat menjadi elemen utama dalam pengembangan pariwisata berbasis budaya di Wae Rebo. Oleh karena itu, pelestarian dan promosi budaya lokal menjadi strategi penting untuk meningkatkan daya tarik wisatawan dan mendukung keberlanjutan pariwisata di desa ini.Kata Kunci: Budaya Lokal; Ide; Aktivitas; Artefak; Minat Kunjung
POTENSI DESA BONJERUK SEBAGAI DESA WISATA BERKELANJUTAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Budiatiningsih, Mahmudah; Ulya, Baiq Nikmatul; Kurniansah, Rizal; Minanda, Hasnia; Hulfa, Ihyana; Rojabi, Siti Hamdiah; Supita, Sesilia Dwi
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i1.576

Abstract

AbstractTourism village development aims to manifest the concept of sustainable tourism. Therefore, every tourism village in Indonesia should apply the sustainable tourism concept, including Bonjeruk Village. The Bonjeruk tourism village is one of the tourism villages in Lombok Island that has received ADWI from Indonesian Ministry of Tourism and Creative Economy in 2021. This research aims to identify the aspect of sustainable tourism in Bonjeruk Tourism Village. This research used a qualitative approach. Data collection was carried out by observation, interviews and literature studies to obtain the information about the tourism conditions in Bonjeruk village. The result of this research shows that the basic components of tourism village in Bonjeruk had been fulfilled. The Bonjeruk tourism village is managed by qualified human resources, has a variety of attractions and activities, is equipped with sufficient and clean amenities, and has a fairly good accessibility. Meanwhile, according to the sustainable tourism aspect, the Bonjeruk tourism village is able to improve the local community’s quality of life, providing additional value to the community's economy, improving environmental management, and increasing the respect and appreciation to the local culture.Keywords: Bonjeruk Village; Sustainable Tourism; Tourism VillageAbstrakPengembangan desa wisata bertujuan untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Oleh karenanya, setiap desa wisata di Indonesia sudah seharusnya menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan, termasuk Desa Bonjeruk. Desa wisata Bonjeruk merupakan salah satu desa wisata di Pulau Lombok yang pernah menerima ADWI dari Kemenparekraf RI pada tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi desa wisata Bonjeruk berdasarkan aspek pariwisata berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi literatur untuk memperoleh informasi terkait kondisi pariwisata di desa Bonjeruk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, komponen dasar desa wisata di Bonjeruk telah terpenuhi dengan baik. Desa wisata Bonjeruk dikelola oleh SDM yang berkualitas, tersedia atraksi dan aktivitas yang beragam, dilengkapi amenitas dalam jumlah cukup dan bersih, serta memiliki aksesibilitas yang cukup baik. Sementara menurut aspek pariwisata berkelanjutan, pariwisata di desa wisata Bonjeruk berhasil meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memberikan nilai tambah perekonomian masyarakat, meningkatkan pengelolaan lingkungan, dan meningkatkan apresiasi terhadap kebudayaan setempat.Kata Kunci: Desa Bonjeruk; Desa Wisata; Pariwisata Berkelanjutan
REVITALIZING HISTORICAL TOURISM DESTINATION THROUGH GAMIFICATION AND STORYTELLING: A CASE STUDY OF THE WARUNGBOTO SITE IN YOGYAKARTA Rifani, Bonifasia Yuniar; Ayuningsih, Asti
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i1.690

Abstract

AbstractThis study examines the potential development of gamification and storytelling in revitalizing historical tourism destinations at the Warungboto Site, Yogyakarta. The research aims to develop a concept for historical site development by integrating digital technology and gaming elements to enhance tourist experiences. Through analyzing the site's strengths in natural, historical, and spiritual aspects, the "Rediscover The Lost Garden" concept was developed to facilitate site exploration and interpretation through interactive games and puzzles. The research employed a qualitative approach with case study design, involving data collection through historical literature review, field observations, and in-depth interviews with 12 key informants. The findings identified three main site strengths that can be optimized through gamification: (1) natural elements comprising springs and historical gardens, (2) historical value from the era of Sultan Hamengku Buwono II, and (3) spiritual aspects reflected in the building's architecture and functions. The gamification implementation is designed across four exploration zones with progressive difficulty levels, utilizing augmented reality technology to digitally reconstruct site conditions. A reward system based on points and virtual badges is implemented to encourage comprehensive exploration. This research contributes to the development of a gamification model for historical tourism destinations that integrates digital technology while preserving heritage values.Keywords: Gamification; Heritage Tourism; Augmented Reality in Tourism; Digital Story Telling; Situs WarungbotoAbstrakPenelitian ini mengkaji potensi pengembangan gamifikasi dan storytelling dalam merevitalisasi destinasi wisata sejarah di Situs Warungboto, Yogyakarta. Studi ini bertujuan untuk mengembangkan konsep pengembangan situs sejarah dengan mengintegrasikan teknologi digital dan permainan untuk meningkatkan pengalaman wisatawan. Melalui analisis kekuatan situs dalam aspek alam, sejarah, dan spiritualitas, konsep "Rediscover The Lost Garden" dikembangkan untuk memfasilitasi eksplorasi dan interpretasi situs melalui permainan dan teka-teki interaktif. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus, melibatkan pengumpulan data melalui tinjauan literatur sejarah, observasi lapangan, dan wawancara mendalam dengan 12 informan kunci. Hasil penelitian mengidentifikasi tiga kekuatan utama situs yang dapat dioptimalkan melalui gamifikasi: (1) elemen alam berupa mata air dan taman bersejarah, (2) nilai sejarah dari era Sultan Hamengku Buwono II, dan (3) aspek spiritualitas yang tercermin dalam arsitektur dan fungsi bangunan. Implementasi gamifikasi dirancang dalam empat zona eksplorasi dengan tingkat kesulitan bertahap, menggunakan teknologi augmented reality untuk merekonstruksi kondisi situs secara digital. Sistem penghargaan berbasis poin dan lencana virtual diterapkan untuk mendorong eksplorasi menyeluruh. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan model gamifikasi destinasi wisata sejarah yang mengintegrasikan teknologi digital dengan tetap mempertahankan nilai-nilai sejarah.Kata Kunci: Gamifikasi; Wisata Sejarah; Augmented Reality dalam Pariwisata; Digital Storytelling; Situs Warungboto
PENGELOLAAN DESA WISATA KARANGSAMBUNG KEBUMEN BERBASIS COMMUNITY BASED TOURISM Elmia, Arini Shofi; Reyaan, Alexander; Trihayuningtyas, Endah; Zulhelfa, Zulhelfa
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i1.574

Abstract

AbstractThis research aims to create a model for Karangsambung Tourism Village Management Based on Community Based Tourism Concept in Kebumen Regency. Community-based tourism development in Karangsambung Village still faces various problems, including differences in the way actors are involved in managing the village, many tourism development initiatives by villages and communities have failed or stopped after running for a while, and the tourism concept developed is not following local conditions. and ignoring developments in tourism market trends. Therefore, the concept of Community Based Tourism is considered suitable for the development of community-based tourism. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Resource persons were presented from various stakeholders/actors involved in the development of the Karangsambung tourist village. Through the survey results, it was found that 5 achievements must be met in developing community-based tourism villages, namely involving local communities, protecting the environment and natural resources, improving the quality of tourism services and products, utilizing technology and innovation, and supporting the local economy.Keywords: Tourism Village; Community-Based Tourism; Rural AreaAbstrakTujuan dibuatnya penelitian ini adalah merekomendasikan Pengelolaan Desa Wisata Karangsambung Berbasis Community Based Tourism (CBT) Di Kabupaten Kebumen. Pengembangan pariwisata berbasis Masyarakat di Desa Karangsambung masih menemui berbagai permasalahan diantaranya masih adanya perbedaan cara pandana aktor yang terlibat dalam pengelolaan desa, banyak inisiasi pengembangan wisata oleh desa dan komunitas yang gagal atau berhenti setelah berjalan beberapa saat, konsep wisata yang dikembangkan tidak sesuai dengan kondisi lokal serta mengabaikan perkembangan trend pasar pariwisata. Karenanya konsep Comunity Based Tourism dinilai cocok dikembangkan oleh wisata berbasis komunitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Narasumber dihadirkan dari berbagai pemangku kepentingan/aktor yang terlibat dalam pengembangan desa wisata Karangsambung. Melalui hasil survei didapatkan 5 capaian yang harus dipenuhi dalam pengembangan desa wisata berbasis masyarakat yaitu pelibatan masyarakat lokal, menjaga lingkungan dan SDA, meningkatkan kualitas layanan dan produk wisata, memanfaatkan teknologi dan inovasi, serta mendukung ekonomi lokal.Kata Kunci: Desa Wisata; Community-Based Tourism; Pedesaan
ANALISIS PERSPEKTIF PENGENALAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI KOTA CIREBON MENGGUNAKAN ENGLISH STORYTELLING Warliati, Annisaa Eka; Puarag, Peri
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i1.704

Abstract

AbstractIn the city of Cirebon, there are cultural heritage sites that have their own unique characteristics at each location. The introduction of cultural heritage sites in Cirebon City can be done through multilingual approaches, such as using English as the medium for delivering information through visualization or literacy. The purpose of this research is to introduce cultural heritage buildings in the city of Cirebon through English storytelling. The research locations are Goa Sunyaragi, Keraton Kasepuhan, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, and the BAT Building (British America Tobacco). This research uses a qualitative method with the distribution of questionnaires to 17 respondents who are students of the Diploma IV Convention and Event Management at Politeknik Pariwisata Prima Internasional. The sampling technique used is purposive sampling with predetermined samples. From the highest percentage result, 58.8% of respondents strongly agreed that using storytelling techniques can provide insights into the history of a cultural heritage site in the city of Cirebon. Additionally, by using storytelling, respondents can improve their skills in storytelling English and feel pleased with the storytelling technique, achieving  percentage result of 47.1%. Thus, results of research using storytelling are expected to help introduce cultural heritage sites in the city of Cirebon.Keywords: Cultural Heritage; Tourism; English StorytellingAbstrakDi Kota Cirebon terdapat sejumlah cagar budaya yang memiliki keunikan masing-masing di setiap lokasinya. Pengenalan terhadap cagar budaya di Kota Cirebon dapat dilakukan melalui pendekatan lintas bahasa, salah satunya menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam penyampaian informasi, baik secara visual maupun literasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan bangunan cagar budaya di Kota Cirebon melalui metode English storytelling. Lokasi penelitian mencakup Goa Sunyaragi, Keraton Kasepuhan, Masjid Agung Sang Cipta Rasa, dan Gedung BAT (British American Tobacco). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan penyebaran kuesioner kepada 17 responden yang merupakan mahasiswa Program Diploma IV Pengelolaan Konvensi dan Acara Politeknik Pariwisata Prima Internasional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 58,8% responden sangat setuju bahwa penggunaan teknik storytelling dapat memberikan wawasan mengenai sejarah cagar budaya di Kota Cirebon. Selain itu, 47,1% responden menyatakan bahwa storytelling dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam bercerita menggunakan Bahasa Inggris serta memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa teknik storytelling dalam Bahasa Inggris dapat menjadi upaya strategis dalam memperkenalkan cagar budaya di Kota Cirebon.Kata Kunci: Cagar Budaya; Pariwisata; English Storytelling
TRANSFORMASI DIGITAL PARIWISATA: EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL STRATEGI PROMOSI MENARIK GENERASI MILENIAL KE GRAND MAERAKACA SEMARANG Wilhelmina, Nurmei; Mistriani, Nina
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i1.718

Abstract

AbstractThe digital transformation in tourism has significantly influenced promotional strategies, particularly among millennial travelers. This study analyze the effectiveness of social media as a promotional tool in attracting millennial visitors to Grand Maerakaca, Semarang. Using a qualitative descriptive approach, data were collected through in-depth interviews with 15 tourism managers and visitors, social media content analysis, and field observations. The data were analyzed using the Miles and Huberman interactive model, which includes data reduction, data display, and conclusion drawing. The findings reveal that Instagram plays a crucial role in promoting Grand Maerakaca, as millennials prefer visual content and interactive features. Furthermore, social media-based promotions significantly increase visitor interest by providing real-time engagement and digital word-of-mouth marketing. This study concludes that optimizing digital marketing strategies through social media platforms enhances destination branding and visitor attraction. These insights are valuable for tourism managers aiming to leverage digital tools to boost visitor engagement and destination appeal.Keywords:       Digital Tourism Transformation; Social Media Marketing; Millennial Travelers; Destination Promotion; Instagram EngagementAbstrakTransformasi digital dalam pariwisata telah memberikan pengaruh besar terhadap strategi promosi, terutama bagi wisatawan generasi milenial. Penelitian ini menganalisis efektivitas media sosial sebagai alat promosi dalam menarik pengunjung milenial ke Grand Maerakaca, Semarang. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 15 pengelola wisata dan wisatawan, analisis konten media sosial, serta observasi lapangan. Analisis data dilakukan menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman, yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Instagram memiliki peran utama dalam promosi Grand Maerakaca, karena generasi milenial lebih menyukai konten visual dan fitur interaktif. Selain itu, promosi berbasis media sosial secara signifikan meningkatkan minat kunjungan melalui keterlibatan real-time dan pemasaran dari mulut ke mulut secara digital. Studi ini menyimpulkan bahwa optimalisasi strategi pemasaran digital melalui platform media sosial dapat memperkuat citra destinasi dan meningkatkan daya tarik wisatawan. Temuan ini memberikan wawasan bagi pengelola pariwisata untuk memanfaatkan teknologi digital dalam meningkatkan keterlibatan dan kunjungan wisatawan.Kata Kunci:    Transformasi Digital Pariwisata; Pemasaran Media Sosial; Wisatawan Milenial; Promosi Destinasi; Keterlibatan Instagram
SEGMENTASI WISATAWAN BERBASIS PENGALAMAN WISATA DI KAWASAN ATRAKSI WISATA ALAM PEGUNUNGAN JAWA BARAT Kusumawati, Resti Aulia; Setiyorini, Heri Puspito Diyah; Khaerani, Rijal
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i1.746

Abstract

AbstractSegmentation is a fundamental analytical approach employed to achieve targeted marketing objectives effectively. This study focuses on analyzing tourist experiences at mountainous natural attractions. The variale used in analysing the experience derived from Customer Experience Quality (EXQ) variable, encompassing four key dimensions: Product Experience, Outcome Focus, Moments-of-Truth, and Peace-of-Mind. Employing a quantitative methodology, the research applies factor formation, followed by cluster generation using the K-Means method on data collected from 405 respondents. The result shows three distinct cluster, namely Holistic Travel, Interactive Service, and Customer Centric. These findings contribute theoretical enhancement on tourist experience and managerial implications to develop the natural based tourist attraction, in particular on the mountainous. The marketing strategy was created to prioritize roles based on tourists' choices under the name Begin From You Marketing Strategy. The strategy is systematically designed based on the results of the research with a complete description presented before-implementation-after the activity. The implementation of marketing strategies has the potential to have a positive impact, especially in the economic impact of the surrounding community.Keywords: Segmentation; Strategy; Experience; Mountain Tourism, Tourism, K-MeansAbstrakSegmentasi adalah pendekatan analitis mendasar yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran yang ditargetkan secara efektif. Penelitian ini berfokus pada analisis pengalaman wisatawan pada daya tarik wisata alam pegunungan. Variabel yang digunakan dalam menganalisis pengalaman berasal dari variabel Customer Experience Quality (EXQ), yang mencakup empat dimensi utama: Product Experience, Outcome Focus, Moments-of-Truth, and Peace-of-Mind. Dengan menggunakan metodologi kuantitatif, penelitian ini menerapkan pembentukan faktor, diikuti dengan pembentukan klaster menggunakan metode K-Means pada data yang dikumpulkan dari 405 responden. Hasilnya menunjukkan tiga klaster yang berbeda, yaitu Holistic Travel, Interactive Service, dan Customer Centric. Temuan ini memberikan kontribusi peningkatan teori pada pengalaman wisatawan dan implikasi manajerial untuk mengembangkan daya tarik wisata berbasis alam, khususnya di gunung. Strategi pemasaran dibuat mengutamakan peranan berdasarkan pilihan wisatawan dengan nama Strategi Pemasaran Begin From You. Strategi dirancang secara sistematis berdasarkan hasil penelitian disertai uraian lengkap yang dipaparkan sebelum-pelaksanaan-sesudah kegiatan. Penerapan strategi pemasaran berpotensi untuk memberikan dampak positif khususnya dalam dampak ekonomi masyarakat sekitar.Kata Kunci: Segmentasi; Strategi; Pengalaman; Wisata Pegunungan; Pariwisata; K-Means
ANALISIS POTENSI STORYNOMICS TOURISM PAPUA BARAT: PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS BUDAYA DAN NARASI DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK DAN KABUPATEN KAIMANA Utama, Lavendi Kurnia; Thennos, Jessica Nathania
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i1.614

Abstract

AbstractStorynomics tourism acts as an innovative strategy to promote West Papua’s tourism attractiveness by utilizing oral traditions. However, currently there are still few tourist attractions that have successfully developed this concept as part of a marketing strategy. This research aims to analyze Storynomics Tourism in increasing tourist attraction in West Papua through SWOT analysis strategy. The method used in this research is descriptive qualitative research with a content analysis approach. This research will explore data and information related to narratives or stories developed in the object of research, namely the Arfak Mountains Regency and Kaimana Regency. The data obtained is then analyzed through three stages, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results show that the narratives connected in tourist destinations such as the Arfak Mountains Nature Reserve and Kampung Lobo in Kaimana, which raise the legends of the Bird of Paradise, the Garuda Bird, and a pair of Anggi lakes, have great potential in storynomics-based tourism development. SWOT analysis suggests the use of storynomics tourism with a focus on the strength of a legend and myth as an alternative West Papua tourism marketing strategy. Through this approach, tourists will be more aware of tourist attractions and gain unique experiences that they can tell after visiting West Papua tourist destinations.Keywords:       Storynomics Tourism; Culture; SWOT; West Papua AbstrakStorynomics tourism berperan sebagai strategi inovatif untuk mengangkat daya tarik wisata Papua Barat dengan memanfaatkan tradisi lisan. Namun, saat ini masih sedikit objek wisata yang berhasil mengembangkan konsep ini sebagai bagian dari strategi pemasaran. Penelitian ini bertujuan menganalisis Storynomics Tourism dalam meningkatkan daya tarik wisata di Papua Barat melalui strategi analisis SWOT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis isi. Penelitian ini akan menggali data dan informasi terkait narasi atau cerita yang dikembangkan dalam objek penelitian, yaitu Kabupaten Pegunungan Arfak dan Kabupaten Kaimana. Data yang diperoleh kemudian dianalisis melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan narasi-narasi yang terhubung di destinasi wisata seperti Cagar Alam Pegunungan Arfak dan Kampung Lobo di Kaimana, yang mengangkat legenda Burung Cendrawasih, Burung Garuda, dan sepasang danau Anggi, memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata berbasis storynomics. analisis SWOT menyarankan penggunaan storynomics tourism dengan fokus pada kekuatan suatu legenda dan mitos sebagai alternatif strategi pemasaran pariwisata Papua Barat. Melalui pendekatan ini, wisatawan akan lebih sadar akan daya tarik wisata serta memperoleh pengalaman unik yang dapat mereka ceritakan setelah mengunjungi destinasi wisata Papua Barat.Kata Kunci:    Storynomics Tourism; Budaya; SWOT; Papua Barat
POLA PERJALANAN WISATA GASTRONOMI: MENELUSURI KULINER JEJAK KERAJAAN MATARAM ISLAM DI YOGYAKARTA Noviati, Fitria; Makiya, Kiki Rizki; Haryanto, Eko
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i1.751

Abstract

AbstractCulinary tourism has become a common concept, which has now developed into gastronomic tourism. The meaning of gastronomy itself is not limited to food alone, but also includes cultural and historical elements of the place where the food originated. This study identifies gastronomic tourism by exploring the culinary heritage of the Islamic Mataram Kingdom in Yogyakarta. Through qualitative methodology, including interviews, field observations, and focus group discussions, this study identifies and maps gastronomic sites related to the Kingdom's heritage. The findings of this study highlight the cultural and historical significance of the identified culinary practices and their potential to enrich the tourism experience. By proposing a structured travel pattern for gastronomic tourism, this study contributes to preserving culinary heritage and advancing sustainable tourism development in Yogyakarta. This study also produces a gastronomic travel pattern of the Islamic Mataram Kingdom in Yogyakarta which is displayed through a travel map.Keywords:  Gastronomy; Travel Pattern; Mataram IslamAbstrakIstilah wisata kuliner akhirnya menjadi sebuah konsep yang umum, yang kini berkembang menjadi wisata gastronomi. Makna dari gastronomi sendiri tidak terbatas pada makanan semata, namun juga mencakup unsur budaya dan sejarah tempat makanan tersebut berasal. Penelitian ini mengidentifikasi wisata gastronomi dengan mengeksplorasi warisan kuliner jejak Kerajaan Islam Mataram di Yogyakarta. Melalui metodologi kualitatif, termasuk wawancara, observasi lapangan, dan diskusi kelompok terfokus, penelitian ini mengidentifikasi dan memetakan situs gastronomi yang terkait dengan warisan Kerajaan tersebut. Temuan penelitian ini menyoroti signifikansi budaya dan sejarah dari praktik kuliner yang diidentifikasi dan potensinya untuk memperkaya pengalaman wisata. Dengan mengusulkan pola perjalanan terstruktur untuk wisata gastronomi, penelitian ini berkontribusi untuk melestarikan warisan kuliner dan memajukan pembangunan pariwisata berkelanjutan di Yogyakarta. Penelitian ini juga menghasilkan sebuah pola perjalanan gastronomi jejak mataram Islam di Yogyakarta yang ditampilkan melalui peta perjalanan.Kata Kunci:  Gastronomi; Pola Perjalanan; Mataram Islam
PENGARUH FASILITAS WISATA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG DI TAMAN WISATA ALAM GUNUNG KELAM KABUPATEN SINTANG Javada, Aliiffillya; Anasi, Putri Tipa; Harjanti, Diah Trismi; Wiyono, Hadi
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kji.v19i1.749

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat fasilitas wisata, tingkat kepuasan pengunjung di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Kelam Kabupaten Sintang dan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara fasilitas wisata terhadap kepuasan pengunjung di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Kelam Kabupaten Sintang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif melalui teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 31 responden yang pernah mencapai puncak Taman Wisata Alam Gunung Kelam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat fasilitas wisata yang diukur dalam indikator atraksi, aksesibilitas dan amenitas di TWA Gunung Kelam sebesar 87,09%, dinilai “Sangat Baik” oleh responden, sedangkan tingkat kepuasan pengunjung dalam indikator pelayanan dan harga memperoleh hasil keseluruhan sebesar 86,43% dengan kategori “Sangat Puas”. Berdasarkan hasil uji t linear sederhana diperoleh taraf sig. <0,000 < 0,05, yang menunjukkan adanya pengaruh yang cukup signifikan antara fasilitas wisata terhadap kepuasan pengunjung. Maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas wisata berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Kelam.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2025 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 19, No 3 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 2 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 18, No 3 (2024): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 18, No 2 (2024): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 18, No 1 (2024): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 3 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 2 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 16, No 3 (2022): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 16, No 2 (2022): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 16, No 1 (2022): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 15 No. 01 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 15, No 3 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 15, No 2 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 15, No 1 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 03 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 02 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 01 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 3 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 2 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 14, No 1 (2020): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 13 No. 03 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 13 No. 02 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 13 No. 01 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 13, No 3 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 13, No 2 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 13, No 1 (2019): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 12 No. 03 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 12 No. 02 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 12 No. 01 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 12, No 3 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 12, No 2 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 12, No 1 (2018): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 11 No. 03 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 11 No. 02 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 11 No. 01 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 11, No 3 (2017): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 10 No. 03 (2016): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 10 No. 02 (2016): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 10 No. 01 (2016): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 9 No. 03 (2015): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol 9, No 3 (2015): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah More Issue