JuTEkS (Jurnal Teknik Elektro dan Sains)
JuTEkS ini diterbitkan secara berkala setiap semester (6 bulanan) oleh Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor melalui pengelolaan Program Studi Teknik Elektro. bertujuan untuk memberikan informasi bagi para peneliti, mahasiswa, para professional, penentu kebijakan, pengelola program, pemerhati masalah ke-elektroan, serta semua pihak yang membutuhkan. Ruang lingkup jurnal ini terdiri dari sistem tenaga listrik, pengontrolan, sains, konversi energi, informatika dan ilmu terapan lainnya. Tulisan berasal dari lingkungan Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Ibn Khladun Bogor sendiri maupun dari luar. Edisi kali ini meliputi penelitian yang bersifat teknis, konsep pengembangan, studi literature maupun pengembangan model atau konsep penelitian yang mendukung Penelitian dibidang ilmu Teknik Elektro.
Articles
123 Documents
PENERAPAN SISTEM PROTEKSI UNDER OVER VOLTAGE RELAY PADA LOW VOLTAGE MAIN DISTRIBUSI PANEL (LVMDP) DI GEDUNG IR H PRIJONO UIKA BOGOR
Deni Hendarto;
Bayu Prananda Gumilang
JUTEKS Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Department of Elektro Engineering
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (733.296 KB)
|
DOI: 10.32832/juteks.v3i2.332
PENERAPAN SISTEM PROTEKSI UNDER OVER VOLTAGE RELAY PADA LOW VOLTAGE MAIN DISTRIBUSI PANEL (LVMDP) DI GEDUNG IR H PRIJONO UIKA BOGOR. Telah dilakukan pemasangan sistem proteksi Under Over Voltage Relay pada low voltage main distribusi panel (LVMDP) di Gedung Ir H Prijono Uika Bogor. Pemasangan sistem proteksi dilakukan melalui: 1) perencanaan penempatan pemasangan sistem proteksi Under Over Voltage Relay pada LVMDP, 2) penentuan peralatan dan bahan, 3) pemasangan sistem proteksi Under Over Voltage pada LVMDP, 4) pemasangan Shunt Trip dan Buzzer pada LVMDP, 5) pengujian sistem proteksi pada LVMDP. Tahapan perencanaan penempatan sistem proteksi under over voltage yaitu : meliputi tata letak komponen yg akan dipasang, tahapan penentuan peralatan dan bahan yaitu: meliputi alat dan bahan yang akan dipakai selama pekerjaan pemasangan, tahapan pemasangan sistem proteksi yaitu : (a) pemasangan komponen under over voltage relay, (b) pemasangan shunt trip dan buzzer. Tahapan pengujian diperoleh seting yang di terapakan pada sistem proteksi under over voltage yaitu : (1) undervoltage 8% (2) undervoltage delay 5 s (3) overvoltage 4% (4) overvoltage delay 2,5 s (5) unbalance 10 % (6) unbalanca delay 2,5 s, (a) starting delay 0, (b) phase L-L, (c) nominal voltage 400 v, (d) relay r2 1= pickup (e) auto/manual resetting : auto reset
RANCANG BANGUN PENGINTEGRASIAN 3 SISTEM KENDALI MOTOR INDUKSI
Andri Maulana;
M. Hariansyah
JUTEKS Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Department of Elektro Engineering
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (606.115 KB)
|
DOI: 10.32832/juteks.v4i2.1396
Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan rancang bangun pengintegrasian 3 sistem kendali motor induksi. Rancang bangun menghasilkan sistem kendali yang dapat digunakan untuk mengoperasikan beberapa fungsi kerja motor induksi skala laboratorium. Sebagai sistem kontrolnya menggunakan kontak-kontak bantu pada magnetic contactor dan di lengkapi dengan relay tambahan serta menggunakan sistem pengaman thermal overload relay (TOR). karena sistem kontrol tersebut dapat menahan daya yang cukup besar dan teruji keandalannya, rancang bangun ini melalui tahapan-tahapan yaitu: persiapan alat dan bahan, perancangan alat dan desain gambar, perakitan sistem kendali serta pengujian alat. Prinsip kerja sistem kendali ini terbagi menjadi : a) fungsi kerja motor putar kanan dengan magnetic contactor 1 yang beroperasi b) fungsi kerja motor putar kiri dengan magnetic contactor 2 yang beroperasi c) fungsi kerja motor putaran lambat (1500rpm) dengan magnetic contactor 4 yang beroperasi d) fungsi kerja motor putaran cepat (3000rpm) dengan magnetic contactor 1 yang beroperasi e) fungsi kerja motor secara hubung bintang-segitiga dengan magnetic contactor 1 dan 3 beroperasi untuk hubung bintang kemudian setelah 0,5 detik secara otomatis magnetic contactor 3 berhenti beroperasi dan berpindah magnetic contactor 4 beroperasi sementara magnetic contactor 1 tetap beroperasi untuk hubung segitiga
PENERAPAN METODE DEAD BUS UNTUK SINKRONISASI GENSET CADANGAN
Deni Hendarto, M.Si;
Jarwoko Sarman
JUTEKS Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Department of Elektro Engineering
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (479.132 KB)
|
DOI: 10.32832/juteks.v1i1.741
PENERAPAN METODE DEAD BUS UNTUK SINKRONISASI GENSET CADANGAN. Telah dilakukan Penerapan Metode Dead Bus Untuk Sinkronisasi Genset Cadangan. Metode Dead Bus mampu mempercepat proses sinkronisasi dibandingkan metode Live Bus. Pada sistem metode Dead Bus, saat terjadi pemadaman power utama (PLN) maka AMF (Automatic Main Failure) memerintahkan ACB (Air Circuit Breaker) ON dan diwaktu yg bersamaan genset akan bekerja (running) dengan eksitasi dari AVR (Automatic Voltage Regulator) masih belum di aktifkan, setelah Genset mencapai putaran 1450 rpm maka eksitasi generator akan diaktifkan. Pada kondisi putaran nominal (1500 rpm) kondisi kedua genset atau lebih sudah selesai melakukan proses sinkronisasi dan siap untuk didistribusikan sebagai pengganti energi utama (PLN). Data yang didapatkan dari penggunaan metode Dead Bus pada genset cadangan adalah 5 detik untuk mencapai putaran nominal dan 2 detik untuk proses pemberian eksitasi. Waktu total proses sinkronisasi adalah selama 7 detik untuk menggantikan energi utama ke beban listrik yang digunakan. Dengan asumsi proses sinkronisasi menggunakan metode Live Bus membutuhkan waktu 15 detik maka metode Dead Bus mampu mempercepat proses sinkronisasi selama 8 detik.
PENERAPAN PENGASUTAN ROTOR JENIS CAIRAN PADA MOTOR PEMUTAR MILL 5600 kW 995 RPM
Joki Irawan;
Wahyudin .
JUTEKS Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Department of Elektro Engineering
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (528.588 KB)
|
DOI: 10.32832/juteks.v2i1.336
PENERAPAN PENGASUTAN ROTOR JENIS CAIRAN PADA MOTOR PEMUTAR MILL 5600 KW 995 RPM. Kelemahan dari motor asinkron jenis rotor belitan adalah arus mula jalan yang besar (MHD Sulaiman dan magarisawa 1995). Untuk mengatur arus mula yang besar, maka pada rangkaian sekunder (rotor) digunakan suatu resistan awal. Arus induksi pada rotor disalurkan ke resistan melalui sikat-sikat karbon yang menempel pada cincin geser (Soeparno dan Soepatah 1979). Permasalahan yang timbul pada motor asinkron jenis rotor belitan, khususnya pada motor pemutar mill di unit Raw mill Plant 8 adalah kenaikan temperatur rotor diatas nilai normal. Sehingga menimbulkan kerusakan pada slip ring dan sikat karbon. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan analisis terhadap arus dan temperatur rotor motor pemutar mill tersebut. Motor pemutar mill di unit raw mill plant 8 menggunakan pengasut arus rotor jenis cairan. Pada saat motor mulai beroperasi arus pada rangkaian rotor akan disalurkan ke sistem pengasut, sehingga akan mengalami suatu pembesaran hambatan oleh media pengasut, proses ini berlangsung selama beberapa saat. Sampai rangkaian elektrode pada pengasut terhubung singkat. Motor akan berjalan normal setelah proses pengasutan selesai. Dalam penelitian telah diterapkan pengasut rotor menggunakan jenis cairan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap temperatur rotor dan arus mula operasi dari motor pemutar mill di unit raw mill plant 8 yang akan menjadi parameter dalam menentukan kinerja motor pemutar mill tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa dengan penggunaan sistem pengasut rotor jenis cairan, maka diperoleh arus mula jalan 1,5 kali dari arus nominal motor. 2) Jumlah sodium carbonat dalam larutan sistem pengasut jenis cairan dapat mempengaruhi temperatur rotor secara langsung dan temperatur stator sacara tidak langsung. 3) Jumlah sodium carbonat sebesar 6% dalam larutan sistem pengasut akan diperoleh temperatur rotor dan stator normal. Dengan demikian dapat di tentukan bahwa kinerja motor dalam keadaan baik. Sehingga penggunaan sistem pengasut rotor dengan jumlah sodium carbonat tertentu dapat mempengaruhi kinerja motor.
APLIKASI PLC DAN INVERTER UNTUK PENGKONTROLAN MOTOR LISTRIK 5 HP SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR 3 kW
M. Hariansyah;
Syamsudin .
JUTEKS Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Department of Elektro Engineering
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (789.989 KB)
|
DOI: 10.32832/juteks.v3i1.327
APLIKASI PLC DAN INVERTER UNTUK PENGKONTROLAN MOTOR LISTRIK 5 HP SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR 3 kW. Telah dilakukan rancang bangun alat kontrol PLC dan inverter untuk menggerakan motor generator. Kontrol motor generator adalah salah satu pemamfaatan dari sistem komputerisasi melalui PLC sebagai pengembangan dari sistem penggunaan relai pengendali kontrol motor dan pemamfaatan inverter dari sistem pengendali motor yang menggunakan beberapa tipe pengendali tegangan seperti auto trafo, start delta dan soft stater. Kontrol motor generator ini merupakan sistem komputerisasi dengan menggunakan PLC AB Pico 1760-L18AWA-EX untuk mengolah data yang terprogram pada memori PLC menjadi suatu proses program yang diinginkan dan pada inverter merupakan sistem variable speed dengan menggunakan inverter AB Power Flex40 7,5 kW untuk mengolah frekuensi yang akan diberikan kepada motor generator melalui data-data motor yang disimpan didalam parameter inverter. Rancang bangun alat kontrol PLC dan inverter bertujuan untuk mengaplikasikan sistem kontrol motor generator dengan menggunakan PLC AB Pico 1760-L18AWA-EX dan inverter Power Flex40 7,5 kW, motor AC 5 HP, generator 3 kW dengan relai, kontaktor, thermal overload, tombol, , lampu indicator sebagai suatu proses kontrol. Dalam merancang alat ini dibutuhkan suatu proses pendekatan sistematis dengan prosedur: perencanaan sistem kontrol, penentuan komponen, perancangan pembuatan kontrol panel, pemrograman dan menjalankan sistem.
PENERAPAN MOTOR INDUKSI 3 FASA SEBAGAI PENGGERAK TRANSFERRING PADA MESIN BUILDING GREEN TYRE
Deni Hendarto, M.Si;
Triyana .
JUTEKS Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Department of Elektro Engineering
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (763.08 KB)
|
DOI: 10.32832/juteks.v1i2.745
PENERAPAN MOTOR INDUKSI 3 FASA SEBAGAI PENGGERAK TRANSFERRING PADA MESIN BUILDING GREEN TYRE.Pada komponen transferring, cylinder pneumatic (aktuator) traverse yang digunakan sebagai pengangkut paket B&T sering mengalami gangguan berupa ketidaksimetrisan atau Tread Off Center (TOC) disebabkan kebocoran pada cylinder pnumatic, conector, tubing dan pada solenoide valve, sering terjadi TOC atau tidak pada posisi simetrisnya tread atau tapak ban pada saat pembuatan green tyre, yang juga dikarenakan macet atau lolosnya lock cylinder pneumatic traverse. Hal ini terjadi akibat ausnya komponen Cylinder Pneumatic traverse yang berupa seal yang terbuat dari karet dan lock berupa logam yang terus bergesekan dikarenakan komponen ini selalu bergerak saat proses produksi, dan oiler yang berfungsi sebagai pelumas sistem pneumatic tidak berfungsi dengan baik, sehingga proses produksi menjadi terhambat yaitu terjadinya gangguan pada komponen ini yang terjadi berulang-ulang atau bahkan hingga terjadi stop produksi yang lama.Untuk itu perlu dilakukan penggantian komponen pengangkutan paket B&T pada tahap proses transferring, yang semula menggunakan Cylinder pneumatic yang digerakkan oleh Solenoide valve menjadi menggunakan motor induksi 3 fasa yang kecepatannya diatur oleh Variable Speed Drive (VSD) dan dikontrol oleh PLC (Programmable Logic Controller).Tujuan penelitian ini adalah melakukan penggantian sistem penggerak transferring yang semula menggunakan sistem pneumatic menjadi menggunakan motor induksi 3 fase yang kecepatannya dikontrol oleh PLC melalui VSD. Untuk penempatan dan tata letak motor induksi dibutuhkan ruangan yang luas dan mudah saat dilakukan perbaikan.Untuk menggerakkan transferring dibutuhkan motor induksi sebesar 0,55 kW, daya motor ini dihitung berdasarkan beban transferring dan muatannya. Pengaturan kecepatan motor penggerak transferring yang dihubung bintang menggunakan VSD yang diatur berdasarkan parameter frekuensi yang besarnya 15 Hz untuk low speed dan 45 Hz untuk high speed.
RANCANG BANGUN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) KAPASITAS 66 KVA
Deni Hendarto;
Rozali .
JUTEKS Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Department of Elektro Engineering
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1043.117 KB)
|
DOI: 10.32832/juteks.v2i1.344
RANCANG BANGUN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) KAPASITAS 66 KVA.Telah dilakukan penelitian tentang rancang bangun Automatic Transfer Switch (ATS) - Automatic Main Failure (AMF)untuk gedung dengan kapasitas daya listrik terpasang 66 kVA. Untuk memfasilitasi peralihan beban listrik dari PLN ke Genset dan sebaliknya diperlukan panel ATS-AMF. Panel ini berfungsi mengalihkan daya listrik secara otomatis dari PLN ke Genset ketika sumber listrik dari PLN mengalami pemadaman. Tahapan dalam rancang bangun panel ini meliputi pabrikasi panel ATS/AMF, penentuan komponen-komponen untuk panel, proses perakitan komponen, dan perakitan box panel. Kesimpulan yang diperoleh adalah diperoleh hasil rancang bangun box panel ATS/AMF berkapasitas 66 kVA, 380 V, 50 Hz berbasis modul Modul Datakom DKG 207 yang didukung dengan sistem operasi secara manual dan otomatis.Untuk pengoperasian Modul Datakom DKG 207, disetting 2 detik genset akan nyala sesaat setelah pasokan dari PLN padam dan akan langsung mensuplai energi listrik setelah 6 detik setelah genset running. Genset akan lepas dari sistem sesaat setelah PLN kembali normal, genset akan standbye selama 3 menit, cooling down, lalu genset berhenti (mati/stop.).
PROTOTYPE SISTEM LAMPU LALU LINTAS SIMPANG TIGA BERBASIS PLC OMRON CP1E-E40DR-A
Adis Rama Putra;
Deni Hendarto;
Joki Irawan
JUTEKS Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Department of Elektro Engineering
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (775.838 KB)
|
DOI: 10.32832/juteks.v5i1.2346
PROTOTYPE SISTEM LAMPU LALU LINTAS SIMPANG TIGA BERBASIS PLC OMRON CP1E-E40DR-A. Telah dibuat prototipe penelitian tentang sistem lampu lalu lintas simpang tiga berbasis PLC Omron CP1E-E40DR-A. Melihatdari kondisi arus lalu lintas yang padat dan membuat kemacetan di beberapa titik arus maka perlunya diterapkan suatu sistem yang mampu memprbaiki sistem arus lalu lintas yaitu mengunakan Prototype sistem lampu lalu lintas PLC Omron CP1E E40 DR-A, sistem ini memiliki fungsi untuk memberikan tanda bila terjadi kepadatan kendaraan yang akan yang telah diatur oleh sensor fotoelektrik yang ditempatkan ditiap ruas jalan. Dari hasil pengujian alat lampu lalu lintas telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan, untuk proses pengoperasian alat lampu lalu lintas dengan waktu lampu hijau menyala selama 5 detik, lampu kuning selama 3 detik, dan lampu merah selama 12 detik, proses sirkulasi lampu lalu lintas dimulai dari ruas jalan satu, ruas jalan dua dan ruas jalan tiga. Pada saat terjadi antrian Panjang dan terdeteksi oleh sensor, sensor akan menghitung jumlah kendaraan dan mengsinkronisasikan dengan kendaraan yang menghalangi sensor, maka dengan otomatis waktu menyala lampu hijau akan berubah dari 5 detik menjadi 10 detik pada setiap ruasjalan yang terjadi antrian Panjang, Pada penelitian ini juga menghasilkan sebuah sistem lampu lalu lintas yang dapat mempermudah petugas lalu lintas dalam perawatan maupun dalam membantu rekayasa lalu lintas.