cover
Contact Name
Hosaini
Contact Email
hosaini2612@gmail.com
Phone
+6285294946018
Journal Mail Official
ipingbws@gmail.com
Editorial Address
http://ejournal.unibo.ac.id/index.php/edukais/editor
Location
Kab. bondowoso,
Jawa timur
INDONESIA
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman
Published by Universitas Bondowoso
ISSN : 27762297     EISSN : 25499122     DOI : https://doi.org/10.36835/edukais
Core Subject : Religion,
Journal Edukais; Journal Pemikiran Keislaman yang diterbitkan oleh Fakultas Agama Islam Universitas Bondowoso telah hadir di hadapan pemerhati. Semula journal ini adalah berbentuk lembaran buletin yang terbit setiap jum’at legi. Mengingat tuntutan akan profesionalisme tenaga pendidikan di perguruan tinggi, maka artikel-artikel dosen Fakultas Agama Islam terkodifikasi dalan satu bentuk journal. Pada edisi kali ini menyajikan beberapa penelitian dosen dari berbagai institusi perguruan tinggi dengan bermacam-macam tema. Dari beberapa tema dapat dikatagorikan sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing menjadi dua tema. Pertama tema tentang pendidikan islam. Kedua, hukum islam. Kedua tema tersebut selaras dengan prodi yang ada di universitas bondowoso, yakni Kependidikan Islam dan Ahwalus Syakhsyiyah (Hukum Keluarga).
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 142 Documents
ALAT PENUNJANG DALAM PRESTASI BELAJAR Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 2 No. 2 (2018): Desember
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islamic comes from arabic word of aslama, yuslimu islaman. And this word has Lengkapnya segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan itu disebut alat. Sedangkan alat tidak hanya berupa benda, alat juga bisa ucapan, tulisan, keadaan dan lain-lain. Bahkan seseorang bisa menjadi alat bagi orang lain untuk mencapai tujuannya. Alat tidak hanya berupa benda, alat bisa berupa ucapan, tulisan, keadaan dan lain-lain, bahwa seseorang bisa menjadi alat bagi orang lain untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu sarana dan prasarana sangat dibutuhkan agar siswa yang mempunyai masalah dapat terbantu sehingga mereka dapat belajar dengan baik. Pelaksanaan kegiatan pengajaran (belajar mengajar) akan menjadi lebih efektif dan efisien jika tersedia unsur penunjang belajar yang memadai. Dengan kata lain, tanpa unsur penunjang belajar yang memenuhi persyaratan, tentunya kegiatan dan keberhasilan belajar akan terhambat. Oleh karena itu semua alat bantu dan fasilitas itu pada hakikatnya bersifat memberikan kemudahan agar kegiatan belajar berjalan lebih lancar, efisien, dan diharapkan memberikan hasil yang optimal. Prestasi belajar dapat juga di artikan sebagai penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian. Kata Kunci: Alat Penunjang, Prestasi Belajar.
Kajian Tiga Sistem Pembelajaran (Tujuan, Kurikulum Dan Metode) Dalam Pendidikan Agama Islam Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 3 No. 1 (2019): Juli
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan dan membina peserta didikan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai–nilai ajaran Islam. Tujuan ini secara hirarkis bersifat ideal, bahkan universal. Tujuan tersebut dapat dijabarkan pada tingkat yang lebih rendah lagi, perbidang studi, per pokok ajaran sampai dengan setiap kali melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tujuan pendidikan adalah masalah sentral dalam pendidikan. Tanpa perumusan yang jelas dari tujuan pendidikan perbuatan mendidik bisa sesat. Karena itu perumusan tujuan pendidikan menjadi inti dari seluruh perenungan filosofi. Sebab di dalam tujuan setiap bentuk pendidikan secara implisit dan eksplisit terkandung pandangan hidup serta filsafat hidup pendidiknya dan lembaga yang mendidik. Bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan islam pada masa sekarang ini nampaknya semakin luas. Hal tersebut karena dipicu oleh kemajuan beberapa ilmu pengetahuan dan kebudayaan , disamping itu juga karena bertambahnyha beban yang harus ditanggung oleh pihak sekolah. Oleh kerena tuntutan perkembangan yang sedemikian rupa, maka para perancang kurikulum pendidikan Islam memperluas cakupan yang dikandung oleh kurikulum tersebut, antara lain yang berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh proses belajar mengajar
Peran Penting Budaya Dan Iklim Sekolah Dalam Proses Belajar Mengajar Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 4 No. 1 (2020): Juli
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya dan iklim sekolah yang kondusif sangat penting agar siswa merasa tenang, aman dan bersikap positif terhadap sekolahnya, agar guru merasakan diri dihargai, dan agar orangtua dan masyarakat merasa dirinya diterima dan dilibatkan. Hal ini dapat terjadi melalui penciptaan norma dan kebiasaan yang positif, hubungan dan kerja sama yang harmonis yang didasari oleh sikap saling menghargai satu sama lain. Budaya sekolah yang perlu ditumbuhkan berupa suasana saling hormat antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan guru, dan dengan pihak lainnya. Esensial dari budaya adalah unsur nilai-nilai, kepercayaan, sikap dan prilaku yang kesemuanya itu akan membentuk karakter sekolah. Unsur-unsur tersebut sangat penting bagi terciptanya iklim yang kondusif bagi kelangsungan proses pendidikan. Oleh karena faktor budaya dapat berpengaruh terhadap unsur-unsur lain yang ada di sekolah, maka kepala sekolah harus dapat menciptakan dan mengembangkan budaya sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran siswa
Evaluasi Kinerja Guru Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 4 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evalusi kinerja meliputi empat komponen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan program evaluasi kinerja guru. Tahap perencanaan, disusun tujuan, format dan prosedur pelaksanaan program evaluasi kinerja guru. Tujuan tersebut adalah untuk mengevaluasi profesi teraplikasi, meningkatkan kinerja secara menyeluruh dan pemetaan guru secara menyeluruh. Tahap pengorganisasian, struktur organisasi dalam program evaluasi kinerja guru merupakan bentuk organisasi lini di mana struktur tersebut terdiri dari kepala sekolah, koordinator bidang kurikulum, koordinator bidang kesiswaaan, dan koordinator bidang sarana dan prasarana, dengan demikian sudah ada pembagian tugas bagi masing-masing koordinator untuk menghindari tumpang tindih tanggung jawab. Tahap pelaksanaan evaluasi kinerja guru dilakukan secara serentak kepada seluruh karyawan baik guru maupun pegawai setiap tahun. Agar pelaksanaan evaluasi kinerja guru dapat berjalan dengan baik, kepala sekolah mensosialisasikan kepada seluruh guru dan karyawan mengenai waktu, metode, serta prosedur yang digunakan dalam proses evaluasi. Tahap pengawasan program kinerja guru setiap satu tahun sekali setelah program evaluasi tersebut dilaksakan guna mengetahui kekurangan untuk perbaikan di masa yang akan datang
Problematika Pendidikan Agama Islam Di Dalam Sekolah Umum Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 1 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola umum kegiatan pegajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan sebagaiperantaranya. Guru yang mengajar. Anak didik yang belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah orang yang digiring kedalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh guru. Gaya mengajar guru berusaha mempengaruhi gaya belajar anak didik. Tetapi disini gaya mengajar guru lebih dominant mempengaruhi gaya belajar anak didik. Sering dikemukakan kelemahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah umum. Dari kalangan guru, keluhan yang sering dikemukakan adalah alokasi waktu yang kurang memadai dan isi kurikulum yang terlalu syarat. Di samping itu, sarana dan lingkungan sekolah sering tidak menunjang pelaksanaan pendidikan agama. Juga dari pihak orang tua kurang memperlihatkan kerjasama. Mereka hanya menuntut anaknya menjadi orang yang berpengetahuan luas dan berakhlak mulia, taat melaksanakan agama, sementara mereka tidak mau memberi dukungan dan contoh. Bagaimana seorang anak menjadi manusia atau generasi berbudi pekerti luhur dan taat melaksanakan perintah agama seperti shalat, puasa, dan lain-lain kalau orang tuanya dirumah tidak pernah melakukan shalat dan puasa
Pengembangan Moral Dan Nilai-Nilai Agama Ahmad Shidqi Dian Arifandi
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 3 No. 2 (2019): Desember
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan moral dan nilai-nilai Agama merupakan pondasi yang kokoh dan sangat penting keberadaannya, dan jika hal itu telah tertanam serta terpatri dengan baik dalam setiap insan sejak dini, hal tersebut merupakan awal yang baik bagi pendidikan bangsa untuk menjalani pendidikan selanjutnya. Bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan keagamaan. Nilai-nilai luhur ini pun dikehendaki menjadi motivasi spiritual bagi bangsa ini dalam rangka melaksanakan sila-sila lainnya dalam Pancasila. Adapun yang dimaksud dengan perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara dan teman sebaya), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang buruk, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.
Pengembangan Kompetensi Supervisi Manajerial Dan Akademik Pengawas Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Iro Waziroh
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 3 No. 2 (2019): Desember
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bertolak dari urgensitas kompetensi yang harus dimiliki oleh pengawas sekolah dalam membina dan mensupervisi sekolah. Pelaksanaan supervisi ini menjadi penting guna peningkatan kemampuan profesionalitas guru dan peningkatan kualitas pembelajaran melalui proses pembelajaran yang baik serta membantu guru dan kepala sekolah dalam menciptakan lulusan yang dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, yang selanjutnya bertujuan meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan nasional. Tujuan yaitu: (1) untuk mengetahui hakikat supervisi akademik, (2) untuk mengetahui teknik supervisi, dan (3) untuk mengetahui pentingnya peningkatan kompetensi pengawas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research (telaah pustaka). Dalam hal ini diperoleh kesimpulan: (1) Supervisi (akademik) merupakan kegiatan pembinaan yang direncanakan dengan memberi bantuan teknis kepada guru dan pegawai lainnya dalam melaksanakan proses pembelajaran, atau mendukung proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif. Apa yang selama ini dilaksanakan oleh para Pengawas pendidikan, belum bergeser dari nama jabatan itu sendiri, yaitu sekedar mengawasi; (2) Pengawas pendidikan diharapkan memahami corak lembaga pendidikan yang dilakukan supervisi sehingga didalam melakukan supervisi dapat mengetahui teknik apa yang harus digunakan sehingga tujuan akhirnya dapat dicapai; dan (3) Pentingnya meningkatkan kompetensi pengawas, kepala sekolah, dan guru, karena dengan menguasai kompetensinya para pelaku pendidikan dapat melakukan gerakan perubahan di sekolah.
Hak-Hak Pendidikan Perempuan Dalam Perspektif Islam Gunawan
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 3 No. 2 (2019): Desember
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meski secara normatif maupun secara yuridis formal pendidikan adalah hak setiap orang baik laki-laki maupun perempuan, namun dalam tataran empiris tidak tereprentasikan secara optimal. Terbukti, perempuan cenderung memiliki kesempatan pendidikan lebih kecil dibanding laki-laki. Semakin tinggi jenjang pendidikan semakin lebar kesenjangannya. Akar masalah kesenjangan pendidikan bagi perempuan berawal dari bias jender dalam pendidikan keluarga oleh orang tua di rumah. Bias jender ini kemudian dilanjutkan oleh pranata pendidikan persekolahan. Komponen-komponen pendidikan di sekolah seperti kurikulum dan proses belajar mengajar, buku teks, ikut serta menciptakan ketidakadilan pendidikan bagi perempuan. Oleh karena itu masyarakat dan juga guru sebagai pengajar dan pendidik perlu memiliki pemahaman dan kesadaran jender sehingga tidak terjadi diskriminasi di dalam pendidikan. Pendidikan yang berkeadilan jender tidak membeda-bedakan akses dan peluang bagi laki-laki maupun perempuan. Islam memberikan peluang untuk berprestasi bagi semua orang baik laki-laki maupun perempuan. Ayat-ayat Al-Qur’an telah mengisyaratkan konsep kesetaraan jender yang ideal dan memberikan ketegasan bahwa prestasi individual, baik dalam bidang spiritual maupun urusan karier profesional, tidak mesti dimonopoli oleh salah satu jenis kelamin saja. Laki-laki dan perempuan memperoleh kesempatan yang sama meraih prestasi optimal.
Islam Wasathiyah dalam Perspektif Santri : (Inspiring Generation and Appreciate Differences) Muslimin Muslimin; Muhammad Ihyaul Fikro
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 5 No. 1 (2021): Edukais: Jurnal Pemikiran Keislaman (Efektifitas pembelajaran PAI dan Evaluasi
Publisher : Kependidikan Islam Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/edukais.2021.5.1.1-12

Abstract

Indonesia adalah salah satu negara yang mayoritas penduduknya beragama islam. Namun dewasa ini sering muncul problematika yang mengatasnamakan agama seperti maraknya sikap intoleran, pemikiran yang fundamentalis dan faham radikalisme. Radikalisme dalam ensiklopedia indonesia diartikan semua aliran politik, yang para pegikutnya menghendaki konsekuensi yang ekstrem, setidak-tidaknya konsekuensi yang paling jauh dari pengejawantahan ideologi yang mereka anut. Banyak hal yang melatar belakangi berkembangnya faham radikalisme mulai dari politik, ekonomi, ideologi dan pendidikan berbasis islam. Di era globalilasi kaum radikal semakin leluasa menyebarkan ajaran-ajarannya melalui media sosial. Media sosial menjadi media yang sangat mempengaruhi berkembangnya radikalisme. Melalui media sosial ini lah kaum radikal menyebarkan ajaran-ajaran fanatiknya terhadap masyarakat yang masih memiliki fondasi pengetahuan keagamaan yang masih lemah karena mereka sasaran yang mudah di pengaruhi pola pikirnya . Dalam penelitian ini ada dua pertanyaan yang akan di jawab. Pertama bagaimana upaya penyebarluasan radikalisme melalui media sosial. Kedua, bagaimana peran pesantren dalam menangkal faham radikalisme di media sosial. Dalam penelitian ini di jelaskan dengan metode deskriptif analitis. Hasil penelitian ini adalah mengetahui tentang konsep radikalisme, mengetahui bagaimana upaya kaum radikal dalam menyebarkan radikalisme di da lam media sosial, dan mengetahui peran pesantren dalam menangkal radikallisme di media sosial.
Efektivitas Model Pembelajaran Means-Ends Analysis(MEA) dalam meningkatkan Keterampilan Komunikasi Interpersonal dan Pemecahan Masalah pada mata pelajaran Fikih Hosaini Hosaini; M Kamiluddin
Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 5 No. 1 (2021): Edukais: Jurnal Pemikiran Keislaman (Efektifitas pembelajaran PAI dan Evaluasi
Publisher : Kependidikan Islam Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/edukais.2021.5.1.43-53

Abstract

Manusia yang terampil dalam memecahkan masalah, mentransfer dan menggeneralisasikannya ke arah yang spesifik akan meraih sukses yang optimal dalam kehidupannya dikemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui. 1) Ffektivitas model pembelajaran means-ends analysis dalam meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal, 2) efektivitas model pembelajaran means-ends analysis dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah3),Efektivitas model pembelajaran means-ends analysis dalam meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal dan kemampuan pemecahan masalah secara simultan pada mata pelajaran fikih kelas X di Madrasah Aliyah Al Barokah dan Madrasah Aliyah Al Falah.Adapun Jumlah sampel yang digunakan adalah 62 siswa, yang terdiri dari 31 siswa kelompok eksperimen dan 31 siswa kelompok kontrol yang telah di tentukan berdasarkan tekhnik purposive sampling. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen, desain eksperimen menggunakan Quasi Experimen dan tekhnik yang digunakan adalah posttest-only control group design. Proses pengumpulan data menggunakan Angket dan tes berupa soal uraian. Berdasarkan data angket keterampilan komunikasi interpersonal setelah diujikan dengan uji independent sample t-test, dan di uji efektivitasnya dengan rumus cohens’d, maka didapatkan skor effectsize dalam kategori besar yaitu 1,68>0,080.dan pada nilai tes kemampuan pemecahan masalah didapatkan skoreffectsizejuga dalam kategori besar yaitu 3,12>0,080. Untuk analisis yang menggunakan uji Manova, diperoleh hasil penghitungan effectsize menunjukkan nilai np2= 0,733 yang artinya effectsize dalam kategori besar (Large effect, karena nilai partial eta squared atau np2=0,714>0,14, maka dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran MEA sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal dan kemampuan pemecahan masalah.

Page 5 of 15 | Total Record : 142