cover
Contact Name
Cucuk Evi Lusiani
Contact Email
lusiani1891@polinema.ac.id
Phone
+6282140565353
Journal Mail Official
lusiani1891@polinema.ac.id
Editorial Address
Jl. Soekarno Hatta No. 9, Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang 65141
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Distilat: Jurnal Teknologi Separasi
ISSN : 19788789     EISSN : 27147649     DOI : http://dx.doi.org/10.33795/distilat
Core Subject : Engineering,
Distilat: Jurnal Teknologi Separasi is an Open Access Journal with manuscripts in the form of research articles, literature review, or case reports that have not been accepted for publication or even published in other scientific journals.
Articles 40 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 4 (2022): December 2022" : 40 Documents clear
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK KULIT JERUK NIPIS PADA PEMBUATAN HAND SANITIZER GEL Hana Mufidah; Nanik Hendrawati
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.476

Abstract

Hand sanitizer merupakan pembersih tangan dari patogen yang berbentuk cairan dan gel. Produk ini dapat digunakan sebagai alternatif pengganti sabun cuci tangan, sebab produk ini dapat digunakan kapan saja dan dimana saja tanpa perlu dibilas dengan air, sehingga menjadi lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak kulit jeruk nipis pada pembuatan hand sanitizer gel. Proses ekstraksi kulit jeruk nipis dilakukan dengan metode maserasi, dengan merendam ekstrak kulit jeruk nipis di dalam alkohol 96%. Proses pembuatan hand sanitizer gel dengan melarutkan semua bahan dan menambahkan eksrak kulit jeruk nipis dalam konsentrasi tertentu sesuai dengan analisa, serta hasil akhir dari hand sanitizer adalah gel. Variabel yang digunakan yaitu jumlah konsentrasi ekstrak kulit jeruk nipis sebanyak (0%, 5%, 10%, dan 15%) w/v dari pelarut. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit jeruk nipis yang ditambahkan mempengaruhi kenaikan nilai uji organoleptik bau dan rasa hingga mencapai nilai 3. Namun, berbanding terbalik dengan nilai uji organoleptik warna dan pH, semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka nilai uji organoleptik warna semakin menurun hingga mencapai  nilai 1, sedangkan pada uji pH menunjukkan nilai 5.
PENGARUH JUMLAH MASSA BONGGOL JAGUNG DAN LAMA WAKTU PENGADUKAN HIDROLISIS HCL TERHADAP NILAI GLUKOSA PADA PEMBUATAN BIOETANOL Richy Ahmad Muzakky; Luchis Rubianto
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.448

Abstract

Kebutuhan bahan bakar minyak terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman dan menyebabkan berkurangnya cadangan minyak bumi. Bioetanol dapat diartikan sebagai bahan kimia yang di produksi dari bahan pangan yang mengandung pati, seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan sagu. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dalam energi terbarukan. Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai glukosa dari  pengaruh jumlah massa bonggol jagung sebesar 5,10,15,20,25 g dan juga pengaruh waktu pengadukan hidrolisis sebesar 60 menit dan 90 menit pada pembuatan bioetanol dari limbah jagung (bonggol jagung). Dalam pembuatan bioetanol kali ini memiliki tahapan-tahapan dalam pembuatan nya yaitu tahapan proses persiapan bahan baku, proses hidrolisis HCl, pembuatan bakteri aktif mikroorganisme, proses fermentasi, proses distilasi, proses analisa. Dan pada penelitian ini melakukan proses analisa menggunakan refractometer  guna mengetahui kadar gula yang didapatkan.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil yang terbaik sebesar 15% pada variabel massa 25 gram dan lama waktu pengadukan sebesar 90 menit.
EFEK WAKTU FERMENTASI SELAMA ≥ 24 JAM TERHADAP MUTU VIRGIN COCONUT OIL MENGGUNAKAN RAGI TEMPE DENGAN NUTRISI YEAST 6% B/V Zuyyin Gitya Humam Nabalah; Cucuk Evi Lusiani
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.446

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu produk olahan kelapa yang dapat diolah salah satunya dengan menggunakan metode fermentasi. Metode fermentasi merupakan alternatif proses pembuatan VCO dengan penambahan yeast untuk proses pemecahan emulsi santan atau krim hingga menghasilkan VCO. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efek waktu fermentasi selama ≥ 24 jam terhadap mutu produk VCO yang dihasilkan. Proses fermentasi pada penelitian ini dilakukan menggunakan ragi tempe dengan nutrisi yeast 6% b/v selama 24, 30, dan 36 jam. Mutu dari produk VCO yang dihasilkan pada penelitian ini dinilai berdasarkan nilai pH, sifat organoleptik (warna, aroma, rasa), dan nilai yield. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai pH dari produk VCO hasil fermentasi selama 24, 30, dan 36 jam memiliki nilai yang sama yaitu 5. Secara fisik, produk VCO yang dihasilkan pada penelitian ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7381:2008 yaitu tidak berwarna, beraroma khas kelapa segar, dan terasa khas minyak kelapa. Efek waktu fermentasi selama ≥ 24 jam menyebabkan nilai yield dari produk VCO semakin meningkat seiring dengan bertambahnya waktu fermentasi. Nilai yield tertinggi yaitu 20,20% v/v diperoleh pada waktu fermentasi selama 36 jam.
PERANCANGAN SISTEM UNIT PEMBEKUAN PADA INDUSTRI FROZEN YOGHURT KAPASITAS PRODUKSI 10.000 TON/TAHUN Saaroh Dhiyaa'ul Hasanah; Dwina Moentamaria
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.424

Abstract

Yoghurt merupakan salah satu minuman yang memiliki daya simpan tidak lama yang menyebabkan produk cepat mengalami pembusukan. Alternatif memperlama daya simpan yoghurt yaitu dibuat produk inovasi berupa frozen yoghurt (froyo). Bahan baku pembuatan yoghurt sendiri antara lain adalah susu sapi segar, bakteri asam laktat (Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus Thermophillus), ekstrak buah-buahan, serta gelatin. Proses pembuatan froyo dimulai dari unit produksi yoghurt secara fermentasi dan unit pembekuan froyo. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem unit pembekuan froyo dengan kapasitas produksi 10.000 ton/tahun. Metode penelitian ini dimulai dari uraian proses secara umum pembuatan froyo dan perancangan unit pembekuan froyo yaitu homogenizer, tangki aging, tangki freezing, dan tangki hardening. Perhitungan dimensi tebal tutup atas dan bawah, tinggi tutup atas dan bawah. Data yang diperoleh dari hasil perancangan, 1) homogenizer: panjang 79 in, lebar 79 in, tinggi 67 in. 2) Tangki aging:  panjang 40 in, lebar 43 in, dan tinggi 63 in. 3) Tangki freezing: tebal silinder, tebal tutup atas, dan bawah adalah 3/16  in, tinggi impeller 22 in, diameter pengaduk 19 in, tinggi 105 in, panjang leg 66 in. Bahan yang digunakan yaitu stainless steel SA 240 Grade M 316.  Jenis tutup atas dan bawah menggunakan standard dished. 4) Tangki hardening 1.023 in, lebar 157 in,  tinggi 118 in. Hasil perancangan unit pembekuan menunjukkan froyo dapat diproduksi secara kontinyu.
PEMANFAATAN BONGGOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA RHODAMIN B MENGGUNAKAN METODE AKTIVASI MECHANOCHEMICAL Dinia Ifany Choirun Nisa'; Anang Takwanto
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.436

Abstract

Bonggol jagung merupakan limbah organik hasil industri pertanian yang banyak dijumpai di Indonesia dan dapat dimanfaatkan sebagai adsorben limbah zat warna rhodamin B. Dalam proses pembuatan adsorben perlu dilakukan proses aktivasi dengan metode mechanochemical, yaitu suatu proses sederhana untuk menghasilkan serbuk yang berkaitan dengan transformasi kimia yang disebabkan oleh gerakan mekanis seperti kompresi, geser, atau gesekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik adsorben yang teraktivasi secara mechanochemical, mengetahui hubungan waktu tinggal proses aktivasi secara mechanochemical, dan mengetahui hubungan rasio penambahan aktivator terhadap kemampuan adsorben. Variabel yang digunakan yaitu waktu tinggal proses aktivasi secara mechanochemical (30, 45, dan 60) menit, rasio perbandingan adsorben dengan aktivator (b/v) (1:7; 1:10; dan 1:13) dan waktu tinggal pengambilan sampel pada saat adsorpsi. Analisis yang dilakukan adalah uji konsentrasi adsorbat zat warna rhodamin B dengan cara pengamatan absorbansi menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis dan uji daya serap terhadap iodin. Hasil penelitian menunjukkan adsorben terbaik dihasilkan pada waktu tinggal mechanochemical 30 menit, dan perbandingan penambahan aktivator (b/v) 1:10, serta pada waktu tinggal adsorpsi 120 menit dengan nilai daya serap 96,08%.
PENGARUH WAKTU DAN KADAR ETANOL PADA MASERASI LIDAH BUAYA TERHADAP ANTISEPTIK HAND SANITIZER GEL Tirza Putri Dianda; Profiyanti Hermien Suharti
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.512

Abstract

Hand sanitizer merupakan pembersih tangan berbasis alkohol yang berfungsi untuk menghilangkan bakteri pada tangan. Bahan utama dari hand sanitizer adalah alkohol. Alkohol yang digunakan pada percobaan ini adalah etanol. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kadar etanol dan lama maserasi lidah buaya terhadap kemampuan antiseptik pada hand sanitizer gel. Lidah buaya ditambahkan pada hand sanitizer karena kandungan saponinnya dapat membantu untuk membunuh bakteri. Lidah buaya dimaserasi menggunakan etanol untuk memperoleh ekstraknya. Lama maserasi yang digunakan adalah tanpa maserasi, 3 hari maserasi, dan 5 hari maserasi. Konsentrasi etanol yang digunakan untuk maserasi adalah 50%, 60%, dan 70%. Lama maserasi dan kadar etanol yang digunakan untuk maserasi akan mempengaruhi kemampuan dalam menarik komponen yang ada dalam lidah buaya, yang mana komponen tersebut berfungsi untuk menghambat bakteri. Etanol yang digunakan untuk maserasi yang mana masih tertinggal dalam ekstrak juga berfungsi untuk menghambat bakteri. Uji antibakteri dilakukan untuk melihat kemampuan hand sanitizer dalam membunuh bakteri. Uji antibakteri yang digunakan adalah metode sumuran. Metode sumuran dipilih karena lebih mudah dalam mengukur luas zona hambat yang terbentuk serta dapat menghasilkan zona hambat yang baik dan luas. Kemampuan antiseptik hand sanitizer gel ditunjukkan dengan luas zona hambat yang terbentuk. Semakin besar ukuran zona hambat yang dihasilkan, maka semakin besar daya hambat antiseptik terhadap bakteri. Penelitian menujukkan bahwa hand sanitizer dengan lama maserasi lidah buaya 5 hari menggunakan etanol 70% memiliki zona hambat terbesar, yaitu: 55mm. Hand sanitizer dengan lama maserasi 3 hari menggunakan etanol 50% dan 60% memiliki zona hambat terkecil yaitu sebesar 3 mm.
PEMBUATAN SABUN MANDI CAIR DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN METODE HOT DAN COLD PROCESS Masita Rachmawati; Heny Dewajani
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.437

Abstract

Di era pandemi, menjaga kebersihan tubuh dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terpapar penyakit. Dalam menjaga kebersihan tubuh, sabun mandi cair sangat membantu untuk bisa secara maksimal membersihkan kotoran dan kuman di kulit. Sabun mandi cair dapat dibuat melalui proses saponifikasi antara minyak (trigliserida) dengan basa alkali berupa KOH. Tahapan pembuatan sabun mandi cair meliputi pembuatan soap base, pemanasan soap base, pelarutan soap base, dan penetralan serta penambahan zat aditif. Metode pembuatan soap base terdapat metode cold process dan hot process. Selain itu, jenis minyak dan konsentrasi basa alkali yang digunakan dapat beragam serta penambahan zat aditif, seperti pewarna dan pewangi. Pada penelitian ini dilakukan percobaan pembuatan sabun mandi cair menggunakan minyak kelapa sawit dengan metode cold dan hot process lalu melakukan variasi konsentrasi KOH pada metode yang terbaik pada percobaan sebelumnya. Produk sabun mandi yang dihasilkan akan diuji terhadap parameter yang ada di SNI 06-4085-1996 Tentang Syarat Mutu Sabun Mandi Cair. Hasil penelitian menunjukkan produk sabun mandi yang terbaik dihasilkan dari metode hot process dengan menggunaan konsentrasi KOH 40% b/b memiliki tekstur soap base yang lebih lembut, lebih cepat memadat, memiliki pH 9, berbentuk cair kental, berbau khas, berwarna kuning jernih, memiliki rendemen sebesar 98%, viskositas 21,0121 cSt, dan massa jenis 1,0215 g/ml.
PENGARUH PENGGUNAAN KOTORAN SAPI DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIK SUBSTRAT SOIL UNTUK AQUASCAPE Avana Zulfi Azizah; Agung Ari Wibowo
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.465

Abstract

Aquascape belakangan ini sangat digemari oleh kalangan masyarakat. Akan tetapi banyak masyarakat yang kesulitan dalam penanaman tanaman hidup pada aquascape dikarenakan media tumbuh yang susah. Substrat soil adalah media tanam yang dapat digunakan sebagai media tanam pada tanaman air. Substrat soil terbuat dari tanah yang dibentuk menjadi granul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kotoran sapi dan suhu operasi pada sifat fisik substrat soil untuk aquascape. Variabel dari penelitian ini adalah  konsentasi kotoran sapi dengan jumlah rasio  perbandingan bahan antara kotoran sapi dan tanah humus. Rasio perbandingan 5% (b/b) kotoran sapi : 95% (b/b) tanah humus dari jumlah massa total sampel, 10% : 90%, 15% : 85%, 20% : 80% dan 25% : 75%. dan suhu pengeringan yaitu low heat temperature (30°C), medium heat temperature (60°C), dan high heat temperature (120°C). Hasil terbaik dalam penelitian ini adalah pada perbandingan kotoran sapi dengan tanah humus 5% (b/b) : 95% (b/b) dari jumlah massa total sampel pada suhu pengeringan terbaik high heat temperature (120°C).
SIMULASI HYSYS V12: STUDI PENGARUH INJEKSI MEG TERHADAP HYDROCARBON DEW POINT, WATER DEW POINT DAN WATER CONTENT PADA GAS EXPORT Olivia Julia Paramitha; Cucuk Evi Lusiani; Khalimatus Sa’diyah; Bonifasius Kwin Noviarto; Eko Noersoesanto; Pandega Ikhramul Uzlah
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.481

Abstract

Dew Point Control Unit (DPCU) merupakan salah satu unit utama yang penting dalam proses pemurnian gas alam. Terbentuknya metana hidrat di DPCU menjadi masalah utama yang dihadapi ketika suhu operasi diturunkan serendah mungkin pada tekanan tinggi. Untuk mencegah terjadinya pembentukan hidrat tersebut, diperlukan adanya injeksi glycol.  Jenis glycol yang digunakan oleh Gajah Baru Central Process Platform (GBCPP) milik Premier Oil Natuna Sea Indonesia adalah Mono-ethylene Glycol (MEG). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh injeksi MEG terhadap hydrocarbon gas dew point, water dew point dan water content pada gas export di Gajah Baru Central Processing Platform. Simulasi dilakukan menggunakan software Hysys V12 dengan model termodinamika yaitu Peng-Robinson. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah flowrate dari injeksi MEG ke dalam gas/gas exchanger mulai dari 0 hingga 13,5 USGPM dengan interval 0,5 USGPM, molar flowrate dari gas process sebesar 72,5 dan 235 MMSCFD, dan tekanan dari Low Pressure Compressor pada 500 dan 660 psig. Hasil simulasi menunjukkan bahwa injeksi MEG tidak memberikan pengaruh terhadap nilai hydrocarbon dew point. Water dew point bernilai semakin tinggi ketika tekanan yang digunakan semakin rendah (500 psig) dengan molar flowrate dari gas process bernilai tinggi (235 MMSCFD). Namun, hal sebaliknya terjadi ketika  injeksi MEG semakin tinggi, nilai water dew point menjadi semakin rendah. Berbeda dengan water dew point, nilai dari water content cenderung rendah ketika tekanan tinggi (660 psig) dan molar flowrate rendah (72,5 MMSCFD).
Pengaruh Rasio Katalis CaO-NaOH dan Suhu Reaksi Transesterfikasi terhadap Kualitas Biodiesel dari Minyak Sawit Sheila Devina Amira; Mas’udah Mas’udah; Sandra Santosa
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.430

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari minyak nabati seperti minyak sawit, yang diproduksi dengan metode transesterifikasi menggunakan katalis dan metanol. Penggunaan katalis homogen seperti NaOH sering digunakan karena menghasilkan %yield biodiesel yang tinggi dibanding katalis heterogen. Akan tetapi, penggunaan katalis homogen sering menimbulkan reaksi saponifikasi yang mengganggu proses konversi biodiesel. Pengkombinasian antara katalis homogen dan heterogen akan mencegah terjadinya reaksi saponifikasi. Selain itu suhu reaksi transesterifikasi juga sangat berpengaruh terhadap hasil produk biodiesel yang diperoleh. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio massa CaO-NaOH dan suhu reaksi transesterifikasi terhadap kualitas biodiesel yaitu viskositas, densitas, dan %yield. Penelitian dilakukan dengan melakukan percobaan proses transesterifikasi minyak sawit dan metanol dengan persentase jumlah katalis CaO-NaOH 1% (b/v) dengan variabel bebas rasio massa CaO-NaOH 1:3, 1:1, 3:1 dan suhu 50˚C,60˚C, 80˚C dengan rasio mol minyak dan metanol yang digunakan adalah 1:6. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan campuran katalis CaO-NaOH dan suhu berpengaruh terhadap kualitas dari beberapa parameter biodiesel yang diuji. Parameter terbaik yang hampir mendekati standar SNI 7182:2015 biodiesel didapatkan pada variabel suhu reaksi 60°C dan rasio katalis CaO-NaOH sebesar 3:1 dari berat minyak dimana nilai yield biodiesel sebesar 76,13%, densitas 0,865 g/mL, viskositas 8,65 cSt.

Page 2 of 4 | Total Record : 40