Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

SIFAT FISIK VCO HASIL FERMENTASI SELAMA ≥ 24 JAM MENGGUNAKAN RAGI TEMPE DENGAN KONSENTRASI NUTRISI YEAST 2% B/V Ita Purnamasari; Cucuk Evi Lusiani
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i3.399

Abstract

Negara Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki SDA (Sumber Daya Alam) dan lahan yang melimpah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan kelapa. Pemanfaatan kelapa khususnya bagian buah salah satunya dapat digunakan untuk menghasilkan VCO (Virgin Coconut Oil). Pembuatan VCO dapat dilakukan secara konvensional dengan metode fermentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh waktu fermentasi terhadap warna, rasa, aroma, pH, dan, %yield VCO yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan ragi tempe. Pembuatan VCO diawali dengan pembuatan larutan starter untuk mengaktifkan yeast yang dilakukan dengan cara menambahkan ragi tempe (yeast) dan nutrisi yeast (konsentrasi 2% b/v) ke dalam tangki pre-fermentor sederhana. Larutan starter selanjutnya dicampur dengan santan untuk dilakukan fermentasi selama 24, 30, 36 jam. Produk VCO yang dihasilkan dianalisis untuk mengetahui sifat fisik dari VCO yang meliputi warna, rasa, aroma, pH, dan %yield dari produk VCO. Berdasarkan hasil analisis sifat fisik dari VCO, dapat disimpulkan bahwa sifat fisik VCO sesuai dengan SNI 7381.2008 yaitu transparan, memiliki rasa seperti minyak kelapa, aroma seperti santan atau kelapa segar, nilai pH sebesar 5,5 dan nilai %yield tertinggi (11,30%) yang dihasilkan pada waktu fermentasi selama 36 jam.
PENGARUH WAKTU FERMENTASI SELAMA < 24 JAM MENGGUNAKAN RAGI TEMPE DENGAN NUTRISI YEAST 6% B/V TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL Aprillia Damayanti; Cucuk Evi Lusiani
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i3.416

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak yang dihasilkan dari olahan daging buah kelapa segar. Salah satu metode yang mudah digunakan untuk menghasilkan VCO adalah metode fermentasi dengan menambahkan ragi untuk proses pemecahan emulsi santan atau krim membentuk VCO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi selama < 24 jam terhadap kualitas produk VCO. Pembuatan VCO pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pembuatan larutan starter, pembuatan santan kelapa, fermentasi, dan analisis produk. Proses fermentasi dilakukan selama 6, 12, dan 18 jam menggunakan ragi tempe dengan nutrisi yeast 6% b/v. Parameter yang diuji untuk menentukan kualitas produk VCO yang dihasilkan adalah sifat organoleptik (warna, aroma, dan rasa), yield produk, dan pH. Berdasarkan uji organoleptik dari 25 orang sebagai responden, produk VCO yang dihasilkan dinilai memiliki ciri fisik sesuai dengan SNI 7381:2008 yaitu tidak berwarna, memiliki aroma khas kelapa, dan rasa khas minyak kelapa. Yield produk VCO yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah 2,3 – 17% v/v dengan nilai yield tertinggi sebesar 17% yang dihasilkan pada proses fermentasi selama 18 jam. Nilai pH dari produk VCO hasil fermentasi selama 6 hingga 18 jam adalah sama yaitu 5.
STUDI PENGARUH INJEKSI MEG TERHADAP %MASS OF RICH MEG DAN HYDRATE FORMATION TEMPERATURE PADA GAS PROCESS MENGGUNAKAN SIMULASI HYSYS V12 Imelda Nur Aqnivia; Cucuk Evi Lusiani; Khalimatus Sa’diyah; Eko Noersoesanto; Bonifasius Kwin Noviarto; Pandega Ikhramul Uzlah
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i3.414

Abstract

Unit pengolahan gas alam seperti Dew Point Control Unit (DPCU) dirancang untuk mengurangi senyawa pengotor seperti uap air, hidrokarbon berat, CO2, senyawa BTEX (Benzene-Toluene-Etil Benzene-Xylene), senyawa sulfur, dll. Pengotor tersebut dapat dihilangkan melalui proses pendinginan gas alam pada suhu rendah untuk mengembunkan senyawa impurities sehingga dapat dipisahkan dari gas metana. Namun permasalahan yang sering dihadapi di lapangan adalah ketika suhu operasi diturunkan serendah mungkin pada tekanan tinggi dapat menyebabkan terbentuknya metana hydrate di DPCU. Untuk mencegah terbentuknya hydrate di Gajah Baru Central Process Platform dilakukan injeksi MEG (Mono-ethylene Glycol). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh injeksi MEG terhadap %mass of rich MEG dan hydrate formation temperature dari gas process dengan low molecular weight (16,54 lb/mol) dan low water content (0,0056 fraksi mol). Dalam praktiknya, simulasi ini dilakukan menggunakan software Hysys V12 dengan model termodinamika yaitu Peng-Robinson. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah volumetric rate dari MEG (dari 0 hingga 13,5 USGPM), molar flow rate dari gas process (72,5 dan 235 MMSCFD), serta tekanan dari Low Pressure Compressor (500 dan 660 psig) pada suhu operasi di Low Temperature Separator (LTS) sebesar 40˚F. Hasil simulasi menunjukkan bahwa injeksi MEG dapat mengurangi pembentukan hydrate di gas process yang dibuktikan dengan semakin tinggi molar flow rate dari gas process menyebabkan nilai %mass of rich MEG semakin meningkat (39,33% pada 660 psi dan 34,56% pada 500 psi). Tingginya nilai %mass of rich MEG menyebabkan nilai hydrate formation temperature menjadi semakin rendah (seperti yang terjadi pada Case A = 24,5348˚F dan Case D = 23,9904˚F).
EFEK WAKTU FERMENTASI SELAMA ≥ 24 JAM TERHADAP MUTU VIRGIN COCONUT OIL MENGGUNAKAN RAGI TEMPE DENGAN NUTRISI YEAST 6% B/V Zuyyin Gitya Humam Nabalah; Cucuk Evi Lusiani
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.446

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu produk olahan kelapa yang dapat diolah salah satunya dengan menggunakan metode fermentasi. Metode fermentasi merupakan alternatif proses pembuatan VCO dengan penambahan yeast untuk proses pemecahan emulsi santan atau krim hingga menghasilkan VCO. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efek waktu fermentasi selama ≥ 24 jam terhadap mutu produk VCO yang dihasilkan. Proses fermentasi pada penelitian ini dilakukan menggunakan ragi tempe dengan nutrisi yeast 6% b/v selama 24, 30, dan 36 jam. Mutu dari produk VCO yang dihasilkan pada penelitian ini dinilai berdasarkan nilai pH, sifat organoleptik (warna, aroma, rasa), dan nilai yield. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai pH dari produk VCO hasil fermentasi selama 24, 30, dan 36 jam memiliki nilai yang sama yaitu 5. Secara fisik, produk VCO yang dihasilkan pada penelitian ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7381:2008 yaitu tidak berwarna, beraroma khas kelapa segar, dan terasa khas minyak kelapa. Efek waktu fermentasi selama ≥ 24 jam menyebabkan nilai yield dari produk VCO semakin meningkat seiring dengan bertambahnya waktu fermentasi. Nilai yield tertinggi yaitu 20,20% v/v diperoleh pada waktu fermentasi selama 36 jam.
PENGARUH LAMA WAKTU FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI TEMPE SELAMA < 24 JAM TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK VCO DENGAN NUTRISI RAGI 4% B/V Merita Sulistiyawati; Cucuk Evi Lusiani
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.515

Abstract

Kelapa sebagai buah yang sering dikonsumsi dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO). VCO adalah produk olahan daging buah kelapa tua (usia 11-12 bulan) yang dapat dibuat melalui proses fermentasi tanpa melalui proses pemanasan. Proses fermentasi pada pembuatan VCO dapat dilakukan menggunakan alat sederhana yang menghasilkan produk dengan daya simpan yang lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama waktu fermentasi menggunakan ragi tempe selama < 24 jam terhadap sifat organoleptik VCO dengan nutrisi Ragi 4% b/v. Proses fermentasi dilakukan selama 6, 12 dan 18 jam. Produk VCO yang dihasilkan dilakukan uji sifat organoleptik (warna, aroma, dan rasa), pH dan yield. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sifat organoleptik dari produk VCO pada waktu fermentasi selama 6, 12 dan 18 jam dengan konsentrasi nutrisi ragi 4% b/v adalah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7281:2008 yaitu tidak berwarna atau sedikit kekuningan, beraroma khas kelapa, dan terasa khas kelapa. Nilai pH dari produk VCO yang dihasilkan adalah 4,6 pada waktu fermentasi selama 6 dan 18 jam dan 4,9 pada waktu fermentasi selama 12 jam. Berdasarkan hasil dari penelitian juga dapat diketahui bahwa nilai yield dari produk VCO semakin tinggi dengan semakin lamanya waktu fermentasi. Nilai yield dari produk VCO tertinggi diperoleh pada waktu fermentasi 18 jam yaitu sebesar 16% v/v.
Aplikasi Response Surface Methodology pada Optimasi Penambahan Blast Furnace Slag Terhadap Waktu Pengikatan dan Kuat Tekan Semen Hardjono Hardjono; Cucuk Evi Lusiani; Agung Ari Wibowo; Mochammad Agung Indra Iswara
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan Vol. 4 No. 1 (2020): April 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.64 KB) | DOI: 10.33795/jtkl.v4i1.150

Abstract

The production of clinker consumes high energy and causes high production cost of cement industry. It can be reduced by adding blast furnace slag as a mixture in cement production. The blast furnace slag - clinker mixture can produce cement with setting time and compressive strength according to SNI. The effect of the addition of blast furnace slag as a clinker mixture to the setting time and compressive strength of cement can be optimized by response surface methodology (RSM) using Central Composite Design (CCD). Optimization by using RSM aims to determine the optimum condition of the blast furnace slag – clinker mixture to the initial setting time, final setting time, and compressive strength. ANOVA test results and response surface analysis show that the addition of blast furnace slag into the cement mixture has a significant influence on the initial setting time, final setting time, and compressive strength. The addition of 5% blast furnace slag with 92.5% clinker in the mixture of clinker and gypsum is the optimum condition which gives a significant effect on the response variable.
Simulasi CHEMCAD: Studi Kasus Distilasi Ekstraktif pada Campuran Terner n-Propil Asetat/n-Propanol/Air Agung Ari Wibowo; Cucuk Evi Lusiani; Rizqy Romadhona Ginting; Dhoni Hartanto
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan Vol. 2 No. 2 (2018): October 2018
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.916 KB) | DOI: 10.33795/jtkl.v2i2.75

Abstract

Pemisahan n-propil asetat dari campuran terner n-propil asetat/n-propanol/air merupakan salah satu proses yang tidak dapat dilakukan dengan distilasi sederhana. Adanya azeotrop terner minimum dari campuran tersebut menyebabkan n-propil asetat hanya dapat dipisahkan dari campuran n-propanol dan air salah satunya dengan metode distilasi ekstraktif. Distilasi ekstraktif merupakan proses vaporisasi parsial dengan menambahkan suatu agen pemisah non-volatil yang disebut sebagai sovent atau agen ekstraktif. Solvent yang digunakan dalam simulasi proses ini adalah campuran DMSO (Dimetil Sulfoksida) dan Gliserol dengan komposisi 50 % massa dengan perbandingan 1:2 untuk massa umpan kolom : solvent. Feed yang digunakan adalah n-propanol (10 kmol/jam) dan asam asetat (13 kmol/jam) masing-masing pada suhu 25°C dan tekanan 101,3 kPa. Hasil n-propil asetat terbaik diperoleh saat solvent diumpankan pada stage 5 dengan fraksi mol n-propil asetat pada distilat 0,9975 disertai dengan minimumnya energi reboiler yang digunakan pada konfigurasi kolom ini. n-Propyl acetate separation of the n-propyl acetate /n-propanol/water mixture composition can't be done by simple distillation. The existence of minimum ternary azeotrope on the mixture causes n-propyl acetate can be separated only by extractive distillation method. Extractive distillation is a partial vaporization process in the presence of a non-volatile separating agent called as solvent or extractive agent. Solvent used in the simulation process is DMSO (Dimethyl Sulfoxide)-Glycerol mixture (50% mass) with a ratio of 1: 2 for column feed : solvent. n-Propanol (10 kmol/hour) and acetic acid (13 kmol/hour) are fed into reactor (before extractive distillation process) at 25°C and 101.3 kPa, respectively. The best results of n-propyl acetate were obtained when the solvent was fed to stage 5 in which mole fraction of n-propyl acetate in distillate 0.9975 accompanied by the minimum reboiler energy used in this column configuration.
APLIKASI TEKNOLOGI BIO-DRYING UNTUK PROSES PENGERINGAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BAHAN BAKAR Eko Naryono; Cucuk Evi Lusiani; Ariani Ariani; Khalimatus Sa&#039;diyah; Asrori Asrori
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v5i1.3740

Abstract

Desa Wringinsongo merupakan desa binaan dari Politeknik Negeri Malang (Polinema) sejak tahun 2020 dan menjadi mitra kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM). Berdasarkan hasil diskusi antara Jurusan Teknik Kimia, Polinema dan warga Desa Wringinsongo, salah satu masalah di desa tersebut yang dapat diselesaikan sesuai dengan bidang ilmu di Jurusan Teknik Kimia adalah pengolahan sampah menjadi bahan bakar. Permasalahan sampah yang mencemari lingkungan di Desa Wringinsongo disebabkan banyaknya sampah yang ditinggalkan oleh pengunjung terutama di daerah wisata pemandian alam. Teknologi bio-drying melalui proses pengeringan sampah menjadi bahan bakar dapat digunakan sebagai alternatif solusi yang ramah lingkungan yang dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan PkM. Hal ini sejalan dengan Rencana Strategis Polinema (Renstra Polinema 2021-2025) di bidang pemeliharaan lingkungan hidup dan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) untuk Desa Binaan Polinema, Wringinsongo, Kec. Tumpang, Kab. Malang. Kegiatan PkM yang dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2022 berjalan lancar dan para peserta sangat antusias untuk mempraktikkan secara langsung pengeringan sampah organik dengan metode teknologi bio-drying untuk dijadikan sebagai bahan bakar alternatif
EFEK LAMA WAKTU FERMENTASI SELAMA KURANG DARI 24 JAM TERHADAP KARAKTERISTIK VCO MENGGUNAKAN RAGI TEMPE DENGAN KONSENTRASI NUTRISI RAGI 2% B/V Amelia Putri Indahsari; Cucuk Evi Lusiani
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 9 No. 1 (2023): March 2023
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v9i1.519

Abstract

Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Buah kelapa terutama pada bagian dagingnya dapat digunakan untuk menghasilkan VCO (Virgin Coconut Oil). Salah satu metode yang banyak digunakan untuk menghasilkan VCO adalah metode fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek lama waktu fermentasi selama kurang dari 24 jam terhadap karakteristik VCO menggunakan ragi tempe dengan konsentrasi nutrisi ragi 2% b/v. Penelitian ini dilakukan dengan variabel berupa waktu fermentasi selama 6, 12, dan 18 jam. Karakteristik VCO yang dihasilkan ditentukan berdasarkan nilai %yield, sifat organoleptik (warna, aroma, dan rasa), serta nilai pH. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada produk VCO, diketahui bahwa nilai %yield semakin tinggi seiring dengan semakin lamanya waktu fermentasi. Nilai %yield tertinggi dihasilkan pada produk VCO dengan waktu fermentasi selama 18 jam yaitu sebesar 6,00%. Sifat organoleptik produk VCO pada 6, 12, dan 18 jam sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7381:2008 yaitu berwarna jernih, beraroma khas kelapa, serta memiliki rasa khas minyak kelapa. Nilai pH pada produk VCO dengan waktu fermentasi selama 6 hingga 18 jam bernilai sama yaitu 5,4.
PENGARUH LAMA WAKTU FERMENTASI TERHADAP YIELD DAN SIFAT ORGANOLEPTIK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) YANG DIHASILKAN DARI KELAPA DAERAH BALI Ulfa Nurida; Cucuk Evi Lusiani
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.267

Abstract

Bali adalah salah satu daerah di Indonesia yang berpotensi menghasilkan kelapa dalam jumlah yang banyak. Kelapa daerah Bali memiliki ukuran buah yang besar, bentuk buah bulat telur dan kadar minyak kopra mencapai 69,28%. Buah kelapa tersebut dapat dijadikan berbagai macam produk olahan, salah satunya yaitu minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) yang dibuat dengan metode fermentasi. Proses fermentasi dapat dilakukan dengan alat sederhana, waktu yang efisien, dan produk dengan tingkat ketengikan yang rendah dan daya simpan yang lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama waktu fermentasi terhadap yield dan sifat organoleptik (aroma, rasa dan warna) produk VCO yang dihasilkan dari kelapa daerah Bali. Proses fermentasi dilakukan menggunakan penambahan ragi tempe dengan konsentrasi 2% b/v selama 6, 12, 18, 24 dan 30 jam. Produk VCO yang dihasilkan pada penelitian ini dianalisis untuk perhitungan nilai yield, sifat organoleptik, dan nilai pH. Nilai yield produk VCO mengalami peningkatan seiring dengan lamanya waktu fermentasi dengan nilai tertinggi yaitu 4,30% v/v pada waktu fermentasi 30 jam. Semua produk VCO yang dihasilkan dalam penelitian ini memiliki aroma khas kelapa dan tidak tengik, rasa khas minyak kelapa, berwarna bening kekuningan dan nilai pH 5. Dengan demikian, produk VCO yang dihasilkan memenuhi syarat standar mutu VCO, yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) 7381:2008.