cover
Contact Name
Muhammad Shidiq
Contact Email
shidiqmuhammad17393@gmail.com
Phone
+6281222979930
Journal Mail Official
jurnalatrat@gmail.com
Editorial Address
Jalan Buah Batu No.212, Cijagra, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, kode pos: 40265
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Atrat: Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23391642     EISSN : 27227200     DOI : http://dx.doi.org/10.26742
Atrat is a Journal of Visual Arts containing scientific papers which includes Fine Art and Design, publisher by Jurusan Seni Rupa STSI Bandung (p-ISSN 2339-1642 & e-issn 2722-7200). Jurnal Atrat also embodies the results of various forms of scientific research as well as the creation of artworks, which can become new knowledge published in scientific articles, so it is worthy to be read and understood by readers. Atrat aims to give land to Artists, Designers, Art Students, Teachers/ Lecturers, and Fine Arts Society to exchange insights.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL" : 11 Documents clear
KAIN BERCORAK SEBAGAI NATAR-ALTERNATIF LUKISAN KONTEMPORER Rahim, Muhamad Ali; Ernawan, Erika
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i1.2289

Abstract

Perkembangan seni rupa kontemporer demikian pesat dan menawarkan kemungkinan berbeda dalam visual maupun konteks yang diangkat—secara intrinsik maupun ekstrinsik. Wacana eklektik, apropriasi dan reproduksi gambar, hingga kini masih mempengaruhi geliat lukisan kontemporer. Salah-satunya ditunjukkan melalui peminjaman atau penambahan citraan baru pada suatu gambar dengan tujuan menghasilkan makna baru. Rancangan pelukisan ini menggunakan material lukis non-konvensional, yaitu kain bercorak sebagai natarnya. Penambahan citraan baru pada natar kain bercorak yang mengakibatkan penumpukan visual menawarkan keunikannya sendiri, sekaligus memperkaya alternatif pelukisan sebagai bagian dari dinamika seni rupa sesuai dengan perkembangan zaman. Rancangan karya seni lukis yang menggunakan kain bercorak sebagai alternatif natar ini diharapkan memberi kontribusi yang menambah keragaman visual dan pola cipta dalam perkembangan wacana seni rupa pascamodern.Kata Kunci: Corak, Kain, Lukisan kontemporer, Natar
KAJIAN SIMBOLIK MOTIF BATIK BANDRONG LISUNG CIKADU KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN Fadillah, Aufa; Yana, Deni; Supriatna, Supriatna
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i1.2330

Abstract

Batik is one of the fabrics that is closely related to the cultural values of a society and stores meaning in it through symbols and ornaments. For this reason, researchers examine the symbolic meaning of the Bandrong Lisung motif, Cikadu, Pandeglang Regency, Banten. This study uses a qualitative research method with a symbol theory approach from Susanne K Langer, namely discursive symbols and presentational symbols. A discursive symbol is a symbol that can be broken down into several elements in the motif for later analysis of its meaning. Meanwhile, presentational symbols provide an overall interpretation of a work. The results of this study indicate that every ornament contained in the Bandrong Lisung batik motif has a symbolic meaning. The ornaments are: women playing Bandrong Lisung art, lisung and pestle, plants/flowers, rhinoceros, curved edge decoration patterns, and triangle patterns. The meaning of the whole ornament is don't be afraid to walk in a strange place, if we continue to be brave, together and have strong determination it will produce beautiful things. Bandrong Lisung batik motif also has a message that no matter how tough a human's life is, he will return to his God. Keywords: Batik, Bandrong Lisung, Cikadu, Symbolic ------------------------------------------------------------------------- Batik menjadi salah satu kain yang erat kaitannya dengan nilai budaya dari suatu masyarakat dan menyimpan makna di dalamnya melalui simbol dan ornamen. Untuk itu peneliti mengkaji mengenai makna simbolik pada motif Bandrong Lisung, Cikadu Kabupaten Pandeglang Banten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan teori simbol dari Susanne K Langer, yaitu simbol diskursif dan simbol presentasional. Simbol diskursif merupakan simbol yang dapat dipecah menjadi beberapa elemen pada motif tersebut untuk kemudian ditelaah maknanya. Sedangkan simbol presentasional memberikan penafsiran secara keseluruhan pada suatu karya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap ornamen yang terdapat dalam motif batik Bandrong Lisung memiliki makna simbolik. Ornamen-ornamen tersebut ialah: ibu-ibu memainkan kesenian Bandrong Lisung, lisung dan alu, tumbuhan/ bunga, hewan badak, garis pola hiasan tepi berliuk-liuk, dan pola segitiga. Makna dari keseluruhan ornamen tersebut adalah jangan takut untuk berjalan di tempat yang asing, jika kita terus berani, bersama-sama dan memiliki tekad kuat maka akan menghasilkan hal yang indah. Motif batik Bandrong Lisung juga memiliki pesan bahwa setangguh apapun kehidupan manusia, ia akan kembali kepada Tuhannya. Kata Kunci: Batik, Bandrong Lisung, Cikadu, Simbolik
PROSES KREATIF FONNA MELANIA DALAM PENCIPTAAN MOTIF "MASAGI" BATIK LOKATMALA KOTA SUKABUMI JAWA BARAT Cahyani, Isma Awal Fitroh; Cahyana, Agus; Sudjana, Anis
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i1.2332

Abstract

The “Masagi” batik motif is the first batik motif produced by the Lokatmala batik house, created by a batik designer/craftsman named Fonna Melania. Initial and pre-designed ideas in the creation of “Masagi” motifs identify a problem or background in the creative process of creating unique and distinctive motifs. This study aims to describe (1) Fonna Melania’s creative process in creating the “Masagi” motif. (2) Fonna’s level of creativity in creating the “Masagi” motif. (3) Aesthetics of the “Masagi” motif. This research will use a qualitative descriptive method, with a theoretical approach to the psychology of art and aesthetics. Data were collected through interviews, observations and documentation and descriptive data analysis techniques through research data reduction, research data presentation and conclusion. Keywords: batik, “Masagi” motif, creative process, Fonna Melani ------------------------------------------------------------------------------------ motif batik “Masagi” merupakan motif batik pertama yang diproduksi oleh rumah batik Lokatmala, diciptakan oleh seorang desainer/pengrajin batik bernama Fonna Melania. Gagasan awal dan pradesain dalam penciptaan motif “Masagi” mengidentifikasi suatu masalah atau latar belakang dalam proses kreatif penciptaan motif yang unik dan khas. Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan (1) Proses kreatif Fonna Melania dalam penciptaan motif “Masagi”. (2) Tingkat kreativitas Fonna dalam menciptakan motif “Masagi”. (3) Estetika motif “Masagi”. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan pendekatan teori psikologi seni dan estetika. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dan teknik analisis data secara deskriptif melalui cara reduksi data penelitian, penyajian data penelitian dan penarikan kesimpulan. Kata kunci: batik, motif “Masagi”, proses kreatif, Fonna Melania.
KASUNDAAN DALAM MOTIF BATIK RAGEN PANGANTEN Riana, Irpan; Putra, Yuda Syah
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i1.2510

Abstract

The Ragen Panganten Batik motif is one of the Batik motifs created by Rd. Lalam Wiranatakusumah, produced by Batik Komar. The motif was reconstructed based on the ancient manuscript of Siksakandang Kares and the culture of the Sundanese people. In Ragen Panganten's batik motif, it has Kasundaan meaning and identity. Ragen Panganten's batik motif consists of various decorations, such as the stylization of the Julang bird, Wijayakusumah plants and Binokasih's crown, to the colors used that reflect Kasundaan's identity. The meaning that comes from the Ragen Panganten motif is a symbol of marriage. The Ragen Panganten Batik motif, which according to Sundanese cosmology has symbols of emptiness and content, encompasses a paradoxical dualistic nature. In addition, the Ragen Panganten batik motif is always based on a triangular shape or pattern. The significance of the triangular shape in Sundanese society is closely related to the tritangtu pattern, the life concept of the Sundanese people. Keywords: Kasundaan, Batik, Ragen Panganten, Rd. Lalam ------------------------------------------------------------------------------------ Motif Batik Ragen Panganten merupakan salah satu motif Batik yang dibuat oleh Rd. Lalam Wiranatakusumah, yang di produksi oleh Batik Komar. Motif tersebut direkonstruksi berdasarkan naskah kuno Siksakandang Karesian dan budaya masyarakat Sunda. Dalam batik motif Ragen Panganten memiliki makna dan identitas Kasundaan. Motif batik Ragen Panganten yang terdiri dari ragam hias yang seperti stilasi burung Julang, Tumbuhan Wijayakusumah dan Mahkota Binokasih sampai dengan warna yang dipakai mencerminkan identitas Kasundaan. Makna yang muncul dari motif Ragen Panganten merupakan simbol dari perkawinan. Motif Batik Ragen Panganten, memiliki simbol dari kosong dan isi, dalam pandangan kosmologi Sunda termasuk sifat dualistik yang paradoks. Selain itu, motif batik Ragen Panganten selalu dilandasi dari bentuk atau pola segitiga. Makna bentuk segitiga dalam masyarakat Sunda erat kaitannya dengan pola tritangtu yang merupakan konsep kehidupan masyarakat Sunda. Kata Kunci : Kasundaan, Batik, Ragen Panganten, Rd. Lalam
Inovasi Berdasarkan Motif Tenun Gringsing di Desa Tenganan Pegringsingan dalam Bentuk Fashion Rizqia, Muhamad Rifki; Puspita, Ade Ayu; Damayanti, Anandhita Alvina
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i1.2511

Abstract

This study aims to develop an innovation of Gringsing weaving motifs in Tenganan Pegringsingan Village, Bali in dealing with economic activities in the midst of the COVID-19 pandemic and to find out the various types of Gringsing weaving motifs. The location of this research was conducted in Tenganan Pegringsingan Village, Manggis District, Karangasem Regency, Bali, on the grounds that the Gringsing weaving motif is the result of the cultural creativity of the Tenganan Village community traditionally based on Hindu religious beliefs, with conditions for philosophical values and meanings, and has a unique culture with technical techniques. manufacture of single ikat and double ikat as Indonesian cultural identity. This research is a qualitative research with the research and development stage is carried out using research and development Research and Development (R&D). Research and development aims to produce new products through the development process, but does not eliminate the identity of the Gringsing motif. This research emphasizes according to a certain sample and Saussure’s semiotic theory approach. Keywords: Gringsing weaving motif, tradition, culture ------------------------------------------------------------------------------------ Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan inovasi motif tenun Gringsing di Desa Tenganan Pegringsingan Bali dalam menghadapi kegiatan perekonomian di tengah pandemi COVID-19 dan mengetahui berbagai jenis motif tenun Gringsing. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, dengan alasan motif tenun Gringsing merupakan hasil kreatifitas budaya masyarakat Desa Tenganan secara tradisi berdasarkan kepercayaan agama Hindu, dengan syarat akan nilai dan makna filosofi, serta memiliki keunikan budaya dengan teknik pembuatan single ikat dan double ikat sebagai identitas budaya Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tahap penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan menggunakan penelitian pengembangan Research and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan, tetapi tidak menghilangkan identitas jenis motif Gringsing. Penelitian ini menekankan menurut sampel tertentu serta pendekatan teori semiotik Saussure. Kata kunci: motif tenun Gringsing, tradisi, budaya
PERANCANGAN ALAT MUSIK OKARINA DENGAN TEMA BEBEGIG SUKAMANTRI Fauzi, Adnan; Alif, Mohamad Zaini; Emilda, Nia
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i1.2512

Abstract

The musical instrument that is made is the okarina wind instrument using ceramic materials, the ocarina made is the ocarina with 4 sound holes, and is oval in shape. Okarina is now widely sold in the market, especially in online shops with different forms in each product from one another, but the lack of application of local culture to the ocarina as a product that has more value in society, by elevating local cultural elements to this musical instrument is aimed at in order to better introduce to the public about the local Sundanese culture, namely Bebegig Sukamantri.The ornament applied to this wind instrument is the Bebegig Sukamantri mask from the Ciamis region of West Java. Bebegig is used to ward off people who have evil intentions against a village. In general, the Bebegig art performance will be danced by several actors who wear the spooky masks typical of Sukamantri. The spooky Bebegig mask was simplified again in order to make it more acceptable in society, especially children. Keywords: Okarina, Mask, Bebegig, Musical Instruments, Culture. ------------------------------------------------------------------------------------ Alat musik yang dibuat yaitu alat musik tiup okarina dengan menggunakan bahan keramik. Okarina yang dibuat yaitu okarina dengan 4 lubang suara dan berbentuk oval. Okarina kini sudah banyak dijual di pasaran khususnya di online shop dengan bentuk yang berbeda di setiap produk satu dengan lainnya. Namun kurangnya penerapan budaya lokal kepada okarina tersebut sebagai produk yang memiliki nilai lebih di masyarakat, dengan mengangkat unsur budaya lokal kepada alat musik ini bertujuan agar dapat lebih mengenalkan kepada masyarakat tentang budaya lokal sunda yaitu Bebegig Sukamantri. Ornamen yang diterapkan pada alat musik tiup ini yaitu topeng Bebegig Sukamantri yang berasal dari wilayah Ciamis Jawa Barat. Bebegig digunakan untuk mengusir orang-orang yang berniat jahat terhadap sebuah desa. Secara umum, penampilan kesenian Bebegig akan ditarikan oleh beberapa orang lelakon yang menggunakan topeng seram khas Sukamantri. Topeng Bebegig yang seram disederhanakan kembali bentuknya karena agar dapat lebih diterima di masyarakat khususnya anak-anak. Kata Kunci : Okarina, Topeng, Bebegig, Alat Musik, Budaya
Perkembangan Motif Flora Pada Produk Fashion Dimasa Pandemi Covid-19 Zahara, Nadia Febriani
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i1.2820

Abstract

The trend comes from the absorption word “Trend” which means the direction of a trend or style that is developing or changing in general. Trends in the fashion world are constantly changing and these changes are influenced by many factors, one of which is the social and economic conditions at that time. The Covid-19 pandemic requires everyone to adapt to the new normal (new normal era), including trends in the world of fashion. The fashion trends referred to include: 1) Fashion trends that are popularly worn; 2) complementary trends in popular clothing worn; and 3) the popular trend of accessories used during the Covid-19 pandemic era. This research method uses literary and phenomenological methods, the literary method is a type of qualitative research method where the location and place of research are carried out in libraries, documents, archives, and other similar methods with literature reviews, while the phenomenological approach seeks to capture various problems that exist in society and reveal the meaning contained therein. The results of this study are that there are various changes in dress styles in the new normal era. These changes in dress style include: 1) Fashion trends in the new normal era include minimalist clothing, sports clothing and closed clothing; 2) complementary clothing trends in the new normal era include masks, face shields, backpacks and oversized bags, flatshoes, slip ons, and sneakers; and 3) accessory trends during the new normal era, namely glasses and watches. Keywords: floral motifs, fashion products, pandemic, fashion trends --------------------------------------------------------------------- Tren berasal dari kata serapan “Trend“ yang berarti adalah arah kecenderungan atau gaya yang sedang berkembang atau berubah secara umum. Tren pada dunia fashion terus berubah dan perubahan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah keadaan sosial dan ekonomi pada saat itu. Pandemi Covid-19 mengharuskan setiap orang untuk beradaptasi dengan tatanan normal baru (era new normal), termasuk tren dalam dunia fesyen. Tren fesyen yang dimaksud meliputi: 1) Tren busana yang popular dikenakan; 2) tren pelengkap busana yang popular dikenakan; dan 3) tren aksoris yang popular di gunakan selama era pandemi Covid-19. Metode penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dan fenomologi, metode kepustakaan adalah satu jenis metode penelitian kualitatif yang lokasi dan tempat penelitiannya dilakukan di pustaka, dokumen, arsip, dan lain sejenisnya dengan literatur review, sedangkan pendekatan fenomenologi berupaya untuk menangkap berbagai persoalan yang ada di masyarakat dan mengungkap makna yang terkandung di dalamnya. Hasil penelitian ini adalah terdapat berbagai perubahan gaya berbusana di era new normal. Perubahan gaya berbusana ini meliputi: 1) Tren busana di era new normal meliputi busana minimalis, busana sport, dan busana tertutup; 2) tren pelengkap busana di era new normal meliputi masker, face shield, tas ransel dan oversized, flatshoes, slip on ,dan sneaker ;dan 3) tren aksesoris selama era new normal yaitu kacamata, dan arloji. Kata Kunci: motif flora, produk fashion, pandemi, tren fashion.
Pengenalan Warna Primer untuk Menggambar Kepada Siswa MTS Al-Khoiriyah Ciranjang Cianjur Luqman, Fadhila
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i1.2840

Abstract

This study aims to educate the first grade students of MTS Al-Khoiriyah in Nanggalamekar Village about the primary color and its mixing techniques. The location of this research was conducted in MTS Al-Khoiriyah, Nanggalamekar Village, Ciranjang District, Cianjur Regency, Jawa Barat, for the reason that they deprived art education even though they had high enthusiasm about things that related to art. This research is a qualitatitve research with the Research and Development (R&D). Research and Development aims to produce human resources with knowledge and skill about basic visual art which is color and color mixing. This research emphasizes according to practical activity and exploration and Brewster’s color theory approach. Keyword: Ciranjang, Primary Color, School ------------------------------------------------------------------------------------ Penelitian ini bertujuan untuk mengedukasi siswa-siswi kelas 1 di MTS Al-Khoiriyah Desa Nanggalamekar mengenai warna primer dan teknik pencampuran warnanya. Lokasi penelitian ini dilakukan di MTS Al-Khoiriyah Desa Nanggalamekar, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan alasan kurangnya pendidikan kesenirupaan yang diajarkan disana padahal desa tersebut merupakan salah satu desa dengan antusiasme tinggi akan hal-hal berbau seni. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tahap penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D). Penelitian dan Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan kemampuan mengenai dasar-dasar seni rupa yaitu warna dan pencampuran warna. Penelitian ini menekankan praktik dan eksplorasi serta pendekatan teori warna Brewster. Kata Kunci: Ciranjang, Warna Dasar, Sekolah
APLIKASI KAIN BERBAHAN RAMI UNTUK PRODUK TEKSTIL KREATIF INTERIOR Falah, Asep Miftahul
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i1.2841

Abstract

Fabrics made from ramie fiber have the potential to be developed as raw materials for creative textile products and their derivatives. The development of research on the application of ramie fiber based fabrics provides opportunities for the development of ramie fiber as a creative interior textile product. To create an interior textile product, a strategy is needed to carry out the exploration and experimentation process of making interior textile products from fabrics made from ramie fiber. This study aimed to obtain standard documents for analyzing the quality of hemp fiber fabrics and the production process for making prototype products, namely sunscreen, upholstery, lampshade, cushion, looper, coasters, and noreng. The application of ramie fiber-based fabrics will provide an alternative for the world of textiles as a raw material for textiles by carrying out various stages including material studies, shape studies, natural color studies, composition studies, and engineering studies. Qualitative research methods with exploratory and experimental approaches and data collection techniques are carried out using observation, interviews, and documentation. The results of research on the application of ramie fiber-based fabrics have excellent potential to be used as an alternative to interior creative textile products because they have properties that meet the requirements to be used as textile fibers. The results of this study will be a reference in the use of ramie fiber fabrics with standardized characters for the manufacture of superior works of interior creative textile products. Keywords: Fabrics, Natural Fibers, Ramie, Interior Textile ------------------------------------------------------------------------------------ Kain berbahan serat rami berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku untuk produk kreatif tekstil dan turunannya. Perkembangan riset tentang aplikasi kain berbahan serat rami memberikan peluang untuk pengembangan serat rami sebagai produk tekstil kreatif interior. Untuk menciptakan sebuah produk tekstil interior, perlu strategi untuk melakukan proses eksplorasi dan eksperimentasi pembuatan produk tekstil interior dari kain berbahan serat rami. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan dokumen standard untuk analisis kualitas kain berbahan serat rami dan proses produksi pembuatan produk prototype yaitu sunscreen, upholstery, kap lampu, cushion, looper, coaster, dan noreng. Aplikasi kain berbahan serat rami serat akan memberi alternatif untuk dunia tekstil sebagai bahan baku tekstil dengan melakukan berbagai tahapan diantaranya studi material, studi bentuk, studi warna alami, studi komposisi, dan studi teknik. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan eksplorasi dan ekperimentasi, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian aplikasi kain berbahan serat rami memiliki potensi yang sangat baik untuk dijadikan alternatif produk tekstil kreatif interior, karena mempunyai sifat-sifat yang dapat memenuhi persyaratan untuk dijadikan serat tekstil. Hasil penelitian ini akan menjadi acuan dalam penggunaan kain berbahan serat rami dengan karakter terstandar untuk pembuatan karya unggulan produk tekstil kreatif interior. Kata Kunci: Kain, Serat Alami, Rami, Tekstil Interior
EKSISTENSI TEKNIK PATCHWORK SERTA PENERAPANNYA PADA PRODUK FASHION Ummah, Nisa Haritsatul; Falah, Asep Miftahul
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i1.2842

Abstract

Patchwork is traditional art that originated in Europe and developed in the continental United States. Patchwrok in the Indonesian dictionary means “patchwork”. But in its full sense, patchwork is a craft that combines pieces of patchwork with one another. Those that have different motifs or colors then become a new form. Patchwork is also included in sustainable design, also known as environmental design, (environmentally sustainable design, eco conscious design, etc. Generally, patchwork crafts use industrial waste materials and textile products in the form of scraps of cloth or commonly called patchwork. Even though it looks like a worthless item, patchwork waste can be turned into useful and economical items considering that patchwork has various patterns and textures and can be combined into useful creations, including as complementary elements of home interiors, such as curtains, curtain fasteners. Pillowcases (tassel), pillowcases, bed linen, blankets, lampshades, magazine holders, place mats, glass mats, tissue holders, dirty clothes holders, multi-purpose hanging bags and others. Keywords: Traditional art, Patchwork, industrial waste materials, home interior ------------------------------------------------------------------------------------ Patchwork merupakan seni tradisional yang berasal dari Eropa dan berkembang di benua Amerika Serikat. Patchwrok dalam kamus Bahasa Indonesia yang berarti “kain perca”. Namun pengertian lengkapnya, patchwork adalah kerajinan yang menggabungkan potongan-potongan kain perca satu dengan yang lainnya. Yang memiliki motif atau warna yang berbeda-beda lalu menjadi suatu bentuk baru. Patchwork juga masuk kedalam Desain berkelanjutan, atau disebut juga sebagai desain lingkungan, (desain berkelanjutan secara lingkungan, desain kesadaran lingkungan, dll.) Umumnya kerajinan patchwork menggunakan sisa bahan limbah industri dan produk tekstil yang berupa sisa potongan kain atau biasa disebut kain perca. Walaupun terlihat sebagai barang yang tidak berharga, limbah kain perca dapat diubah menjadi barang-barang yang berguna dan bernilai ekonomis mengingat kain perca memiliki corak dan tekstur yang beragam dan dapat dipadukan menjadi kreasi yang berguna termasuk sebagai unsur pelengkap interior rumah, seperti tirai, pengikat tirai (tassel), sarung bantal, sprei, selimut, kap lampu, tempat majalah, alas piring, alas gelas, tempat tissue, tempat pakaian kotor, kantong gantung serba guna dan lain-lain. Kata Kunci: Seni tradisional, Kain Perca, Patchwork, limbah industry, interior rumah

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2023 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 13 No 1 (2025): INOVASI DAN KREATIVITAS DALAM KARYA DESAIN Vol 12 No 2 (2024): KREATIVITAS DAN INOVASI SENI VISUAL DALAM KARYA DESAIN Vol 12 No 1 (2024): TRADISI KARYA RUPA DESAIN Vol 12, No 1 (2024): TRADISI KARYA RUPA DESAIN Vol 11, No 3 (2023): KARYA RUPA DALAM BINGKAI TRADISI DAN BUDAYA Vol 11 No 3 (2023): KARYA RUPA DALAM BINGKAI TRADISI DAN BUDAYA Vol 11 No 2 (2023): KARAKTERISTIK RUPA DALAM TRADISI DAN BUDAYA Vol 11, No 2 (2023): KARAKTERISTIK RUPA DALAM TRADISI DAN BUDAYA Vol 11, No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL Vol 10 No 3 (2022): EKSISTENSI SENI DAN BUDAYA DALAM INTERPRETASI VISUAL Vol 10, No 3 (2022): EKSISTENSI SENI DAN BUDAYA DALAM INTERPRETASI VISUAL Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL Vol 10, No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL Vol 10, No 1 (2022): TEKNIK DAN TEKNOLOGI MEDIA KARYA VISUAL Vol 10 No 1 (2022): MEDIA PENERAPAN KARYA RUPA DALAM TEKNIK DAN TEKNOLOGI Vol 9 No 3 (2021): EKSPLORASI DAN IMPLEMENTASI POTENSI RUPA Vol 9, No 3 (2021): EKSPLORASI DAN IMPLEMENTASI POTENSI RUPA Vol 9, No 2 (2021): VISUAL ARTISTIK DALAM TEKNIK DAN POLA RUPA Vol 9, No 1 (2021): KARYA RUPA DALAM PERSPEKTIF MAKNA, FUNGSI, DAN IMPLEMENTASI Vol 8, No 3 (2020): MOTIF, MAKNA, DAN MEDIA DALAM TEKNIK KARYA RUPA Vol 8, No 2 (2020): ANALISIS MAKNA KARYA VISUAL DALAM SENI PUBLIK Vol 8, No 1 (2020): REPRESENTASI, PARTISIPASI, DAN GERAKAN SENI Vol 7, No 3 (2019): IMPLEMENTASI IDENTITAS BUDAYA LOKAL Vol 7, No 2 (2019): POTENSI TRADISI DALAM BUDAYA KONTEMPORER Vol 7, No 1 (2019): IDENTITAS BUDAYA VISUAL: APRESIASI DAN EKSPLORASI Vol 6, No 3 (2018): IMPLEMENTASI MEDIA DAN TEKNIK DALAM KARYA RUPA Vol 6, No 2 (2018): REFLEKSI TRADISI DALAM ESTETIKA RUPA Vol 6, No 1 (2018): APLIKASI, STRATEGI, DAN ORIENTASI SENI DALAM RUPA, MEDIA, DAN WACANA Vol 5, No 3 (2017): EKSPLORASI RAGAM HIAS DAN BUSANA KONTEMPORER Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA Vol 4, No 3 (2016): KEARIFAN LOKAL DALAM TRANSFORMASI VISUAL Vol 3, No 3 (2015): DIALEKTIKA RUPA DALAM KEBUDAYAAN KONTEMPORER Vol 3, No 1 (2015): REALITAS TRADISI DALAM PERSEPSI VISUAL Vol 1, No 3 (2013): REPRESENTASI POTENSI DAN ESTETIKA SENI RUPA Vol 1, No 2 (2013): JERAT TRADISI DALAM KONTEMPORER Vol 1, No 1 (2013): MEDIA DALAM BUDAYA RUPA More Issue