cover
Contact Name
Haris Kusumawardana
Contact Email
kusumawardanaharis@gmail.com
Phone
+6283899800775
Journal Mail Official
cakrawala.unwiku@gmail.com
Editorial Address
Beji-Karangsalam Street, No. 25, Karangsalam Kidul, Kedung Banteng, Banyumas, Central Java, Indonesia 53152
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Cakrawala Hukum : Majalah Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma
ISSN : 14112191     EISSN : 27230856     DOI : -
Core Subject : Social,
Cakrawala Hukum presents journals / scientific papers / research results on legal issues written by lecturers or students from the Faculty of Law, Wijayakusuma University or from outside the Faculty of Law, Wijayakusuma University.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 43 (2015): Majalah Ilmiah Cakrawala Hukum" : 6 Documents clear
HARMON/SAS/ PElAKSANAAN DEKONSENTRASI DENGAN DESENTRALISASI DALAM PENYELENGGARAANPEMERINTAHAN "HARMONIZATION OF THE IMPLEMENTATION OF DECONCENTRATION WITH DECENTRALIZATION IN GOVERNANCE" Iskatrinah -
Cakrawala Hukum: Majalah Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Vol 17, No 43 (2015): Majalah Ilmiah Cakrawala Hukum
Publisher : Faculty of Law, Universitas Wijayakusuma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51921/chk.v17i43.38

Abstract

Pelaksanaan   dekonsentrasi    di   tengah omi luas yang merupakan aktualisasi dari O:!Sentralisasi, clipandang oleh beberapa akan~dulkan  otonomi.      Daerab  terkesan aJefgi  terhadap  pelaksanaan   dekonsentrasi ag secara normatif sab karena diatur dalam•                        raturan    perundang-undangan      tentang pemerintahan daerah.   Dekonsentrasi sebagai :alat   pusat  dan desentralisasi   sebagai  alat daerah,   meskipun  berada  pada  lingkungan egara Kesatuan,  dalam praktek selalu  tarik-enarik hubungan antara keduanya.Tujuan   penelitian    ini    dalam   rangka mengharmonisasikan  hubungan  Pusat  dan daerah  (dekonsentrasi    dan   desentralisasi) dalam kerangka Negara Kesatuan Republik!lndonesia.   Melalui pendekatan teori bentuk aegara, desentralisasi,  dan dekonsentrasi diolah  secara yuridis  kwalitatif ,  diharapkan dapat mengkonstruksi upaya harmonisasi pelaksanaan dekonsentrasi di tengah otonomi .uas (desentralisasi).Hasil penelitian menunjukkan babwa suatu negara  yang  menganut  asas  desentralisasitidak berarti negara tersebut tidak menganut asas   sentralisasi   dan   atau   dekonsentrasi, karena sesungguhnya daerah yang diberi desentralisasi adalah tetap merupakan bagian dari negara pemberi desentralisasi  tersebut, yang diberikan  hanya sebagian kewenangan pemerintaban dan bukan kedaulatan negara . Kata   Kunci  :    Harmonisasi, dekonsentrasi, desentralisasi 
The DisputeResolutionof Oil Pollutionby Tan/fer Ship In IndonesianLegal System Elly Kristiani Purwendah; Marsudi Triatmodjo
Cakrawala Hukum: Majalah Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Vol 17, No 43 (2015): Majalah Ilmiah Cakrawala Hukum
Publisher : Faculty of Law, Universitas Wijayakusuma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51921/chk.v17i43.39

Abstract

The choice of oil pollution dispute resolution by Tanker Ship in national marine law system is highly important to be analyzed in-depth concerning the choice of oil pollution dispute resolution by Tanker Ship in Indonesia is resolved in peaceful manner based on the principle of polluter pays principle. The dispute resolution choice in peace is amended by the internationalinstrument ofUNCLOS in article 279 which is, in Indonesianpositive law system, generated through several national legal  instruments. Furthermore, the  dispute resolution choice is such an important thing considering   the purposes of marine environment protection by the coastal states through the law enforcement of sovereign coastal  states.  The  consequence of  dispute resolutionchoice with the concept of ecocracy and sustainable environmental development, in  line with  the  reconstructive  purpose  of philosophical approach of environmental problem  settlement  through the concept  of ecocracy and the paradigm of deep ecology and green constitution, itis expected to be ableto be included in national legal system with~e...law  enforcers  who  understand  ecoliteracy(greenlaw enforcement).Keywords :  dispute resolution, polluter pays principle, state sovereignty, ecocracy
Penafsiran Konsep Nusyuz (Studi Putusan di Pengadilan Agama Purbalingga) Suryati -; Doni Adi Supriyo; Teguh Anindito
Cakrawala Hukum: Majalah Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Vol 17, No 43 (2015): Majalah Ilmiah Cakrawala Hukum
Publisher : Faculty of Law, Universitas Wijayakusuma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51921/chk.v17i43.35

Abstract

Untuk       mengetahui penafsiran     hakim     Pengadilan      Agama Purbalingga   terhadap  ketentuan   berbakti  lahir dan batin  kepada  suami  di dalam  batas-batas yang  dibenarkan   oleh  Hukum  Islam  .Metode pendekatan    yang   digunakan   adalah   yuridis normatif..  Data yang diperoleh  akan dianalisis secara  normatif  kualitatif   Kesimpulan:    basil penelitian      ini   menunjukan     bahwa    dalam praktek  penyelesaian   perkara  perkawinan   di Pengadilan    Agama   tidak   selalu   sikap   dan tindakan    seorang      isteri         yang     tidak melaksanakan   kewajibannya   berupa  berbakti lahir dan bathin kepada suaminya dalam batas- batas   yang   dibenarkan    agama   dinyatakan sebagai   nusyuz.   Dalam  menginterpretasikan ketentuan    KHI   tentang   berbakti   lahir   dan bathin   dalam   batas-batas    yang   dibenarkan agama  dari  seorang  isteri   kepada  suaminya, ternyata    para    hakim    Pengadilan     Agama banyak    berbeda    pandangan.        Adanya perbedaan   interpretasi   tersebut,   mengakibat- kan   adanya   perbedaaan   dalam   menentukan_ kriteria-kriteria    nusyuz,   dan  perbuatan- perbuatan yang tergolong nusyuz, seperti perbuatan  isteri berbuat  zina dengan  pria lain, isteri meninggalkan  rumah kediaman  bersamadalam   waktu    yang    lama   tanpa   izin   dari suaminya, isteri menolak berbubungan  intim dengan suaminya  tanpa alasan yang sah, isteri menolak menempati rumah yang disediakan suami.  Kata kunci:  Perkawinan,  Nusyuz,  Isteri.
PERANAN PUSKESMAS dalam MENIN6KATKAN KWAUTAS PEIAYANAN bag/MASYARAKAT ( lmplementasi Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 1330/Menhes/SK IX/ZOOS tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan di Pussesmss. RtduJ,,an. Rawat Jalan dan /nap, he/as 3 Rumah sahlt yang di Jamin Pemerintah ). Ninik Hartariningsih
Cakrawala Hukum: Majalah Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Vol 17, No 43 (2015): Majalah Ilmiah Cakrawala Hukum
Publisher : Faculty of Law, Universitas Wijayakusuma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51921/chk.v17i43.40

Abstract

Hukum   kesehatan   merupakan   suatu bidang studi spesialisasi  ilmu  hukum yang secara   relatif   masih   baru   bagi   bangsa Indonesia,      untuk   itu    pemerintah mengundangkan/menerbi tkan    U ndang- Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatanyang   mana   undang-undang  ini   sebagai•penganti Undang-Undang No.23 Tahun 1992,Undang-Undang ini sebagai pelaksanaan dariPasal 28H ayat(l) dan Pasal 34 ayat(2).Menurut Leenen, Hukum  Kesehatan adalah mencakup segala peraturan dan aturan yang secara langsung berkaitan dengan pemeliharaan atau perawatan kesehatan yang terancm atau kesehatan yang rusak, 'Hukum kesehatan juga mencakup penerapan hukum Perdata  dan Pidana yang  berkaitan dengan hukumAdministrasi
Problem lmplementasi TAP MPR RI Nomor IX/MPR/2001 Tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Nur Laeli S.A. Nasution
Cakrawala Hukum: Majalah Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Vol 17, No 43 (2015): Majalah Ilmiah Cakrawala Hukum
Publisher : Faculty of Law, Universitas Wijayakusuma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51921/chk.v17i43.36

Abstract

Diskusi    ihwal   implementasi    Tap  MPR. ·o.IX/MPR/200  l   yang   memberi    kekuatan unmk menuntun   arah kebijakan penibaruan reforma) agraria, setelah Tap MPR cehilangan  posisi  dalam tata urutan peraturan perundang-undangan,    kembali    memperoleh mi   penting    ketika    lahir   Undang-undang Nomor  12 Tahun  2011  tentang  PembentukanPeraturan    Perundang-undangan,       yang•                   menempatkan  kembali Tap MPR sebagai salah satu peraturan  perundang-undangan.  Sebelum mengurai  ihwal implementasi,  posisi Tap MPRdalam    tata   urautan    peraturan    perundang- undangan  menjadi  penting  untuk  juga  dikaji kembali karena berada  di atas undang-undang dan    di    bawah     Undang-undang    Dasar. Berdasarkan    pendekatan    hierarkis,    niscaya undang-undang  diderivasi  dari Tap MPR yang secara   substansial   sebagai   "tafsir"   terhadap Konstitusi.
Rekomendasi Untuk pengesahan RUU KUHP Arif Awaludin
Cakrawala Hukum: Majalah Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Vol 17, No 43 (2015): Majalah Ilmiah Cakrawala Hukum
Publisher : Faculty of Law, Universitas Wijayakusuma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51921/chk.v17i43.37

Abstract

Pembaharuan   hukum   pidana      (Penal Reform) terus  diupayakan  oleh   pemerintah untuk    mewujudkan   bangunan   negara Indonesia    sebagai   negara   hukum   yang berdasarkan    Pancasila   dan   UUD   1945. Berbagai upaya telah dilakukan baik dengan pembentukan undang-undang hukum pidana yang  sesuai  dengan  kebutuhan  waktu  dan jaman     hingga   sekedar     meng-insert (menyisipkan)  pasal  tertentu  dalam produk perundangan yang sudah ada.  Namun semua usaha tersebut belum menjadi sebuah kerjua besar   bagi  kegiatan  pembaharuan  hukum pidana di Indonesia. Sebuah kerja besar yang banyak dinanti adalah terwujudnya kodifikasi hukum pidana Indonesia yang baru yaitu Kitab Undang-undang   Hukum   Pidana   (KUHP) sebagai  ganti  atas   Kitab   Undang-undang Hukum    Pidana    (KUHP)    positif    yang merupakan  terjemahan  dari   Wetboek  van Strafrechtvoor Netherlands Indie (WVSNI).Kodifikasi dan unifikasi  hukum merupakan kebutuhan  dalam upaya membangun sistem  hukum nasional.  KUHP adalah produk perundangan yang diharapkan dapat meujudkan cita-cita suatu kodifikasi danunifikasi    hukum   pidana    di   IndonesiaRancangan  Kitab  Undang-Undang  HukumP. idana (RKUHP) memiliki karakteristik yang unik karena merupakan basil dari rekodifikasibukum   pidana     nasional      Indonesia. Karakteristik ini berbeda dengan Rancangan Undang-Undang   (RUU)   lainnya.    Dengan adanya rekodifikasi hukum pidana nasional ke dalam  RKUHP  ini,    maka  segala  macarn ketentuan    perundang-undangan   pidana menjadi     tersatukan    (terunifikasikan) (Moeljatno,2008: 18)  secara sistematis dalam satu buku khusus.

Page 1 of 1 | Total Record : 6