Jurnal Teologi Cultivation
Journal of Teologi Cultivation (JTC) Journal of Religion and Christian Theological Education, published by the Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung, Indonesia, which contains articles on scientific research in the fields of Theology, Missiology, Theology Education and Teaching, History of Theology, Homiletics, Church Science, Catechetics, and Cultivation. The JTC is published biannual in July and December.
Articles
10 Documents
Search results for
, issue
"Vol 5, No 1 (2021): Juli"
:
10 Documents
clear
Yesus Hamba TUHAN Yang Dipilih (Penggenapan Yesaya 42:1-4 dalam Matius 12:15b-21)
Warseto Freddy Sihombing;
Parsaoran Tambunan;
Arnol Martumpu Manurung
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 1 (2021): Juli
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46965/jtc.v5i1.649
Abstract: There are many quotations or allusions in the Gospel of Matthew from the Old Testament (OT). He used to mention in his Gospels quotations from the OT which were undergoing such fulfillment in the events recorded before the quotation. This is also understood in the sense of allowing for a complete fulfillment at a later date. Another feature is that all parts of the scriptures as quoted by Matthew are fulfilled. The long fulfillment quote of Isa. 42:1-4 in Matthew chapter 12 meets both standards. In this article, we explore whether paying attention to Matthew’s redactional emphasis in the preceding narrative (12:14-16) can help explain the citation so that it conforms to Matthew’s normal way of using fulfilled OT quotations. There are new nuances and dynamics in the fulfillment of Isaiah’s prophecy in Jesus as the chosen Servant of LORD. Keywords: Servant of LORD, Matthew, Isaiah, fulfillment Abstrak: Ada banyak kutipan atau alusi dalam Injil Matius dari Perjanjian Lama (PL). Ia biasa dalam Injilnya menyebutkan kutipan dari PL yang sedang mengalami penggenapannya sedemikian rupa dalam peristiwa-peristiwa yang dicatat sebelum kutipan. Ini juga dimengerti dalam arti memungkinkan penggenapan yang lengkap di kemudian hari. Ciri lainnya adalah bahwa seluruh bagian kitab suci seperti yang dikutip oleh Matius digenapi. Kutipan pemenuhan yang panjang dari Yes. 42:1-4 dalam Matius pasal 12 memenuhi kedua standar tersebut. Dalam artikel ini, dieksplorasi apakah perhatian pada penekanan redaksional Matius dalam narasi yang mendahului (12:14-16) dapat membantu menjelaskan kutipan sehingga memenuhi cara normal Matius menggunakan kutipan PL yang digenapi. Terdapat nuansa dan dinamika baru dalam pengenapan nubuatan Yesaya di dalam Yesus sebagai Hamba TUHAN yang terpilih. Kata Kunci: Hamba TUHAN, Matius, Yesaya, penggenapan
Membangun Alam Pikir Ekoteologis: Sebuah Refleksi Teologis Atas Tesis Lynn White
Bestian Simangunsong
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 1 (2021): Juli
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46965/jtc.v5i1.626
AbstractEcological destruction is a global phenomenon that demands a paradigm change and a new attitude towards the earth as the shared home of all creation. The increasingly of environmental damage is influenced by human paradigms and actions, resulting in exploitative and destructive actions against the earth. Historian Lynn White points out that Western Christian traditions contribute to today's ecological damage. White proposed Francis of Asisi as a "role model" of attitudes and behaviors towards the universe. The research method used in this research is the literature study. This study spread the discourse around White's thesis that produces 4 values of ecological spirituality as an effort to build ecotheological thought towards sustainable communities internalized in environmentally friendly attitudes and behaviors, namely: One, from anthroposentris to Human and non-Human Partnerships. Two, from instrumentalia to intrinsic. Three, from pantheism to panentheism, and the last from self centered to other directed. Keywords: Ecotheologies, Tesis Lynn White, Sustainable community AbstrakKerusakan ekologis merupakan sebuah fenomena global yang menuntut perubahan paradigma dan sikap baru terhadap bumi sebagai rumah bersama seluruh ciptaan. Kerusakan lingkungan hidup yang semakin parah dipengaruhi oleh paradigma dan tindakan manusia, sehingga melahirkan tindakan eksploitatif dan destruktif terhadap bumi. Lynn White seorang ahli sejarah menuding bahwa tradisi Kekristenan Barat berkontribusi terhadap kerusakan ekologis dewasa ini. White mengajukan Fransiskus dari Asisi sebagai “role model” sikap dan perilaku terhadap alam semesta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka. Kajian ini membentangkan diskursus seputar tesis White yang menghasilkan 4 nilai spiritualitas ekologis sebagai upaya membangun alam pikir ekoteologi menuju komunitas berkelanjutan yang terinternalisasi dalam sikap dan perilaku ramah lingkungan, yakni: Satu, dari antroposentris menuju Kemitraan Human dan non-Human. Dua, dari instrumentalia menuju intrinsik. Tiga, dari panteisme menuju panentheisme, dan terakhir dari self centered menuju other directed. Kata Kunci: Ekoteologis, Tesis Lynn White, komunitas berkelanjutan
Teladan Rasuli dan Implikasinya dalam Hidup Menggereja 1 Korintus 9:1-27
Rumondang Lumban Gaol
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 1 (2021): Juli
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46965/jtc.v5i1.447
AbstractApostles are servants sent by Christ who are tasked with witnessing about Christ and teaching in the fellowship or community of Christ's followers so that they are seen as pillars of teachers and have a very important role in ministry. Therefore, an Apostle must be an example or role model that should be imitated by the congregation or society because they are very influential figures. The purpose of this study is to examine how the Apostle Paul set himself as an example in his ministry and fulfills his apostolic calling through the text of 1 Corinthians 9: 1-27 and its implications in church life, especially for church servants today. The research method used in this paper is a literature study (library). Based on the study in the text of 1 Corinthians 9: 1-27, several examples of the Apostle Paul's ministry were found, including, not claiming rights for himself and refusing to use his rights as the main thing; prioritize the task of preaching the gospel; use his freedom to win many people and be able to control himself / self-control. Keywords: Servants of God; Apostle Paul; Exemplary AbstrakRasul adalah pelayan yang diutus oleh Kristus yang bertugas memberi kesaksian tentang Kristus serta pengajaran dalam persekutuan atau komunitas pengikut Kristus sehingga mereka dipandang sebagai soko guru dan memiliki peran yang sangat penting dalam pelayanan. Oleh sebab itu seorang Rasul haruslah menjadi contoh atau teladan yang patut ditiru oleh jemaat atau masyarakat karena mereka adalah figur yang sangat berpengaruh. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji bagaimana Rasul Paulus menjadikan dirinya sendiri sebagai teladan dalam tugas pelayanannya dan memenuhi panggilan kerasulannya melalui teks 1 Korintus 9: 1-27 dan implikasinya dalam hidup menggereja khususnya bagi pelayan gereja saat ini. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah studi literatur (kepustakaan). Berdasarkan kajian dalam teks 1 Korintus 9: 1-27 ditemukan beberapa teladan pelayanan Rasul Paulus diantaranya, tidak menuntut hak untuk dirinya sendiri dan menolak mempergunakan haknya sebagai yang utama; mengutamakan tugas pemberitaan Injil; mempergunakan kebebasannya untuk memenangkan banyak orang dan mampu menguasai diri/pengendalian diri. Kata Kunci: Pelayan Tuhan; Rasul Paulus; Teladan
Upaya Peningkatan Perekonomian Jemaat BKPN Melalui Hasil Pengolahan Limbah Batang Pisang (Suatu Pelayanan Berbasis Mazmur 104:14)
Alvius Wau;
Senida Harefa
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 1 (2021): Juli
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46965/jtc.v5i1.642
Abstract So far, banana tree trunk waste is considered as something that is wasted, not to be used as a material with high economic value. Whereas waste banana tree trunks are materials that are easily found amid rural congregations. This study aims to improve the economy of the BKPN congregation through the utilization of banana tree trunk waste. With an understanding of the utilization of banana stem waste as a source of economic income for the congregation, the congregation will have a mindset right about the utilization of banana stem waste and can apply it effectively. The research data were collected using the Observation and techniques Field notation in their search method Participatory Appraisal Research (PAR) because the study involved local rural congregations. The target congregation that will be used as partners in the productive age congregation who has the desire to do business but does not yet have special skills in utilizing banana stem waste. The results of the research on the production process of banana tree trunk waste can reduce wasted waste and can become a new source of income so that it can increase the economic and aesthetic value and function of the waste for the congregation.Keywords: Economy, congregation, waste, banana stemsAbstrakSelama ini, limbah batang pohon pisang dianggap sebagai sesuatu yang terbuang, bukan untuk dimanfaatkan sebagai bahan material yang bernilai ekonomis tinggi. Padahal limbah batang pohon pisang bahan yang mudah ditemui di tengah-tengah jemaat pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian jemaat BKPN melalui pemanfaatan limbah batang pohon pisang. Dengan adanya pemahaman tentang pemanfaatan limbah batang pisang sebagai salah satu sumber pendapatan ekonomi jemaat, maka jemaat akan memiliki mindset yang benar tentang pemanfaatan limbah batang pisang dan dapat mengaplikasikannya secara tepat guna. dengan Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik Observasi dan Field not dalam metode peneliti Participatory Appraisal Researc (PAR), karena penelitian melibatkan jemaat pedesaan setempat. Jemaat sebagai target yang akan dijadikan sebagai mitra adalah jemaat usia produktif yang memiliki keinginan untuk melakukan usaha namun belum memiliki keterampilan khusus dalam memanfaatkan limbah batang pisang. Hasil penelitian proses produksi limbah batang pohon pisang ini dapat mengurangi pembuangan yang sia-sia dan dapat menjadi sumber pendapatan terbaru sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi dan estetika serta fungsi dari limbah tersebut bagi jemaat.Kata Kunci: Ekonomi, jemaat, limbah, batang pisang
Pandangan Alkitab Terhadap Seks Sebagai Landasan Iman Kristen
David Ming
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 1 (2021): Juli
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46965/jtc.v5i1.360
Dunia sekarang ini terus mengalami perubahan termasuk pandangan orang terhadap masalah seks. Beberapa persoalan yang muncul adalah: Apakah yang dimaksud dengan pendidikan? Seks dalam dunia keberdosaan? Bagaimanakah Relasi Pendidikan Seks sebagai Landasan Iman Kristen terhadap Doktrin Kekudusan menurut Reformed? Jawabnya: (1) Pandangan Alkitab tentang pendidikan seks adalah merupakan karya Allah pada diri manusia sejak diciptakan. (2) Seks adalah sesuatu yang sakral sebagaiman Allah melembagakan pernikahan pertama kali di Eden. (3) Pendidikan seks dapat direlasikan dengan doktrin kekudusan sebagai landasan iman Kristen sebagai beriku: Pertama, perlunya dikembangkan pendidikan kekudusan di sekolah-sekolah, seminar maupun di gereja agar memperjelas posisi keberdosaan seks yang dilakukan di luar pernikahan. Kedua, kekudusan yang berpusat kepada Allah menjadi ketergantungan hanya kepada Allah bukan kepada manusia. Ketiga, kekudusan yang diteladani oleh Yesus menjadi tokoh yang dapat diteladani oleh semua orang sehingga setiap orang mempunyai panggilan untuk hidup
Hubungan Spiritualitas, Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru PAK di Kecamatan Tarutung - Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara
Fanorotodo Laia
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 1 (2021): Juli
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46965/jtc.v5i1.524
AbstractThis study aims to determine the relationship between Spirituality and Work Motivation together with the Performance of Christian Religious Education Teachers in Tarutung and Adiankoting Districts, North Tapanuli Regency in 2017. This study uses a descriptive quantitative method approach. The population is all teachers of Christian Religious Education in Tarutung and Adiankoting Districts totaling 31 people as well as being the sample. The research instrument was a closed questionnaire, which was compiled by the researcher based on the indicators of the research variables. The questionnaire test was conducted on 30 respondents who were not the research sample, and had been tested with validity and reliability tests. This research is accepted as true with the data: 1). The X1Y correlation is 0.584 and the coefficient of determination is 34.10%, which shows that 34.10% of teacher performance is determined by teacher spirituality. 2). The X2Y correlation is 0.631 and the coefficient of determination is 39.81%, which shows that 39.81% of teacher performance is determined by work motivation. 3). Double correlation RX1X2Y=0.664 and coefficient of double determination R2 = 44.08%, which means teacher performance of 44.08% is determined by spirituality and work motivation together, partly determined by other factors as well as problem identification. The result is that there is a positive relationship between spirituality and work motivation with the performance of Christian Religious Education teachers in Tarutung and Adiankoting Districts, North Tapanuli Regency in 2017 individually or together because it has been tested empirically. The implication is that if it is to improve performance, teachers must increase their spirituality and work motivation.Keywords : performance; spirituality; work motivation. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Spiritualitas dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru Pendidikan Agama Kristen di Kecamatan Tarutung dan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif deskriptif. Populasi adalah seluruh guru Pendidikan Agama Kristen di Kecamatan Tarutung dan Adiankoting berjumlah 31 orang sekaligus menjadi sampel. Instrumen penelitian berupa angket tertutup, yang disusun oleh peneliti berdasarkan indikator variabel penelitian. Uji coba angket dilakukan kepada 30 responden yang bukan sampel penelitian, dan telah teruji dengan uji validitas dan reliabilitas. Penelitian ini diterima kebenarannya dengan data: 1). Korelasi X1Y sebesar 0.584 dan koefisien determinasi sebesar 34.10%., yang menunjukkan bahwa 34.10% kinerja guru ditentukan oleh spiritualitas guru. 2). Korelasi X2Y sebesar 0.631 dan koefisien determinasi sebesar 39.81%, yang menunjukkan bahwa 39.81% kinerja guru ditentukan oleh motivasi kerja. 3). Korelasi Ganda RX1X2Y=0.664 dan koefisien determinasi ganda R2 = 44.08%, yang berarti Kinerja guru sebesar 44.08% ditentukan oleh spiritualitas dan motivasi kerja secara bersama-sama, sebahagian lagi ditentukani oleh faktor lain sebagaimana pada identifikasi masalah. Hasilnya adalah terdapat hubungan yang positif antar spiritualitas dan motivasi kerja dengan kinerja guru Pendidikan Agama Kristen di Kecamatan Tarutung dan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2017 secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama karena telah teruji secara empiris. Implikasinya, jika akan meningkatkan kinerja, guru harus meningkatkan spiritualitas dan motivasi kerjanya. Kata Kunci: kinerja; motivasi kerja; spiritualitas.
Bersikap di Tengah Pandemi: Tinjauan Etis Teologis Berkenaan Respon Gereja Terhadap Vaksin Covid 19
David Eko Setiawan;
Daniel Fajar Panuntun
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 1 (2021): Juli
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46965/jtc.v5i1.357
Kebijakan vaksinasi oleh pemerintah telah menimbulkan polemik dalam masyarakat karena dianggap terlalu tergesa-gesa. Polemik tersebut ternyata juga terjadi di dalam gereja. Adat pandangan yang mengatakan bahwa vaksinasi merupakan bentuk konspirasi, penggenapan konsep 666 dalam kitab Wahyu serta sebuah upaya antikris untuk menguasai manusia dengan menanamkan chip melalui vaksin tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan tinjuan etis teologis berkenaan sikap gereja terhadap vaksin Covid-19. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan model analisis interaktif. Penelitian ini menemukan bahwa vaksinasi covid secara etis teologis dapat dipertanggungjawabkan karena berguna dan membangun, tidak melawan hukum Allah serta dapat membawa keluar dari pandemi.
Makna Frasa Oleh Bilur-Bilurnya Kamu Telah Sembuh (Studi Intertekstualiti Yesaya 53:4-9 dan 1 Petrus 2:22-25)
Hulman Simanungkalit;
Elim Simamora;
Dedi Bastanta
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 1 (2021): Juli
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46965/jtc.v5i1.646
Abstract There are so many usages of Old Testament and New Testament in the Bible survey. The New Testament authors have used Old Testament as one of the sources of their writings. In general, events that the authors had seen undergone are taken from their beliefs towards the Old Testament. For example, one of the well-known biblical verses in the First Book of Peter, “…by whose stripes ye were healed.” (1 Pet.2:24). The apostle Peter quoted the verse from the book of Isaiah. This biblical verse is very frequently quoted and has always been used as a healing prayer for the sick. In his letter, the apostle Peter speaks about Christ, that is Jesus Christ, the Messiah, the One who is anointed. This writing, in fact, refers to the biblical verses in the book of Isaiah which prophesied the event undergone by Messiah. Therefore, in this study, it is important for the writer to conduct such as textual survey between the Book of First Peter and Isaiah that a clear and appropriate understanding of the the two authors will be obtained and then can be applied in daily life of Christians nowadays. Keywords: intertextuality, phrase “by whose stripes ye were healed” Abstrak Dari keseluruhan pembacaan Alkitab, banyak didapati penggunaan PL oleh PB. Para penulis PB menggunakan PL sebagai salah satu sumber tulisannya. Pada umumnya peristiwa yang dilihat maupun dialami oleh penulis masih dilatarbelakangi oleh pemberitaan PL yang dipahami dan diyakin mereka. Seperti salah satunya, sebagian dari kutipan nats yang cukup terkenal dari Surat pertama Petrus, “Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” (1 Petrus 2:24). Jika memperhatikan nats dalam surat Petrus ini, ia sedang mengutip nats ini dari Kitab Yesaya. Nats Firman TUHAN ini banyak diucapkan dan menjadi kata-kata doa yang menguatkan bagi umat Kristen saat ini terlebih lagi bagi yang sedang sakit dan menantikan kesembuhan. Dalam tulisannya, Petrus sedang membahas mengenai Kristus, yakni pribadi Yesus Sang Mesias – yang diurapi. Tulisan ini ternyata merujuk pada tulisan di Yesaya yang menubuatkan peristiwa yang harus dialami oleh Mesias. Dalam tulisan ini, penulis merasa sangat perlu untuk melakukan study intertekstual antara tulisan Petrus dan Yesaya sehingga diperoleh pemahaman yang tepat mengenai maksud yang hendak disampaikan oleh masing-masing penulis Kitab Suci dan dapat diterapkan dalam kehidupan iman Kristen sehari-hari. Kata Kunci: intertekstual; frasa “oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh”
Panggilan Rekonsiliasi: Menggali Nilai-Nilai Teologi Rekonsiliasi Untuk Mewujudkan Perdamaian Di Aceh Singkil
Hanna Dewi Aritonang
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 1 (2021): Juli
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46965/jtc.v5i1.363
AbstractReligious conflicts often damages relations and create suspicion amongreligious people. Conflict also often results in violence that results in hatred,mental wounds and even dark memories. The destruction of churches in AcehSingkil and the difficulty of obtaining a building permit of churches (IMB),even to have a church building to carry out worship and various religiousactivities, became a long struggle for the Christian community. However, in themidst of these struggles, public relationship in the post post-conflict era needto be restored. Christians are called to live in peace with all people. This paperaims to explain the efforts that can be made by Aceh Singkil Christians in theircalling and responsibility as peacemakers. The method of research conductedis qualitative research. The results of this study show that the churches in AcehSingkil need to implement the theology of reconciliation by realizing its callingto love, to show hospitality and to build interfaith dialogue in various forms ofjoint actions for the realization of peace in Aceh Singkil.Keywords: Conflict, love, reconciliation.AbstrakKonflik agama sering kali merusak relasi dan menciptakan rasa curiga antarumat beragama. Konflik juga acap kali melahirkan kekerasan yangmengakibatkan kebencian, luka-luka batin bahkan memori kelam.Penghancuran gereja-gereja di Aceh Singkil dan sulitnya mendapat IzinMendirikan Bangunan (IMB) gereja, bahkan untuk memiliki gedung gerejauntuk melaksanakan ibadah dan berbagai aktivitas keagamaan, menjadipergumulan panjang bagi komunitas Kristen. Namun, di tengah pergumulantersebut, relasi masyarakat pasca konflik perlu dipulihkan. Umat Kristendipanggil untuk hidup dalam pedamaian dengan semua orang. Tulisan inibertujuan untuk memaparkan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh umatKristen Aceh Singkil dalam panggilan dan tanggungjawabnya sebagaipembawa damai. Metode penelitian yang dilakukan adalah studi pustaka. Hasil kajian ini memperlihatkan bahwa gereja-gereja di Aceh Singkil perlu mengimplementasikan teologi rekonsiliasi dan mewujudkan panggilannya untuk mengasihi, menunjukkan hospitalitas, membangun dialog lintas iman dalam berbagai bentuk aksi bersama demi perwujudan perdamaian di Aceh Singkil.Kata Kunci: konflik, rekonsiliasi, kasih.
Model Spiritualitas Seorang Pelayan Tuhan Bagi Pertumbuhan Rohani Jemaat
Hisikia Gulo
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 1 (2021): Juli
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46965/jtc.v5i1.613
Abstract:Spirituality is very essential in the life of a believer as God created man in His image and likeness. Therefore, this article offers a concrete and practical model of spirituality that is easy to apply by a servant of God for the spiritual growth of the congregation. His nature as a spiritual man is a person who has experienced a renewed relationship with God, then the attributes of God are increasingly visible in his life. The purpose of writing this article is to explain how important it is, the prayer of worshiping Jesus; Second, Repentance with tears; and finally Read the story of the Saints (Hagios) in building the spirituality of a servant of God for the spiritual growth of believers. The method used in writing this article is a literature analyst from Philokalia's spirituality. The results of the study offer a model in building the true spirituality of God's servants in cultivating a relationship with God through a process of obedience that provides space, time and opens the heart personally as wide as possible for God the Holy Spirit to lead the life of a servant of God and the congregation to the relationship. intimate relationship with Jesus Christ. Keywords: Spirituality; Relation; Servant of God; Believers AbstrakSpritualitas merupakan hal yang sangat esensial dalam kehidupan orang beriman sebagaimana Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Oleh sebab itu artikel ini menawarkan sebuah model spiritualitas yang bersifat konkrit dan praktis mudah di aplikasian oleh seorang pelayan Tuhan bagi pertumbuhan rohani jemaat. Sifatnya sebagaimana manusia rohani adalah orang yang sudah mengalami pembaruan relasi dengan Allah, maka sifat-sifat Allah semakin nampak dalam hidupnya. Tujuan penulisan artikel adalah memaparkan bahwa betapa pentingnya, doa puja Yesus; Kedua, Pertobatan dengan air mata; dan terakhir Membaca kisah orang-orang Kudus (Hagios) dalam membangun spiritualitas seorang pelayan Tuhan bagi pertumbuhan rohani orang percaya. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah analis literature dari spiritualitas Philokalia. Hasil penelitian menawarkan sebuah model didalam membangun spiritualitas sejati pelayan Tuhan dalam menumbuhkan-kembangkan relasi dengan Allah melalui sebuah proses ketaatan yang memberikan ruang, waktu dan membuka hati secara pribadi yang seluas-luasnya bagi Allah Roh Kudus agar memimpin kehidupan seorang pelayan Tuhan dan jemaat kepada relasi yang intim dengan Yesus Kristus. Kata kunci: Spiritualitas; Relasi; Pelayan Tuhan; Orang beriman