cover
Contact Name
Ni Nyoman Rahmawati
Contact Email
belom.bahadat@gmail.com
Phone
+6281388346368
Journal Mail Official
belom.bahadat@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Dharma Sastra IAHN Tampung Penyang Palangka Raya Jl. G. Obos X Palangka Raya Kalimantan Tengah
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
Belom Bahadat : Jurnal Hukum Agama Hindu
ISSN : 20897553     EISSN : 26859548     DOI : 10.33363/bb.v10i02
Core Subject : Religion, Social,
Hukum Agama Hindu sebuah tata aturan yang membahas aspek kehidupan manusia secara menyeluruh yang menyangkut tata keagamaan, mengatur hak dan kewajiban manusia baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, dan aturan manusia sebagai warga negara
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 12 No 1 (2022): Jurnal Belom Bahadat Hukum Agama Hindu" : 6 Documents clear
A Student's Ethics According to Manawa Dharmaçastra Joyo, Puspo Renan
Belom Bahadat Vol 12 No 1 (2022): Jurnal Belom Bahadat Hukum Agama Hindu
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/bb.v11i2.597

Abstract

Tujuan artikel ini untuk menelaah etika siswa menurut kitab hukum Hindu, Manawa Dharmaçastra. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Berdasarkan jenis data, penelitian ini adalahmpenelitian kualitatif. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan jenis analisis yang diterapkan adalah deskriptif interpretatif. Penelitian ini menggunakan teori Hermeneutika, dan Sumber data primer penelitian ini adalah Manawa Dharmaçastra. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa etika siswa menurut Manawa Dharmaçastra: Berbhakti kepada Tuhan dan Guru; Berpakain bersih dan mampu mengontrol indria; Hidup sederhana; Mengabdi kepada Guru; Menjaga sikap duduk dan tidak duduk di tempat Guru; Menyampaikan salam, bersikap hormat, dan memperkenalan diri; Menghormati perempuan; Mampu mengendalikan panca indria; Berbhakti kepada Tuhan, dan Orang Tua; Berpantang: judi, gosip, bohong, menyakiti, onani/masturbasi, introvert dan seks; Tidur lebih malam, bangun lebih pagi, makan lebih sedikit, dan berpakaian lebih sederhana dari Guru; Menjaga sikap duduk dan etika; Tidak menyebut nama guru tanpa gelar kehormatannya; Bersembahyang Setiap hari; dan Menghormati Guru, ayah, ibu dan kakak
IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PEMERINTAHAN DESA UNTUK MENCEGAH PENYALAHGUNAAN DANA DESA -, Citranu
Belom Bahadat Vol 12 No 1 (2022): Jurnal Belom Bahadat Hukum Agama Hindu
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/bb.v11i2.716

Abstract

The purpose of this paper is to find out the application of good governance principles in village government. This paper uses a normative legal research method, namely by applying a statutory and conceptual approach. The legal source used are primary legal source, secondary legal source and tertiary legal source. Analysis of legal source using descriptive analysis. The result of this paper is that the implementation of authority in the village government must be based on the principle of good governance which pays attention to legal certainty, expediency and justice in order to achieve the ideals of the state in the welfare of the people
Eksistensi Hukum Adat melalui Penerapan Singer (Denda Adat) dalam Perceraian Suku Dayak Ngaju Nugraha, Satriya
Belom Bahadat Vol 12 No 1 (2022): Jurnal Belom Bahadat Hukum Agama Hindu
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/bb.v12i1.787

Abstract

Perceraian yang terjadi dalam proses berumah tangga, merupakan sesuatu hal yang tidak diinginkan oleh setiap pasangan yang telah berjanji sehidup semati dalam prosesi sakral perkawinan. Tetapi dalam faktanya, perceraian masih marak terjadi dimana salah satunya pada masyarakat adat Dayak Ngaju. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah studi kepustakaan, yang meelaborasi data dan informasi dari sumber-sumber ilmiah baik cetak maupun elektronik. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa perceraian masyarakat suku Dayak Ngaju tidak dapat terpisahkan dari janji perkawinan adat yang telah dibuat. Singer sebagai denda adat dalam perceraian masyarakat adat Dayak Ngaju yang termuat dalam 96 Pasal Hukum Adat Tumbang Anoi yaitu Pada Pasal 3 Singer Hatulang Belum atau denda dalam perceraian sepihak dan Pasal 4 Singer Hatulang Palekak Sama Handak atau denda perceraian karena kehendak bersama, diterapkan kepada pasangan yang melakukan perceraian sebagai salah satu bentuk eksistensi dan penerapan hukum adat serta bertujuan menjadi pengontrol dan pengingat dalam upaya mempersukar perceraian yang terjadi pada masyarakat adat Dayak Ngaju.
Realitas Poenyebaran Hoax Sebagai Perbuatan Hukum Di Dunia Maya Bunga, Dewi
Belom Bahadat Vol 12 No 1 (2022): Jurnal Belom Bahadat Hukum Agama Hindu
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/bb.v12i1.793

Abstract

The development of the use of information technology that is so massive is utilized by internet network users to spread hoaxes. The consequences of spreading fake news are not only economic losses, but also create feelings of anxiety, take lives, divide people and even become the beginning of the rise of radicalism movements. This study aims to analyze hoaxes as legal acts in cyberspace and analyze law enforcement against the spread of hoaxes. This research is a normative juridical research that examines the construction of norms regarding hoaxes in Indonesian laws and regulations. Hoax or fake news is a real legal act even though it is done in cyberspace. The spread is very massive and even tends to be uncontrollable and difficult to find where it started. As a real legal act, this act has legal consequences as stipulated in Law Number 11 of 2008 concerning Information and Electronic Transactions. Nevertheless, digital literacy remains the main key in overcoming hoaxes.
TELAAH TERHADAP PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM (ONSLAAG VAN RECHT VERVOLGING) PADA PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI Ihsan, Reza Noor
Belom Bahadat Vol 12 No 1 (2022): Jurnal Belom Bahadat Hukum Agama Hindu
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/bb.v12i1.833

Abstract

Decisions in corruption cases consist of sentencing decisions, acquittal decisions (vrijspraak) and decision is free from all lawsuits (onslaag van recht vervolging). This study aims to determine the implementation and juridicial implications of the decision is free from all lawsuits (onslaag van recht vervolging) in case of corruption. The normative research method used in reviewing decisions free from all lawsuits (onslaag van recht vervolging) in cases criminal acts of corruption. The results of this study on the implementation of the decision is free from all lawsuits (onslaag van recht vervolging) in cases of criminal acts of corruption is a necessity as long as the act is administrative in nature and does not enter the realm of criminal law so that it is not criminal responsibility but administrative responsibility with juridical implications the defendant is released from all lawsuits (onslaag van recht vervolging) in cases of corruption.
PENGARUH PERKEMBANGAN ZAMAN TERHADAP KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM HUKUM WARIS ADAT BALI Rudi, I Ketut
Belom Bahadat Vol 12 No 1 (2022): Jurnal Belom Bahadat Hukum Agama Hindu
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/bb.v12i1.854

Abstract

Balinese society is a society that is thick an obedient to tradition, culture and customary law. The development of globalization an scince and technology does not necessarily shake or change the customs an traditions of the Balinese people. Balinese cutomary law prioritizes the position of men in term of inhertance an family matter. When viewed from the side of the role in the family, in todays era women an men are almost in contrast. For axample in education, politics, goverment an so on, women have the same opportunitties an even take the same roles. Likewise in the family, women can replace the position of men as head of the family an breadwinner if the condition of men as husbands is no longer possible. Different conditions will be found in terms of Balinese cutomary inheritance law. In general, women are not given the same opportunities as men, and it can even be said that they do not have the right to participate in the inheritance or as heirs. So when viewed from the perspective of gender equality, it will create a discriminatory impression against women. However, in principle, Balinese women accept such a situation and do not consider this a disadvatage. Because this has become a habit that has been passed down from generation to generation. Keyword: Inheritance Law, Balinese Custom, Gender

Page 1 of 1 | Total Record : 6