cover
Contact Name
Ramses
Contact Email
ramses.firdaus@gmail.com
Phone
+628117553507
Journal Mail Official
jurnal.simbiosa@gmail.com
Editorial Address
Kampus Universitas Riau Kepulauan Batam Jln. Batuaji Baru No,99 Batuaji Kota Batam - Kepulauan Riau-Indonesia
Location
Kota batam,
Kepulauan riau
INDONESIA
SIMBIOSA
ehadiran jurnal SIMBIOSA sangat diharapkan untuk meningkatkan publikasi ilmiah pada bidang pembelajaran Biologi dan Sains. Fokus dan cakupan SIMBIOSA secara deteil sebagai berikur: Pendidikan Biologi, mencakup : pembelajaran Biologi untuk sekolah menengah, dan perguruan tinggi; teknologi pembelajaran Biologi; pengembangan profesionalisme guru bidang studi Pendidikan Biologi; pembelajaran Biologi inovatif dengan menerapkan berbagai pendekatan seperti pendekatan realistik, pendekatan CTL, dan sebagainya. Sain Biologi mencakup Biologi molekuler; Bio-Ekologi; Biodiversiti; Konservasi dan bidang kajian lain yang relevan dengan Biologi dalam arti luas. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun (Juli dan Desember). Artikel yang sudah diterima dan siap dipublikasikan melalui online (early view) secara bertahap serta versi cetaknya akan diedarkan pada akhir periode penerbitan online.
Articles 171 Documents
Persepsi Siswa MIPA Kelas X Terhadap Pelaksanaan Proses Pembelajaran Biologi Berdasarkan Kurikulum 2013 SMAN 2 Bukittinggi Maria Fitri Andayani; Destaria Sudirman; Siska Arimadona
SIMBIOSA Vol 6, No 2 (2017): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v6i2.1142

Abstract

Kurikulum 2013 bertujuan untuk menyeimbangkan antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan bagi peserta didik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa MIPA Kelas X terhadap pelaksanaan proses pembelajaran Biologi berdasarkan kurikulum 2013 SMAN 2 Bukittinggi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang datanya diperoleh melalui angket (kuesioner) yang diberikan kepada siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Teknik Cluster Random Sampling. Data yang didapat diolah dengan menggunakan teknik persentase (%). Berdasarkan analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa persepsi siswa MIPA kelas X terhadap pelaksanaan proses pembelajaran biologi berdasarkan kurikulum 2013 SMAN 2 Bukittinggi secara keseluruhan adalah cukup dengan persentase yaitu sebesar 79%. Dari lima kegiatan dalam proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013, terdapat dua kategori yaitu baik dan cukup. Dimana yang memiliki kategori baik yaitu pada kegiatan mengumpulkan informasi dan  mengkomunikasikan, serta yang memiliki kategori cukup yaitu pada kegiatan mengamati, menanya, dan mengasosiasi.
PENGGUNAAN METODE INKUIRI (MI) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK SISWA KELAS VII SMPLB TUNARUNGU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) - KARTINI BATAM Riniatun Riniatun; Notowinarto Notowinarto; Fenny Agustina
SIMBIOSA Vol 4, No 2 (2015): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v4i2.657

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan model Inkuiri (MI) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).  Serta apakah ada hubungan antara pengaruh pendekatan MI dengan pendekatan Model Konvesional (MK) dalam pembelajaran IPA terhadap prestasi belajar siswa gangguan pendengaran di kelas VII di SMPLB TUNARUNGU SLB-KARTINI  KOTA BATAM Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan rancangan model pendekatan Single Subject Research  (SSR) yang merupakan sarana eksperimen semu (quasi), dengan subyek materi menggunakan multimedia sebagai intervensi dan perilaku untuk  pemahaman konsep pembelajaran MI (Poedjiastoeti dan Liliasari. 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa          nilai diskriptif pretes–postes pada perlakuan pembelajaran metode konvesional dengan model inkuiri nilai dengan selisih interval adalah 14.33 untuk prestes dan 7.0 untuk postes serta rerata materi bahasan pretes dengan nilai tertinggi pada materi bahasan Ekskresi dan terendah Nafas serta untuk nilai postest pada materi bahasan sama yaitu Ekskresi  sebagai nilai terendah dan tertinggi pada Gerak.  Hasil uji-t menunjukkan adanya indikasi beda rata-rata nilai yang beda dan signifikan antar perlakuan model pembelajaran  yang menunjukkan perbedaan nyata positip hanya 2 (dua) topik materi adalah rangsang dan habitat. Sedangkan Uji F pretes – postes 10 item bahasan antar nilai siswa menunjukkan signifikan (S, nyata), sedangkan untuk nilai antar model pembelajaran menunjukkan tidak signifikan (NS, tidak nyata).
DIVERSITY OF MICROCHIROPTERAN BATS IN FOREST FRAGMENTS AND RIPARIAN ZONES IN AN OIL PALM PLANTATION ESTATE Fauziah Syamsi
SIMBIOSA Vol 3, No 1 (2014): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v3i1.247

Abstract

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman meningkat paling pesat di dunia, dan mencakup lebih dari 13 juta ha di Asia Tenggara. Sumatera memiliki sejarah yang relatif panjang budidaya kelapa sawit komersial, dan banyak perkebunan telah menggantikan hutan hujan. Biasanya ini perkebunan monokultur mendukung spesies lebih sedikit daripada hutan, namun ada sangat sedikit informasi yang tersedia untuk kelelawar. Kami mencicipi kelelawar pemakan serangga di Sumatera Barat dalam perkebunan kelapa sawit matang di mana beberapa tutupan hutan dipertahankan di fragmen hutan di bukit-bukit dan di sepanjang sungai. Menggunakan total 180 kecapi perangkap malam kami dibandingkan dengan komunitas kelelawar dalam tiga jenis habitat: patch hutan, zona riparian dan perkebunan. Total kami ditangkap 1108 kelelawar yang mewakili 21 spesies dan 5 keluarga, dan mayoritas ini (dalam hal spesies dan kelimpahan) ditemukan di fragmen hutan. perkebunan kelapa sawit ditemukan menjadi habitat miskin untuk kelelawar - hanya empat orang dari dua spesies ditangkap. daerah pinggiran sungai didukung keanekaragaman menengah, dan mungkin penting sebagai koridor satwa liar antara fragmen hutan. Kata kunci : Biodiversitas, keleawar Microchiropteran
Performa Pertumbuhan dan Kelulushidupan Lobster Air Tawar Capit Merah (Cherax quadraciantus) melalui Formulasi Pemberian Pakan dengan Frekuensi yang Berbeda Partini Partini; Hadra Fi Ahlina; Syaiful Ramadhan Harahap
SIMBIOSA Vol 8, No 2 (2019): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v8i2.2028

Abstract

Lobster air tawar capit merah Redclaw (Cherax qudricarinatus) merupakan komoditas perikanan air tawar yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai komoditas budidaya. Performa pertumbuhan dan kelulushidupan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan frekuensi pemberian pakan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui frekuensi pemberian pakan yang optimal dalam mendukung pertumbuhan dan kelulushidupan. Perlakuan yang diuji adalah variasi frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari, 3 kali sehari, dan 4 kali sehari. Lobster Redclaw yang digunakan memiliki bobot tubuh rata-rata 0,53±0,11 gram dengan panjang rata-rata 3,15±0,02 cm. Pemeliharaan dilakukan selama 90 hari dalam wadah akuarium, dengan padat tebar 20 ekor/wadah. Jenis pakan yang diberikan adalah pelet udang PF 100 ukuran 0,4–0,7 mm dengan proporsi 3% dari berat biomassa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan variasi frekuensi pemberian pakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap performa pertumbuhan dan kelulushidupan. Nilai parameter kualitas air pada seluruh wadah selama pemeliharaan masih mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar capit merah.
ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS VII MTs BATAMIYAH BATAM Zikkra Evita; Rahmi Rahmi; Yarsi Efendi
SIMBIOSA Vol 4, No 1 (2015): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v4i1.539

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam belajar IPA dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Batamiyah Batam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang berupa hasil belajar dikumpulkan, sedangkan data yang berupa respons siswa terhadap pembelajaran IPA menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM berarti mengalami kesulitan belajar dalam memahami pelajaran IPA. Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar berasal dari diri sendiri sebesar 70.9 %, dari lingkungan keluarga sebesar 50. 1 %, dan dari lingkungan sekolah sebesar 68.9 %.
Struktur Komunitas Asteroidea dan Holothuroidea di Pantai Melayu dan Pantai Sembulang Pulau Rempang Kota Batam Hazlinda Frisca; Lani Puspita; Fauziah Syamsi
SIMBIOSA Vol 9, No 2 (2020): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v9i2.2698

Abstract

Echinodermata adalah salah satu kelompok kewan yang dapat dijumpai di ekosistem pantai. Hingga saat ini penelitian mengenai struktur komunitas Echinodermata belum pernah dilakukan di Pulau Rempang Kota Batam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas Asteroidea dan Holothuroidea (dua kelas dari filum Echinodermata) di Pulau Rempang, khususnya di Pantai Sembulang (sisi Timur) dan Pantai Melayu (sisi Barat). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi. Pada penelitian ini ditetapkan 2 stasiun pengamatan, yaitu Stasiun 1 di Pantai Sembulang dan Stasiun 2 di Pantai Melayu. Pengambilan contoh dilakukan dengan metode line transect. Setiap stasiun terdiri atas 3 transek. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 7 spesies di Pantai Sembulang, yaitu: Archaster typicus, Craspidaster hesperus, Protoreaster nodosus, Holothuria atra, Holothuria scabra, Synapta maculata, dan Synapta sp., dengan nilai Indeks Keanekaragaman 1,92, Indeks Keseragaman 0,69, dan Indeks Dominansi 0,08. Sedangkan di Pantai Melayu, ditemukan 2 spesies, yaitu:  Archaster typicus dan Cucumarid sp., dengan nilai Indeks Keanekaragaman 0,08, Indeks Keseragaman 0,41, dan Indeks Dominansi 0,98. Nilai Indeks Kesamaan Komunitas Asteroidea dan Holothuroidea di Pantai Sembulang dan Pantai Melayu adalah 0,02 (rendah).
Isolasi, Identifikasi, Dan Uji Antibakteri Kitosan Cangkang Bekicot (Achatina fulica) Terhadap Staphylococcus aureus dari Penderita Ulkus Diabetikum Umarudin Umarudin; Surahmaida Surahmaida
SIMBIOSA Vol 8, No 1 (2019): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v8i1.1894

Abstract

Salah satu bakteri penyebab ulkus diabetikum adalah Staphylococcus aureus. Pengunaan antibiotik yang tidak tepat menyebabkan munculnya S. aureus yang resisten terhadap antibiotik atau bertahan hidup karena adanya perubahan genetic. Bahan alam yang memiliki sifat sebagai antibakteri adalah kitosan cangkang bekicot.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi dan uji antibakteri kitosan cangkang bekicot terhadap Staphylococcus aureus dari penderita ulkus diabetikum dan juga dilakukan uji sensitifitas S. aureus terhadap kitosan cangkang bekicot. Pada penelitian inidilakukan secara true eksperimental. S. aureus diisolasi dari penderita ulkus diabetikum dan diidentifikasi berdasarkan sifat biakan, pewarnaan Gram, uji biokimiawi dan uji gula-gula. Isolat selanjutnya diuji sensitifitasnya terhadap kitosan cangkang bekicot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolasi bakteri yang tumbuh dan dapat memfermentasi plat mannitol salt agar, sel berbentuk bulat bergerombol, bersifat Gram +, memfermentasi maltosa dan laktosa, mengkoagulasi plasma kelinci dan bereaksi positif terhadap uji clumping faktor dan Voges Proskouer. Pada penelitian ini, hasil uji terhadap kitosan cangkang bekicot pada kosentrasi 300-700 ppm adalah sensitif. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penderita ulkus diabetikum yang diidentifikasi adalah Staphylococcus aureus. Isolat S. aureus sebagian besar sensitif terhadap kitosan cangkang bekicot (Achatina fulica).
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MAGIC CARD PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Reza Fitriyani; Fenny Agustina; Dahrul Aman Harahap
SIMBIOSA Vol 5, No 2 (2016): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v5i2.818

Abstract

Latar belakang dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran berupa Magic Card dengan materi sistem reproduksi manusia untuk kelas XI SMA dan mengetahui kelayakan media Magic Card sebagai media pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development). Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga fase, yaitu analisis kebutuhan,  desain serta pengembangan dan implementasi. Instrumen penilaian dibuat dalam bentuk angket yang diberikan pada ahli materi, ahli media dan peserta didik dengan memperhatikan penilaian dari aspek bahasa, materi, penyajian, grafis dan ketertarikan peserta didik. Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data kualitatif dan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menginterpretasikan jumlah rerata skor menggunakan rumus konversi skala lima agar diketahui kelayakan media. Berdasarkan hasil analisis data validasi oleh ahli materi mendapatkan skor sebesar 4,74 dengan kategori sangat baik. Hasil analisis data validasi oleh ahli media mendapatkan skor sebesar 4,42 dengan kategori sangat baik. Hasil analisis data validasi oleh peserta didik mendapatkan skor sebesar 4,38 dengan kategori sangat baik. Secara keseluruhan penilaian terhadap media Magic Card materi sistem reproduksi manusia kelas XI SMA mendapatkan skor 4,51 dengan nilai A dan kategori sangat baik. Berdasarkan hal tersebut maka media yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran.
Fungiculture : Sistem Pertanian Fungi oleh Serangga Ivan Permana Putra
SIMBIOSA Vol 9, No 1 (2020): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v9i1.2468

Abstract

Fungi dan serangga merupakan kelompok organisme dengan jumlah spesies yang tergolong paling banyak di dunia. Hal ini membuat peluang interaksi antara kedua kingdom ini menjadi sangat tinggi. Diantara berbagai macam bentuk asosiasi tersebut, hubungan mutualistik berupa mekanisme ‘pertanian’ fungi oleh serangga merupakan salah satu hal yang menakjubkan hingga saat ini. Interaksi ini diketahui telah ada selama  lebih dari puluhan juta tahun. Model simbiosis mutualisme ini berlangsung resiprokal dengan aspek kebermanfaatan diantara keduanya terkait nutrisi, perlindungan, dan penyebaran propagul. Berbagai kelompok serangga seperti rayap, semut, dan kumbang telah dikenal lama sebagai partner dari mikobion yang umumnya merupakan filum Ascomycota dan Basidiomycota. Rayap, semut, dan kumbang diketahui memiliki jalur evolusi kemampuan ‘bertani’ yang berbeda, namun semuanya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Serangga-serangga tersebut memiliki mekanisme ‘pertanian’ yang unik, mulai dari persiapan, perawatan, hingga pemanenan fungi. Selain itu, keberlanjutan simbiosis yang terbentuk sangat begantung pada aspek manfaat yang diterima oleh masing-masing simbion.
Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu (Lepidoptera) di Taman Wisata Alam Muka Kuning Batam Rossy Arisandi; Fauziah Syamsi
SIMBIOSA Vol 7, No 1 (2018): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v7i1.1315

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman kupu-kupu di Taman Wisata Alam  Muka Kuning Batam. Pengumpulan data menggunakan teknik survey dengan metode scan sampling, studi pustaka dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan interpretasi angka indeks yang berupa indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’), indeks keseragaman Evennes (E) , indeks kekayaan Margalef (R), indeks Dominansi Simpson (D) dan indeks similaritas Sorenson (S). Dari penelitian ini diperoleh kupu-kupu sebanyak 23 spesies dan terdiri dari tiga famili yaitu famili Papilionidae, Pieridae dan Nymphalidae. Analisis indeks keanekaragaman kupu-kupu di lokasi penelitian tergolong sedang (2,29-2,66), keseragaman jenisnya tergolong hampir merata (0,73-0,85), kekayaan jenisnya tergolong sedang (2,81-3,52) dan tidak terdapat dominansi yang menonjol (0,08-0,12) serta indeks similaritas antara stasiun 1-2, 1-3 tergolong sedang (46,67 dan 50,00) dan indeks similaritas antara stasiun 2-3 tergolong tinggi (66,67). 

Page 7 of 18 | Total Record : 171