cover
Contact Name
Joni Setiawan
Contact Email
setiawanjoni@yahoo.com
Phone
+628151657716
Journal Mail Official
redaksi.dkb@gmail.com
Editorial Address
Balai Besar Kerajinan dan Batik Jl. Kusumanegara No 7 Yogyakarta
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Dinamika Kerajinan dan Batik : MAJALAH ILMIAH
ISSN : 20874294     EISSN : 25286196     DOI : http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v37i1
Majalah Ilmiah : Dinamika Kerajinan dan Batik (DKB) adalah jurnal ilmiah untuk mempublikasikan hasil riset dan inovasi di bidang kerajinan dan batik. Ruang lingkup DKB adalah meliputi aspek bahan baku perekayasaan teknologi, proses produksi, penanganan limbah dan desain kerajinan dan batik. Jurnal ini diperuntukkan bagi para peneliti, akademisi, dan praktisi industri kerajinan dan batik. Majalah Ilmiah : Dinamika Kerajinan dan Batik (DKB) is a scientific journal publishing research and innovation in field of handicrafts and batik. The scope of DKB is include raw materials, production processes, waste treatment and designs in handicrafts and batik sector. The journal is intended for researchers, scholars and practitioners from handicraft and batik.
Articles 295 Documents
Pemotong Tempurung Kelapa Gergaji Ganda Aan Eddy Antana
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 30, No 2 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v30i2.1154

Abstract

ABSTRAKKeanekaragaman produk kerajinan tempurung kelapa menuntut diciptakannya peralatan-peralatan khusus untuk proses produksinya. Penggunaan pemotong gergaji tunggal untuk membuat bahan baku tas tempurung kelapa berbentuk bujur sangkar dirasakan masih kurang optimal. Satu kali proses potong hanya mampu menghasilkan satu sisi pemotongan.Tujuan penelitian ini adalah menciptakan pemotong tempurung kelapa gergaji ganda untuk pembuatan bahan baku berbentuk persegi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Alih Teknologi dan Inkubasi, Balai Besar Kerajinan dan Batik, Yogyakarta. Metode yang dilakukan yaitu survei lapangan dan literatur, perancangan desain, pemilihan dan pengadaan bahan, pembuatan, ujicoba, finishing, evaluasi dan pembahasan. Penelitian ini menghasilkan mesin pemotong tempurung kelapa gergaji ganda dengan spesifikasi: penggerak motor listrik 1 phase, 220 V, 1/2 HP, 2800 rpm, panjang 60 cm, lebar 40 cm, tinggi 77 cm, berat 36 kg, kapasitas 150 potongan/jam. Kata kunci : pemotong, tempurung kelapa, gergaji ganda ABSTRACKDiversity of coconut shell craft product  requires the creation of special equipment for the production process. The use of a single saws cutters to make the raw material coconut shell is still less than optimal. One time cuts only able to produce one side of the deductions for coconut shell. The purpose of this research is to create a double saws cutting coconut shell to make raw material square. The study was conducted at Technology Transfer and Incubation Laboratory, Center for Craft and Batik, Yogyakarta. The method are literature and field surveys, designing , selection and procurement of materials, manufacture, testing, finishing, evaluation and discussion. The research produced double saws coconut shell cutting with the following specifications: engine electric motor 1 phase, 220 V, 1/2 HP, 2800 rpm, length: 60 cm, width: 40 cm, height: 77 cm, weight: 36 kg, capacity: 150 pieces / hour. Keywords: cutter, coconut shell, double saws
Prototip Alat Pengirat Rotan Manual Supardi Supardi; Riyanto Riyanto
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah No 7 (1987): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v0i7.963

Abstract

Alat pengirat rotan manual banyak diperlukan pengusaha atau perajin di daerah tidak padat rotan, bahkan sampai sekarang masih dipergunakan di daerah padat rotan yang secara terpadu.Alat pengirat yang sudah ada masih sederhana, ukuran hasil iratannya belum dapat seragam, dan hanya dapat dipergunakan oleh tenaga terampil. Oleh karena itu perlu adanya penelitian dan pembuatan prototip alat pengirat rotan manual yang lebih baik.Dalam peneltian ini dihasilkan tiga prototip pengirat, yaitu: Pengirat Kulit Rotan, Penyama lebar Iratan Rotan, dan Penipis Iratan Rotan.Ketiga prototip alat tersebut telah dapat dimanfaatkan dengan baik, dan tidak diperlukan tenaga terampil. Ukuran alat ini relatif kecil, biaya pembuatannya cukup murah, sehingga dapat terjangkau pengusaha atau perajin kecil.
EKSTRAKSI PEWARNA ALAMI DARI KAYU SECANG DAN JAMBAL DENGAN BEBERAPA JENIS PELARUT Hernani Hernani; Risfaheri Risfaheri; Tatang Hidayat
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 34, No 2 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v34i2.2932

Abstract

Penggunaan bahan pewarna alami untuk batik memiliki beberapa keunggulan karena menghasilkan warna khas yang eksotis dengan pencitraan yang eksklusif dan bersifat ramah lingkungan akibat limbah yang dihasilkan  mudah terdegradasi.  Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan ekstrak pewarna tekstil dari secang (Caesalpinia sappan L) dan jambal (Pelthoporum pterocarpum) dengan berbagai jenis pelarut terhadap kualitas warna yang dihasilkan dalam aplikasinya pada kain mori. Metode ekstraksi secara maserasi dengan menggunakan beberapa jenis pelarut, yaitu air, etanol, etanol asam, metanol, dan metanol asam. Dari ekstrak yang dihasilkan kemudian diujicobakan terhadap kain mori setelah diberi mordan. Jenis mordan yang digunakan adalah tawas, kapur dan tunjung. Pengamatan yang dilakukan meliputi rendemen ekstrak, intensitas warna ekstrak, intensitas warna pada kain mori dan uji kelunturan. Hasil ekstraksi dari masing-masing zat warna mempunyai rendemen dengan kisaran 10,76 sampai 23% untuk secang dan 12,52 sampai 23,51% untuk jambal. Intensitas warna ekstrak dengan nilai hue tertinggi dihasilkan dari ekstrak metanol asam secang (77,95) dan terendah ekstrak metanol secang (64,44).  Hasil aplikasi ekstrak secang terhadap kain mori dengan berbagai bahan mordan menunjukkan bahwa nilai hue terendah dihasilkan dari ekstrak air dengan mordan kapur (8,41) dan nilai tertinggi dari ekstrak metanol asam dengan mordan tawas (59,64). Untuk ekstrak jambal nilai hue terendah dari ekstrak metanol mordan tawas (50,06) dan nilai hue tertinggi dari ekstrak air mordan tunjung (82,80). Dari uji kelunturan, nilai ΔE terkecil (3,30) dan tertinggi (58,21) masing-masing dari ekstrak etanol secang dengan mordan tunjung dan ekstrak air secang tanpa mordan. 
Semantika dalam Perkembangan Desain Produk Permainan Congklak Jogja dan Solo Winta Tridhatu Satwikasanti
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 31, No 1 (2012): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i0.1084

Abstract

ABSTRAKPerkembangan permainan tradisional seperti halnya produk hasil budaya lainnya dari suatu komunitas masyarakat tidak bisa dipisahkan dari konteks relasi spasial dan sosiologi yang merupakan bentuk dari interaksi antar manusia dan lingkungannya. Maka dari itu, sebagai sebuah negara yang dibangun oleh budaya, sejarah pengembangan produk harus juga dilihat dari perspektif pemaknaan budaya. Jogja dan Solo menjadi lahan banyak laboratorium sejarah karena masih menjaga nilai lokal dalam intepretasi pemaknaan dari simbol-simbol budaya mereka. Fenomena menarik yang terjadi adalah perbedaan dari sejumlah artefak budaya lokal yang berdasar pada karakteristik masyarakat dan kronologis sejarah walau keduanya berasal dari akar budaya yang sama, contohnya : permainan tradisional Congklak yang masih dikembangkan hingga hari ini. Sebagai permainan papan yang merupakan refleksi aspek sosio-kultur dari sebuah tatanan masyarakat, sebuah investigasi latar belakang semantika budaya yang dalam dapat dilakukan. Pengembangan produk lokal tidak dapat meninggalkan pemaknaan sehingga nilai-nilai lokal tidak akan hilang dan berkelanjutan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melakukan investigasi dan pengkajian implikasi fisik dari produk hasil budaya yang telah dikenal baik oleh pengrajin dan pelaku dalam masyarakat dalam setiap detil desain papan permainan agar pengembangan selanjutnya tidak meninggalkan karakter lokal masyarakat.Kata kunci: semantika, budaya, desain produk, congklakABSTRACTTraditional product development as the output of society cannot be seperated from the culture which includes sociology, time and spacial aspect between a man with another and the environment. Therefore, as a country constructed by culture, the history of local product development should be analized from semantics point of view. Jogja and Solo become a numerous history laboratories because they still mantain local values in semantics interpretation of their symbols. An interesting phenomena occur in differences of local culture artefacts based on the characteristics of the society and historical time-line although they came from one root of culture, for instance : congklak, a traditional game which is still developed nowadays. As a boardgame which is be the sosio-culture reflection of a society, we can do a deep investigation of the semantic background. Local product development cannot leave semantics so the local values will not dissapeared and be sustainable. The purpose of this research is documenting and analysing semantics that are well-known by craftmen and society in every detail of congklakboard development so the values can be mantained without leaving the local characteristic of the society.Keywords : semantics, culture, product design, congklak
Sifat Fisik Dan Mekanik Laminasi Iratan Bambu Sebagai Komponen Mebel Handoyo Handoyo; Sumarsono Sumarsono; Sutarwadi Sutarwadi
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 15 (1996): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v15i1.1046

Abstract

Hingga kini pembuatan produk mebel bambu pada umumnya masih menggunakan bahan baku glondongan/batangan sebagai komponen utamanya, sehingga produk mebel yang dihasilkan terbatas, yakni bentuk-bentuk kaku atau patah-patah sesuai dengan bentuk fisik bambu,Untuk lebih menganekaragamkan produk mebel bambu telah dikembangkan teknologi pembuatan komponen mebel dengan bahan baku iratan, dan bahan pembantu yang digunakan adalah perekat jenis PVac. Peralatan utama yang dipergunakan teknologi ini adalah cetakan dan alat pres. Caranya adalah dengan mengepres susunan iratan bambu yang salah satu penampangnya sudah ditaburi perekat pada alur cetakan. Ketebalannya sesuai dengan tebal komponen yang diinginkan, sedang waktu yang dibutuhkan untuk pengepresan 24 jam. Dari hasil uji coba bentuk dan pengujian sifat fisik dan mekaniknya relah dihasilkan bentuk produk komponen yang sesuai dengan yang diharapkan dan kekuatannya memenuhi syarat untuk dijadikan bahan baku mebel.Hingga kini pembuatan produk mebel bambu pada umumnya masih menggunakan bahan baku glondongan/batangan sebagai komponen utamanya, sehingga produk mebel yang dihasilkan terbatas, yakni bentuk-bentuk kaku atau patah-patah sesuai dengan bentuk fisik bambu,Untuk lebih menganekaragamkan produk mebel bambu telah dikembangkan teknologi pembuatan komponen mebel dengan bahan baku iratan, dan bahan pembantu yang digunakan adalah perekat jenis PVac. Peralatan utama yang dipergunakan teknologi ini adalah cetakan dan alat pres. Caranya adalah dengan mengepres susunan iratan bambu yang salah satu penampangnya sudah ditaburi perekat pada alur cetakan. Ketebalannya sesuai dengan tebal komponen yang diinginkan, sedang waktu yang dibutuhkan untuk pengepresan 24 jam. Dari hasil uji coba bentuk dan pengujian sifat fisik dan mekaniknya relah dihasilkan bentuk produk komponen yang sesuai dengan yang diharapkan dan kekuatannya memenuhi syarat untuk dijadikan bahan baku mebel.
Strategi Pengembangan IKM Batk di Luar Jawa Riesma Andiani; Alia Bihrajihant Raya; Agus Dwi Nugroho; Abi Pratiwa Siregar; Imade Yoga Prasada; Fairuz Indana; Theresia Gracia Simbolon; Agustina Tri Kinasih
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 37, No 2 (2020): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v37i2.5992

Abstract

Perkembangan industri-industri kecil dan menengah (IKM) batik di luar Jawa masih mengalami berbagai kendala, beberapa diantaranya terkait bahan baku, sumber daya manusia, pemasaran dan lain sebagainya. Pengakuan UNESCO terhadap batik di Indonesia sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan membuat masyarakat dan pemerintah berupaya menciptakan strategi yang aplikatif. Penyusunan strategi tersebut dimulai dari segi industri, pemasaran, SDM, maupun lingkungan. Perumusan strategi didasarkan pada kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman IKM yang ditemukan sebagai data penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat pemetaan IKM dengan meninjau dari segi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis SWOT. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada responden dari Dinas Perindustrian dan IKM batik. Responden ditentukan secara purpossive sampling pada 22 provinsi di Indonesia yang memiliki IKM batik. Hasil berupa data kondisi dan permasalahan IKM pada masing-masing daerah. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa masih banyak kendala yang dialami oleh IKM batik di Indonesia mulai dari produk, pemasaran, SDM, modal, maupun lingkungan. Strategi yang dirumuskan antara lain penguatan batik khas daerah, pemanfaatan teknologi informasi untuk pemasaran, peningkatan intensitas pelatihan SDM, pengembangan IPAL, serta penggunaan pewarna alam dan lain sebagainya.
UKIRAN KERAWANG ACEH GAYO SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN MOTIF BATIK KHAS GAYO Irfa ina Rohana Salma; Edi Eskak
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 33, No 2 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v33i2.1636

Abstract

ABSTRAK Industri batik mulai berkembang di Gayo, tetapi belum memiliki motif batik khas daerah. Oleh karena itu perlu diciptakan motif batik khas Gayo, dengan mengambil inspirasi dari ukiran yang terdapat pada rumah tradisional yang biasa disebut ukiran kerawang Gayo. Tujuan penciptaan seni ini adalah untuk menciptakan motif batik yang memiliki ciri khas Gayo. Metode yang digunakan yaitu eksplorasi ide, perancangan, dan perwujudan menjadi motif batik. Dalam kegiatan ini telah diciptakan enam motif batik khas Gayo yaitu: (1) Motif Ceplok Gayo; (2) Motif Gayo Tegak; (3) Motif Gayo Lurus; (4) Motif Parang Gayo; (5) Motif Gayo Lembut; dan (6) Motif Geometris Gayo. Hasil uji kesukaan terhadap motif kepada lima puluh responden menunjukkan bahwa Motif Ceplok Gayo paling banyak dipilih oleh responden yaitu sebesar 19%, sedangkan Motif Parang Gayo 18%, Motif Gayo Lembut 17%, Motif Geometris Gayo 17%, Motif Gayo Lurus 15% dan Motif Gayo Tegak 14%. Rata-rata motif yang dihasilkan mendapatkan apresiasi yang baik dari responden, sehingga semua motif layak diproduksi sebagai batik khas Gayo.Kata kunci: batik Gayo, Motif Ceplok Gayo, Motif Parang Gayo.ABSTRACTBatik industry began to develop in Gayo, but have not had a typical batik motif itself. Therefore, it is necessary to create batik motifs of Gayo, by taking inspiration from the carvings found in traditional houses commonly called kerawang Gayo. The purpose of this art is to create motifs those have a Gayo characteristic. The method used are the idea exploration, design, and motifs embodiment. In this activity has created six Gayo batik motifs, namely: (1) Motif Ceplok Gayo; (2) Motif Gayo Tegak; (3) Motif GayoLurus; (4) Motif Parang Gayo; (5) Motif Gayo Lembut; dan (6) Motif Geometris Gayo. The test results fondness of the motives to fifty respondents indicated that the Motif Ceplok Gayo most preferred by respondents ie 19%, while Motif Parang Gayo 18%, Motif Gayo Lembut 17%, Motif Geometris Gayo 17%, Motif Gayo Lurus 15% and Motif Gayo Tegak 14%. Average motifs generated to get a good appreciation of the respondents, so they all can be produced as batik Gayo.Keywords: batik Gayo, Motif Ceplok Gayo, Motif Parang Gayo.
Pembuatan Kerajinan Perak Menggunakan Logam Campuran Tembaga dengan Teknik Kombinasi Manual dan Masinal Evi Yuliati Rufaida; Surti Indriastuti
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 23 (2006): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v23i1.988

Abstract

Ada dua cara dalam membuat kerajinan perak yaitu cara manual dan cara masinal/casting. Salah satu teknik cara manual adalah teknik trap-trapan/filigri yaitu teknik penyusunan kawat/benang perak dalam bentuk tertutup sebagai kerangka produk, kemudian menngisiinya dengan kawat benang yang lebih kecil sebagai ornament hiasnya.Penelitian pembuatan kawat perak dilakukan dengan memvariasikan komposisi perak dan campurannya yang berupa tembaga. Produk berupa bros dibuat dengan teknik kombinasi masinal dan manual., kerangka bros dengan casting kemudian mengisi ornamen hiasnya dengan cara manual.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa komposisi pembuatan kawat perak sebagai ornament hias, paling optimal adalah 100:1 yaitu setiap 100 gram perak dicampur dengan 1 gram tembaga, pada suhu 950°C. Waktu yang diperlukan untuk pembuatan bros dengan teknik kombinasi manual dan masinal lebih cepat jika dibandingkan dengan cara manual saja. Kata kunci : kerajinan perak, teknik trap-trapan , casting
Penentuan Ketidakpastian Kalibrasi Besaran Massa pada Timbangan Analitis di Laboratorium Uji dan Kalibrasi BBKB Isnaini Isnaini; Pudjo Yuwono
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 27, No 1 (2010): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v27i1.1130

Abstract

Perangkat ukur dikatakan dalam kondisi baik jika dapat memberikan informasi yang actual. Perangkat ukur tersebut harus menjamin hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional maupun internasional. Kalibrasi perangkat ukur merupakan prosedur prosedur standar untuk menjaga kondisi instrument ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasi teknis. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan besarnya ketidakpastian (uncertainty) pada kalibrasi besaran massa khususya pada parameter kalibrasi timbangan analitis merk Sartorius Type BL210S. Prosedur kalibrasi dilakukan dengan serangkaian penimbangan masssa standar terkalibrasi unuk menentukan nilai ketidakpastian. Data hasil kalibrasi telah dianalisis dan menghasilkan nilai Expanded Uncertainty Uexp = 0,26, faktor cakupan K = 1,96, pada tingkat kepercayaan CL = 95%.Kata kunci: ketidakpastian, massa, timbangan analitis
Pengaruh Suhu Ekstraksi Warna Alam Kayu Secang (Caesalpinia sappan Linn.) dan Gambir (Uncaria gambir) Terhadap Kualitas Warna Batik Titiek Pujilestari; Irfa'ina Rohana Salma
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 34, No 1 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v34i1.1651

Abstract

ABSTRAKTumbuhan pembawa warna mengandung senyawa kimia yang berbeda beda baik jumlah maupun jenis senyawanya. Senyawa-senyawa dominan pembawa warna mempunyai ketahanan tertentu pada berbagai kondisi suhu . Suhu ekstraksi zat warna alam dari tumbuhan mempengaruhi arah warna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa kimia dan arah warna kayu secang dan gambir. Ekstraksi zat warna alam dilakukan pada berbagai variasi suhu pemanasan yaitu 50 oC, 75 oC, 100 oC dan perendaman dalam alkohol selama 7 (tujuh) hari pada suhu kamar. Zat warna alam yang diperoleh diaplikasikan untuk pewarna batik pada kain katun dan sutera. Arah warna ditentukan melalui fiksasi menggunakan tawas, kapur dan tujung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu ekstraksi berpengaruh pada senyawa kimia zat warna alam kayu secang dan gambir.  Jumlah senyawa zat warna alam pada kayu secang semakin berkurang seiring dengan peningkatan suhu ekstraksi.  Pada gambir jumlah senyawa zat warna paling banyak diperoleh pada suhu ekstraksi 75 oC. Senyawa zat warna dominan pada kayu secang adalah cyclohexanone sedang pada gambir  adalah methyl 3,4 dideutero 3 nonenoate 3. Arah warna kayu secang merah sampai merah kecoklatan dan pada gambir warna kecoklatan sampai coklat tua.ABSTRACTColor bearing plant contains chemical compounds that vary both the number and types of compounds. Compounds dominant color carriers having different resistance at various temperature conditions. The temperature of the extraction of natural dyes from plants affects the direction of color. This study aims to determine the content of chemical compounds and direction color of Caesalpinia sappan Linn and Uncaria gambir. Extraction of natural dyes made at various heating temperature is 50 ° C, 75 ° C, 100 ° C and soaking in alcohol for seven (7) days at room temperature. Natural dyes obtained is applied to dye batik on cotton and silk. Directions color is determined by fixation using alum, lime and tujung. The results showed that the temperature effect on the extraction of natural dyes chemical compound Caesalpinia sappan Linn and Uncaria gambir . The amount of compound natural dyes on a Caesalpinia sappan Linn decreases with increase in temperature extraction. In Uncaria gambir  number of compounds most widely dye obtained in the extraction temperature 75o C. Compounds substances dominant color in the Caesalpinia sappan Linn  is cyclohexanone was in Uncaria gambir is methyl 3,4 dideutero 3 nonenoate 3. Directions color of Caesalpinia sappan Linn is red to red-brown and in Uncaria gambir is brown to dark brown color.

Page 11 of 30 | Total Record : 295


Filter by Year

1987 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 41, No 1 (2024): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 40, No 2 (2023): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 40, No 1 (2023): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 39, No 2 (2022): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 39, No 1 (2022): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 38, No 2 (2021): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 38, No 1 (2021): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 37, No 2 (2020): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 37, No 1 (2020): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 36, No 2 (2019): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 36, No 1 (2019): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 35, No 2 (2018): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 35, No 1 (2018): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 34, No 2 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 34, No 1 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 33, No 2 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 33, No 1 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 32, No 2 (2015): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 32, No 1 (2015): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 31, No 1 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 30, No 2 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 30, No 1 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 32, No 2 (2012): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 31, No 1 (2012): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 28, No 1 (2011): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 27, No 1 (2010): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 28 (2010): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 26 (2009): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 25 (2008): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 24 (2007): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 23 (2006): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 22 (2005): Dinamika Kerajinan dan Batik No 21 (2004): Dinamika Kerajinan dan Batik No 19 (2001): Dinamika Kerajinan dan Batik No 18 (2001): Dinamika Kerajinan dan Batik No 16 (1997): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 15 (1996): Dinamika Kerajinan dan Batik No 10 (1992): Dinamika Kerajinan dan Batik No 9 (1991): Dinamika Kerajinan dan Batik No 8 (1988): Dinamika Kerajinan dan Batik No 7 (1987): Dinamika Kerajinan dan Batik More Issue