cover
Contact Name
Opik Rozikin
Contact Email
rozikinopik@gmail.com
Phone
+6282119112912
Journal Mail Official
info@cicofficial.com
Editorial Address
Jl. Sawo No.12, RT.3/RW.7, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
ISSN : -     EISSN : 27465160     DOI : https://doi.org/10.51486/jbo.v1i2
Core Subject : Humanities, Social,
JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial is a peer-reviewed journal published by the CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial. JCIC publishes its articles annually every March and September. The articles published by JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial is scientific articles that explain a research result and analytical review in the field of social humanities. We are publishing articles under the focus and scope of sociology, law, politics, education, social development, government, democracy, religion and politics, urban studies, rural studies, gender, media studies, and other related themes. Aim and Scope : Social Analysis, Law, and Politic
Articles 67 Documents
Implementation of Executive Information Systems in Decision Making in the Development of Branch Leadership Organizations of IPNU-IPPNU Pretek Central Java Budi Nugraha; Hopinatun Napiah; Khafidzin Khafidzin; Fina Syafaah; Edi Saputra
JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial Vol 3 No 2 (2021): JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
Publisher : CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51486/jbo.v3i2.14

Abstract

Executive information system (EIS) is defined as a computer-based information system designed to provide executives with internal and external information that is easily accessible and relevant to management activities. The application of EIS in companies or organizations is expected to be able to help the work of leaders in making the right decisions. One of them in the development of branch leadership organizations of IPNU-IPPNU Pretek. This organization is a community organization under the auspices of Nahdlatul Ulama. Members of the student age where the state of environmental conditions and human resources that are still not considered important to technological developments. In order to maximize the role of the management information system. Members must jointly learn about the management information system. So that future activities facilitate work and can support the taking of executive holders.
Perubahan Struktur Sosial Ekonomi Masyarakat Perdesaan Safira Nurul Huda
JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial Vol 4 No 2 (2022): JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
Publisher : CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51486/jbo.v4i2.79

Abstract

This study analyzes farmer actors in rural areas who have transformed socio-economically from the agricultural economy to the commercial sector. By using a qualitative literature study approach, this research produced important findings in the sociology study of rural communities. This article answers the reasons behind people making livelihood shifts due to socio-economic conditions. The level of economic and social life shows improvement toward sustainability. Livelihood shifts lead to changes in social interactions and work relationships. The social interactions that occur affect the attitudes and behavior of farmer and trader actors in economic activities. Penelitian ini bertujuan menganalisis aktor petani di perdesaan yang bertransformasi secara sosio-ekonomi dari corak ekonomi pertanian ke sektor perniagaan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif kajian literatur dan wawancara mendalam, penelitian ini menghasilkan temuan penting di dalam studi sosiologi masyarakat desa. Artikel menjawab alasan di balik masyarakat melakukan peralihan matapencaharian disebabkan kondisi sosio-ekonomi. Tarap kehidupan ekonomi dan sosial menunjukkan perbaikan ke arah keberlanjutan. Peralihan matapencaharian menyebabkan perubahan dalam interaksi sosial dan hubungan kerja. Interaksi sosial yang terjadi memengaruhi sikap dan perilaku aktor petani dan pedagang dalam kegiatan ekonomi.
Legalization of Marijuana Use for Medical in Indonesia in Relation to Law Number 35 of 2009 concerning Narcotics Saji Sonjaya
JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial Vol 4 No 2 (2022): JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
Publisher : CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51486/jbo.v4i2.80

Abstract

Marijuana is one type of narcotics that is prohibited in Indonesia, as defined in Appendix I of Law Number 35 of 2009 concerning Narcotics. Marijuana is classified as a class I narcotic that cannot be used for medical purposes. Although it is illegal in Indonesia, some people use it as a medical substance to treat their illnesses. This research was conducted using the normative juridical method. According to the research findings, some Indonesians currently believe that marijuana is a dangerous plant that can cause temporary pleasure and addiction. On the other hand, there are also those who argue that cannabis can provide a sense of relaxation, pleasure, and happiness, as well as flow inspiration, drive away fatigue, boredom, even depression and stress. Another common misconception is that cannabis is a powerful medicine capable of alleviating various types of pain and slowing the spread of deadly diseases. Given that many other countries have legalized cannabis for medical purposes, the Appendix to Law Number 35 of 2009 must be revised by removing the cannabis plant, all plants of the cannabis genus, and all parts of the plant including seeds, fruit, straw, processed cannabis plants or parts of cannabis plants including cannabis and cannabis resin, and reclassifying them as class II narcotics so that they can be used as medical materials. Ganja merupakan salah satu jenis narkotika yang dilarang di Indonesia, sebagaimana didefinisikan dalam Lampran I Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ganja diklasifikasikan sebagai narkotika golongan I yang tidak dapat digunakan untuk tujuan medis. Meskipun ilegal di Indonesia, beberapa orang menggunakannya sebagai bahan medis untuk mengobati penyakit mereka. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode yuridis normatif. Menurut temuan penelitian, sebagian masyarakat Indonesia saat ini percaya bahwa ganja adalah tanaman berbahaya yang dapat menyebabkan kenikmatan sementara dan kecanduan. Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa ganja dapat memberikan rasa rileks, senang, dan bahagia, serta mengalirkan inspirasi, mengusir penat, bosan, bahkan depresi dan stres. Kesalahpahaman umum lainnya adalah bahwa ganja adalah obat yang ampuh yang mampu meringankan berbagai jenis rasa sakit dan memperlambat penyebaran penyakit mematikan. Mengingat banyak negara lain yang telah melegalkan ganja untuk kepentingan medis, maka Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 harus direvisi dengan menghapus tanaman ganja, semua tanaman genus ganja, dan semua bagian tanaman termasuk biji, buah, jerami, tanaman ganja yang telah diolah atau bagian tanaman ganja termasuk resin ganja dan ganja, serta mengklasifikasikannya kembali sebagai narkotika golongan II agar dapat digunakan sebagai bahan medis.
Pendampingan Anak dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 Dinda Clarita Salsadillah; Joko Mulyono
JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial Vol 4 No 1 (2022): JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
Publisher : CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51486/jbo.v4i1.57

Abstract

Covid-19 is a disease outbreak that has had an impact on various fields, including the education sector. Breaking the chain of transmission of Covid-19 is a strong foundation for implementing online learning. The role of parents is increasingly important in accompanying children to learn online. The research method used is qualitative, a phenomenological approach with Max Weber's Verstehen theory used in this article. This research found that parents experience many problems in accompanying their children to online learning, including parents who are required to be able to be teachers at home who do not have an understanding of material knowledge, the busyness of parents, and the number of children. Methods of accompanying children's learning that are carried out by parents by helping to work on difficulties with children's schoolwork, explaining material that children do not understand, helping to operate mobile phones when online learning. There are some parents who still choose to accompany their children to online learning as much as possible and some other parents prefer to take their children to tutoring places. Covid-19 merupakan wabah penyakit yang membawa dampak di berbagai bidang, termasuk sektor pendidikan. Memutus mata rantai penyebaran Covid-19 menjadi landasan kuat implementasi pembelajaran daring dilakukan. Peran orang tua kian penting dalam mendampingi anak belajar daring. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, pendekatan fenomenologi dengan teori Verstehen Max Weber digunakan dalam artikel ini. Penelitian ini menemukan bahwa orang tua mengalami banyak permasalahan dalam mendampingi anak belajar daring termasuk orang tua dituntut harus bisa menjadi guru di rumah yang tidak memiliki pemahaman pengetahuan materi, kesibukan orang tua, dan jumlah anak. Metode pendampingan belajar anak yang dilakukan orang tua dengan membantu mengerjakan kesulitan tugas sekolah anak, menjelaskan materi yang tidak dipahami anak, membantu mengoperasikan handphone saat belajar daring. Terdapat sebagian orang tua tetap memilih mendampingi anak belajar daring semampunya dan sebagian orang tua lain lebih memilih untuk membawa anaknya ke tempat bimbingan belajar.
Inovasi Pengembangan Susu Kambing Senduro bagi Peternak dalam Pemenuhan Kebutuhan Pasar Dampak Pandemi Alung Amelia Puspita Sari
JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial Vol 4 No 1 (2022): JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
Publisher : CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51486/jbo.v4i1.58

Abstract

The aim of this research is to explore innovations in the development of goat milk for breeders in Senduro in response to the pandemic. Employing a qualitative method, this study reveals that the phenomena resulting from the pandemic have led to losses and the suspension of production and services. The emergence of goat milk innovation is a direct consequence of the pandemic's impact. Goat milk collectors, such as Sometimes Tepus, Senduro Goatzilla Farm and Café, have witnessed a decline in production and sales by approximately 20-30%. This has also affected Senduro goat breeders. Aggregator and farmers have been making efforts to meet the demand for goat milk and its processed products. Tujuan penelitian ini mengeksplorasi inovasi pengembangan susu kambing peternak di Senduro dampak pandemi. Dengan metode kualitatif penelitian ini memperlihatkan fenomena yang terjadi karena adanya pandemi memberikan kerugian dan juga berhentinya produksi maupun jasa. Inovasi dari susu kambing ini muncul karena dampak pandemi. Pengepul susu kambing di Kadang Tepus, Senduro Goatzilla Farm and Café mengalami penurunan produksi dan penjualan sekitar 20 – 30%. Hal ini juga berakibat terhadap para peternak kambing Senduro. Upaya yang dilakukan para pengepul maupun petani untuk tetap dapat memberikan permintaan akan kebutuhan susu kambing maupun olahan hasilnya.
Modal Sosial Petani Penggarap Bawang Merah dalam Penerapan Sistem Persenan Di Probolinggo Fitrotin Nisa'
JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial Vol 4 No 1 (2022): JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
Publisher : CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51486/jbo.v4i1.63

Abstract

This study aims to determine the social capital of shallot cultivators in implementing a profit-sharing system in Probolinggo. A descriptive qualitative research method with a phenomenological approach was used to select research subjects through purposive sampling of shallot cultivators who utilize a gratuity system and reside in Probolinggo. Putnam's theory of social capital highlights the importance of networks, norms, and beliefs that encourage participation and effective collaboration in achieving common goals. The results of this study indicate the presence of social capital in the implementation of the shallot farmer gratuity system, particularly in terms of attachment to the work network and the belief that owner farmers will provide long-term and sustainable employment opportunities. Owner farmers will continue to invite sharecroppers to participate in the planting of shallots through a profit-sharing system. This social capital motivates non-compliant farmers to adopt the gratuity system, despite the challenges associated with the profit-sharing system being distant. By having the opportunity to continue working, sharecroppers are able to fulfill the needs of their families. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui modal sosial petani penggarap bawang merah dalam penerapan sistem bagi hasil di Probolinggo. Metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi digunakan untuk melihat subjek penelitian terpilih secara purposive sampling pada petani pengarap bawang merah, mengunakan sistem persenan, dan bertempat tinggal di Probolinggo. Teori modal sosial Putnam jaringan, norma, dan kepercayaan yang mendorong partisipasi bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan bersama. Hasil penelitian ini menujukan bahwa terdapat modal sosial dalam penerapan sistem persenan petani penggarap bawang merah tentang keterikatan jaringan pekerjaan, terdapat kepercayaan bahwa petani pemilik akan memberikan pekerjaan untuk jangka panjang dan berkelanjutan. Petani pemilik akan terus mengajak petani penggarap untuk bekerja sama menanam tanaman bawang merah melalui sistem bagi hasil persenan. Modal sosial tersebut yang membuat petani peanggarp tetap mau menerapkan sistem persenan meskipun sistem bagi hasilnya sangat jauh. Sebab dengan adanya peluang untuk terus bekerja petani penggarap mampu memenuhi kebutuhan keluarganya.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pekarangan Pangan Lestari (P2L) sebagai Sumber Gizi Keluarga Faza Amalia khusna
JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial Vol 4 No 1 (2022): JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
Publisher : CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51486/jbo.v4i1.64

Abstract

Community empowerment is crucial for fulfilling socio-economic needs. In rural areas, this is implemented through the utilization of yard land or P2L (Sustainable Food Yards) by the Sri Wangi women farming group (KWT) organization. This study aims to examine the implementation of community empowerment through the P2L program policies at KWT. The qualitative research method was employed, using a purposive sampling technique to select interviewees based on pre-established themes that align with the KWT's membership. The research findings demonstrate the sustainability of community empowerment through P2L. KWT conducts training sessions to enhance the effectiveness and self-sufficiency of the community, particularly within the Sri Wangi group. The P2L program, combined with the conducted training, has proven to increase families' access to nutritionally balanced food. Pemberdayaan masyarakat penting dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan sosial-ekonomi. Implementasi dalam konteks perdesaan berupa pemanfaatan lahan pekarangan atau P2L (Pekarangan Pangan Lestari) melalui oraganisasi kelompok wanita tani (KWT) Sri Wangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pemberdayaan masyarakat melalui kebijakan progam P2L pada KWT. Metode penelitian kualitatif digunakan dengan teknik purposive sampling, basis kriteria dalam melakukan wawancara sesuai dengan tema yang telah dikonseptualisasi sebagai anggota KWT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui P2L berkelanjutan. Terdapat pelatihan-pelatihan yang dilakukan KWT untuk meningkatkan efektivitas dan kemandirian bagi masyarakat khusunya KWT Sri Wangi. Progam P2L dengan pelatihan-pelatihan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kebutuhan pangan keluarga yang bergizi seimbang.
Kapasitas Respons Tanggap Bencana Berbasis Gender, Budaya, Dan Kelas Sosial Izza Fajria; Baiq Lily Handayani
JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial Vol 4 No 1 (2022): JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
Publisher : CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51486/jbo.v4i1.71

Abstract

Indonesia is considered a disaster laboratory because of its geographical location. The proximity of disaster events to everyday life means that people need to have the capacity to respond to disasters wisely. Analysis of the ability to respond to disasters is seen according to gender stratification, culture and social class which greatly influence actions and efforts in dealing with disasters. Differences in response to gender often place women as a more vulnerable group. The existence of cultural diversity causes procedures and beliefs related to disasters to be different. Social class also creates inequality for people's ability to deal with disasters, especially for the lower class group. Differences in the ability to respond to disasters can be used as a reference for increasing community capacity in dealing with disasters. This article was written using the literature study method from previous research references, journals, books, and some other relevant literature, such as legal documents. Indonesia dianggap sebagai laboratorium bencana sebab letak geografisnya. Dekatnya kejadian bencana dengan kehidupan sehari-hari menyebabkan masyarakat perlu memiliki kapasitas respons tanggap bencana secara bijak. Analisis kemampuan merespons bencana dilihat menurut stratifikasi gender, budaya, dan kelas sosial yang sangat berpengaruh pada tindakan dan upaya dalam menghadapi bencana. Perbedaan respons pada gender seringkali menempatkan perempuan menjadi kelompok yang lebih rentan. Adanya keragaman budaya menyebabkan tata cara dan kepercayaan terkait bencana menjadi berbeda-beda. Kelas sosial juga memberikan ketimpangan bagi kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana terutama bagi kelompok kelas bawah. Perbedaan kemampuan dalam merespons bencana dapat dijadikan rujukan untuk meningkatkan kapasitas kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Artikel ini ditulis menggunakan metode studi literatur dari referensi riset terdahulu, jurnal, buku, dan beberapa literatur lain yang relevan, seperti dokumen legal.
Social Trust and Fake News: Study Among College Students in West Java, Indonesia Dulkiah, Moh.
JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial Vol 5 No 1 (2023): JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
Publisher : CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51486/jbo.v5i1.81

Abstract

This study examines students' views on the phenomenon of fake news as fake news through social media. This study aims to find out how students' attitudes respond to fake news in universities in West Java, Indonesia. Data collection was carried out using in-depth interviews and documentation studies to explore the research focus. This study found several things, namely: most students believed in the news that was spread and accepted fake news. Even some students have been the creators and spreaders of fake news. Second, the spread of fake news is done through social media along with the development of information technology. Third, there are 4 (four) patterns of spreading fake news among university students, namely (1) cyclization patterns (formation of circular patterns in organic compounds or B related to cycles) (2) limited distribution patterns; pattern of free spread, and (4) pattern of breaking up (dissemination of information stops at the authorities). This study concludes that students' social trust in fake news is related to awareness of media literacy among them.
The Social Construction of Reality: Junior High School Students Brawl in Balaraja Tangerang Haryono, Haryono; Hardika Legiani, Wika; Carolina, Mona
JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial Vol 5 No 1 (2023): JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
Publisher : CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51486/jbo.v5i1.75

Abstract

This study aims to explore the condition of education caused by brawls at the high school level. The research uses qualitative methods with data collection techniques: observation, interviews, and document studies. The results of the study show that students who engage in brawls can be caused by environmental factors, school, and social friends. Student brawls carried out together with peers are in the form of influences from outside the environment (externalization). Indirectly school is a factor in the occurrence of brawls. Schools are places where children with the same characteristics as “peer brawls” (objectivation) gather. In this case the socialization carried out by the child of the student brawl is with social friends which greatly influences one's personality (internalization). By using Peter L. Berger's conception of prevention that can be done, among others, socializing the dangers and negative effects of brawls by formal institutions. As well as countermeasures by giving strict sanctions or punishments that can provide a deterrent effect based on the country's positive law. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi pendidikan yang diakibatkan tawuran di tingkat sekolah menengah atas (SMA). Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelajar yang melakukan tawuran dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, sekolah, dan teman pergaulan. Tawuran pelajar yang dilakukan bersama-sama dengan peer berbentuk pengaruh dari luar lingkungan (eksternalisasi). Secara tidak langsung sekolah elemen faktor terjadinya tawuran. Sekolah menjadi wadah berkumpulnya anak-anak dengan karakteristik sama “peer tawuran” (objektivasi). Dalam hal ini sosialisasi yang dilakukan oleh anak pelaku tawuran pelajar adalah dengan teman pergaulan yang sangat memengaruhi kepribadian seseorang (internalisasi). Dengan menggunakan konsepsi dari Peter L. Berger pencegahan yang dapat dilakukan di antarnya, mensosialisasikan bahaya dan dampak negatif dari tawuran oleh institusi formal. Serta penanggulangan dengan memberi sanksi tegas atau hukuman yang dapat memberikan efek jera berdasarkan hukum positif negara.