cover
Contact Name
Darmawati Majid
Contact Email
telagabahasa@gmail.com
Phone
+6285256649282
Journal Mail Official
telagabahasa@gmail.com
Editorial Address
Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, Jalan DOkter Zainal Umar Sidiki, Desa Tunggulo, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, 96583
Location
Kab. bone bolango,
Gorontalo
INDONESIA
Telaga Bahasa : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan
ISSN : 23549521     EISSN : 26865572     DOI : 10.36843/tb.v8i1.203
TELAGA BAHASA adalah jurnal yang bertujuan memublikasikan hasil-hasil penelitian Bahasa Sastra, baik bahasa Indonesia, daerah, maupun asing. Seluruh artikel yang terbit telah melewati proses penelaahan oleh mitra bestari dan penyuntingan oleh redaksi pelaksana. TELAGA BAHASA diterbitkan oleh Kantor Bahasa Gorontalo. Jurnal ini terbit dua kali dalam satu tahun, pada bulan Juni dan Desember. Mulai tahun 2020, akan terbit setiap bulan April dan Oktober. TELAGA BAHASA is a journal aiming to publish literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literature. All articles in TELAGA BAHASA have passed the reviewing process by reviewers and edited by editors. Telaga Bahasa is published by Kantor Bahasa Gorontalo twice a year, June and December. For the 2020 issue and on, this journal will be published on April and October)
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2019): TELAGA BAHASA VOL.7 NO.2 TAHUN 2019" : 9 Documents clear
UJARAN PENDERITA AFASIA MOTORIK KARENA STROK DI STAF MEDIS FUNGSIONAL PENYAKIT SARAF RSUD dr. SOETOMO SURABAYA (STUDI KASUS MORFOSINTAKSIS DALAM TINJAUAN NEUROLINGUISTIK) Suci Wulandari
TELAGA BAHASA Vol 7, No 2 (2019): TELAGA BAHASA VOL.7 NO.2 TAHUN 2019
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v7i2.168

Abstract

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan ujaran penderita Afasia Motorik karena Stroke melalui klasifikasi ujaran penderita Afasia motorik dalam tataran morfologi dengan analisis ujaran berdasarkan proses morfologis bahasa Indonesia. Tataran dalam bidang sintaksis yaitu dengan cara klasifikasi ujaran penderita Afasia Motorik karena stroke ke dalam fungsi sintaksis dan hubungan fungsional antarkata/frase dalam klausa atau kalimat. Metode pengumpulan data pada tulisan ini menggunakan metode simak (observasi) dan dibantu dengan teknik rekam, teknik catat, dan teknik pustaka. Metode yang digunakan dalam tulisan ini bersifat deskriptif kualititatif. Informan yang yang terdapat dalam tulisan ini terdiri dari enam, yaitu PAMS1, PAMS2, PAMS3, PAMS4, PAMS5, dan PAMS6. Data yang diperoleh kemudian ditranskripsikan dan dianalisis berdasarkan klasifikasinya. Hasil dari analisis data ini menunjukkan bahwa penderita Afasia motorik mengalami gangguan bahasa dalam tataran morfologi dan sintaksis bahasa Indonesia. Dalam ranah morfologi PAMS sulit mengujarkan dan bahkan menghilangkan prefiks –ber, -men, dan –ter. Pada infiks PAMS menghilangkan sisipan –em, dan –er. Pengujaran kata yang tergolong ke dalam proses reduplikasi dan komposisi dapat diucapkan, akan tetapi PAMS melesapkan atau menghilangkan reduplikasi dengan pembubuhan afiks dan sulit mengucapkan fonem bunyi [r]. Kemampuan dalam tataran sintaksis PAMS belum dapat mengucapkan unsur-unsur kalimat yang menduduki fungsi S, P, O dan hanya mampu mengucapkan fungsi Ket. Kata kunci:Morfosintaksis, Afasia Motorik, Stroke, Neurolinguistik. AbstractThe research entitled "The speech of Motor Aphasia Patients caused by a Stroke in SMF Neurological Disease RSUD. Dr. Soetomo Surabaya (study case of Morphosyntax in Neurolinguistic Review" aimed to describe the speech of patients with motor aphasia due to stroke through the classification speech of patients with motor aphasia in morphology level with speech analysis based on the morphological process of Indonesian language. The stability in the field of syntax is by means of classification of speech sufferers of motor aphasia due to stroke into syntactic function and functional relationship between phrases/phrases in clauses or sentences. This research used a descriptive method. The data collection used observation which was assisted by recording, note-taking, and literature review techniques. The informants contained in this research consist of six patients are PAMS-1, PAMS-2, PAMS-3, PAMS-4, PAMS-5, and PAMS-6. The data obtained then transcribed and analyzed by their classification. The data analysis results indicated that patients with motor aphasia have language disorders in the morphology level and syntax of the Indonesian language. In terms of morphology PAMS was trouble to say and even remove prefixes -ber, -men, and -ter. From infix pronunciation, PAMS removes infix -em, and -er. The pronunciation of a classified word to process reduplication and composition can be pronounced, but PAMS distorts or eliminates reduplication by affix affixing and it is difficult to say the sound phoneme [r]. Ability in the syntactic level PAMS can not pronounce the elements of a sentence that occupies the function S, P, O and is only capable of pronouncing the function of Ket.Keywords: Morphosyntax, Motor Aphasia, Stroke, Neurolinguistic. 
PELECEHAN SINISME MITRA TUTUR DALAM KONTEKS TUTURAN KELUARGA PENGEMIS DI TERMINAL ENAM BANJARMASIN Rissari Yayuk
TELAGA BAHASA Vol 7, No 2 (2019): TELAGA BAHASA VOL.7 NO.2 TAHUN 2019
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v7i2.62

Abstract

AbstrakPelecehan bukan hanya fisik, tetapi bisa dalam bentuk ucapan. Penelitian ini membahas masalah 1) Bagaimana bentuk pelecehan sinisme dari mitra tutur dalam komunikasi keluarga pengemis di Terminal Enam Banjarmasin. 2) Apa fungsi pelecehan dari mitra tutur dalam komunikasi keluarga pengemis di Terminal Enam Banjarmasin ? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1) bentuk pelecehan sinisme dari mitra tutur dalam komunikasi keluarga pengemis di Terminal Enam Banjarmasin. 2) Fungsi pelecehan mitra tutur dalam komunikasi keluarga pengemis di Terminal Enam Banjarmasin. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data utama dalam penelitian ini adalah tuturan berbahasa Banjar yang dilakukan oleh keluarga pengemis di Terminal Enam Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Pengumpulan data dilakukan dari Januari hingga Maret 2019. Teknik yang digunakan adalah observasi, rekaman, catatan, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan setelah mengumpulkan data, mengurutkan data, mengidentifikasi masalah, kemudian menganalisis data, dan menyajikan data. Presentasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata biasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelecehan dalam bentuk sindiran, cemoohan, ancaman, dan kekasaran. Fungsi melecehkan sinisme dari mitra tutur  yang berbicara di Terminal Enam Banjarmasin bersifat preventif. Kesimpulannya adalah bahwa tujuan penyalahgunaan mitra tutur dikatakan sebagai upaya untuk mencegah penutur melakukan apa yang tidak diinginkan mitra tutur. Untuk mencapai hal ini, mitra tutur melakukan pelecehan melalui ucapan bersifat sinis dengan melanggar etika, strategi dan prinsip-prinsip kesopanan.   
KEMAMPUAN LITERASI PELAJAR SMA/SMK DI KABUPATEN KLUNGKUNG Robiatul Aliyah; Muhammad Yasser Irfan
TELAGA BAHASA Vol 7, No 2 (2019): TELAGA BAHASA VOL.7 NO.2 TAHUN 2019
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v7i2.75

Abstract

Peningkatan budaya baca-tulis di kalangan siswa terus dilakukan oleh pemerintah melalui gerakan literasi nasional. Namun, gerakan literasi yang dicanangkan pemerintah belum berjalan maksimal. Hal ini terbukti masih terbatasnya ketersediaan fasilitas pendukung literasi sekolah dan program literasi sekolah yang masih belum terimplementasi dengan baik. Kajian ini berusaha mengungkap tingkat kemampuan literasi membaca siswa SMA/SMK kelas X di Kabupaten Klungkung dan mengetahui keterkaitan tingkat kemampuan siswa dengan ketersediaan fasilitas pendukung literasi sekolah dan program literasi yang ada di sekolah. Metode analisis data menggunakan metode kuantitatif deskriptif dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, wawancara, dan catat. Sampel terdiri atas tiga sekolah dengan enam puluh responden. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa skor rata-rata yang dicapai oleh siswa di Kabupaten Klungkung sebesar 50.52. Skor itu lebih tinggi lagi 0.15 dari skor rata-rata provinsi sebesar 50.37 dan lebih tinggi lagi 1.65 dari skor rata-rata literasi nasional yang sebesar 48.87. Capaian rata-rata itu menunjukkan bahwa kemampuan literasi siswa di Kabupaten Klungkung masih dikategorikan baik. Namun, jika dibandingkan dengan skor rata-rata per sekolah, hanya SMA Negeri 1 Dawan masih di bawah skor rata-rata nasional dan provinsi, yakni sebesar 40.00. Selain itu, tersedianya fasilitas pendukung literasi dan terealisasinya program pendukung literasi tiga sekolah di Kabupaten Klungkung ini pada umumnya baik. Program ini dapat meningkatkan tingkat kemampuan literasi siswa SMA Negeri 1 Banjarangkan dan SMK Negeri 1 Klungkung. Akan tetapi, capaian siswa SMA Negeri 1 Dawan belum maksimal meskipun fasilitas pendukung literasi dan program pendukung literasi telah tersedia dan terealisasi dengan baik. 
TEORI NARATOLOGI GÉRARD GENETTE (TINJAUAN KONSEPTUAL) Herman Didipu
TELAGA BAHASA Vol 7, No 2 (2019): TELAGA BAHASA VOL.7 NO.2 TAHUN 2019
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v7i2.58

Abstract

Artikel ini bertujuan menguraikan pokok pemikiran konseptual teori naratologi Gérard Genette. Pokok pemikiran teori naratologi Gérard Genette dituangkan dalam bukunya yang berjudul Narrative Discourse: An Essay in Method. Genette mengusulkan untuk menggunakan tiga istilah yang berbeda. Pertama, kata story ‘cerita’ yang menjadi signified ‘petanda’ atau konten narasi. Istilah story ini sepadan dengan kata histoire (Prancis) dan geschichte (Jerman). Kedua, kata narrative ‘naratif atau penceritaan’ sebagai signifier atau penanda, pernyataan, wacana atau sebagai teks naratif itu sendiri. Istilah narrative sejajar dengan kata récit (Prancis) dan discourse (Inggris). Ketiga, istilah narrating ‘menceritakan‘sebagai aksi atau tindakan memproduksi naratif, atau dalam pengertian yang lebih luas, sebagai keseluruhan situasi nyata atau fiksi di mana aksi terjadi. Genette mengemukakan tiga kategori struktur naratif sebagai dasar pemikirannya, yaitu tense, mood, dan voice. Dalam pembahasan bukunya, selanjutnya Genette membagi unsur tense menjadi tiga bagian, yaitu order, duration, dan frequency. Dengan demikian, pokok bahasan struktur naratif/penceritaan Gérard Genette terdiri atas lima kategori utama, yaitu (1) urutan naratif (order), (2) durasi naratif (duration), (3) frekuensi naratif (frequency), (4) modus naratif (mood), dan (5) suara naratif (voice).Kata kunci: naratologi, Gérard Genette, urutan, durasi, frekuensi, modus, suara naratif                         Gérard Genette Narratology Theory (Conceptual Review)                                                                                      Abstract This article aims to describe the main conceptual thinking of the narratology theory of Gerard Genette. The main idea of the Gérard Genette narratology theory is outlined in his book entitled Narrative Discourse: An Essay in Method. Genette proposed to use three different terms. First, said the 'story' which became signified or narrative content. The term story is commensurate with the words histoire (French) and geschichte (Germany). Second, the narrative word as a signifier, statement, discourse or narrative text itself. The term narrative is parallel to the word récit (French) and discourse (English). Third, the term narrating as an action or action to produce a narrative, or in a broader sense, as a whole real situation or fiction where the action takes place. Genette presents three categories of narrative structure as the basis for thinking, namely tense, mood, and voice. In the discussion of his book, Genette then divides tense elements into three parts, namely order, duration, and frequency. Thus, the subject matter of the Gérard Genette narrative structure consists of five main categories, namely (1) order, (2) duration, (3) frequency, (4) mood, and (5) voice. Keywords: narratology, Gérard Genette, order, duration, frequency, mood, voice
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP DUOLINGO SEBAGAI MEDIA UNTUK BELAJAR BAHASA INGGRIS Muh Rajib Silmi
TELAGA BAHASA Vol 7, No 2 (2019): TELAGA BAHASA VOL.7 NO.2 TAHUN 2019
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v7i2.59

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini meneliti tentang persepsi Mahasiswa terhadap Duolingo sebagai media untuk belajar bahasa Inggris. Terdapat 141 mahasiswa dalam Program Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2016 di Universitas Brawijaya yang dipilih sebagai sampel penelitian ini yang diambil dengan teknik quota sampling. Dalam proses pengumpulan data, penulis menggunakan dua macam teknik pengumpulan yakni kuesioner dan wawancara. Penelitian ini menggunakan model metode deskriptif dan data yang dikumpulkan adalah data rasio, maka data tersebut dihitung secara statistik dengan menggunakan Tally System tercantum dalam Creswell (2014). Berdasarkan temuan kuesioner, dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tentang Duolingo sebagai media pembelajaran bahasa Inggris adalah positif dan kuat. Oleh karena itu, ada korelasi yang signifikan antara jawaban kuesioner dan jawaban wawancara.
NILAI-NILAI MORAL DALAM TOKOH UTAMA PADA NOVEL SATIN MERAH KARYA BRAHMANTO ANINDITO DAN RIE YANTI Risman Iye
TELAGA BAHASA Vol 7, No 2 (2019): TELAGA BAHASA VOL.7 NO.2 TAHUN 2019
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v7i2.55

Abstract

  Karya sastra diciptakan selain untuk memberikan hiburan atau kesenangan, juga menjadi sarana penanaman nilai moral. Keberadaan nilai moral dalam sastra diharapkan mampu memunculkan nilainilai positif bagi pembaca, sehingga mereka peka terhadap masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan mendorong untuk berperilaku baik. Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai-nilai moral dalam kajian sosial budaya tokoh utama pada novel Satin Merah karya Brahmanto Anindito dan Rie Yanti. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan.. Data penelitian ini berupa novel yang berjudul Satin Merah karya Brahmanto Anindito dan Rie Yanti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil data secara keseluruhan, peneliti menemukan empat macam moral yakni, (1) moral murni dalam nasehat sosial pada tokoh utama; (2) moral terapan dalam pendidikan padah tokoh utama; (3) moral terapan dalam nasehat pendidikan pada tokoh utama; dan (4) moral terapan dalam pendidikan pada tokoh utama.Kata kunci: moral, novel, Satin Merah Moral Values in Main Characters in Satin Merin Novel Brahmanto Anindito and Rie YantiLiterary works collected in addition to providing entertainment or pleasure, also become a means of obtaining moral values. Moral added value in literature is expected to be able to bring up positive benefits for readers so that they are sensitive to problems related to social life and encourage good behavior. This study aims to analyze moral values in the social studies of the main characters in the Satin Merah novel by Brahmanto Anindito and Rie Yanti. This research is a type of library research. The research data are in the form of a novel entitled Satin Merah by Brahmanto Anindito and Rie Yanti. The method used in this research is the descriptive qualitative method. Based on the overall data results, the researcher found four types of morals namely, (1) pure morals in social advice to the main character; (2) applied morals in education of the main characters; (3) used morals in educational information to the main character; and (4) applied morals in knowledge of the main character.Keywords: moral, novel, Satin Merah   
PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR PADA PEMBELAJARAN MENULIS IKLAN BARIS DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA NFN Sakila
TELAGA BAHASA Vol 7, No 2 (2019): TELAGA BAHASA VOL.7 NO.2 TAHUN 2019
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v7i2.38

Abstract

Salah satu kompetensi menulis yang diamanatkan pada Kurikulum 2006 adalah menulis iklan baris. Tujuan penulisan tinjauan ilmiah ini adalah memberikan gambaran tentang penggunaan media surat kabar dalam meningkatkan keterampilan siswa pada pembelajaran menulis iklan baris pada siswa kelas IX. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media surat kabar dapat meningkatkan keterampilan menulis iklan baris dalam pelajaran bahasa Indonesia. Kata kunci: media surat kabar, keterampilan siswa, menulis iklan baris Use of Newspaper in Learning Writing Advertising Lines in Indonesian Language Lesson Abstract One of the writing competencies mandated in the 2006 curriculum is writing classified ads. The purpose of writing this scientific review is to provide an overview of the use of newspaper media in improving students' skills in learning to write classified ads in class IX students. The use of appropriate learning media and in accordance with learning material can improve students' skills in learning. Thus it can be concluded that the use of newspaper media can improve the writing skills of classified ads in Indonesian language lessons. Keywords: media newspaper, student skills, writing classified ads
KADAR REALISME MAGIS DALAM CERPEN DI TUBUH TARRA DALAM RAHIM POHON KARYA FAISAL ODDANG Hasina Fajrin R.; Sarwo Ferdi Wibowo
TELAGA BAHASA Vol 7, No 2 (2019): TELAGA BAHASA VOL.7 NO.2 TAHUN 2019
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v7i2.61

Abstract

Secara sosial-kebudayaan, masyarakat Indonesia hingga hari ini masih sangat dekat dengan mitos dalam kesehariannya. Mitos-mitos tersebut dapat menjadi sumber inspirasi bagi sastra Indonesia dalam memberikan kekhasan khususnya pada gaya narasi sastra Indonesia seperti dalam cerpen Di Tubuh Tarra dalam Rahim Pohon karya Faisal Oddang. Dalam tulisan ini, kualitas kesastraan karya diungkap melalui sebuah genre baru dalam sastra Indonesia, yaitu realisme magis yang memungkinkan bersatunya elemen riil dan magis dalam gaya narasi. Penelitian ini menggunakan teori realisme magis Wendy B. Faris sebagai pisau analisis untuk menentukan kadar realisme magis dalam cerpen. Hasil penelitian menunjukkan 1) adanya elemen-elemen tak tereduksi, dunia yang fenomenal, keragu-raguan antara magis dan riil, penggabungan dunia-dunia, dan kekacauan waktu, ruang dan identitas berupa objek, karakter, dan peristiwa serta 2) relasi antarelemen menunjukkan bahwa objek, karakter, dan peristiwa antara yang banyak mendominasi karya ini sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar realisme magis cerpen ini cukup kuat untuk dikategorikan sebagai karya realisme magis.Kata kunci: realisme magis, Toraja, Faisal Oddang  
PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME DALAM PUISI DIGITAL GORONTALO TANAH BERDAULAT KARYA JAMAL RAHMAN IROTH: KAJIAN MOZAIC ANALOGY BERKSON M. Oktavia Vidiyanti; Bambang Yulianto
TELAGA BAHASA Vol 7, No 2 (2019): TELAGA BAHASA VOL.7 NO.2 TAHUN 2019
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v7i2.74

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana keragaman budaya yang terdapat dalam puisi digital dan melihat bagaimana masyarakat mengekspresikan hak identitas budaya mereka dalam puisi digital. Hasil penelitian dari analisis yang sudah dilakukan adalah bahwa dalam puisi digital terdapat konten multikulturalisme. Multikulturalisme tersebut terutama menyangkut persoalan budaya praandroid dan pascaandroid, tradisional dan modern, bahkan pascamodern. Kesimpulan hasil penelitian menyimpulkan potensi strategi puisi digital dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk Pendidikan multikulturalisme.Kata kata Kunci: puisi digital, pendidikan, multikulturalisme Multiculturalism Education in Digital Poetry of Gorontalo Tanah Berdaulat in the Work of Jahal Rahman Iroth: Berskon Mozaic Analogy  AbstractThis study aims to find out how the diversity of cultures contained in digital poetry and see how people express their cultural identity rights in digital poetry. The results of the analysis that have been carried out are that in digital poetry there is multiculturalism content. Multiculturalism is mainly concerned with pre-thyroid and post-thyroid cultural issues, traditional and modern, even postmodern. The conclusion of the research concludes that the potential of digital poetry strategies can be used as a means for multiculturalism education.Keywords: digital poetry, education, multiculturalism 

Page 1 of 1 | Total Record : 9