Claim Missing Document
Check
Articles

PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM SASTRA: MENYIBAK BUDAYA TATA KRAMA DALAM NOVEL-NOVEL ETNOGRAFIS DIDIPU, HERMAN
Jurnal Pena Indonesia Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpi.v4n2.p188-198

Abstract

The purpose of this study is to describe the culture of manners in ethnographic novels. A qualitative descriptive method was employed in this study, and the data were from three ethnographic novels, including Namaku Teweraut by Ani Sekarningsih (2000), Manusia Langit by J.A. Sonjaya (2010), and Cinta Putih di Bumi Papua by Dzikry El Han (2014). The data were collected from close reading and noting techniques, and were further analyzed by using Miles and Huberman qualitative data analysis; data reduction, data display, and conclusions. The result indicates that the culture of manners contained in ethnographic novels include respecting parents, respecting traditional authorities? decision, respecting visitors, greeting and introducing self, and speech ethics.
PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM SASTRA: MENYIBAK BUDAYA TATA KRAMA DALAM NOVEL-NOVEL ETNOGRAFIS DIDIPU, HERMAN
Jurnal Pena Indonesia Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpi.v4n2.p188-198

Abstract

The purpose of this study is to describe the culture of manners in ethnographic novels. A qualitative descriptive method was employed in this study, and the data were from three ethnographic novels, including Namaku Teweraut by Ani Sekarningsih (2000), Manusia Langit by J.A. Sonjaya (2010), and Cinta Putih di Bumi Papua by Dzikry El Han (2014). The data were collected from close reading and noting techniques, and were further analyzed by using Miles and Huberman qualitative data analysis; data reduction, data display, and conclusions. The result indicates that the culture of manners contained in ethnographic novels include respecting parents, respecting traditional authorities’ decision, respecting visitors, greeting and introducing self, and speech ethics.
PROSESI UPACARA ADAT SUKU ASMAT DALAM NOVEL "NAMAKU TEWERAUT"KARYA ANI SEKARNINGSIH( KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA) Herman Didipu
TELAGA BAHASA Vol 6, No 2 (2018): TELAGA BAHASA VOL.6 NO.2 TAHUN 2018
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v6i2.39

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan prosesi ritual upacara adat suku Asmat Papua dalam novel Namaku Teweraut karya Ani Sekarningsih. Pendekatan yang digunakan adalah antropologi sastra, yaitu pendekatan yang secara khusus mengaji aspek-aspek kebudayaan manusia dalam teks sastra. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif interpretatif. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik kepustakaan. Analisis data dilakukan melalui tahapan pembacaan novel, pengamatan terfokus pada masalah penelitian, deskripsi dan interpretasi, dan yang terakhir adalah penyajian data penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan empat prosesi ritual upacara adat suku Asmat yang dideskripsikan dalam novel NT, yaitu (1) upacara adat mbis atau mbis pokmbu, yaitu jenis upacara adat yang dilaksanakan untuk membuat patung tonggak leluhur yang disebut patung mbis; (2) upacara adat ndat atau nDat Pokmbu, yaitu ritual adat untuk mengundang roh arwah para leluhur; (3) upacara adat perkawinan; dan (4) upacara adat pemakaman.
TEORI NARATOLOGI GÉRARD GENETTE (TINJAUAN KONSEPTUAL) Herman Didipu
TELAGA BAHASA Vol 7, No 2 (2019): TELAGA BAHASA VOL.7 NO.2 TAHUN 2019
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v7i2.58

Abstract

Artikel ini bertujuan menguraikan pokok pemikiran konseptual teori naratologi Gérard Genette. Pokok pemikiran teori naratologi Gérard Genette dituangkan dalam bukunya yang berjudul Narrative Discourse: An Essay in Method. Genette mengusulkan untuk menggunakan tiga istilah yang berbeda. Pertama, kata story ‘cerita’ yang menjadi signified ‘petanda’ atau konten narasi. Istilah story ini sepadan dengan kata histoire (Prancis) dan geschichte (Jerman). Kedua, kata narrative ‘naratif atau penceritaan’ sebagai signifier atau penanda, pernyataan, wacana atau sebagai teks naratif itu sendiri. Istilah narrative sejajar dengan kata récit (Prancis) dan discourse (Inggris). Ketiga, istilah narrating ‘menceritakan‘sebagai aksi atau tindakan memproduksi naratif, atau dalam pengertian yang lebih luas, sebagai keseluruhan situasi nyata atau fiksi di mana aksi terjadi. Genette mengemukakan tiga kategori struktur naratif sebagai dasar pemikirannya, yaitu tense, mood, dan voice. Dalam pembahasan bukunya, selanjutnya Genette membagi unsur tense menjadi tiga bagian, yaitu order, duration, dan frequency. Dengan demikian, pokok bahasan struktur naratif/penceritaan Gérard Genette terdiri atas lima kategori utama, yaitu (1) urutan naratif (order), (2) durasi naratif (duration), (3) frekuensi naratif (frequency), (4) modus naratif (mood), dan (5) suara naratif (voice).Kata kunci: naratologi, Gérard Genette, urutan, durasi, frekuensi, modus, suara naratif                         Gérard Genette Narratology Theory (Conceptual Review)                                                                                      Abstract This article aims to describe the main conceptual thinking of the narratology theory of Gerard Genette. The main idea of the Gérard Genette narratology theory is outlined in his book entitled Narrative Discourse: An Essay in Method. Genette proposed to use three different terms. First, said the 'story' which became signified or narrative content. The term story is commensurate with the words histoire (French) and geschichte (Germany). Second, the narrative word as a signifier, statement, discourse or narrative text itself. The term narrative is parallel to the word récit (French) and discourse (English). Third, the term narrating as an action or action to produce a narrative, or in a broader sense, as a whole real situation or fiction where the action takes place. Genette presents three categories of narrative structure as the basis for thinking, namely tense, mood, and voice. In the discussion of his book, Genette then divides tense elements into three parts, namely order, duration, and frequency. Thus, the subject matter of the Gérard Genette narrative structure consists of five main categories, namely (1) order, (2) duration, (3) frequency, (4) mood, and (5) voice. Keywords: narratology, Gérard Genette, order, duration, frequency, mood, voice
SINESTESIA DALAM NOVEL TAJWID CINTA HADWAN KAFIYA KARYA LEBAH RATIH (STUDI KAJIAN SEMANTIK) Sumiati Taher Lasaripi; Sitti Rachmi Masie; Herman Didipu
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 2, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.94 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v2i1.10678

Abstract

Penelitiaan ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud dan makna sinestesia yang terdapat dalam novel Tajwid Cinta Hadwan Kafiya karya Lebah Ratih. Metode Penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa yang pertawa, wujud sinestesia terdiri dari lima panca indra yang mengalami perpindahan tanggapan indra yaitu perpindahan tanggapan indra pengecap, indra peraba, penciuman, indra pendengar, dan penglihatan; yang kedua, makna sinestesia terdiri atas makna berdasarkan perasaan (felling), nada, tujuan, Settting, dan relasi. Wujud sinestesia berupa kata Zaki menatapku tajam sekali, terjadinya perpindahan tanggapan indra penglihatan ke indra perasa, yang memuat makna berdasarkan konteks perasaan kesal. Berdasarkan hasil penelitian maka wujud sinestesia yang dominan digunakan adalah perpindahan tanggapan indra perasa, dan makna sinestesia yang dominan adalah makna berdasarkan konteks perasaan. Sinestesia dalam novel tersebut menggambarkan adanya pemanfaatan metafora yang bertujuan untuk memberi kesan estetik, dan menyampaikan maksud tertentu sesuai apa yang dirasakan melalui berbagai peristiwa yang dikisahkan dalam novel tersebut.
KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 TELAGA MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR DRAMA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Sri Gitawati Umar; Fatmah AR Umar; Herman Didipu
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.677 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v1i2.9234

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan kemampuan peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga mengidentifikasi unsur-unsur drama dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes kemampuan dan kuensioner (angket). Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik mengidentifikasi unsur drama, rata-rata 67 dengan kategori kurang, Hal ini dibuktikan dari kemampuan mengidentifikasi tema rata-rata 70 dikategorikan kurang, kemampuan mengidentifikasi alur drama rata-rata 71 dikategorikan kurang, kemampuan mengidentifikasi penokohan rata-rata 68 dikategorikan kurang, kemampuan mengidentifikasi latar rata-rata 72 dikategorikan cukup, kemampuan mengidetifikasi dialog rata-rata 58 dikategorikan sangat kurang, kemampuan mengidentifikasi amanat rata-rata 60 dikategorikan sangat kurang. Secara keseluruhan kemampuan peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur drama rata-rata 67 dikategorikan kurang. (2) Faktor-faktor penghambat peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur drama dikategorikan cukup dipengaruhi oleh faktor peserta didik, faktor sekolah, faktor sarana dan prasarana. (3) Solusi terhadap faktor penghambat peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur drama disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, karakteristik sekolah, karakteristik sarana dan prasarana. Jadi dapat disimpulkan kemampuan peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur drama dalam kategori kurang.
RESPONS MASYARAKAT TERHADAP EKSISTENSI SASTRA LISAN PALEBOHU: STUDI PENDAHULUAN BERDASARKAN TEORI RESEPSI RIEN T. SEGERS Herman Didipu; Windy Putri Mustafa; Nurfaizah Abdullah
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 1, No 1 (2020): Jambura Journal of Linguistics and Literature
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.401 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v1i1.6931

Abstract

Penelitian ini memfokuskan kajian pada respons masyarakat terhadap eksistensi sastra lisan palebohu, yaitu mencakup: (a) kebermaknaan puisi lisan palebohu, (b) relevansi puisi lisan palebohu dengan perkembangan zaman, (c) manfaat puisi lisan palebohu untuk pengantin dan pendengar, serta (d) pelestarian puisi lisan palebohu. Teori yang digunakan adalah teori resepsi eksperimental Rien T. Segers. Data dikumpulkan dengan cara membagikan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan kepada para responden. Adapun responden penelitian ini adalah masyarakat di desa Huntulohulawa, Kecamatan Bongomeme, Kabupaten Gorontalo, yang berjumlah 25 orang. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan rumus, dan data kualitatif dianalisis dengan cara mendeskripsikan dan menginterpretasi hasil angket yang diisi oleh responden. Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Pertama, secara fisik dalam penampilan, sastra lisan palebohu sudah jarang bahkan tidak ada lagi dalam upacara adat perkawinan masyarakat Gorontalo saat ini. Kedua, meskipun tidak dapat ditemukan lagi dalam upacara adat perkawinan, masyarakat masih menanggapi positif eksistensi sastra lisan palebohu karena dianggap masih bermakna, masih relevansi dengan perkembangan zaman sekarang, dianggap bermanfaat bagi untuk pendengar (khususnya pengantin), serta masih adanya adanya kesempatan untuk melestarikan puisi lisan palebohu.
Peran Tokoh Perempuan dalam Upaya Konservasi Alam di Taman Nasional Tesso Nilo dalam Novel Rahasisa Pelangi Karya Riawani Elyta dan Shabrina Ws (Kajian Ekofeminisme) Savina K. Nganro; Sitti Rachmi Masie; Herman Didipu
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 2, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.893 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v2i1.10687

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peran tokoh perempuan dalam upaya konservasi alam.Perempuan dan alam memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan antara keduanya. Hakikatnya perempuan memiliki peran yang dominan seperti memelihara hewan peliharaan dan juga merawat tanaman seperti bunga dan sebagainya. Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah peran tokoh perempuan dalam upaya konservasi alam di Taman Nasional Tesso Nilo dalam Novel Rahasia Pelangi karya Riawani Elyta dan Shabrina Ws. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran tokoh perempuan dalam melestarikan dan melindungi alam dan habitatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif analisis.Teori yang digunakan adalah teori Ekofeminisme. Hasil penelitian terdapat dua tokoh perempuan yang memiliki peran terhadap konservasi alam tetapi melalui cara yang berbeda. Tokoh pertama berperan berperan secara langsung dalam upaya konservasi alam sedangkan tokoh kedua berperan secara tidak langsung yaitu melalui sosialisasi kerusakan alam dan solusinya.
inventarisasi cerita rakyat terbentuknya desa-desa di kecamatan paleleh kabupaten buol megawati u karim; Ellyana Hinta; Herman Didipu
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.473 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v2i2.12942

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah : (a) apasajakah jenis cerita rakyat terbentuknya desa-desa di Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol ? (b) bagaimanakah struktur cerita rakyat terbentuknya desa-desa di Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol ?. Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan (a) apasajakah jenis cerita rakyat terbentuknya desa-desa di Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol, (b) bagaimanakah struktur cerita rakyat terbentuknya desa-desa di Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan metode yang digunakan adalah metode kualitatif.Hasil penelitian cerita rakyat terbentuknya desa-desa di Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol menunjukan (1) jenis cerita rakyat terbentuknya desa-desa di Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol, (2) Struktur cerita rakyat terbentuknya desa-desa di Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat terhadap cerita rakyat di daerah mereka masing-masing.
Model Growth Mindset dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Anak Sitti Rachmi Masie; Sayama Malabar; Herman Didipu
JENTERA: Jurnal Kajian Sastra Vol 11, No 1 (2022): Jentera: Jurnal Kajian Sastra
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jentera.v11i1.4801

Abstract

The purpose of this study was to describe the growth mindset model in improving children's story writing. Writing children's stories is part of the learning process to develop literary skills with mastery of language. This type of research is development research, qualitative descriptive method. The method of data collection was carried out by interviewing, documenting, and compiling products to be tested on students and teachers. The research subject is at one school, namely SDIT in Gorontalo City. The results show that writing stories using the growth mindset model can increase students' writing of children's stories. The interest of students in writing is because the guide model includes various types of exercises in creating ideas through positive stories, writing creatively and revealing the wisdom of stories, so that they can retell the contents of the story. AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model growth mindset dalam meningkatkan menulis cerita anak. Menulis cerita anak adalah bagian dari proses pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan bersastra dengan penguasaan bahasa. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi, dan penyusunan produk untuk diujicobakan pada peserta didik dan guru.  Subjek penelitian pada satu sekolah yaitu SDIT di Kota Gorontalo.  Hasilnya menunjukkan bahwa  menulis cerita dengan menggunakan model growth mindset dapat meningkatkan peserta didik menulis cerita anak. Ketertarikan peserta didik dalam menulis dikarenakan model panduannya mencantumkan beragam jenis latihan dalam menciptakan ide melalui kisah positif, menulis kreatif dan mengungkapkan  hikmah cerita, sehingga dapat  menceritakan kembali  isi cerita.