cover
Contact Name
Mikha Agus Widiyanto
Contact Email
jurnalteologipraktika@gmail.com
Phone
+628115422254
Journal Mail Official
jurnalteologipraktika@gmail.com
Editorial Address
Jl. Stadion RT. 12 Kel. Loa Ipuh, Kec. Tenggarong, Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Location
Kab. kutai kartanegara,
Kalimantan timur
INDONESIA
Jurnal Teologi Praktika
ISSN : 27228908     EISSN : 27228916     DOI : 10.51465
Jurnal Teologi Praktika adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh STT Tenggarong. Jurnal Teologi Praktika mempublikasikan artikel ilmiah dalam bidang praktika baik hasil penelitian lapangan maupun kajian konseptual yang berkaitan dengan teologi praktika. Jurnal ini terbuka untuk penulis dari akademisi, praktisi, mahasiswa yang relevan dengan lingkup jurnal ini dengan rasio minimum 60% eksternal dan maksimum 40% internal STT Tenggarong. Jurnal ini terbit dua kali dalam 1 tahun yaitu bulan Juni dan Desember. Lingkup jurnal ini adalah: 1. Pendidikan Kristen (Gereja, Sekolah, dan Keluarga) 2. Pastoral (Pastoral umum, pastoral pemuda, pastoral konseling) 3. Kepemimpinan Kristen 4. Manajemen Gereja 5. Misi dan Penginjilan
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 79 Documents
Peranan Penatalayanan Administrasi Bagi Efektivitas Pelayanan Gembala Jemaat Matius Julianes; Barthomius K Jiu; Mikha Agus Widiyanto
Jurnal Teologi Praktika Vol 1, No 1 (2020): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51465/jtp.v1i1.10

Abstract

Administration stewardship needs to be organized and managed properly. The availability of administrative data is very helpful for pastors in planning and designing pastoral care services, so as to support the realization of effective pastoral care services. This research aimed to examine the role of administrative stewardship for the effectiveness of the ministry of pastors. This research used a correlational method. The results showed that there was a positive and significant role of administrative stewardship for the ministry of the pastor effectiveness. Good stewardship administration with the availability of data that can be accessed easily and quickly, making pastoral care effective
Berbagai Pendekatan Komunikasi Lintas Budaya Bagi Masyarakat Dayak Harming Harming
Jurnal Teologi Praktika Vol 2, No 1 (2021): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51465/jtp.v2i1.27

Abstract

This paper discusses various approaches to cross-cultural communication. This study focuses on Christian communication where this communication model is slightly different from communication in general. Christian communication focuses on discussion of gospel truths conveyed across cultures. In communicating, obstacles often occur due to differences in characteristics, language, perceptions, physicality and culture. If these obstacles are not managed properly, they will cause conflict and have an impact on a person's life and society. The method I use is library research, which is to express ideas and ideas by analyzing various library sources. The analysis process is carried out by means of literature study, namely collecting sources in the form of journals related to cross-cultural communication and books on communication so that an overview is found related to the topics discussed. The results found are various cross-cultural communication approaches that can be used, including the Interpersonal communication approach; approach theory, Contextual Theory.
Pengajaran Mengenai Puasa Menurut Yesaya 58:1-12 Florence Farida; Ester Ester
Jurnal Teologi Praktika Vol 1, No 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51465/jtp.v1i2.16

Abstract

Abstract:The purpose of the research is to find out the Bible teaching about fasting, especially in the book of Isaiah 58:1-12, and its implications for the practice of Christian fasting today. The research used was a qualitative research method of literature study by analyzing the texts of the Book of Isaiah chapter 58: 1-12 and using descriptive hermeneutics method. The results of the analysis have implications for the fasting life of Christians today. It was found that Isaiah 58: 1-12 talks about the essence of fasting are seeking God, knowing God's way, doing what is right before God, obeying God, approaching God, humbling before God, and stopping from personal matters. Then it was found about the forms of fasting which are not desired and desired by God, and the right attitudes in doing fasting. Key Words: Teaching, Fasting Abstrak:Penelitian ini berujuan untuk menemukan pengajaran Alkitab, terutama di dalam kitab Yesaya    tentang puasa dan implikasinya terhadap praktik puasa kristiani pada masa kini. Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif literatur studi dengan menganalisa teks dari Kitab Yesaya pasal 58:1-12 dan menggunakan prinsip hermeneutik deskriptif. Hasil analisis berimplikasi pada kehidupan puasa orang Kristen pada masa kini. Didapati bahwa Yesaya 58:1-12 membicarakan tentang esensi kesalehan dari tindakan berpuasa adalah mencari Allah, mengenal jalan Allah, melakukan yang benar di hadapan Allah, taat kepada Allah, mendekat kepada Allah, merendahkan diri di hadapan Allah, dan berhenti dari urusan pribadi. Kemudian ditemukan tentang bentuk-bentuk puasa yang tidak dikehendaki dan dikehendaki Allah serta sikap-sikap yang benar dalam melakukan puasa. Didapati bahwa jika umat melakukan puasa sesuai dengan puasa yang Allah kehendaki, maka Allah memberikan berkat-berkatnya bagi umat. Kata Kunci: Pengajaran, Puasa
Peran Pastoral Konseling bagi Orang Tua dengan Anak Autis Yonas PAP
Jurnal Teologi Praktika Vol 1, No 1 (2020): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51465/jtp.v1i1.7

Abstract

Pastoral assistance provision is an effort to fulfill counselee needs by using religious resources. Family with children who have autism indicated paralysis in addition to stigma and suffering. Based on this reality, and the need for spiritual approach, giving reinforcement and changing old to new perspective correctly can foster hope for the family especially the parent. Indeed, when parents experience enlightenment in the form of the truth of Jesus 'words that arouse the parents' faith, change will occur significantly. Method used in this research is qualitative. The results of the study provide a concrete picture such as Jabez and women who experienced bleeding for 12 years. By the grace of the Lord Jesus, suffering is transformed into a calm soul and joy for being restored. Counseling pastoral approach reflects religious intervention, namely the truth of Christ and the power of His Word into the context of the reality of the parents' lives of autistic children.Pemberian pendampingan pastoral merupakan upaya pemenuhan kebutuhan konseli dengan menggunakan sumber-sumber religius. Keluarga dengan anak yang mengalami autistic terindikasi mengalami kelumpuhan selain stigma dan penderitaan. Atas dasar kenyataan ini, dan perlunya pendekatan spiritual, maka pemberian penguatan dan pengubahan perspektif lama kepada perspektif baru dengan benar dapat menumbuhkan asa bagi keluarga terutama orangtua anak. Sejatinya ketika orangtua mengalami pencerahan berupa kebenaran perkataan Yesus yang membangkitkan iman orangtua, perubahan akan terjadi secara signifikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif. Hasil kajian memberikan gambaran konkritnya seperti Yabes dan perempuan yang mengalami pendarahan selama 12 tahun. Oleh anugerah Tuhan Yesus, penderitaan diubahkan menjadi ketenangan jiwa dan sukacita karena dipulihkan. Pendekatan pastoral konseling mencerminkan intervensi religious, yakni kebenaran Kristus dan kuasa Firman-Nya ke dalam konteks realita hidup orangtua anak yang terkena autistic.
Mewujudkan Partisipasi Umat Dalam Liturgi Di Paroki Mbeling Dalam Semangat Sacrosantum Concilium Mathias Jebaru Adon
Jurnal Teologi Praktika Vol 2, No 1 (2021): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51465/jtp.v2i1.31

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengurai langkah pastoral untuk mewujudkan partisipasi aktif umat dalam liturgi di Paroki St. Antonius Mbeling-Manggarai NTT sebagaimana yang tertuang dalam Sacrosantum Concilium Vatikan II. Di Paroki Mbeling kehidupan liturgi mendapat tantangan yang hebat. Umat yang hadir dalam perayaan liturgi bersifat pasif. Hal ini disebabkan karena pemahaman liturgi yang kurang memadai. Berdasarkan hal tersebut studi mengingatkan pelaku pastoral Paroki Mbeling untuk kembali ke hakikat liturgi sebagai puncak dan sumber hidup orang Kristiani. Caranya dengan mengembalikan liturgi sebagai perayaan doa. Sebab semangat doa yang baik membangkitkan dinamisme liturgi. Metode penelitian yang digunakan adalah keterlibatan langsung dengan dinamika hidup umat. Melalui keterlibatan ini ditemukan langkah pastoral yang sesuai dengan konteks persoalan umat. Hasil penelitian ini berupa saran-saran pastoral yang dapat meningkatkan keterlibatan umat dalam perayaan liturgi. Tesis dasarnya liturgi sebagai perayaan bersama maka dituntut partisipasi aktif umat.
Pandangan Teologis Live Streaming Atau Zoom Sebagai Sarana Ibadah Bersama Di Masa Pandemi Covid 19 Suriawan Surna; Aji Suseno
Jurnal Teologi Praktika Vol 1, No 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51465/jtp.v1i2.18

Abstract

Covid 19 menyentuh natur dasar dari gereja yaitu persekutuan dan ibadah bersama yang dilaksanakan di bangunan gereja. Tidak dapat dipungkiri di Indonesia gereja identik dengan bangunan gereja dalam kehidupan beragama umat Kristen, namun di masa pandemi Covid 19 pertemuan ibadah bersama di bangunan gereja tidak dapat dilaksanakan khususnya di daerah zona merah Covid 19. Tujuan penelitian ini yang adalah mengetahui padangan teologis penggunaan media komunikasi sebagai sarana ibadah bersama sebagai pengganti sementara penggunaan bangunan gereja guna menghindari penularan Covid 19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode penelitian survey yang melibatkan 110 orang Kristen termasuk Katolik yang tersebar di wilayah DKI Jakarta dan di luar DKI Jakarta selama 31 Agustus sampai 5 September 2020.  AbstractCovid 19 touches the basic nature of the church, namely fellowship and collective worship held in church buildings. It is undeniable that in Indonesia, churches are identical to church buildings in Christian religious life, but during the Covid 19 pandemic, group worship meetings in church buildings could not be held, especially in the red zone of Covid 19. The purpose of this study is to find out the theological view of the use of communication media as a means of shared worship as a temporary substitute for the use of church buildings to avoid the spread of Covid 19. This study used qualitative methods and survey research methods involving 110 Christians including Catholics who were spread across the DKI Jakarta and outside DKI Jakarta from 31 August to 5 September 2020 
Eklesiologi Lumen Gentium Dan Implementasinya Dalam Misi Umat Montfortan Indonesia Di Kalimantan Barat Hubertus Herianto
Jurnal Teologi Praktika Vol 3, No 1 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51465/jtp.v3i1.51

Abstract

Pemahaman mengenai makna keberadaan Gereja di dunia senantiasa mengalami perubahan. Pembaharuan dan perubahan mendasar mengenai pemaknaan Gereja tampak jelas dalam Lumen Gentium. Menurut Lumen Gentium Gereja adalah sakramen atau tanda kehadiran nyata Kristus di dunia, sarana yang membawa orang pada keselamatan dan persatuan dengan Kristus, dan persekutuan umat Allah. Eklesiologi Lumen Gentium ini kemudian banyak direfleksikan dan diwujudnyatakan dalam pertumbuhan dan perkembangan Gereja pasca Konsili Vatikan II, termasuk oleh para Montfortan Indonesia. Salah satu model misi yang memiliki hubungan dengan gagasan eklesiologis Lumen Gentium ialah misi umat Montfortan di Kalimantan Barat. Relasi kedua hal inilah yang akan dikaji dalam tulisan ini. Fokus penulis ialah menguraikan bentuk-bentuk pengimplementasian eklesiologi Lumen Gentium dalam misi umat Montfortan Indonesia di Kalimantan Barat. Metode yang digunakan ialah pembacaan kritis atas misi umat yang dilaksanakan para Montfortan Indonesia di Kalimantan Barat sebagai upaya untuk menemukan bentuk-bentuk pengimplementasian eklesiologi Lumen Gentium. Berdasarkan kajian yang dilakukan, ditemukan bahwa misi umat Montfortan Indonesia di Kalimantan Barat mengimplementasikan gagasan eklesiologis Lumen Gentium secara penuh. Halnya mewujud dalam tiga hal berikut. Pertama, misi umat Montfortan Indonesia di Kalimantan Barat merupakan tanda nyata kehadiran Kristus dan Gereja-Nya di tengah umat. Kedua, misi umat misi umat Montfortan Indonesia merupakan sarana yang membawa umat pada persatuan mendalam dengan Kristus. Persatuan ini membuat mereka mampu mengalami Keselamatan. Ketiga, misi umat Montfortan Indonesia menjadi sarana yang mewujudkan persekutuan Umat Allah dalam Gereja. Keempat, pengimplementasian eklesiologi Lumen Gentium dalam misi umat Montfortan di Kalimantan Barat relevan untuk diterapkan manusia Indonesia dalam mewujudkan hidup bersama yang harmonis.
Hubungan Antara Tingkat Kesejahteraan Dengan Kinerja Gembala Sidang Di Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah Sintang Kalimantan Barat. Yuliono Evendi
Jurnal Teologi Praktika Vol 3, No 1 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51465/jtp.v3i1.56

Abstract

Setiap gembala sidang memiliki tugas yang sangat berat yaitu membuat gereja bertumbuh baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Seorang gembala sidang harus dapat menunjukkan kinerja pelayanannya.  Ia harus memastikan seluruh anggota jemaat yang dilayani sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi.  Seluruh orang percaya tersebut harus diajarkan dengan Firman Allah agar dapat mencapai kedewasaan secara rohani.  Selain daripada itu, seorang gembala sidang hendaknya selalu melakukan penginjilan kepada orang-orang yang belum percaya kepada Yesus.  Tujuannya adalah agar dapat memenangkan sebanyak mungkin orang.  Inilah kinerja pelayanan setiap gembala sidang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh seluruh anggota jemaat adalah memberikan dan meningkatkan kesejahteraan hidup gembala sidang tersebut.  Anggota jemaat harus bisa memenuhi kesejahteraan hidup keluarga gembala sidang.  Karena itu, seluruh jemaat diwajibkan untuk memberikan persembahan-persembahan yang terbaik untuk gereja.  Kinerja seorang gembala sidang tidak bisa terlepas dari tingkat kesejahteraan hidupnya.  Karena itu, gereja hendaknya berusaha untuk mencukupi segala keperluan dari gembala sidang tersebut.  Memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan hidup seorang gembala sidang bukanlah suatu yang duniawi, tetapi Allah telah menetapkannya, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Analisis Rendahnya Minat Jemaat dalam Ibadah Hari Minggu di Gereja Toraja Jemaat To’tallang Alferdi Alferdi; Leoni Patrisia
Jurnal Teologi Praktika Vol 3, No 1 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51465/jtp.v3i1.54

Abstract

Abstract:Worship should be interpreted as a place to surrender all aspects of life to Christ. By doing true worship, humans will have an encounter with God through His Word. Worship should also not be used as a formality, but it must be realized that when performing worship at that time there is also respect for Him who deserves it. However, this is different from what happened in the Toraja Church, the To'tallang congregation. Worship is no longer a necessity because most of them no longer participate in Sunday services. By using a descriptive qualitative method through a literature review and also a survey method with interviews, this is what the author will analyze, so that the cause of the low interest of the congregation in Sunday worship can be found. The factors causing the congregation's low interest in Sunday worship analyzed will be a benchmark for the church council to take every approach. Based on the research conducted, the authors found several factors that caused the congregation's low interest in Sunday worship, namely: some of them were no longer involved in Sunday worship because they had problems with other congregations, and even disagreed with the assembly, also that some of them so busy with worldly affairs that he forgets fellowship. Abstrak:Ibadah sudah seharusnya dimaknai sebagai wadah untuk menyerahkan seluruh aspek kehidupan kepada Kristus. Dengan melakukan ibadah yang benar manusia akan memiliki pengalaman perjumpaan dengan Allah melalui Firman-Nya. Ibadah juga hendaknya tidak dijadikan sebagai formalitas saja tetapi harus benar-benar dihayati bahwa ketika melakukan ibadah pada saat itu pula ada penghormatan yang dinaikkan kepada Dia yang layak menerimanya. Namun berbeda dengan kenyataan yang terjadi di Gereja Toraja jemaat To’tallang. Ibadah tidak lagi menjadi kebutuhan karena sebagian besar dari mereka tidak lagi ikut dalam ibadah-ibadah hari Minggu. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui kajian pustaka dan juga metode survey dengan wawancara hal itulah yang akan dianalisis oleh penulis, sehingga masalah rendahnya minat jemaat dalam ibadah hari Minggu bisa ditemukan penyebabnya. Faktor penyebab rendahnya minat jemaat dalam ibadah hari Minggu yang dianalisis akan menjadi patokan untuk bagi majelis gereja untuk melakukan setiap pendekatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menemukan beberapa faktor penyebab rendahnya minat jemaat dalam ibadah hari Minggu, yaitu: beberapa dari mereka yang tidak lagi terlibat dalam ibadah hari Minggu karena memiliki masalah dengan jemaat lain, dan bahkan tidak sependapat dengan majelis, juga bahwa sebagian dari mereka hanya sibuk dengan urusan duniawi sehingga melupakan persekutuan.
Spiritualitas Keugaharian: Sebagai Respons Terhadap Pola Hidup Hedonisme Di Era Digital Endang Sri Budi Astuti
Jurnal Teologi Praktika Vol 3, No 1 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51465/jtp.v3i1.41

Abstract

Abstract Religious Spirituality: as a response to the hedonistic lifestyle in the digital era. Life in this digital era has so many changes that occur because of the changing times caused by the very significant development of digital technology. Along with the rapid changes due to the development of digital technology, the life or lifestyle of Christian students has so also undergone many changes. The lifestyle adopted by most Christian students is no longer a life of simplicity but a lifestyle in a hedonistic culture. The lifestyle that a Christian student needs to implement is a modest lifestyle. Ugahari life is a life ini simplicity and according to need, not to splurge to reap praise. Jesus Christ has set an example for us to live in modesty. This journal was written with the aim of providing an understanding of the simple life as a Christian student and as God’s people by imitating Jesus Christ. The result that can be achieved from this writing is the lifestyle of Christian students. AbstrakSpiritualitas Keugaharian:   Sebagai Respons Terhadap Pola Hidup Hedonisme Di Era Digital. Pada kehidupan di era digital ini begitu banyak perubahan yang terjadi karena perubahan zaman yang disebabkan perkembangan teknologi digital yang sangat signifikan. Seiring pesatnya perubahan akibat perkembangan teknologi digital makan kehidupan atau gaya hidup mahasiswa Kristen juga mengalami banyak perubahan. Gaya hidup yang diterapkan oleh kebanyakan mahasiswa Kristen bukan lagi hidup dalam kesederhanaan melainkan gaya hidup dalam budaya hedonisme. Gaya hidup yang perlu diterapkan oleh seorang mahasiswa Kristen adalah gaya hidup ugahari. Hidup ugahari merupakan hidup dalam kesederhanaan serta rasa cukup. Memenuhi kehidupan sesuai kebutuhan bukan untuk berfoya-foya untuk menuai pujian. Yesus Kristus telah memberikan teladan bagi kita hidup dalam keugaharian. Jurnal ini ditulis dengan tujuan memberi pengertian tentang hidup ugahari sebagai seorang mahasiswa Kristen dan sebagai umat Allah dengan meneladani Yesus Kristus. Hasil yang dapat dicapai dari penulisan ini adalah pola hidup keugaharian mahasiswa Kristen.