cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Fitopatologi Indonesia
ISSN : 02157950     EISSN : 23392479     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Fitopatologi Indonesia (JFI) is an official publication owned by the Indonesian Phytopathology Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia). In 2010, JFI management was given to PFI Komda Bogor. Since then, JFI has been published 6 times (January, March, May, July, September, and November).
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 17 No 5 (2021)" : 6 Documents clear
Variasi Morfometri dan Patogenisitas Peronosclerospora spp. Penyebab Penyakit Bulai Jagung di Pulau Jawa, Indonesia Satriyo Restu Adhi; Fitri Widiantini; Endah Yulia
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 5 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.5.173-182

Abstract

Morphometric and Pathogenecity Variation of Peronosclerospora spp. The Causal Agent of Maize Downy Mildew in Java Island, Indonesia Downy mildew disease in maize caused by Peronosclerospora spp. has been reported to cause yield loss in several production centers in Java. This study aimed to determine the morphometric characteristics and pathogenicity of Peronosclerospora spp.. Ten strains of Peronosclerospora were collected from maize production center in Blitar (BLT), Kediri (KDR), Kediri 2 (KDR2), Klaten (KLT), Cianjur (CJR), Garut (GRT), Jatinangor Sumedang (JTN), Rancakalong Sumedang (RCG), Indramayu (IMY), and Sukabumi (SKB). Morphometric variation was determined using microscope by observing shape of conidium; measuring cell wall thickness, length of conidiophores, dimensions of conidia; and counting the number of branches. Differences in morphology and pathogenicity between strains was evidenced. Dendogram analysis based on morphometric characters differentiated strains of Peronosclerospora into 2 main clusters. One strain, KDR2 is in the same group and identical with reference strain P. philippinensis; while the others are in the same group and identical with reference strain P. maydis. Pathogenicity test showed that IMY strain caused the lowest disease incidence (8.33%) and KLT strain caused the highest disease incidence (47.92%).
Aktivitas Antagonistik Cendawan Endofit Asal Bunga Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) terhadap Fusarium sp. yang Menginfeksi Tanaman Cabai Noor Laili Aziza; Noorkomala Sari; Sofiya Irsalina
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 5 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.5.210-215

Abstract

Penyakit layu yang disebabkan oleh Fusarium spp. merupakan penyakit penting dalam budi daya cabai. Salah satu cara potensial untuk mengendalikan penyakit tanaman ialah menggunakan agens hayati seperti cendawan endofit dari tanaman obat. Bawang dayak termasuk tanaman obat yang bersifat antibakteri, anticendawan, antiinflamasi, dan antioksidan. Penelitian bertujuan menentukan aktivitas antagonistik cendawan endofit yang berasal dari bunga bawang dayak terhadap cendawan patogen Fusarium spp. Sebanyak tujuh belas isolat cendawan endofit berhasil diperoleh dari bunga bawang dayak, yaitu isolat EnA, EnB, EnC, EnD, EnE, EnF, EnG, EnH, EnI, EnJ, EnK, EnL, EnM, EnN, EnO, EnP, dan EnQ. Lima dari tujuh belas isolat, yaitu EnA, EnF, EnI, EnJ, dan EnK digunakan untuk uji antagonisme terhadap Fusarium spp. dengan metode dual kultur. Penghambatan pertumbuhan koloni Fusarium spp. yang disebabkan oleh isolat EnA, EnF, EnI, EnJ, dan EnK berturut-turut sebesar 67.6%, 53.15%, 77.25%, 70,42% dan 67.1%.
Asap Cair Sebagai Pemacu Pertumbuhan dan Ketahanan Tanaman Pisang terhadap Ralstonia syzygii subsp. celebesensis Muhammad Evan Nurrahmawan; Giyanto; Abdjad Asih Nawangsih; Erina Sulistiani
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 5 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.5.183-194

Abstract

Bibit pisang hasil kultur jaringan diketahui rentan terhadap cekaman pada awal pertumbuhan di lapangan. Pra-pengondisian bibit menggunakan agens priming dilaporkan meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tanaman. Asap cair tempurung kelapa dilaporkan mampu memacu pertumbuhan dan menginduksi ketahanan tanaman. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi pengaruh asap cair asal tempurung kelapa terhadap pertumbuhan dan aktivitas enzim ketahanan pada plantlet pisang Cavendish pada fase induksi perakaran serta penekanan R. syzygii subsp. celebesensis secara in vitro. Tahapan penelitian mencakup uji fitotoksisitas asap cair, analisis pertumbuhan plantlet, analisis aktivitas enzim peroksidase dan polifenol oksidase, isolasi R. syzygii subsp. celebesensis, dan uji toksisitas asap cair terhadap R. syzygii subsp. celebesensis secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan asap cair pada konsentrasi ≥ 1.5% bersifat fitotoksik dengan gejala meliputi klorosis, nekrosis, terbentuk lendir dan kematian plantlet. Perlakuan asap cair pada konsentrasi ≤ 1% tidak bersifat fitotoksik, bahkan peningkatan pertumbuhan plantlet optimum ditunjukkan pada perlakuan asap cair 0.1%. Perlakuan asap cair menyebabkan peningkatan aktivitas enzim ketahanan pada 2, 4 dan 6 hari setelah tanam (HST), tetapi menurun pada 30 HST. Selain itu, asap cair bersifat antibakteri melalui terbentuknya zona hambat dan menyebabkan penurunan nilai kerapatan sel R. syzygii subsp. celebesensis. Penelitian ini menunjukkan potensi teknik priming untuk pengendalian penyakit darah pisang terutama pada bibit pisang hasil kultur jaringan.
Kesehatan Benih Kedelai Hasil Produksi Kelompok Tani di Wonogiri Ramadhani Yovita Hapsari Hapsari
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 5 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.5.203-209

Abstract

Infeksi cendawan terbawa benih menjadi salah satu kendala yang membatasi produksi kedelai. Studi dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan benih kedelai hasil produksi petani yang menjadi sumber benih bagi sebagian besar petani di Kabupaten Wonogiri. Percobaan dilakukan mengikuti rancangan faktorial acak lengkap dengan dua faktor perlakuan, yaitu asal benih (Desa Genuk, Suru, dan Sumberejo) dan perlakuan benih (dengan disinfektan dan tanpa disinfektan). Metode pengujian benih menggunakan blotter test yang dimodifikasi. Identifikasi cendawan terbawa benih dilakukan berdasarkan karakter morfologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih asal Desa Sumberejo memiliki tingkat perkecambahan normal yang memenuhi syarat sebagai sumber benih. Akan tetapi, benih kedelai asal produksi mandiri petani di Wonogiri belum layak dijadikan sebagai sumber benih sehat. Benih asal Desa Suru dan Desa Genuk terinfeksi dan terkontaminasi oleh Aspergillus niger dan A. flavus dengan persentase infeksi rata-rata 90%. Kedua cendawan tersebut mendominasi infeksi dan kontaminasi benih kedelai. Penggunaan disinfektan mampu menekan infeksi dan kontaminasi Aspergillus spp.
Perlakuan Benih dengan Pestisida, Bubur Bordo dan Agens Hayati untuk Penekanan Penyakit Terbawa Rimpang Jahe Setyowati Retno Djiwanti; Sri Rahayuningsih
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 5 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.5.195-202

Abstract

Penyakit puru akar yang disebabkan oleh nematoda dan busuk rimpang karena infeksi berbagai patogen banyak dijumpai pada rimpang jahe. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh beberapa perlakuan benih terhadap penekanan kerusakan rimpang yang disebabkan oleh penyakit tersebut. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak kelompok dengan 7 perlakuan rimpang, masing-masing diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan rimpang jahe sebelum tanam terdiri atas perendaman dalam pestisida 1.5% (campuran streptomisin sulfat dan benomil), bubur Bordo (1% dan 2%), rizobakteri 10% (Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae) selama 24 jam; serta pelapisan dengan tepung karbosulfan ST (500 g untuk 4 kg rimpang) dan formula talk Fusarium non-patogenik (NP) (500 g untuk 4 kg rimpang). Rimpang jahe yang sudah diberi perlakuan ditanam pada medium tanam steril yang terdiri atas campuran tanah dan bubur Bordo 1% dan diamati sampai tanaman berumur 5 bulan. Perendaman rimpang dalam larutan pestisida dan formula rizobakteri, serta pelapisan rimpang dengan tepung karbosulfan ST dan formula Fusarium NP dapat menekan puru nematoda Meloidogyne dan busuk rimpang, serta umumnya menghasilkan viabilitas benih dan bobot segar dan atau bobot kering rimpang yang lebih baik. Kecuali bubur Bordo, empat perlakuan benih tersebut dapat dikembangkan untuk usaha penyediaan benih rimpang jahe sehat bermutu.
Cover Jurnal Fitopatologi Vol. 17 No. 5, September 2021 Sri Hendrastuti Hidayat
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 17 No 5 (2021)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.17.5.i

Abstract

This editorial contains the front cover, editorial page, and back cover of the Indonesian Journal of Phytopathology, Vol. 17 No. 5, September 2021

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 1 (2025): Maret 2025 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 6 (2024): November 2024 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 5 (2024): September 2024 Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024 Vol. 20 No. 3 (2024): Mei 2024 Vol. 20 No. 2 (2024): Maret 2024 Vol. 20 No. 1 (2024): Januari 2024 Vol 19 No 6 (2023): November 2023 Vol 19 No 5 (2023): September 2023 Vol. 19 No. 4 (2023): Juli 2023 Vol 19 No 4 (2023): Juli 2023 Vol 19 No 3 (2023): Mei 2023 Vol. 19 No. 2 (2023): Maret 2023 Vol 19 No 2 (2023): Maret 2023 Vol 19 No 1 (2023): Januari 2023 Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022 Vol. 18 No. 5 (2022): September 2022 Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022 Vol. 18 No. 3 (2022): Mei 2022 Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): Januari 2022 Vol 17 No 6 (2021) Vol 17 No 5 (2021) Vol 17 No 4 (2021) Vol 17 No 3 (2021) Vol 17 No 2 (2021) Vol 17 No 1 (2021) Vol 16 No 6 (2020) Vol. 16 No. 5 (2020) Vol 16 No 4 (2020) Vol. 16 No. 3 (2020) Vol 16 No 2 (2020) Vol 16 No 1 (2020) Vol 15 No 6 (2019) Vol 15 No 2 (2019) Vol 15 No 1 (2019) Vol 14 No 6 (2018) Vol 14 No 5 (2018) Vol 14 No 4 (2018) Vol. 14 No. 3 (2018) Vol. 14 No. 2 (2018) Vol. 14 No. 1 (2018) Vol 14 No 1 (2018) Vol. 13 No. 6 (2017) Vol. 13 No. 5 (2017) Vol 13 No 5 (2017) Vol 13 No 4 (2017) Vol. 13 No. 3 (2017) Vol. 13 No. 2 (2017) Vol. 13 No. 1 (2017) Vol 12 No 6 (2016) Vol 12 No 5 (2016) Vol 12 No 4 (2016) Vol 12 No 3 (2016) Vol 12 No 2 (2016) Vol 12 No 1 (2016) Vol 11 No 6 (2015) Vol 11 No 5 (2015) Vol 11 No 4 (2015) Vol 11 No 3 (2015) Vol 11 No 2 (2015) Vol 11 No 1 (2015) Vol 10 No 6 (2014) Vol 10 No 5 (2014) Vol 10 No 4 (2014) Vol 10 No 3 (2014) Vol 10 No 2 (2014) Vol 10 No 1 (2014) Vol 9 No 6 (2013) Vol 9 No 5 (2013) Vol 9 No 4 (2013) Vol 9 No 3 (2013) Vol 9 No 2 (2013) Vol 9 No 1 (2013) Vol 8 No 6 (2012) Vol 8 No 5 (2012) Vol 8 No 4 (2012) Vol. 8 No. 3 (2012) Vol. 8 No. 2 (2012) Vol. 8 No. 1 (2012) More Issue