cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Fitopatologi Indonesia
ISSN : 02157950     EISSN : 23392479     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Fitopatologi Indonesia (JFI) is an official publication owned by the Indonesian Phytopathology Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia). In 2010, JFI management was given to PFI Komda Bogor. Since then, JFI has been published 6 times (January, March, May, July, September, and November).
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 19 No 6 (2023): November 2023" : 6 Documents clear
Aktivitas Anticendawan Ekstrak Daun Alchornea cordifolia terhadap Aspergillus flavus Penyebab Busuk Umbi Ubi Jalar: Aktivitas Anticendawan Ekstrak Daun Alchornea cordifolia terhadap Aspergillus flavus Penyebab Busuk Umbi Ubi Jalar Enyiukwu, David; Amadioha, Anderson Chidi; Bassey, Inemesit Ndarake
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 19 No 6 (2023): November 2023
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.19.6.253-264

Abstract

Aktivitas Anticendawan Ekstrak Daun Alchornea cordifolia terhadap Aspergillus flavus Penyebab Busuk Umbi Ubi Jalar Kejadian busuk dan kontaminasi mikotoksin pada produk pertanian banyak terjadi di negara tropis. Aspergillus flavus adalah cendawan penghasil mikotoksin utama penyebab busuk pada umbi-umbian di negara bagian Abia, Nigeria. Konsumsi bahan makanan yang terkontaminasi mikotoksin menyumbang 25% penyakit manusia yang penting secara medis di Nigeria. Penelitian dilakukan untuk menilai aktivitas anticendawan ekstrak daun Alchornea cordifolia terhadap A. flavus—cendawan patogen penyebab busuk pada umbi ubi jalar yang disimpan—baik secara in vitro maupun in vivo. Isolat A. flavus dari umbi ubi jalar dengan gejala busuk digunakan pada uji patogenisitas untuk memastikan perannya sebagai patogen. Lima konsentrasi (100–500 mg mL-1) ekstrak daun A. cordifolia dengan pelarut metanol dan tiofanat-metil—fungisida standar—dievaluasi terhadap pertumbuhan cendawan dalam kultur in vitro dan perkembangan busuk yang disebabkan oleh patogen serta penyebarannya secara in vivo. Percobaan terdiri atas 7 perlakuan dan 3 ulangan yang disusun dalam rancangan acak lengkap. Penghambatan sebesar 56.38%–68.22% dan 67.245–80.01% ditunjukkan pada konsentrasi ekstrak daun A. cordifolia 100 mg mL-1 dan 500 mg mL-1 terhadap perkecambahan spora, sedangkan konsentrasi yang sama mengurangi perkembangan busuk sebesar 60% pada perlakuan kontrol menjadi berturut-turut 21.80% dan 12.10% (P<0.05) dibandingkan dengan fungisida standar, tiofanat-metil. Tanaman ini menunjukkan aktivitas antifungal yang kuat secara in vitro dan meminimalkan perkembangan pembusukan yang disebabkan oleh A. flavus secara in vivo.
Pathogenicity of Botryodiplodia theobromae on Sandalwood Stems and Its in Vitro Inhibition by Trichoderma spp. Wolagole, Sane; Simamora, Agnes Virginia; Hahuly, Mayavira Veronica
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 19 No 6 (2023): November 2023
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.19.6.238-245

Abstract

Penelitian dilaksanakan untuk menentukan patogenisitas Botryodiplodia theobromae dalam menginfeksi batang cendana dan menguji kemampuan 10 isolat Trichoderma spp. dalam menghambat pertumbuhan dua isolat B. theobromae secara in vitro. Uji patogenisitas dilakukan dengan menginokulasi potongan isolat B. theobromae pada batang cendana. Uji antagonis dilakukan menggunakan metode kultur ganda dengan 10 isolat Trichoderma spp. dan dua isolat B. Theobromae sebagai kombinasi perlakuan. Hasil uji patogenisitas membuktikan bahwa B. theobromae menyebabkan gejala penyakit dimulai pada hari ke 30 setelah inokulasi. Hasil uji antagonis menunjukkan bahwa isolat-isolat Trichoderma spp. mampu menghambat pertumbuhan dua isolat B. theobromae melalui antibiosis dan kompetisi. Penghambatan terbaik terhadap B. theobromae Bt01 dicapai oleh T. viride TVJKS (53.20%), sedangkan penghambatan terbaik terhadap B. theobromae Bt02 dicapai oleh T. hamatum THAK (53.26%).
Effectiveness of Nano Chitosan and Nano Silica to Suppress the Growth of Fusarium oxysporum, the Cause of Twisting Disease on Shallot Hersanti; Febrianti, Nisrina; Djaya, Luciana
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 19 No 6 (2023): November 2023
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.19.6.265-275

Abstract

Effectiveness of Nano Chitosan and Nano Silica to Suppress the Growth of Fusarium oxysporum, the Cause of Twisting Disease on Shallot Shallot twisting disease caused by Fusarium oxysporum f.sp. cepae is one of the major diseases on shallot. Alternative fungicides such as nano-sized chitosan and silica can be applied as environmentally friendly control methods. The objectives of this study were to evaluate the ability of a single or mixture of nano chitosan and nano silica to inhibit the in vitro growth of F. oxysporum and reduce the development of twisting disease on shallot plants, as well as to determine their effective concentrations. The in vitro test was arranged in a completely randomized design, while the in vivo test was arranged in a randomized complete block design with 10 treatments and three replications. The treatments were application of single nano chitosan at 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, single nano silica at 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, mixture of nano chitosan 50 ppm + nano silica 50 ppm, mixture of nano chitosan 100 ppm + nano silica 100 ppm, control, and 200 ppm of fungicide mancozeb 80%. The results showed that all treatments, compared to control, were able to suppress the in vitro growth of F. oxysporum colonies, as well as the disease development on shallot plants. Application of single nano chitosan at 100 ppm, and the mixture of nano chitosan at 100 ppm + nano silica 100 ppm caused the highest inhibition of the colony growth of F. oxysporum, which were 85.2% and 81.3% respectively, comparable to the application of mankozeb (83.5%). The mixture of nano chitosan at 100 ppm + nano silica 100 ppm was effective in suppressing the development of shallot twisting disease on shallot plants. The suppression was 56.3%, comparable to mankozeb which was 50.5%.
Antifungal and Antibacterial Activity of Essential Oils of Kaffir Citrus Fruit Peel Extract Against Important Pathogens of Citrus Plants Triasih, Unun; Ikarini, Imro’ah; Widyaningsih, Sri; Wicaksono, Rudi Cahyo
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 19 No 6 (2023): November 2023
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.19.6.246-252

Abstract

Penyakit utama tanaman jeruk yang disebabkan oleh cendawan dan bakteri dapat menghambat pertumbuhan tanaman sehingga berdampak terhadap penurunan produksi tanaman. Pengendalian yang diterapkan selama ini kebanyakan menggunakan pestisida kimia sintetis yang berpotensi memberi dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan. Minyak atsiri dari kulit buah jeruk purut (Citrus hystric) mempunyai kandungan senyawa yang berpotensi dalam menghambat pertumbuhan patogen pada tanaman jeruk. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antifungal dan antibakteri minyak atsiri kulit buah jeruk purut pada lima konsentrasi 0.5%, 1%, 2%, 3%, dan 5% terhadap patogen tanaman jeruk, yaitu Colletotrichum gloeosporioides, Fusarium oxysporum, dan Xanthomonas axonopodis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua konsentrasi minyak atsiri yang diujikan mempunyai daya hambat kategori rendah terhadap F. oxysporum, dan kategori sedang terhadap C. gloeosporioides. Pengujian terhadap X. axonopodis menunjukkan daya hambat kategori kuat untuk konsentrasi 3% dan 5%. Minyak atsiri kulit buah jeruk purut berpotensi sebagai antifungal dan antibakteri pada tanaman jeruk dan dapat digunakan sebagai teknologi alternatif pengendalian yang ramah lingkungan dan aman.
Morphometric Analysis of Chili Leaves with Yellow Curly Symptom Using Digital Image Processing Approach and Data Mining Algorithm Hasan, Asmar; Taufik, Muhammad; Bande, La Ode Santiaji; Khaeruni, Andi; Mallarangeng, Rahayu; Gusnawaty HS; Asniah; Syair; Rahman, Abdul
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 19 No 6 (2023): November 2023
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.19.6.231-237

Abstract

Gejala kuning keriting pada daun cabai umumnya disebabkan oleh infeksi Begomovirus. Daun tanaman terinfeksi tidak hanya mengalami perubahan warna sebagai indikator rusaknya klorofil tetapi juga mengalami perubahan morfologi bentuk. Penelitian ini bertujuan menguantifikasi gejala infeksi Begomovirus berdasarkan perubahan morfologi bentuk daun menggunakan pengolahan citra digital dan algoritma data mining yang akan memudahkan dalam pemantauan dan analisis perkembangan penyakit tanaman. Total 33 citra daun cabai rawit bergejala kuning keriting maupun tidak bergejala menjadi dataset penelitian ini. Citra daun cabai tersebut diolah dan diekstrak karakteristik bentuknya berupa circularity, aspect ratio, roundness, dan solidity menggunakan aplikasi Fiji-ImageJ. Selanjutnya dilakukan uji beda (uji-t), pengelompokan citra menggunakan algoritma Simple K-Means, dan evaluasi ketepatan hasil pengelompokan berdasarkan indeks ARI dan NMI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum ada perbedaan bentuk yang nyata antara daun bergejala dengan daun tidak bergejala. Daun cabai rawit bergejala kuning keriting memiliki rata-rata nilai aspect ratio dan solidity yang lebih kecil dibandingkan daun cabai tidak bergejala, sebaliknya memiliki rata-rata nilai circularity dan roundness yang lebih besar dibandingkan daun cabai tidak bergejala. Evaluasi ketepatan pengelompokan sampel daun cabai rawit bergejala maupun tidak bergejala berdasarkan indeks ARI dan NMI menghasilkan nilai terbaik untuk pengelompokkan ke dalam dua kelompok.
Cover Jurnal Fitopatologi Vol. 19 No. 6, November 2023: Cover Jurnal Fitopatologi Vol. 19 No. 6, November 2023 Editors Jurnal Fitopatologi Indonesia
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 19 No 6 (2023): November 2023
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.19.6.i

Abstract

This editorial contains the front cover, editorial page, and back cover of the Jurnal Fitopatologi Vol. 19 No. 6, November 2023

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2023 2023


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 1 (2025): Maret 2025 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 6 (2024): November 2024 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 5 (2024): September 2024 Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024 Vol. 20 No. 3 (2024): Mei 2024 Vol. 20 No. 2 (2024): Maret 2024 Vol. 20 No. 1 (2024): Januari 2024 Vol 19 No 6 (2023): November 2023 Vol 19 No 5 (2023): September 2023 Vol 19 No 4 (2023): Juli 2023 Vol. 19 No. 4 (2023): Juli 2023 Vol 19 No 3 (2023): Mei 2023 Vol 19 No 2 (2023): Maret 2023 Vol. 19 No. 2 (2023): Maret 2023 Vol 19 No 1 (2023): Januari 2023 Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022 Vol. 18 No. 5 (2022): September 2022 Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022 Vol. 18 No. 3 (2022): Mei 2022 Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): Januari 2022 Vol 17 No 6 (2021) Vol 17 No 5 (2021) Vol 17 No 4 (2021) Vol 17 No 3 (2021) Vol 17 No 2 (2021) Vol 17 No 1 (2021) Vol 16 No 6 (2020) Vol. 16 No. 5 (2020) Vol 16 No 4 (2020) Vol. 16 No. 3 (2020) Vol 16 No 2 (2020) Vol 16 No 1 (2020) Vol 15 No 6 (2019) Vol 15 No 2 (2019) Vol 15 No 1 (2019) Vol 14 No 6 (2018) Vol 14 No 5 (2018) Vol 14 No 4 (2018) Vol. 14 No. 3 (2018) Vol. 14 No. 2 (2018) Vol 14 No 1 (2018) Vol. 14 No. 1 (2018) Vol. 13 No. 6 (2017) Vol 13 No 5 (2017) Vol. 13 No. 5 (2017) Vol 13 No 4 (2017) Vol. 13 No. 3 (2017) Vol. 13 No. 2 (2017) Vol. 13 No. 1 (2017) Vol 12 No 6 (2016) Vol 12 No 5 (2016) Vol 12 No 4 (2016) Vol 12 No 3 (2016) Vol 12 No 2 (2016) Vol 12 No 1 (2016) Vol 11 No 6 (2015) Vol 11 No 5 (2015) Vol 11 No 4 (2015) Vol 11 No 3 (2015) Vol 11 No 2 (2015) Vol 11 No 1 (2015) Vol 10 No 6 (2014) Vol 10 No 5 (2014) Vol 10 No 4 (2014) Vol 10 No 3 (2014) Vol 10 No 2 (2014) Vol 10 No 1 (2014) Vol 9 No 6 (2013) Vol 9 No 5 (2013) Vol 9 No 4 (2013) Vol 9 No 3 (2013) Vol 9 No 2 (2013) Vol 9 No 1 (2013) Vol 8 No 6 (2012) Vol 8 No 5 (2012) Vol 8 No 4 (2012) Vol. 8 No. 3 (2012) Vol. 8 No. 2 (2012) Vol. 8 No. 1 (2012) More Issue