cover
Contact Name
M. Kamal
Contact Email
eduinsan75@gmail.com
Phone
+6282210210100
Journal Mail Official
eduinsan75@gmail.com
Editorial Address
Jl. Lintas Jambi Muara Bulian KM. 21 Kel. Pijoan Kec. Jambi Luar Kota Provinsi Jambi
Location
Kota jambi,
Jambi
INDONESIA
Jurnal Bina Ilmu Cendekia
ISSN : -     EISSN : 27223612     DOI : https://doi.org/10.46838/jbic.v1i1.1
Core Subject : Education,
Jurnal Bina Ilmu Cendekia yang bertujuan untuk memfasilitasi para siswa, guru, dosen, praktisi pendidikan dan peneliti untuk mempublikasikan karya ilmiah mereka baik berupa reveiw literasi, penelitian, pengabdian dalam bidang pendidikan, Teaching and Learning,Curriculum Development Learning Environments,Teacher Education,Educational Technology,Educational Developments
Articles 67 Documents
Strategi Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Melalui Model Problem Based Instruction Asrini
Jurnal Bina Ilmu Cendekia Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Bina Ilmu Cendekia
Publisher : MAN Insan Cendekia Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46838/jbic.v2i2.114

Abstract

Model pembelajaran dapat membantu peserta didik mendapatkan pembelajaran yang berkualitas. Beberapa pendapat mengenai model pembelajaran ini adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Sehingga model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran yang didukung dengan adanya teori psikologi dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasi pada pembelajaran di kelas dengan menyesuaikan kebutuhan siswa di kelas tersebut. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar,model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaankelas. Maka model pembelajaran merupakan suatu pola yang mengacu pada pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merencanakan pembelajaran sehingga guru dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan suatu informasi, ide, pengetahuan, keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan ide. Pembelajaran yang mendukung model Problem Based Instruction adalah kooperatif. Hal tersebut dapat terlihat dari langkah model Problem Based Instruction pada fase tiga yaitu membimbing pengalaman individual/kelompok. Penyelidikan yang dilakukan secara mandiri, berpasangan, atau dalam kelompok-kelompok penyelidikan kecil, merupakan inti dari Problem Based Instruction.
Kohesi Dan Koherensi Dalam Teks Bahasa Arab M. Kamal
Jurnal Bina Ilmu Cendekia Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Bina Ilmu Cendekia
Publisher : MAN Insan Cendekia Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46838/jbic.v2i2.115

Abstract

Wacana dalam konteks gramatikal adalah rangkaian kalimat yang serasi, yang menghubungkan proposisi satu dengan proposisi lain, kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. Istilah yang sering disebut adalah kohesi dan koherensi. Wacana yang baik selalu mengandung didalamnya kohesi dan koherensi. Kohesi merupakan keserasian hubungan unsur-unsur dalam wacana, sedangkan koherensi merupakan kepaduan wacana sehingga membawa ide tertentu yang dipahami oleh khalayak. Kata kohesi dan Koherensi merupakan transilerasi istilah dalam bahasa inggris yaitu cohesion dan coherence. Kedua istilah itu memang baru muncul dan hanya dipakai dalam pembicaraan mengenai analisis wacana. Dalam studi tata bahasa Arab, kedua istilah tersebut belumlah baku dan populer. Namun apabila diarahkan pada usaha analisis kohesi dan koherensi wacana/teks bahasa Arab, maka istilah fashal dan washal dianggap lebih mendekati. Washal adalah mengathafkan satu kalimat kepada kalimat lain dengan wawu, sedangkan Fashal adalah meninggalkan athaf yang demikian. Wajib washal di antara dua kalimat dalam tiga tempat, yaitu bila; 1) Kalimat kedua hendak disertakan kepada kalimat pertama dalam hukum i'rabnya, 2) Kedua kalimat sama-sama kalam khabar atau sama-sama kalam insya' dan bersesuaian maknanya dengan sempurna, 3) Kedua kalimat berbeda khabar dan insya'nya, dan bila di-fashal-kan akan menimbulkan kesalahfahaman yang menyalahi maksud semula. Dua kalimat atau lebih wajib difashalkan apabila dalam keadaan; kamaalul ittishaal, kamaalul inqitha', syibhu kamaalul ittishaal.
Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah Asniyati
Jurnal Bina Ilmu Cendekia Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Bina Ilmu Cendekia
Publisher : MAN Insan Cendekia Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46838/jbic.v2i2.116

Abstract

Manajemen Bebasis Sekolah memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah. Sekolah memiliki kewenangan dan tanggungjawab yang besar dalam mengelola sekolah lebih mandiri. Dengan kemandiriannya, sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program-program yang tentu saja lebih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan/potensi yang dimiliki. Dengan fleksibelitas/keluwesan-keluwesannya sekolah akan lebih lincah dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya sekolah secara optimal. Dengan partisivasi/pelibatan warga sekolah, rasa memiliki terhadap sekolah dapat ditingkatkan. Manajemen Berbasis Sekolah bertujuan maningkatkan kinerja sekolah melalui kewenangan dan tanggunmgjawab lebih besar kepada sekolah yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata pengelolaan sekolah yang lebih baik, yaitu partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas.
Teknik Penerapan Metode Umpan Balik Dalam Proses Pembelajaran Suardi
Jurnal Bina Ilmu Cendekia Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Bina Ilmu Cendekia
Publisher : MAN Insan Cendekia Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46838/jbic.v2i2.117

Abstract

INTERAKSI dalam proses pemebelajaran guru hendaknya menyampaikan atau mengalihkan pesan atau pengetahuan yang diyakini berguna bagi siswa dikemudian hari untuk dipelajari dan dipahami. Selain itu, dalam proses pemebelajaran, guru juga menyampaikan dengan cara efektif yang dapat dilakukan siswa untuk dapat memahami atau mempelajari materi yang disampaikan, serta memberikan umpan balik mengenai perkembangan proses pembelajaran yang dijalani siswa, dan diharapkan agar siswa dapat menyampaikan informasi kepada guru bahwa materi yang disampaikan guru, belum dapat difahami atau dimengerti, sehingga dapat dilakukan pengulangan proses belajar. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari cara pendidik mengajar dan peserta didik belajar, sebab baik tidaknya proses pembelajaran dapat dilihat dan dirasakan oleh pendidik dan peserta didik sendiri. Proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri peserta didik, menyangkut pengetahuan sikap dan keterampilan, dan juga didalam proses pembelajaran peserta didik harus menunjukan kegairahan belajar yang tinggi, semangat kerja yang besar dan percaya pada diri sendiri. Sebagai orang yang menginginkan keberhasilan dalam mengajar, guru selalu mempertahankan agar umpan balik selalu berlangsung dalam diri anak. Umpan balik itu tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga dalam bentuk mental yang selalu berproses untuk menyerap bahan pelajaran yang diberikan guru. Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri anak didik sebagai makhluk individual maupun kelompok dalam proses pembelajaran.
Linguistik Klasik Dan Modern M. Kamal; Siti Maria Ulfah
Jurnal Bina Ilmu Cendekia Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Bina Ilmu Cendekia
Publisher : MAN Insan Cendekia Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46838/jbic.v2i2.118

Abstract

Era perkembangan linguistik pada umumnya, telah mengenal berbagai metode bahasa, diantara yang popular adalah metode bahasa Tradisional dan metode Deskriptif. Aliran tradisional menganalisis bahasa sebagai terurai si “pelaku” dan “Tindakan” (actor and action). Ujaran dalam berbahasa dibagi menjadi beberapa unsur dan digolongkan pada jenis-jenis kata (parts of speech), Aliran Tradisionalisme menganalisis kalimat atas Subjek, prediket, objek, dan jenis kata yang mendukung subjek, prediket, objek. sehingga dikenal beberapa istilah seperti subject, predicate, gender, number, case, person, tense, mood. Aliran deskriptif ditandai dengan terbitnya buku Course de Linguistique General karya sarjana Swiss, Ferdinand de Saussure pada tahun 1916. Saussure untuk pertama kalinya memberikan tela'ah pada bahasa sebagai satu struktur, hingga pendekatannya ini sering disebut structural Linguistics. Ada tiga aliran yang sangat berpengaruh dalam studi bahasa pada masa ini, yaitu ; Pertama, المدرسة اللغوية البنيوية (Structural Linguistic), Kedua, مدرسة النحو التوليدي التحويلى (Transformational-Generatif Grammar), Ketiga, مدرسة القوالب (Tagmemic Analysis). Artikel ini akan memaparkan secara singkat mengenai perkembangan studi tata bahasa dari masa ke masa Perkembangan metode analisis bahasa ini dimulai sejak era klasik (Grik/Yunani) sampai pada era kebangkitan Eropa (antara abad XVIII s/d abad ke XIX).
Mazhab-Mazhab Sintaksis Bahasa Arab Nahwu (Basrah, Kufah, Bagdad, Andalusia, Mesir) M. Kamal
Jurnal Bina Ilmu Cendekia Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Bina Ilmu Cendekia
Publisher : MAN Insan Cendekia Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46838/jbic.v3i1.119

Abstract

Pada penciptaan awal ilmu tata bahasa Arab (nahwu) oleh Abul Aswad Ad-Dualy, istilah aliran atau mazhab belum begitu populer. Setelah munculnya gerakan studi bahasa di Kufah, maka istilah mazhab baru mulai disebut. Adapun mazhab-mazhab yang muncul sepanjang fase perkembangannya ini yaitu; mazhab Bashrah, mazhab Kufah, mazhab Bagdad, mazhab Andalusia, mazhab Mesir. Muhammad Tanthowy membagi sejarah perkembangan tata bahasa Arab (nahwu) dalam empat fase; 1) fase perkembangan dan pembentukan (Basrah), 2) fase kemunculan dan pertumbuhan (Basrah dan Kufah),  3) fase kedewasaan dan kesempurnaan (Basrah dan Kufah), dan 4) fase pembobotan dan numerasi dalam klasifikasi (Baghdad, Andalusia, dan Syam). Para ulama, sepakat bahwa pecahnya mazhab Baghdad merupakan garis pemisah antara ulama konservatif dan ulama modern di bidang nahwu. Tulisan ini akan membahas sejarah perkembangan mazhab tata bahasa Arab (nahwu) dengan berbagai karakteristiknya
Dinamika Nasionalisme Di Masa Pandemi Covid 19 Dan Di Era Revolusi 4.0 Tasya Denada; Thirza ayu nirmala; Ayu wulandari
Jurnal Bina Ilmu Cendekia Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Bina Ilmu Cendekia
Publisher : MAN Insan Cendekia Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46838/jbic.v2i2.106

Abstract

Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara atau paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Jika dikaitkan dengan masa pandemi Covid-19 saat ini, sikap kita yang menunjukkan rasa cinta Tanah Air dapat dibuktikan dengan cara berikut ini: Adanya kesadaran dan kedisiplinan masyarakat secara kolektif dalam mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker ketika keluar rumah, menghindari kerumuman, jaga jarak aman (physical distancing), cuci tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir atau hand sanitizer, dan mengonsumsi vitamin dan makanan yang bergizi. Teknologi 4.0 bisa jadi hal yang sangat menguntungkan. Syaratnya, tentu kita harus mengenalinya sehingga mampu memanfaatkannya secara maksimal. Disebutkan bahwa Teknologi 4.0 yang hadir dapat kita manfaatkan untuk mengambil alih pekerjaan manusia sehingga lebih ringan. Teknologi ini pun mampu menciptakan serta memfasilitasi pekerjaan-pekerjaan baru sehingga pada akhirnya juga bisa dioptimalkan untuk kepentingan pemiliknya juga untuk kepentingan semua orang.
PERAN PEMERINTAH TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI DEMOKRASI KEPADA MASYARAKAT (STUDI DESA SUMBERDADI, KECAMATAN TEGALDLIMO, KABUPATEN BANYUWANGI) Rinda Septia Ningrum
Jurnal Bina Ilmu Cendekia Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Bina Ilmu Cendekia
Publisher : MAN Insan Cendekia Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dimana kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat. Adapun, secara etimologis demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “kratos atau kratein” yang berarti kekuasaan atau berkuasa. Demokrasi dapat diartikan rakyat berkuasa atau “government or rule by the people” (pemerintahan oleh rakyat). Peran pemerintahan yang baik adalah landasan bagi penyusunan dan penerapan kebijakan negara yang demokratis dalam era globalisasi. Fenomena demokrasi ditandai dengan menguatnya kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah, sementara fenomena globalisasi ditandai dengan saling ketergantungan antar bangsa, terutama dalam pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi. Pemerintah sebelumnya memegang kuat kendali pemerintahan, cepat atau lambat mengalami pergeseran peran dari posisi yang serba mengatur ke posisi sebagai fasilitator. dapat disimpulkan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi, dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan rakyat memiliki peranan penting dalam aspek kehidupan bernegara. Oleh karena itu sangatlah penting bagi masyarakat untuk mengetahui tentang cara berkehidupan, berbangsa dan bernegara atau dengan kata lain berdemokrasi. Tanpa adanya kesadaran demokrasi, maka tingkat partisipasi politik masyarakat juga rendah yang dapat berdampak pada terhambatnya pembangunan nasional. Kesadaran demokrasi dapat diperoleh melalui beberapa hal. Fokus dari sebuah masyarakat demokratis adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan ikut serta bertanggung jawab yang dapat dilakukan dalam banyak bentuk, salah satunya melalui aktivitas dalam perkumpulan suatu peran pemerintah.
Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah di Dusun Krajan Desa Sembulung Kecamatan Cluring Wildatu Syarofah
Jurnal Bina Ilmu Cendekia Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Bina Ilmu Cendekia
Publisher : MAN Insan Cendekia Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46838/jbic.v2i2.108

Abstract

Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan program wajib belajar 12 tahun agar tercipta SDM yang berkualitas. Namun, partisipasi sekolah pada tingkat sekolah menengah perlu ditingkatkan agar angka putus sekolah dapat ditekan. Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih berarti, kehidupan yang berarti dapat dilakukan manusia dengan belajar. Belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna mengembangkan potensi yang dimiliki. Dengan demikian, jelaslah pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia secara keseluruhan. Setiap manusia berhak mendapatkan dan memperoleh pendidikan, baik pendidikan formal, informal, dan non formal. Akan tetapi di dalam kehidupan sehari-hari banyak anak yang tidak sekolah atau yang sebagaian putus di tengah jalan. Kondisi ini sangat miris mengingat pemerintah telah mengeluarkan dana yang cukup besar dalam bentuk biaya operasional sekolah (BOS). Program BOS ini memang disusun untuk mendukung program wajib belajar 9 tahun pada pendidikan tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Kenyataan ini sangat kontradiktif mengingat masih banyak anak-anak yang putus sekolah. Saran pemerintah desa lebih memperhatikan keberadaan anak putus sekolah yaitu dengan cara diadakannya penyuluhan tentang pentingnya pendidikan untuk bekal masa depan dan mencarikan jalan keluar permasalahan pada anak yang mengalami gangguan psikologi yaitu dengan cara mendatangkan ahli psikologi dan hendaknya orang tua lebih memberikan perhatian kepada anak-anaknya dan mengontrol pendidikan anak mereka serta sebaliknya anak yang putus sekolah diberikan pelatihan khusus untuk menambah keahlian meeka.
UPAYA KAMPOENG BATARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Jurnal Bina Ilmu Cendekia Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Bina Ilmu Cendekia
Publisher : MAN Insan Cendekia Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan: 1). Untuk mengetahui awal munculnya Kampoeng Batara. 2). Untuk mengetahui perekonomian masyarakat di Lingkungan Papring sebelum adanya Kampoeng Batara dan setelah adanya Kampoeng Batara. 3). Untuk mengetahui upaya Kampoeng Batara dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Papring. Dengan teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi (observasi), teknik wawancara (interview) dan dokumentasi. Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif menggunakan sampel total atau populasi sebagai obyek dari Kampoeng Batara. Dari hasil penelitian sebagai berikut: 1). Kampoeng Batara (Kampoeng Baca Taman Rimba) merupakan tempat edukasi bagi masyarakat Papring. Berdiri pada tanggal 10 Oktober 2015. Awal mulai berdirinya kegiatan yang diajarkan hanyalah membaca, menulis, menggambar, dan menghitung. Tetapi seiring berjalannya waktu banyak orang-orang tepelajar yang tidak hanya sekedar datang tetapi berperan penting juga dengan mengikuti kegiatan di Kampoeng Batara. 2). Perkembangan Kampoeng Batara, sebagai berikut: a). Bermula hanya bertujuan untuk memperkenalkan pontensi alam terhadap masyarakat sekitar di Lingkungan Papring. b). Mulai memperkenalkan Kampoeng Batara di media sosial dan mendapatkan respon yang baik terhadap masyarakat di luar daerah Papring. c). Menjadi tempat edukasi dalam bidang pendidikan maupun ekonomi, bahkan mejadi distribusi bagi pengrajin di Lingkungan Papring. d). Meningkatkan perekonomian masyarakat di Lingkungan Papring, Kecamatan Kalipuro, Kelurahan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi.