cover
Contact Name
Dr. Ir., Nurtati Soewarno, M.T
Contact Email
nurtati@itenas.ac.id
Phone
+6222-7272215
Journal Mail Official
terracotta@itenas.ac.id
Editorial Address
Tata Usaha Prodi Arsitektur Institut Teknologi Nasional Bandung - Itenas Gedung 17 Lantai 1 Jl. P.H.H. Mustofa No 23 Bandung - Jawa Barat 40124
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA
ISSN : -     EISSN : 27164667     DOI : https://doi.org/10.26760/terracotta
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA adalah Jurnal Ilmiah yang berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan pengembangan teknologi dalam bidang-bidang utama : Perancangan Arsitektur (gedung), Stuktur dan Konstruksi, Teknologi Bangunan, Perencanaan Kota dan Asitektur Kota, Perumahan dan Permukiman, serta Teori-Metoda dan Sejarah Arsitektur.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 3 (2023)" : 8 Documents clear
Identifikasi Gaya Art Deco Dalam Arsitektur Kolonial Kota Malang Sebagai Dasar Perancangan Gedung Perpustakaan Digital Adziim, Fajar Fatkhul; Rolalisasi, Andarita; Bintarjo, Benny
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v4i3.8681

Abstract

AbstrakKota Malang merupakan  kota terbesar kedua di jawa timur setelah kota Surabaya, hal ini tidak terlepas dari efek dibukanya jalur kereta api Surabaya – Malang pada tahun 1878. Lalu ditahun 1903, Belanda memberlakukan UU Desentralisasi yang membuat kota Malang resmi menjadi Kotamadya pada tanggal 1 April 1914. Dalam upaya mengembangkan kota, Pemerintah kotamadya Malang langsung menunjuk Thomas Karsten seorang arsitek dari Belanda untuk merancang tata kota Malang, Dari tahun 1917 sampai 1929, rencana ini dilaksanakan se (Mulyadi, Witjaksono, & Fathony, 2020)cara bertahap dari bouwplan I sampai bouwplan VIII. perkembangan arsitekturnya tidak terlepas dari pengaruh luas arsitektur kontemporer, yang pada saat itu di eropa berkembang dengan pesat bangunan bergaya Art Deco. Setelah sekian lama negara Indonesia merdeka, Ciri bangunan berkonsep Art Deco masih dapat dijumpai di sejumlah bangunan peninggalan kolonial, khususnya di kota Malang hingga saat ini. Kawasan heritage Kayutangan dijadikan oleh pemerintah kota sebagai kawasan wisata sejarah dengan berbagai bentuk bangunan yang dijadikan sajian utamanya.  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dari bangunan-bangunan peninggalan Belanda, khususnya dikota Malang, guna dijadikannya acuan penulis untuk menarik benang merah desain yang dapat diaplikasikan kedalam perancangan gedung perpustakaan digital kota Malang.
Pengaruh Desain Overhang Terhadap Efisiensi Energi Dan Kenyamanan Termal Pada Bangunan Seni Di Kota Medan Nasution, Aulia Muflih; Rambe, Yunita Syafitri
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v4i3.8783

Abstract

Fenomena beberapa tahun terakhir akibat adanya penipisan lapisan ozon dan reaksi gas rumah kaca menimbulkan kesadaran akan keberlanjutan dan efisiensi energi dalam arsitektur. Hal yang terjadi meningkatnya biaya energi dan kebutuhan untuk mengurangi dampak lingkungan dari bangunan. Bangunan-bangunan yang semakin berkembang merupakan yang paling banyak mengkonsumsi energi. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan efisiensi energi dalam bangunan. Tujuan Penelitian melakukan analisis terhadap pengaruh overhang atap pada bangunan terhadap pembayangan dan kenyamanan thermal pada bangunan seni di kota Medan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan data dan analisis terhadap hasil perancangan bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi bangunan yang memanjang ke arah utara selatan dapat mengurangi pemaparan panas matahari pada dinding bangunan yang tinggi. Pola massa bangunan yang disesuaikan dengan fungsi masing-masing bangunan dapat menciptakan sebuah ruang terbuka (open space) ditengah bangunan sekaligus comunal space tempat bersosialisasi dan pertumbuhan pada bangunan. Penggunaan tanaman sebagai buffer udara pada outdoor bangunan dan penggunaan overhang atap serta skylight pada bangunan dapat meningkatkan kenyamanan thermal pada bangunan seni.
’Arsitektur Monumental Sebagai Representasi Kultural’ Kasus Studi: Gedung Sate Muhammad, Thareq; Susanto, Basuki Dwi
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v4i3.9131

Abstract

Jika melihat fenomena mengenai perkembangan arsitektur yang ada terutama di Indonesia, dapat dilihat bahwa seiring berjalannya waktu, arsitektur di Indonesia mulai kehilangan identitas lokal terutama dalam konteks kultural. Studi ini membahas mengenai pentingnya sebuah arsitektur terutama arsitektur monumental yang memiliki representasi kultural di tempat didirikannya. Studi ini bertujuan untuk mempelajari arsitektur di Indonesia yang dapat merepresentasikan kultur setempat. Kasus studi berupa arsitektur Gedung Sate yang terletak di Bandung sebagai pusat pemerintahan Jawa Barat sebagai arsitektur monumental skala regional. Studi mengenai arsitektur monumental sebagai representasi kultural diharapkan dapat memberikan suatu citra atau identitas yang merepresentasikan budaya setempat.Teori yang digunakan dalam studi ini adalah teori mengenai citra kota oleh Kevin Lynch, teori citra kota Budihardjo, serta teori fungsi, bentuk, dan makna Salura untuk menelaah akulturasi konteks budaya pada bangunan Gedung Sate. Metode yang digunakan dalam menelusuri kasus studi ini adalah kualitatif dengan jenis studi deskriptif, analitik, dan interpretatif. Data diperoleh dari studi literatur jurnal dan beberapa buku yang berkaitan dengan kasus studi. Hasil studi menunjukkan bahwa Gedung Sate memberikan representasi kultur budaya Indonesia yang diambil dari konsep-konsep arsitektur nusantara khususnya Candi Jawa dengan ekspresi ragam akulturasi arsitektur yang menunjukkan bentuk pelingkup dengan ekspresi kultur/budaya lokal dapat merepresentasikan arsitektur nusantara
Identifikasi Ornamen Art Deco Pada Eksterior Gedung Merdeka Bandung Sulistiawan, Agung Prabowo; Rafi, Muhammad; Shafira D.A, Siti; Triadi S, Shafwan; Hadi, Muhammad Abdul
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v4i3.9968

Abstract

Cagar budaya adalah harta kekayaan budaya suatu bangsa yang menggambarkan pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang memiliki nilai penting bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat suatu bangsa. Cagar budaya dapat berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan yang perlu dikelola oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan kekayaan cagar budaya tersebut. Bangunan Gedung Merdeka yang berlokasi di pusat Kota Bandung menjadi salah satu bagian dari bentuk bangunan cagar budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ornamen Art Deco yang ada pada bangunan Gedung Merdeka. Tujuan penelitian  ini adalah untuk memperkuat eksistensi objek penelitian sebagai salah satu bagian dari warisan budaya yang dilindungi. Metode studi yang dilakukan untuk mengetahui sejarah, implementasi, dan perbedaan unsur cagar budaya adalah dengan mengumpulkan data primer dan sekunder serta observasi lapangan. Metode analisis yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif yang menyajikan hasil yang lebih mendalam dan menyeluruh mengenai bangunan cagar budaya yang diteliti. Hasil kajian menunjukan bahwa penerapan penerapan elemen-elemen art deco yang terdapat di berbagai bagian Gedung Merdeka menunjukkan keahlian dalam menggabungkan bentuk, hiasan, dan ciri khas gaya arsitektur, sehingga menciptakan bangunan yang menjadi ikon dan identitas khas Kota Bandung. Kajian ini dilakukan dengan harapan dapat bermanfaat menjadi pengetahuan dan  digunakan sebagai acuan bagi para arsitek, penggiat budaya, dan masyarakat luas dalam mengapresiasi serta melestarikan warisan budaya arsitektur Art Deco.
Evaluasi Pelestarian Arsitektur Museum Bahari Jakarta Sugian, Gregorius Vincent; Sombu, Alwin Suryono
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v4i3.8930

Abstract

Bangunan cagar budaya merupakan bagian dari cagar budaya yang menjadi identitas suatu bangsa. Oleh karena itu, bangunan cagar budaya wajib dilestarikan mutu dan juga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Museum Bahari menjadi salah satu bangunan cagar budaya signifikan yang berada di Kota Tua Jakarta yang dulunya merupakan gudang rempah-rempah Belanda di Indonesia. Sebagai bangunan cagar budaya, Museum Bahari masih terus dilestarikan sampai saat ini. Namun, melihat dari kondisi bangunan tersebut di masa kini, terdapat beberapa elemen arsitektur dari Museum Bahari yang mulai mengalami penurunan mutu dan beberapa elemen lainnya sudah tidak lagi mengandung nilai yang ada di masa lalu. Penelitian ini mengungkap berbagai macam elemen arsitektur signifikan dari museum Bahari yang mengandung nilai-nilai, dan tindakan pelestarian yang tepat untuk dilakukan menyesuaikan dengan kondisinya saat ini. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pelestarian terhadap elemen sudah dilakukan dengan benar, namun terdapat juga beberapa yang elemen yang memerlukan intervensi pelestarian yang lebih besar. Salah satu elemen arsitektural Museum Bahari yang penting untuk direstorasi adalah Kali Ciliwung di depan Museum Bahari yang dulunya menjadi satu-satunya akses masuk perahu-perahu yang membawa rempah-rempah. Kali Ciliwung depan museum ini bisa direstorasi kembali kondisinya seperti di masa lalu dan menjadi pendorong ekonomi dan potensi wisata baru bagi para turis.
Citra Perdagangan Informal di Simpang Tujuh Ulee Kareng Banda Aceh Putri, Aji Sofiana; Fadhil, Muhammad Naufal
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v4i3.9189

Abstract

Simpang Tujuh Ulee Kareng merupakan salah satu persimpangan yang cukup ramai di Kota Banda Aceh. Persimpangan ini memiliki aktifitas perdagangan informal yaitu street vendors di ketujuh ruas jalan yang bertemu, Jalan T. Iskandar – Cot Iri, Jalan Jurong Dagang, Jalan T. Iskandar – Simpang BPKP, Jalan Kebun Raja, Jalan Masjid Tuha, Jalan Lamreung, dan Jalan Lamgapang. Penelitian arsitektural ini bertujuan untuk menganalisis tipe dan tipologi street vendors yang hadir pada ketujuh ruas jalan dan merumuskan konsep citra visual perdagangan informal yang hadir di kawasan tersebut. Untuk menemukan citra visual, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui analisis visual hasil dokumentasi fotografi survey lapangan. Hasil analisis visual perdagangan informal pada ketujuh ruas jalan menunjukkan adanya tujuh citra yang berbeda. Citra tersebut dipengaruhi oleh tipe dan tipologi street vendors, seperti detached/unfixed, detached/semi-fixed, detached/fixed, adjacent/unfixed, adjacent/semi-fixed, dan adjacent/fixed. Citra perdagangan informal yang berbeda juga dipengaruhi oleh konteks kawasan seperti keberadaan pasar dan sentra kedai kopi.
Inovasi Perancangan Dalam Perspektif Islam Pada Karya Arsitektur Masjid Raya Pati, Jawa Tengah Utami, Utami
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v4i3.9204

Abstract

Seorang arsitek dalam melakukan proses perancangan harus berpikir kreatif untuk menghasilkan alternatif solusi perancangan yang inovatif. Dalam perspektif Islam, manusia harus menggunakan akal pikirannya dalam bertindak dan menerima sebuah informasi tidak boleh “Taqlid”, yaitu tanpa memahaminya tapi sekedar meniru atau cara berpikir dogmatis. Sebaliknya Islam mendorong berpikir inovatif dengan membuka pintu “Ijtihad”, yaitu penyelesaian permasalahan selama tidak bertentangan dengan Al Quran dan Hadist. Proses inovasi harus dilandasi ilmu, proses berpikir dan menggali permasalahan secara rasional dan bertanggung jawab, tidak subjektif. Prinsip berpikir inilah menjadi dasar arsitek melakukan eksplorasi dan inovasi desain. Penelitian ini mengupas arsitektur masjid Raya Pati, Jawa Tengah, yang merupakan hasil inovasi desain dengan mengacu nilai-nilai Islami. Masjid Raya Pati merupakan masjid inovatif dengan sentuhan arsitektur baru yang berbeda dengan kebanyakan arsitektur masjid pada jamannya. Metoda penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif - kualitatif, melalui pengumpulan dan analisis data rancangan bangunan masjid Raya Pati secara mendalam. Hal ini untuk memahami inovasi desain pada rancangan masjid tersebut. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa proses eksplorasi desain pada Masjid Raya Pati ini menghasilkan inovasi baru pada sebuah arsitektur masjid, baik bentuk maupun strukturnya namun tetap rasional. Islam membuka peluang eksplorasi gagasan desain inovatif untuk mencari sesuatu yang baru secara rasional dan bertanggung jawab dengan tetap memenuhi nilai-nilai Islami, etika dan norma-norma terhadap manusia maupun lingkungan.Kata kunci: Inovasi, Masjid, Perancangan, Perspektif Islam
Penerapan Langgam Arsitektur Indo-Eropa Pada Fasad Wendy’s Braga di Bandung Alfariza, Teuku Fathan; Anita, Juarni; Murtadho, Jabir; Prabowo, Eric; Erlangga, Fiddy
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v4i3.9975

Abstract

Bandung direncanakan sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda. Oleh karenanya hingga saat ini masih  terdapat banyak peninggalan Kolonial Belanda, salah satunya terdapat di sepanjang Jalan Braga. Braga merupakan salah satu jalan di kawasan pusat kota yang memiliki nilai historis dan telah ditetapkan sebagai kawasan Cagar Budaya. Salah satu bangunan yang memiliki nilai sejarah adalah Wendy’s Braga. Bangunan ini dibangun tahun 1918 sebagai showroom mobil perusahaan Fuchs en Rens, sekarang berubah fungsi menjadi Restoran Wendy’s. Bangunan ini memiliki langgam Indo-Eropa karena menggabungkan langgam arsitektur kolonial modern dengan arsitektur tropis. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi langgam Indo-Eropa pada fasad bangunan Wendy’s. Identifikasi bermanfaat untuk memperkuat eksistensi arsitektural sebagai bagian dari warisan budaya yang dilindungi. Metode studi yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui deskripsi sejarah bangunan Wendy’s dan implementasi unsur cagar budaya. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ornamen Indo-Eropa yang diterapkan berupa desain fasad bangunan simetris, garis-garis horizontal di atas kusen jendela dan pintu, serta atap miring sebagai adaptasi terhadap iklim tropis.

Page 1 of 1 | Total Record : 8