cover
Contact Name
Rika Puspita Sari MZ
Contact Email
rika_puspita@um-palembang.ac.id
Phone
+6282281007455
Journal Mail Official
jurnalediblefpump@gmail.com
Editorial Address
Jl. A. Yani 13 Ulu Palembang telp (0711)511731 email : edible@um-palembang.ac.id http://jurnal.um-palembang.ac.id/edible
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Edible : Jedb
ISSN : 23014199     EISSN : 24432113     DOI : https://doi.org/10.32502/jedb.v9i1
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Edible discusess the relust of agricultural research in the field of food science and technology. Jurnal ini membahas tentang hasil-hasil penelitian pertanian di bidang ilmu dan teknologi pangan, Seperti : Pasca Panen,Pengolahan Pangan, Rekayasa Pangan, Gizi Pangan , Mikrobiologi Pangan Serta Pangan lainnya yang belum disebutkan. Merupakan hasil dari penelitian dosen Fakultas Pertanian UM Palembang dan penulis dari luar Universitas Muhammadiyah Palembang.
Articles 106 Documents
DAYA TERIMA CUP CAKE SUBSTITUSI IKAN BANDENG DAN UBI JALAR KUNING Hartati, Yuli; Novelia, Anita; Terati, Terati; Purnamasari, Fajriah
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 9, No 1 (2020): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v9i1.3470

Abstract

Cup  cake merupakan salah satu makanan selingan yang disukai oleh anak-anak sampai dewasa. Sebagai makanan yang cukup digemari, maka cup cake dapat dijadikan sebagai makanan tambahan untuk anak gizi kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya terima cup cake dengan dengan substitusi ikan bandeng dan ubi jalar kuning.. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial. Formula yang dibuat ada 3 dengan komposisi ikan bandeng dan ubi jalar kuning Formula 1 (F1) : 50 % : 50 %; Formula 2 (F2) : 60 % : 40 %; Formula 3 (F3) : 70 % : 30 %. Panelis yang digunakan untuk menilai daya terima adalah panelis setengah terlatih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula yag paling disukai oleh panelis adalah formula 3 yang memiliki skor tertinggi pada rasa, aroma, warna dan tekstur. Komposisi ikan bandeng dan ubi jalar kuning sebanyak 70 % : 30 % mempengaruhi rasa, aroma, warna dan tekstur cup cake.
Pengaruh Penambahan Kacang Hijau (Vigna Radiata) Terhadap Karakteristik Organoleptik, Nilai Gizi dan Antioksidan Sari Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Sebagai Minuman Fungsional Nurlin, Nurlin; Tamrin, Tamrin; Hermanto, Hermanto
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 9, No 1 (2020): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v9i1.3453

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan sari kacang hijau terhadap organoleptik, nilai gizi dan aktivitas antioksidan minuman sari biji nangka. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yaitu terdiri dari 5 perlakuan perlakuan KO (biji nangka 100% : sari kacang hijau 0%), K1 (biji nangka 90% : sari kacang hijau 10%), K2 (biji nangka 80% : sari kacang hijau20%), K3 (biji nangka 70% : 30%), K4 (biji nangka 60% : sari kacang hijau 40%). Data dianalisis menggunakan Analysis of Variances (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan sari kacang hijau berpengaruh sangat nyata terhadap organoleptik aroma, warna, dan rasa berpengaruh nyata terhadap organoleptik rasa pada perlakuan K0 dan K4 diperoleh nilai untuk aroma 3,56 (suka), rasa 4,39(suka), dan warna 4,61 (sangat suka). Serta analisis kandungan gizi meliputi Kadar protein  2,53 %,  glukosa 19,82 %, viskositas 6,60 cp dan aktivitas antioksidan IC50219,45. Berdasarkan SNI bahwa produk minuman sari biji nangka dengan penambahan sari kacang hijau belum memenuhi standar untuk kadar glukosa maksimum 5%.
MEMPELAJARI PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUNGA KECOMBRANG (Nicolaia spesiosa Horan) SEBAGAI PENGAWET ALAMI TERHADAP DAYA SIMPAN BAKSO IKAN GABUS Yusuf, M.Handhi; Dasir, Dasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 3, No 1 (2014): EDIBLE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v3i1.144

Abstract

This research aims to study the effect of adding flour to the shelf life of flowers kecombrang cork fish balls. This study was conducted in laboratory of the Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Palembang in April 2014 through the month of December 2014. This study used a randomized block design (RAK) are arranged in a non fakorial with 5 (five) factors that repeated treatment as much as 5 (five) times. The level of treatment factor adding interest kecombrang flour used in this study are: T0 (Addition kecombrang flour 0,00%), T1 (addition of flour kecombrang 1.00%), T2 (addition of flour kecombrang 2.00%), T3 (The addition of flour kecombrang 3.00%) and, T4 (addition of flour kecombrang4.00%). Based on the results of measurements of water content and protein content meatballs before and after 5 days of storage showed that the concentration of flour kecombrang interest as a natural preservative very significant effect on the moisture content and protein content meatballs before and after 5 days of storage. The highest water levels before 5 days of storage are in treatment T4 (adding flour kecombrang interest 4.00%) with an average value of 68.054% and the lowest on the T0 (adding flour kecombrang interest 0,00%) with an average value of 66 , 269%. The highest water levels after 5 days of storage are on the T0 (adding flour kecombrang interest 0,00%) with an average value of 73.219% and the lowest in treatment T4 (adding flour kecombrang interest 4.00%) with an average value of 72.539 %. The highest protein content before 5 days of storage are in treatment T4 (adding flour kecombrang interest 4.00%) with an average value of 12.32% and the lowest on the T0 (adding interest flour kecombrang 0.00%) with a mean value average 12.02%. The highest protein content after 5 days of storage are in treatment T4 (adding flour kecombrang interest 4.00%) with an average value of 11.62% and the lowest on the T0 (adding interest flour kecombrang 0.00%) with a mean value average 9.19%. Organoleptic taste, flavor, color and elasticity retributions cork fish balls before and after storage on average preferably at T4 treatment (adding flour kecombrang interest 4.00%).
APLIKASI BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) SEBAGAI PENGAWET CUKO PEMPEK Dasir, Dasir; Yani, Ade Vera; Isnaim, M
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 10, No 1 (2021): Edible : Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v10i1.3642

Abstract

Kerusakan bahan pangan dapat dicegah atau dihambat dengan  bahan pengawet baik, bahan pengawet alami maupun pengawet buatan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok  non faktorial, dengan faktor  penambahan ekstrak buah mahkota dewa (D) terdiri 6 tingkatan (0, 5, 10, 15 dan 20 ml) per 500 ml dan empat kali ulangan. Pengamatan terhadap pH dan total asam dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan selama 25 hari. Analisis mikrobiologis dengan uji TPC (Total Plate Count) setelah penyimpanan 25 hari. Sedangkan uji organoleptik meliputi aroma dan rasa menggunakan metode uji segi tiga (triangle test) terhadap cuko pempek dilakukan setelah penyimpanan 25 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan ekstrak tepung buah mahkota dewa berpengaruh tidak nyata terhadap nilai pH dan total asam cuko pempek sebelum disimpan, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap pH, total asam dan total mikroba (TPC) cuko pempek setelah dismpan 25 hari.  pH tertinggi 4,53 dan total asam terendah 0,753 % terdapat pada D5.Total mikroba terendah pada perlakuan D5 dengan nilai rata-rata 0,83 x 102 sel/g. Penambahan ekstrak tepung buah mahkota dewa berbeda tidak nyata dengan cuko pempek pembanding yaitu tanpa penambahan bahan pengawet alami.
PEMBUATAN KOMPON KARET DENGAN MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI MANUFACTUREOF RUBBER COMPOUND WITH NATURAL DYES ADDITION Rahmaniar, Rahmaniar; Rejo, Amin; Priyanto, Gatot; Hamzah, Basuni
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 3, No 1 (2014): EDIBLE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v3i1.149

Abstract

Pembuatan kompon karet agar dihasilkan barang jadi karet yang layak digunakan terlebih dulu karet mentah dicampur dengan bahan kimia lainnya seperti bahan pengisi, bahan pelunak dan bahan pewarna. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi optimal variasi bahan pewarna alami dan mengkaji karakteristik kompon karet yang dihasilkan.Penelitian dan pengujian laboratorium dilaksanakan di Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembangdan PT. Kobe Internasional Mandiri Bandung. Penelitian ini menggunakan konsentrasi pewarna 5 phr dan 4 (empat) variasi pewarna yaitu Formula A : Tepung kulit manggis, Formula B : Tepung kunyit, Formula C : Tepung kayu secang dan Formula D : Pewarna sintetis sebagai kontrol. Parameter yang diamati modulus (%), ketahanan usang dengan parameter Kekerasan, Shore A, tegangan putus, kg/cm2), modulus %, perpanjangan putus (%),parameter ketahanan retak lentur dan analisa warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan yang baik adalah formula C : Tepung kayu secang dengan hasil uji Modulus sebesar 29%, Ketahanan usang untuk parameter kekerasan 43 shore A, tegangangan putus :171kg/cm2 , modulus : 29%, perpanjangan putus : 943%, , ketahanan retak lentur menunjukkan kompon karet tidak retak dan hasil tingkat kecerahan warna ?L* : 15,0, ?a* : -15,4 dan ?b* : 26,74.
PENGARUH PENAMBAHAN NATRIUM BIKARBONAT (NAHCO3) TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN SENSORIS PEMPEK Zakaria, Alfin; Alhanannasir, Alhanannasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 4, No 1 (2015): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v4i1.470

Abstract

Penambahan natrium bikarbonat (NaHCO3) dalam pembuatan pempek berpengaruh sangat nyata terhadap analisis kimia Pempek yaitu kadar protein dan kadar air., nilai kadar air dan kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan P6 dengan nilai kadar air 66,62% dan kadar protein 13,72%. Untuk uji fisik natrium bikarbonat (NaHCO3) berpengaruh sangat nyata terhadap volume pengembangan, daya serap cuko, dan tingkat kekenyalan pempek. Volume pengembangan, tingkat kekenyalan, uji daya serap cuko tertinggi pada perlakuan P6 dengan nilai rata-rata 72,39%, 457,95 gf, 5,06%. Hasil sensoris menggunakan uji hedonik berpengaruh nyata terhadap aroma, rasa dan warna. Untuk aroma dan rasa tertinggi pada perlakuan P4 yaitu 4,12 (kriteria disukai) dan 4,20 (kriteria disukai), serta warna pada perlakuan P1 yaitu 4,36 (kriteria disukai). Untuk perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan P6 (penambahan natrium bikarbonat (NaHCO3) 1% dari berat ikan gabus).
MEMPELAJARI KARAKTERISTIK MUTU DODOL RUMPUT LAUT ( Eucheuma cottoni ) Wibowo, Niki Agung; Dasir, Dasir; Yani, Ade Vera
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 4, No 1 (2015): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v4i1.475

Abstract

Pengolahan rumput laut untuk meningkatkan daya gunanya yaitu dengan diversifikasi produk dengan mengolahnya menjadi dodol rumput laut. Rumput laut (Eucheuma cottoni) dalam pengolahan dodol berfungsi untuk meningkatkan daya simpan dodol dan tekstur dodol menjadi lebih lunak dan kaya akan serat terutama serat larut air. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbandingan antara tepung beras dan rumput laut terhadap mutu dodol rumput laut (Eucheuma cottoni). Penelitian ini Alhamdulillah telah dilaksanakan di laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang dan di laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya pada bulan Mei 2015 sampai dengan bulan Agustus 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara non Faktorial dengan faktor perbandingan tepung beras dan rumput laut (Eucheuma cottoni) yang terdiri dari empat tingkat faktor perlakuan yaitu F1 (40% tepung beras : 60% rumput laut), F2 (50% tepung beras : 50% rumput laut), F3 (60% tepung beras : 40% rumput laut), F4 (70% tepung beras : 30% rumput laut) serta diulang sebanyak empat kali. Adapun parameter yang diamati dalam penelitian ini yaitu, untuk analisis kimia meliputi kadar gula total, uji fisik meliputi kekenyalan, sedangkan untuk uji inderawi meliputi rasa menggunakan uji pembanding jamak.
PENGARUH BLANSIR DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP TEPUNG TEMPE YANG DIHASILKAN Rahmatullah, Dian Agung; Dasir, Dasir; Murtado, A.D.
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 1, No 1 (2012): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v1i1.480

Abstract

Tempe merupakan produk fermentasi yang tidak dapat bertahan lama. Tempe difermentasikan oleh kapang Rhizophus sp. Setelah terjadi proses fermentasi, nilai gizi protein tempe meningkat karena terjadinya pembebasan asam amino oleh aktifitas enzim proteolitik dari tempe. Permasalahannya dalam pemanfaatan tempe sebaga bahan pangan adalah sifatnya yang mudah rusak dan hanya bertahan sampai 2 hari penyimpanan. Untuk itu perlu dilakukan diversifikasi tempe menjadi produk yang tahan lama dan mudah disubtitusi ke bahan makanan lainnya untuk meningkatkan proteinnya dengan cara merubah tempe menjadi tepung tempe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Blansir dan Lama Pengeringan terhadap Tepung Tempe yang dihasilkan. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial terdiri dari sembilan perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Masing-masing perlakuan adalah Blansir selama 3 menit, 5 menit, 7 menit dan lama pengeringan 6 jam, 8 jam dan 10 jam. Parameter yang diamati dalam penelitian terdiri dari analisis kimia meliputi kadar protein, kadar air dan kadar abu, sedangkan organoleptik terdiri dari warna dan aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa blansir berpengaruh sangat nyata terhadap kadar protein dan kadar air tepung tempe, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap kadar abu. Lama pengeringan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar protein, kadar air dan kadar abu tepung tempe. Interaksi blansir dan lama pengeringan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar protein dan berpengaruh nyata terhadap kadar abu, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap kadar abu tepung tempe.Penilaian organoleptik menunjukkan bahwa blansir dan lama pengeringan berpengaruh nyata terhadap warna dan aroma tepung tempe. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa interaksi perlakuan B1L3 (7 menit dan lama pengeringan 10 jam) menghasilkan tepung tempe terbaik dengan kadar protein (37,918g/100g), kadar air (11,750%), kadar abu (2,318%), warna (3,49) dan aroma (3,33) dengan kriteria disukai.
MEMPELAJARI PENGARUH PERBANDINGAN BUAH PEPAYA DAN KELOPAK ROSELA SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN SAUS “CASELA” Putra, Adhe Dharma; Muchsiri, Mukhtarudin; Yani, Ade Vera
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 1, No 1 (2012): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v1i1.485

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan buah pepaya dan kelopak rosela sebagai bahan baku pembuatan saus “casela”. Metode penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok yang disusun secara non faktorial terdiri dari enam tingkat faktor perlakuan dan diuji sebanyak empat kali. Dengan masing-masing perlakuan adalah R0 (100% buah pepaya dan 0% kelopak rosela), R1 (90% buah pepaya dan 10% kelopak rosela), R2 (80% buah pepaya dan 20% kelopak rosela), R3 (70% buah pepaya dan 30% kelopak rosela), R4 (60% buah pepaya dan 40% kelopak rosela) dan R5 (50% buah pepaya dan 50% kelopak rosela). Parameter yang diamati terdiri dari analisis kimia meliputi kadar air dan kadar vitamin C, uji fisik yaitu tingkat kekentalan. Sedangkan uji organoleptik terdiri dari rasa, warna, dan aroma. Hasil penelitian, bahwa perbandingan buah pepaya dan kelopak rosela berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, kadar vitamin C dan tingkat kekentalan. Penilaian uji organoleptik menunjukkan bahwa perbandingan buah pepaya dan kelopak rosela berpengaruh nyata terhadap rasa, warna, dan aroma saus “casela”. Perlakuan R2 menghasilkan saus “casela” terbaik dengan kadar air (60,109%), kadar vitamin C (12,135mg/100g), tingkat kekentalan (15,30cPs), rasa (3,95), warna (4,14) dan aroma (3,69) dengan kriteria agak disukai sampai disukai oleh panelis.
STUDI PERBANDINGAN JUMLAH IKAN LELE DAN KULIT PISANG PADA PEMBUATAN KERUPUK “LEKUPI” Herawati, Yeni; Dasir, Dasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v2i1.490

Abstract

This study aimed to study the ratio of a banana skin and catfish on making crackers "lekupi". This research has been held in Laboratory Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Palembang in October 2012 to February 2013. This research used Randomized Block Design (RBD), which compiled non-factorial consisting of four combinations of treatment and repeated five times, with each treatment factor P1 (50% banana skin: catfish, 10%: 40% starch), P2 treatment (40% banana skin: catfish, 20%: 40% starch), treatment P3 (20% banana skin: catfish, 40%: 40% starch), and P4 treatment (10% banana skin: catfish 50%: 40% starch). Parameters observed for chemical analysis covering the water content and protein content. While organoleptic include flavor and color to the hedonic test and the level of crispness to the rank test and physical test includes volume expansion. The results showed that the ratio of the number of catfish and banana peels are very real effect on the moisture content, protein content and volume expansion. Assessment of organoleptic test showed that the ratio of the number of catfish and banana peels significantly affect the flavor, color and crispness Crackers "Lekupi". The results showed that treatment of P4 has the lowest water content (10.617%), the highest protein content (14.74%), and highest volume expansion (6.253 x 100%). While in treatment P1 has the highest water content (12.405%), the lowest protein content (5.04%) and the lowest volume expansion (3.212%). In organoleptic treatment P2 has color, and flavor with the highest level of preference with the average value of 3.75 (criterion rather liked), 3.66 (criterion rather liked). Meanwhile, highest level of crispness found in P4 treatment with an average value of 1.42 (the criteria are very crisp at all).

Page 7 of 11 | Total Record : 106