cover
Contact Name
Rika Puspita Sari MZ
Contact Email
rika_puspita@um-palembang.ac.id
Phone
+6282281007455
Journal Mail Official
jurnalediblefpump@gmail.com
Editorial Address
Jl. A. Yani 13 Ulu Palembang telp (0711)511731 email : edible@um-palembang.ac.id http://jurnal.um-palembang.ac.id/edible
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Edible : Jedb
ISSN : 23014199     EISSN : 24432113     DOI : https://doi.org/10.32502/jedb.v9i1
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Edible discusess the relust of agricultural research in the field of food science and technology. Jurnal ini membahas tentang hasil-hasil penelitian pertanian di bidang ilmu dan teknologi pangan, Seperti : Pasca Panen,Pengolahan Pangan, Rekayasa Pangan, Gizi Pangan , Mikrobiologi Pangan Serta Pangan lainnya yang belum disebutkan. Merupakan hasil dari penelitian dosen Fakultas Pertanian UM Palembang dan penulis dari luar Universitas Muhammadiyah Palembang.
Articles 106 Documents
STUDI PEMBUATAN KUAH LAKSAN INSTAN DENGAN PERBANDINGAN BUBUK SANTAN DAN UDANG REBON SUNGAI Oktarini, Dwi; Suyatno, Suyatno; Yani, Ade Vera
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 6, No 1 (2017): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v6i1.631

Abstract

This Study of Making Instant Laksan Soup by Coconut Milk and the Powder of River Small Shrimp Comparison", using Completely Randomized Design (RAL) which were arranged in nonfactorial with coconut milk and the powder of river small shrimp comparison treatment factor with five levels factor treatment and repeated 4 (four) times. The parameters were observed in this study, includes chemical analysis of water content, fat content and protein content. Organoleptic tests include aroma, flavor, and color. The highest water content is in F0 treatment (coconut milk 60%: the powder of river small shrimp 0%) with an average value of 4.45%. The highest fat content contained in F0 treatment (60% coconut milk: the powder of river small shrimp 0%) with an average value of 2.74%. The highest protein content in F4 treatment (40% coconut milk: the powder of river small shrimp 20%). The value of the highest pleasure levels of instant laksan soup color was found in the F0 treatment (60% coconut milk: the powder of river small shrimp 0%) with an average value of 4.26 (preferred criteria). The value of the highest pleasure levels of instant laksan soup aroma was found in the F2 treatment (coconut milk 50%: the powder of river small shrimp 10%) with an average value of 4.13 (preferred criteria). The value of the highest pleasure levels of instant laksan soup flavor was found in F2 treatment (50% coconut milk: the powder of river small shrimp 10%) with an average value of 4.04 (preferred criteria).
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI ITIK PEGAGAN SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Hasan Hery; Kiki Yuliati; Hasbi Hasbi; Gatot Priyanto; Meisji Liana Sari
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 5, No 1 (2016): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v5i1.636

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk menyusun strategi pengembangan agroindustri berbasis itik Pegagan sebagai komoditas unggulan daerah. Ternak Itik Pegagan merupakan plasma nutfah lokal yang memiliki prospek untuk dikembangkan. Namun hingga saat ini jika dilihat dari populasinya justru ada kecendrungan menurun. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT untuk penentuan alternatif strategi pengembangan Agroindustri Itik Pegagan, kemudian untuk penetapan prioritas strategi menggunakan QSPM. Hasil penelitian diperoleh strategi terpilih yaitu revitalisasi sistem perbibitan rakyat oleh pemerintah daerah di sentra ternak itik Pegagan yang berbasis sumber daya lokal melalui regulasi dan penerapan teknologi tepat guna.
PENGARUH BAHAN PELAPIS (Edible Coating) DAN KETEBALAN KEMASAN TERHADAP UMUR SIMPAN PEMPEK IKAN PARANG-PARANG DALAM KEMASAN VACUM Elfaini, Yessi; Domonita, Heni
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 5, No 1 (2016): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v5i1.641

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan pelapis (edible coating) dan ketebalan kemasan terhadap umur simpan pempek ikan parang-parang dalam kemasan vacuum. Penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang dan Balai Riset dan Standarisasi Industri Palembang pada bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Mei 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara fakorial dengan faktor perlakuan bahan pelapis (edible coating) dan ketebalan kemasan yang terdiri dari enam kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah analisis kimia meliputi analisis kadar protein, kadar air dan uji visual. Sedangkan uji organoleptik meliputi warna, bau dan kerenyahan dengan mengunakan uji pembanding jamak. Perlakuan jenis bahan pelapis (edible coating) berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air dan kadar protein pempek ikan parang-parang setelah penyimpanan 12 hari. Perlakuan ketebalan kemasan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air dan kadar protein pempek ikan parang-parang setelah penyimpanan 12 hari. Interaksi perlakuan bahan pelapis (edible coating) dan ketebalan kemasan berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air dan kadar protein pempek ikan parang-parang setelah penyimpanan 12 hari. Interaksi perlakuan bahan pelapis (edible coating) dan ketebalan kemasan berpengaruh nyata terhadap sifat organoleptik warna, bau dan kerenyahan pempek ikan parang-parang setelah penyimpanan 12 hari.
KARAKTERISTIK KIMIA, FISIKA DAN INDRAWI SURIMI IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus L.) DENGAN JENIS DAN WAKTU PENYIMPANAN DINGIN Suyatno, Suyatno; Dasir, Dasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 7, No 1 (2018): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v7i1.1652

Abstract

ABSTRACT Surimi is a semi-finished product that can be processed into several advanced products as pempek, kamaboko, chikuwa whose specification demands splinting (spingines). The study aimed to study changes in chemical, physical and sensory characteristics of surimi  mujair fish (Oreochromis mossambicus L.) due to the effect of old and cold storage types. The research method used is Split Plot design. The first factor (main plot) is a type of cold storage (P), ie: P1 uses a freezer and P2 uses Ice. The second factor (plot) is the storage period (W), ie: W0 = 0 days, W1 = 3 days, W2 = 6 days, and W3 = 9 days. The results showed the lowest water content, highest protein content, highest pH and lowest EMC power were found in P1W0 interaction (freezer storage type and 0 day storage) with an average value of 76.38%. 16.92%, 6.67 and 13.84% respectively. The highest surge rate value for surimi color on P1W3 (type of freezer storage and 9 day storage) with an average value of 3.95, the aroma of P1W0 interaction with an average value of 3.40 and the highest preferred level of the level of elasticity is in the interaction P1W0 with an average value of 0.39 (chewy criteria). ABSTRAK Surimi merupakan produk setengah jadi yang dapat diolah menjadi bebrapa produk lanjutan seperti pempek, kamaboko, chikuwa yang spesifikasinya menuntut kelenturan (spingines). Penelitian bertujuan untuk mempelajari perubahan karakteristik kimia, fisika dan inderawi surimi ikan mujair (Oreochromis mossambicus L.) akibat pengaruh lama dan jenis penyimpanan dingin. Metode penelitian yang digunakan adalah  Rancangan Petak Terbagi  (Split Plot design). Faktor Perlakuan utama adalah jenis penyimpanan dingin (P), yaitu : P1  menggunakan freezer  dan P2  menggunakan Es. Faktor kedua adalah lama pembekuan (W), yaitu : W0= 0 hari, W1=3 hari, W2 = 6 hari, dan W3=9 hari. Hasil penelitian menunjukkan kadar air terendah, kadar protein tertinggi,  pH tertinggi dan  daya EMC terendah terdapat pada  interaksi P1W0 (jenis penyimpanan freezer dan penyimpanan 0 hari) dengan nilai rata-rata 76,38%. 16,92%, 6,67  dan  13,84%. Nilai tingkat  kesukaan tertinggi terhadap warna surimi pada P1W3 (jenis penyimpanan freezer dan penyimpanan 9 hari) dengan nilai rata-rata 3,95, aroma pada interaksi P1W0 dengan nilai rata-rata 3,40 dan nilai tingkat  kesukaan tertinggi terhadap tingkat kekenyalan   terdapat  pada interaksi P1W0 dengan nilai rata-rata 0,39 (kriteria kenyal).
PERUBAHAN SIFAT KIMIA TEMPE KEDELAI HITAM DENGAN VARIASI PENAMBAHAN KECAMBAH DAN LAMA INKUBASI Istiqomah, Iis; Nurrahman, Nurrahman; Nurhidajah, Nurhidajah
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 8, No 1 (2019): Edible : Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v8i1.3448

Abstract

Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh penurunan fungsi sel-sel tubuh yang dapat dicegah dengan cara mengkonsumsi tempe yang merupakan makanan yang mengandung antioksidan tinggi. Keunggulan tempe adalah kandungan vitamin E dan senyawa antioksidannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecambah kedelai hitam dan inkubasi terhadap kadar serat, vitamin E dan aktivitas antioksidan tempe kedelai hitam. Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang digunakan dalam penelitian ini. Tahapan yang dilakukan kecambah kedelai hitam pada waktu perkecambahan selama 18 jam, pembuatan tempe penambahan kecambah kedelai hitam (0, 10, 20, 30 dan 40 persen) dan waktu inkubasi pembuatan tempe (30, 36 dan 42 jam) yang digunakan dalam penelitian. Pengujian yang dilakukan adalah sifat kimia (kadar serat kasar, vitamin E dan aktivitas antioksidan). Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara penambahan kecambah kedelai hitam dan waktu inkubasi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kadar vitamin E dan aktivitas antioksidan pada tempe, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar serat kasar. Perlakuan terbaik adalah penambahan 30 persen kecambah kedelai hitam dalam waktu inkubasi selama 36 jam.
Modifikasi dan Karakterisasi Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Termodifikasi HMT (Heat Moisture Treatment) Sardiman, Sardiman; Ansharullah, Ansharullah; Hermanto, Hermanto
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 9, No 1 (2020): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v9i1.3454

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik dan modifikasi tepung dengan menggunakan metode HMT (Heat Moisture Treatment). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak  Lengkap  (RAL) dua Faktorial, faktor pertama adalah suhu (T) dan faktor kedua adalah lama pemanasan (L), dengan suhu pemanasan (80oC, 85oC dan 90oC) dan lama pemanasan (3 Jam, 6 Jam dan 9 Jam). Analisis data menggunakan sidik ragam atau Analysis of Varian (ANOVA). Sifat fisik yang berpengaruh sangat nyata terhadap variabel pengamatan maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95% (? = 0,05). Hasil penelitian yang di peroleh menunjukkan bahwa perlakuan terbaik produk tepung biji nangka termodifikasi yaitu T2L2 (suhu 85oC dan lama pemanasan 6 jam) dengan rata-rata nilai fisik viskositas 24,24 cP, nilai swelling power sebesar 5,97 g/g, dan nilai solubility sebesar 1,11%. Nilai karakteristik kimia produk tepung biji nangka termodifikasi terpilih T2L2 (suhu 85oC dan lama pemanasan 6 jam) sesuai SNI tepung terigu badan standar nasional tahun 2009 dengan nilai kadar air (4,26%) dan nilai kadar protein (7,17%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa proses interaksi suhu dan lama modifikasi pada pembuatan tepung biji nangka termodifikasi HMT menurunkan nilai viskositas, meningkatkan nilai swelling power, dan meningkatkan nilai solubility. Selain itu menurunkan nilai kadar air, menurunkan nilai kadar abu, menurunkan nilai kadar lemak, menurunkan nilai kadar protein, namun meningkatkan nilai kadar karbohidrat.
KARAKTERISTIK KIMIA, FISIKA DAN ORGANOLEPTIK CUKO PEMPEK BUBUK DARI BERBAGAI FORMULASI GULA SEMUT DAN SUKROSA CHEMICAL, PHYSICAL, AND ORGANOLEPTIC OF CUKO PEMPEK POWDER FROM SUGAR ANTS AND SUCROSE FORMULATION Syukri, Alhanannasir Syukri; Suyatno, Suyatno; Handi, M. Tri Handi
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 3, No 1 (2014): EDIBLE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v3i1.145

Abstract

Sugar is an indispensable component in the manufacturing process cuko pempek, including in the manufacture of pempek cuko powder. This study aims to test the sugar ants and sucrose formulations against chemical properties, physical and organoleptic cuko pempek powder. This study used a randomized block design are arranged in a non fakorial formulation with treatment factors and sucrose sugar ants on making cuko pempek powder consisting of five factors and the treatment was repeated four times. Parameters observed in this study is the chemical analysis includes analysis of total sugar content and physical tests include viscosity and velocity soluble. As for organoleptic tests include flavor, color and scents cuko pempek powder by using multiple comparison test. Treatment formulation of sugar ants and sucrose on making cuko pempek powder very significant effect on the total sugar content and viscosity of soluble cuko pempek speed powder. Sugar content was highest in the treatment of C5 with an average value of 64.828%, the highest level of consistency found in the C1 treatment with an average value of 3.492 cPs and time is needed to dissolve the speed at which the C5 treatment 8.30 seconds. Multi-sensory test data flavor and scents, color cuko pempek powder obtained that treatment has treatment C1 sense of color, and aroma, no real different to the cuko pempek standard. Plural formulation test C1 has a flavor (37.50%), color (38.39%) and scents (46.43%), which is almost the same as the cuko pempek standard.
PENGARUH BERBAGAI FORMULASI SURIMI IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepsinus) TERHADAP KADAR PROTEIN DAN TEKSTUR PEMPEK Idealistuti, Idealistuti; Suyatno, Suyatno; Mutatauwi’ah, Mutatauwi’ah
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 10, No 1 (2021): Edible : Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v10i1.3643

Abstract

Salah satu komoditas ikan air tawar yang melimpah di Indonesia adalah lele Sangkuriang (Clarias gariepinus). Diversifikasi olahan ikan lele sangkuriang saat ini berkembang seiring dengan kenaikan produksinya. Ikan lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) berpotensi menjadi bahan baku surimi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh berbagai formulasi surimi ikan lele Sangkuriang (Clarias gariepsinus) terhadap kadar protein dan tekstur pempek yang dihasilkan, dengan metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara Non Faktorial dengan satu perlakuan berbagai formulasi surimi ikan lele Sangkuriang (Clarias gariepsinus) yang terdiri dari enam faktor dan diulang sebanyak empat kali. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah untuk uji kimia yaitu kadar protein dan uji fisik meliputi tekstur (kekenyalan) dengan uji Texture Profile Analysis (TPA). Data uji kimia dan uji fisik dihitung menggunakan analisis keragaman Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial. Hasil pengamatan kadar protein pada berkisar antara 3,69% hingga 6,27%. Hasil pengamatan tekstur (tingkat kekenyalan) pada pempek berkisar antara 275,7gf sampai 1038,7gf. Kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan L6 (surimi ikan lele sangkuriang 1,50 bagian dan tepung tapioka 1,00 bagian) dengan nilai rata-rata 6,27% dan kadar protein terendah pada perlakuan L1 (surimi ikan lele sangkuriang 0,25 bagian dan tepung tapioka 1,00 bagian) dengan nilai rata-rata 3,69%. Tekstur (kekenyalan) pempek tertinggi terdapat pada perlakuan L1 (surimi ikan lele sangkuriang 0,25 bagian dan tepung tapioka 1,00 bagian) dengan nilai rata-rata 1038,7gf dan tekstur (kekenyalan) pempek terendah pada perlakuan L6 (surimi ikan lele sangkuriang 1,50 bagian dan tepung tapioka 1,00 bagian) dengan nilai rata-rata 275,7gf.
UJI PERBANDINGAN EKSTRAK ASAM JAWA DAN JERUK KUNCI PADA PEMBUATAN CUKA PEMPEK Nurman, Nurman; Suyatno, Suyatno; Alhanannasir, Alhanannasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v2i1.518

Abstract

Panganan pempek selalu disajikan bersama saos berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko. Cuka pempek dibuat dari air yang didihkan, kemudian ditambahkan air gula, udang ebi, cabe rawit tumbuk, bawang putih dan garam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ekstrak asam jawa dan jeruk kunci pada pembuatan cuka pempek. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhamadiyah Palembang pada bulan September 2012 Sampai dengan april 2013. Dalam peneltian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara non faktorial dengan empat tingkat faktor perlakuan dan di ulang sebanyak lima kali. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah analisis kimia kadar vitamin C. Sedangkan uji indrawi meliputi rasa dan aroma. Perlakuan perbandingan ekstrak asam jawa dan jeruk kunci berpengaruh sangat nyata terhadap kadar vitamin C dan pH serta uji organoleptik berpengaruh nyata terhadap rasa dan aroma cuka pempek. Dari hasil penelitian kadar vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan A4 (ekstrak asam jawa 20% dan jeruk kunci 80% ) dengan nilai rata-rata 3,238 mg/100g dan pH tertinggi terdapat pada perlakuan A1 Sedangkan kadar Vitamin C terendah terdapat pada perlakuan A1 (ekstrak asam jawa 80% dan jeruk kunci 20% ) dengan nilai rata-rata 1,859 mg dan pH terendah terdapat pada perlakuan A4 (ekstrak asam jawa 20% dan jeruk kunci 80% ) dengan nilai rata-rata 4,44 mg. Hasil penelitian menunjukan Nilai tingkat kesukaan tertinggi terhadap rasa dan aroma cuka pempek terdapat pada perlakuan A4 (ekstrak asam jawa 20% dan jeruk kunci 80%) dengan nilai rata-rata 3,80 dan 3,64 (kriteria agak disukai). Sedangkan Nilai tingkat kesukaan terendah terhadap rasa dan aroma cuka pempek terdapat pada perlakuan A1 (ekstrak asam jawa 80% dan jeruk kunci 20%) dengan nilai rata-rata 3,10 (kriteria agak disukai). dan 2,99 (kriteria tidak disukai). Dalam pembuatan cuka pempek sebaiknya menggunakan perlakuan A4 (ekstrak asam jawa 20% dan jeruk kunci 80%). Perlakuan A4 menghasilkan cuka pempek yang disukai oleh panelis.
SUBSTITUSI PUTIH TELUR PADA PEMBUATAN PEMPEK LENJER IKAN GABUS Pujianto, Rohmat; Dasir, Dasir; Alhanannasir, Alhanannasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 4, No 1 (2015): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v4i1.471

Abstract

Substitusi Putih Telur Pada Pembuatan Pempk Lenjer Ikan Gabus. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan substitusi putih telur dengan daging ikan gabus yang tepat untuk memperoleh pempek lenjer yang terbaik. Penelitian ini telah dilaksakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang dan Balai Riset Penelitian (BARISTAN) palembang pada bulan Mei sampai bulan Agustus 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara non faktorial dengan faktor perlakuan persentase putih telur dan ikan gabus yang terdiri dari lima faktor perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali ulangan. Adapun parameter yang di amati untuk analisis kimia meliputi kadar protein dan kadar air, sedangkan untuk uji organoleptik menggunakan perbandingan jamak meliputi aroma, warna, rasa dan tekstur dengan uji hedonik, serta uji kekenyalan menggunakan uji sensorik, dan volume pengembangan menggunakan uji visik.Substitusi Putih Telur Pada Pembuatan Pempek Lenjer Ikan Gabus berpengaruh sangat nyata terhadap kadar protein dan kadar air. nilai tertinggi kadar protein terdapat pada perlakuan P4 dengan nilai 12,27 % sedangkan untuk nilai terendah terdapat pada perlakuan P0 dengan nilai 9,17 %. Sedangkan untuk kadar air nilai tertinggi terdapat pada perlakuan P0 dengan nilai 56,909 % sedangkan untuk nilai terendah terdapat pada perlakuan P4 dengan nilai 52,723 %. Untuk volume pengembangan berpengaruh sangat nyata Volume pengembangan tertinggi pada perlakuan P4 dengan nilai rata-rata 32,79 % dan nilai terendah pada perlakuan P0 dengan rata-rata 14,14%. Hasil organoleptik menggunakan uji hedonik terhadap aroma, rasa dan warna. Untuk aroma berpengaruh tidak nyatak maka tidak dilakukan uji conover. Rasa dan warna berpengaruh nyata maka dilakukan uji conover. Perlakuan P4 (60 % putih telur dan 00 % ikan gabus) dari hasil analisis kimia, uji visik, dan uji organoleptik P4 merupakan perlakuan yang terbaik.

Page 1 of 11 | Total Record : 106