cover
Contact Name
Rika Puspita Sari MZ
Contact Email
rika_puspita@um-palembang.ac.id
Phone
+6282281007455
Journal Mail Official
jurnalediblefpump@gmail.com
Editorial Address
Jl. A. Yani 13 Ulu Palembang telp (0711)511731 email : edible@um-palembang.ac.id http://jurnal.um-palembang.ac.id/edible
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Edible : Jedb
ISSN : 23014199     EISSN : 24432113     DOI : https://doi.org/10.32502/jedb.v9i1
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Edible discusess the relust of agricultural research in the field of food science and technology. Jurnal ini membahas tentang hasil-hasil penelitian pertanian di bidang ilmu dan teknologi pangan, Seperti : Pasca Panen,Pengolahan Pangan, Rekayasa Pangan, Gizi Pangan , Mikrobiologi Pangan Serta Pangan lainnya yang belum disebutkan. Merupakan hasil dari penelitian dosen Fakultas Pertanian UM Palembang dan penulis dari luar Universitas Muhammadiyah Palembang.
Articles 106 Documents
ORGANOLEPTICAL TEST OF BAKPAO PRODUCTION WITH MIXTURE PURPLE SWEET POTATO FLOUR AND WHEAT FLOUR
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 11, No 2 (2022): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v11i2.5934

Abstract

Purple sweet potato is a functional food that has an energy content of 123 calories and 0.94 grams of fat per 100 grams of material. In addition, purple sweet potato contains Beta-carotene which functions as a controller of the hormone melatonin, which has a role in the formation of endocrine hormones. Our research has a target to analyze the effect of a mixture of wheat flour and purple sweet potato flour on the organoleptic test of purple sweet potato buns. Our research was conducted at the Chemistry Laboratory of the Faculty of Agriculture, Muhammadiyah University of Palembang. This research used a randomized block design (RBD) arranged in a non-factorial manner with a comparative treatment aspect between purple sweet potato flour and wheat flour which consisted of five treatment components and was repeated three times. The parameters observed in this study were organoleptic tests including color, taste and aroma. Results of the study Organoleptic test results had a significant effect on the color, aroma and taste of the purple sweet potato buns produced. The highest values for color, aroma and taste were found in the T3 treatment (50% purple sweet potato flour and 50% wheat flour) with an average value of 4.25; 4.25 and 4.15
FORMULASI RASIO GULA SEMUT DAN GULA PASIR PADA PEMBUATAN CUKO PEMPEK INSTAN
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 11, No 1 (2022): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v11i1.6073

Abstract

Cuko pempek merupakan saus pelengkap saat menikmati produk pempek khas kota palembang, Sumatera Selatan. Namun, cuko pempek tidak praktis untuk dipasarkan dan memiliki umur simpan yang relatif pempek karena berwujud cairan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi rasio gula semut dan sukrosa terbaik dalam pembuatan cuko pempek instan. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok  (RAK) non faktorial dengan 5 perlakuan rasio gula semut dan gula pasir masing-masing yaitu 60% : 20% (C1), 50%: 30% (C2), 40%:40 % (C3), 30%: 50% (C4) dan 20%: 60% (C5) dengan 3 kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi viskositas dan kecepatan larut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rasio gula semut dan gula pasir  berpengaruh sangat nyata terhadap kekentalan dan kecepatan larut cuko pempek instan. Perlakuan C3 merupakan formulasi terbaik dan menghasilkan cuko pempek paling kental dengan nilai viskositas  tertinggi, yakni sebesar 2.923 cPs dan kecepatan larut mencapai 9.50 detik.
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU KIMIA BEKASAM IKAN NILA (Oreochromis niloticus) KERING
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 11, No 1 (2022): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v11i1.6074

Abstract

Bekasam merupakan makanan khas Provinsi Sumatera  Selatan, berupa olahan fermentasi  ikan secara spontan. Biasanya, fermentasi bekasam ikan menggunakan campuran  berupa  beras, nasi, atau singkong. Ikan nila merupakan salah satu ikan yang digemari oleh semua kalangan dan berpotensi diolah menjadi produk fermentasi. Suhu dan waktu merupakan faktor penting yang mempengaruhi fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama fermentasi terhadap kandungan protein dan kadar air bekasam ikan nila kering. Metode yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor 1 adalah suhu pengeringan yaitu  50oC (S1), 60 oC (S2) dan 70 oC (S3), sedangkan faktor 2 adalah lama pengeringan yaitu 12 jam (L1), 18 jam (L2) dan 24 Jam (L3). Parameter yang diamati  adalah kandungan protein dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan protein bekasam ikan nila kering yang tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan S3L3 (47.418 %), sedangkan kandungan protein terendah terdapat pada S1L1 (35.327 %). Sementara kandungan air tertinggi dan terendah masing-masing terdapat pada S1L1 (17.880 % b/b) dan S3L3 (10.663% b/b). hasil uji ANOVA menunjukkan  bahwa suhu pengeringan dan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap kandungan protein dan kadar air bekasam ikan nila yang dihasilkan.
PENINGKATAN UMUR SIMPAN CABAI MERAH KERITING DENGAN COATING LARUTAN GEL LIDAH BUAYA
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 11, No 1 (2022): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v11i1.6076

Abstract

Cabai merah keriting termasuk bahan pangan yang bersifat perishable food dan mudah mengalami kelayuan akibat respirasi dan transpirasi sehingga cenderung mudah rusak dan busuk.diperlukan teknologi pengolahan yang dapat mempertahankan kesegaran dan umur simpan cabai merah, salah satunya dengan coating senyawa yang mengandung antibakteri dan dapat membungkus atau menutup pori-pori bahan, seperti edible coating. Salah satunya gel lidah buaya.metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok non faktorial dengan 4 perlakuan yaitu tanpa coating lidah buaya (L0), 100% Gel lidah buaya (L1), 80% gel lidah buaya (L2) dan 60% gel lidah buaya (L3), kemudian simpan dalam kemasan plastik PE di suhu ruang selam 8 hari dengan 3 kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi uji kadar air, analisis vitamin C dan uji ranking tingkat kesegaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air terendah terdapat pada L3 yaitu 71,28% , sedangkan L0 sekitar 66,61 %.kadar vitamin C tertinggi terdapat pada perlakun L1 yaitu sebanyak 11,92% sedangkan L0 sebesar 4,47%. Konsentrasi gel lidah buaya sevbagai coating berpengaruh nyata terhadap tingkat kesegaran cabai merah keriting dengan tingkat kesegaran paling tinggi diperoleh pada perlakuan L1.
PENGARUH WAKTU SIMPAN DAN BERBAGAI JENIS MINYAK PADA PROSES PELUMURAN TERHADAP SIFAT KIMIA PEMPEK Cahyadi, Dimas Robi; Murtado, Asep Dodo; Alhanannasir, Alhanannasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 12, No 1 (2023): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v12i1.7355

Abstract

Pempek merupakan makanan tradisional khas kota palembang. Pempek merupakan produk olahan yang terbuat dari beberapa bahan pangan seperti tepung tapioka, daging ikan giling, air, garam, dan bumbu-bumbu lainnya bila diperlukan untuk menambah cita rasa. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu simpan dan berbagai jenis minyak pada proses pelumuran minyak terhadap sifat fisik dan kimia pempek. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang dan di PT. Bina Sawit Makmur Palembang. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (split plot design) dengan sembilan kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor perlakuan yang diamati petak utama yaitu waktu simpan antara lain W1 = 0 hari, W2 = 5 hari dan W3 = 10 hari dan anak petak yaitu jenis minyak antara lain M1 = Minyak sawit, M2 = Minyak kelapa dan M3 = Minyak zaitun. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah uji kimia yaitu meliputi kadar air dan kadar protein. Berdasarkan hasil analisis kadar air tertinggi pada interaksi perlakuan W1M2 (waktu simpan satu hari dengan jenis minyak kelapa) dengan nilai rata-rata 60,016% dan terendah pada interaksi perlakuan W3M1 (waktu simpan sepuluh hari dengan jenis minyak sawit). Kadar protein tertinggi pada interaksi perlakuan W1M2 (waktu simpan satu hari dengan jenis minyak kelapa) dengan nilai rata-rata 10,24% dan terendah pada interaksi perlakuan W3M1 (waktu simpan sepuluh hari dengan jenis minyak sawit) dengan nilai rata-rata 8,37%.
ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PEMETAAN KARAKTERISTIK SENSORI MI BASAH TEPUNG BERAS MENIR TERMODIFIKASI DENGAN PENAMBAHAN XANTHAN GUM Suyanto, Agus; Hersoelistyorini, Wikanastri; Arinachaque, Faridha; Santoso, Wahyu Imam; Khamdi, Ali
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 12, No 1 (2023): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v12i1.7788

Abstract

Analisis Kompoenen Utama (AKU) merupakan salah satu analisis statistik multivariat yang mentransformasikan variabel-variabel asli menjadi variabel baru  yang disebut komponen utama (Principal Component). Mie basah subsitusi tepung beras menir termodifikasi dengan penambahan Xanthan Gum dapat menggantikan bahan utama Mi yaitu tepung terigu. Tujuan penelitian adalah memetakan atribut sensori produk Mi Basah sesuai perlakuan menggunakan AKU. Metode penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan penambahan konsentrasi Xanthan Gum: P0=0%; P1=1%; P2=1,5%; P3=2%; dan P4=2,5%. Hasil diuji karakteristik sensori mutu pada warna, aroma, rasa, dan tekstur selanjutnya dianalisis  statistik multivariat metode AKU untuk pemetaan produk. Hasil AKU adalah pemetaan perlakuan P3 dan P3 berada dalam satu group dengan penciri mutu sensori warna, rasa, dan tekstur; perlakuan P2 group tersendiri dengan penciri sensori aroma; sedangkan perlakuan P0 dan P1 tidak memiliki penciri khusus. Hasil AKU diverifikasi dengan Teknik pemeringkatan metode Bayes diperoleh hasil yang sama bahwa perlakuan terbaik adalah P4 yaitu penambahan Xanthan Gum 2,5%. Teknik AKU memiliki keunggulan yaitu dapat memetakan produk dengan parameter penciri.
ANALISIS SIFAT KIMIA DODOL LABU KUNING DENGAN PENAMBAHAN ISOLATE SOY PROTEIN SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL TINGGI PROTEIN Prayoga, Putri Regina; Murtado, Asep Dodo; Yani, Ade Vera
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 12, No 1 (2023): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v12i1.8215

Abstract

Dodol merupakan makanan tardisional yang cukup popular di berbagai kalangan masyarakat Indonesia yang dikenal dengan olahan pangan yang dibuat dari campuran tepung beras ketan putih, gula, santan kelapa, yang dididihkan hingga menjadi kental dan tidak lengket dengan tekstur padat dan kenyal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dodol labu kuning terbaik berdasarkan sifat kimia dengan penambahan isolate soy protein. Metode yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara Non Faktorial dengan lima perlakuan yaitu T0 (dodol labu kuning tanpa penambahan isolate soy protein), T1 (penambahan isolate soy protein 2%), T2 (penambahan isolate soy protein 4%), T3 (penambahan isolate soy protein 6%), dan T4 (penambahan isolate soy protein 8%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan isolate soy protein berpengaruh nyata terhadap kadar air dan kadar protein. Nilai kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan T0 dengan rata-rata 24,98%. Nilai kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan T4 dengan rata-rata 30,15%.
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium Sativum L) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP UMUR SIMPAN PEMPEK IKAN GABUS Della, Permata; Murtado, Asep Dodo; suyatno, suyatno
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 12, No 1 (2023): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v12i1.7356

Abstract

Pempek merupakan makanan tradisional khas Palembang Sumatera Selatan yang terkenal di seluruh Indonesia. pempek dibuat dari campuran bahan dasar seperti daging ikan giling, tepung tapioka, garam dan bumbu penyedap yang kemudian dimasak dengan cara direbus. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak bawang putih (Allium sativum L) dan lama perendaman terhadap umur simpan pempek ikan gabus. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium kimia Universitas Muhammadiyah Palembang dan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan. Metode yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara Faktorial dengan sembilan kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali. Faktor perlakuan yang diamati yaitu konsentrasi ekstrak bawang putih antara lain E1 = 10%, E2 = 30% dan E3 = 50% dan lama perendaman antara lain L1 = 10 menit, L2 = 20 menit dan L3 = 30 menit. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah uji kimia yaitu meliputi kadar air serta keberadaan lendir secara visual. Berdasarkan hasil analisis kadar air tertinggi pada interaksi perlakuan E1L1 (nilai rata-rata 59,139%) dan terendah pada interaksi perlakuan E3L3 (nilai rata-rata 54,323%). Interaksi perlakuan E3L3 (konsentrasi ekstrak bawang putih 50% dan lama perendaman 30 menit) pada hari ke 11 penyimpanan pada suhu dingin belum mengalami terdapat lendir di permukaan pempek ikan gabus. Sedangkan interaksi perlakuan lainnya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan pempek ikan gabus pada penyimpanan hari ke 10, kerusakannya semakin meningkat dengan bertambahnya waktu simpan. Interaksi perlakuan E3L3 (konsentrasi ekstrak bawang putih 50% dan lama perendaman 30 menit) menghasilkan pempek dengan umur simpan terbaik yaitu selama 12 hari.
STUDY OF DIFFERENCES IN FERMENTATION CONDITIONS AND INOCULUM CONCENTRATION IN THE MANUFACTURING OF GRAPE VINEGAR (Vitis vinifera L.) Pratama, Marchell Aditya; Warkoyo, Warkoyo; Mujianto, Mujianto
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 12, No 2 (2023): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v12i2.7857

Abstract

In Indonesia, grapes (Vitis vinifera L.) are widely planted in lowland areas with production of 11,905 tons per year in 2020 and continues to increase. Grapes that rot easily must be processed into various products even though grapes are not one of the fruit commodities with large production in Indonesia. However, according to 2020 data, Indonesia imported around 70,000 tons of grapes. The content of fresh grapes in 100 grams is 69 kcal energy, 88% water content, 1% fiber, 18.1 grams carbohydrates, 0.72 grams protein, 0.16 grams fat and rich in antioxidants. The abundant content of grapes makes this plant have the potential to be processed into a functional food product, namely grape vinegar. Wine vinegar has been studied to have antioxidant and antimicrobial effects. The purpose of writing this review is to determine differences in fermentation conditions and inoculum concentrations for making wine vinegar. The method used is searching for articles in the form of national and international journals in Google Scholar and ScienceDirect with the keywords inoculum, vinegar, wine and fermentation. The review results obtained show that differences in fermentation conditions (pH, time, oxygen) and inoculum concentration can have an effect on the product. The fermentation conditions are acidic, with oxygen and the length of time is appropriate to the microbes used. The inoculum concentration used is 5-15% or up to 20%. The conclusion of this review is that differences in fermentation conditions and inoculum concentrations in vinegar production have an effect on wine vinegar products.
SIFAT ORGANOLEPTIK DODOL TEPUNG BERAS MERAH (Oryza glaberrima) DENGAN PENAMBAHAN ISOLATE SOY PROTEIN Wijayanti, Puji; Murtado, Asep Dodo; suyatno, suyatno
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 11, No 1 (2022): Edible: Jurnal Penelitian Ilmu dan Teknologi Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v11i1.8239

Abstract

Dodol adalah pangan semi basah berbentuk padatan dodol pada umumnya terbuat dari tepung beras ketan, gula, dan santan sehingga dodol memiliki rasa manis, gurih dan  legit. Dodol yang sering ditemui pada umumya adalah dodol yang terbuat dari tepung beras ketan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan isolate soy protein (ISP) pada sifat organoleptik tepung beras merah (Oryza glaberrima). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan lima perlakuan yaitu D0 (tanpa penambahan ISP), D1 (penambahan 2 g ISP), D2 (penambahan 4 g ISP), D3 (penambahan 6 g ISP), dan D4 (penambahan 8 g ISP) yang dianalisis secara organoleptik diulang sebanyak jumlah panelis. Parameter penelitian ini menggunakan uji hedonik meliputi aroma, rasa, warna dan tekstur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan paling disukai adalah D0 (dodol tepung beras merah tanpa penambahan ISP ) dengan rata-rata nilai karakteristik warna 4,04, aroma 4,20, rasa 4,12 sedangkan pada tekstur perlakuan paling disukai adalah D4 (dodol tepung beras merah + 8 g isolate soy protein) dengan rata-rata nilai karakteristik 3,72. Respon tingkat kesukaan panelis semakin menurun terhadap warna, aroma dan rasa, seiring dengan semakin banyak ISP yang ditambahkan pada dodol beras merah. sebaliknya, respon tingkat kesukaan panelis semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah ISP yang digunakan.

Page 9 of 11 | Total Record : 106