cover
Contact Name
Maria Yulita C. Age
Contact Email
jurnalatmareksa@yahoo.com
Phone
+6281236374177
Journal Mail Official
cagemariayulita@gmail.com
Editorial Address
Jl. Gatot Subroto, Km.3, Kel. Mautapaga, Kec. Ende Timur, Kab. Ende, NTT, 86317
Location
Kab. ende,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kataketik
ISSN : 25277421     EISSN : 27979830     DOI : https://doi.org/10.53949/ar.v5i2
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik. Jurnal Keagamaan Katolik, baik pendidikan keagamaan katolik, pastoral dan kateketik. Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik, telah ada sejak tahun 2016 dan diasuh oleh Dosen-dosen Stipar Ende
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 92 Documents
POLA PASTORAL GEREJA KEUSKUPAN AGUNG ENDE (KAE) PADA MASA PANDEMI COVID 19 Frederikus Dhedhu
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 5, No 1 (2020): Kristianitas di tengah Pandemi
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v5i1.52

Abstract

Sejak Konsili Vatikan II Gereja memiliki pandangan yang sangat positif terhadap dunia. Dunia dengan segala harapan dan kecemasannya merupakan tempat dimana Gereja hidup. Gereja dipanggil untuk tetap setia pada misinya yakni menampakkan wajah belas kasih Allah. Ketika dunia dilanda oleh Covid 19, Gereja dipanggil untuk membaca tanda-tanda zaman, menafsirkannya dalam terang sabda Allah dan menyakinkan umat beriman bahwa dalam situasi sulit sekalipun tetap ada peluang untuk menata dan menghidupkan karya pastoralnya secara lebih baik, lebih kreatif dan lebih bertanggung jawab agar tetap menjawabi kebutuhan umat. Dengan cara demikian, Gereja tetap menjadi tanda dan sarana keselamatan; tanda dan sarana yang menegaskan bahwa tidak ada kekuatan lain yang dapat memisahkan manusia dari cinta Allah.
SIMULASI SEBAGAI PENYEBAB CACAT KONSENSUS Yohanes Fransiskus Siku Jata
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 5, No 2 (2021): KEPEMIMPINAN
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v5i2.120

Abstract

Judul tulisan ini ialah Simulasi Sebagai Penyebab Cacat Konsensus atau Kesepakatan Nikah. Topik ini diangkat karena dalam memproses perkara anulasi perkawinan, simulasi atau kepurapuraan sering ditetapkan sebagai pokok sengketa (caput nulitatis). Dalam Kitab Hukum Kanonik 1983, simulasi sebagai cacat kesepakatan nikah ada dalam Kanon 1101. Penulis membahas simulasi menurut Kan. 1101 dengan maksud agar pembaca memahami inti hakekat simulasi atau kepura-puraan sebagaimana dimaksudkan oleh kanon tersebut. Metode penulisan yang digunakan ialah penelitian kepustakaan. Penulis secara khusus menggali tulisan dan informasi tentang simulasi dari sisi hukum kanonik Gereja Katolik. Karena itu bukubuku sumber yang digunakan umumnya adalah karya para yurist. Simulasi berarti adanya ketidaksesuaian antara kata-kata atau isyarat yang dinyatakan dalam merayakan perkawinan dengan kesepakatan batin dalam hati. Menurut Kan. 1101, ada simulasi total (simulatio totalis) dan simulasi sebagian (simulatio partialis). Simulasi terjadi ketika salah satu pihak atau kedua belah pihak dengan positif kemauannya mengecualikan perkawinan itu sendiri (simulatio totalis), atau salah satu unsur hakiki perkawinan, atau salah satu sifat hakiki perkawinan (simulatio partialis) pada saat perkawinan dilangsungkan. Dan adanya simulasi dapat menjadi dasar untuk anulasi perkawinan melalui Tribunal Gerejawi.
Pengalaman dan Pengajaran Iman Ketakase Menurut Paus Fransiskus Paul Budi Kleden
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 1 (2016): KATEKIS DAN PEWARTAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i1.1

Abstract

Pope Francis pays a serious attention towards cathecists. The catechists have become lay apostles to help the priests in translating the Word of God into people’s life contects. The significance of the role of the cathecists has made them one of the main subjects in the promotion of christian faith. In conection with this Pope Francis again and again reminds us in his Evangelii Gaudium apostolic exhortation that the most important truth about the cathecism, is that every cahtecism activity should “begin with Christ”. Jesus Christ shoud be the starting point of the teaching rendered by a cathecist.
Mengurai Dimensi-Dimensi Biblis dan Teologis Lagu Bhisa Gia Dhika Bina: Sebuah Telaah Kritis Menurut Perspektif Teologi Musik Fransiskus Yance Sengga
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 4, No 2 (2019): PASTORAL KONTEKSTUAL
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v4i2.97

Abstract

Artikel ini merupakan bagian kedua dari artikel sebelumnya yang berjudul: Menelisik Isi Syair Nyanyian “Bhisa Ghia Dhika Bina”: Sebuah Telaah Kritis Menurut Perspektif Teologi Musik Liturgi (Bagian 1). Pada artikel kedua ini, penulis coba mengurai dimensi-dimensi biblis dan teologis dari lagu yang sama. Kajian ilmiah ini dikerjakan menurut pendekatan hermeneutik dengan menggunakan teknik analisa semantik menurut metodologi Greimas. Untuk mendukung kajian di atas, penulis melakukan penelitian kepustakaan dengan menggunakan sumber-sumber utama dan original.Untuk maksud itu, penulis memulai artikel ini dengan menganalisa dan menafsir teks nyanyian tersebut. Sehubungan dengan ini, teks dipresentasi dalam bentuk notasi balok untuk melihat secara lebih teliti makna syair dan alur melodi yang digunakan komponis dan hubungan yang erat antara keduanya. Hal ini penting terutama untuk menemukan isi dan konteks melalui mana lagu ini diciptakan. Selanjutnya analisa semantik sebagaimana yang disebutkan di atas berkaitan dengan analisis terhadap struktur teks untuk menyingkap makna terdalam dari setiap kalimat yang terdapat dalam setiap jenis teks. Bertolak dari hasil analisa struktur teks tersebut, penulis coba mengurai secara kritis dimensi-dimesi biblis, teologis, eklesiologis, celebratif (perayaan liturgis) yang terkandung dalam lagu tersebut menurut perspektif teologi musik.Kiranya telaah ilmiah ini menjadi salah satu sumbangan positif bagi umat beriman untuk semakin mengenal Dia yang misteri kehadiran-Nya dikenang dan dirayakan selalu dalam sebuah upacara ibadat liturgis. Karena Ia hadir dengan cara-Nya sendiri, maka umat beriman yang mengambil bagian di dalam perayaan tersebut mesti mengungkapkan rasa hormat dan syukurnya dengan secara aktif, sadar dan total, berdoa, bernyanyi, memuji, sujud menyembah dan memuliakan Dia yang dalam lagu ini disapa sebagai Raja Agung yang Maha Kudus dan Maha Kuasa yang kemuliaan dan kebesaran-Nya tampak di seluruh jagad dan atas semesta alam (Bhisa Gia Dhika Bina, Raja ria, ria gili ola, bewa sa ela meta).
PERAN KATEKIS DALAM PENDIDIKAN KARAKTER MENJAWAB TANTANGAN ABAD 21 Hermania Bhoki
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 2, No 1 (2017): DARI PENDIDIKAN KARAKTER MENUJU REVOLUSI MENTAL
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v2i1.24

Abstract

Dampak negatif globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Karena itu menyambut hari Pendidikan Nasional tahun 2010 pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional meluncurkan program pendidikan karakter, oleh presiden di Istana Negara. Mengapa ini terjadi? Jawabannya; Pemerintah menilai bahwa pendidikan karakter merupakan kunci kemajuan bangsa. Karena itu, pembangunan karakter dalam pendidikan itu penting dilaksanakan. Jika pendidikan karakter terlaksana maka akan menghasilkan bangsa yang beradab, dan dalam bangsa yang beradab pembangunan untuk kemajuan bangsa dapat terwujud. Penulis berpendapat bahwa saat ini karakter bangsa yang beradab masih berada pada tataran ideal saja. Pendapat ini berdasarkan realita bahwa pendidikan karakter belum sepenuhnya mendapat tempat yang layak karena banyak orang di negeri ini, baik anak-anak maupun orang dewasa masih belum menghidupkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kesehariannya. Banyak pelanggaran etika, moral, dan religiositas agama-agama yang dianut, marak terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia Indonesia dapat membenarkan pendapat ini. Tulisan ini mengangkat peran katekis dalam mengembangkan pendidikan karakter di tengah masyarakat zaman ini terkhusus bagi masyarakat di Flores Timur.
MEMBUMIKAN PANCASILA: UPAYA MEREDAM RADIKALISME DI ENDE-INDONESIA Kristoforus Kopong
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 3, No 2 (2018): FUNDAMENTALISME AGAMA
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v3i2.69

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendiskusikan secara berimbang kekuatan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar negara Indonesia di satu sisi dan kekuatan paham radikalisme di sisi yang lain sekaligus menegaskan bahwa Pancasila adalah adalah dasar negara dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Kemajemukaan di Indonesia menuntut adanya alat pemersatu yang sekaligus sebagai alat untuk meredam pelbagai paham-paham yang bertentangan dengan kemajemukan seperti radikalisme. Radikalisme dengan motif dan tujuan untuk apapun dapat merusak tatanan hidup berbangsa dan bernegara maka dari sisi manapun dan di pelosok manapun di Indonesia termasuk di Ende, radikalisme harus dilawan dengan sungguh-sungguh melalui kegiatan membumikan Pancasila. Hasilnya bahwa Pancasila harus tetap dibumikan di seluruh pelosok negeri agar bibit-bibit radikalisme tidak berkembang. Ende harus menjadi contoh bagi bangsa Indonesia bagaimana Pancasila diamalkan sehingga benih radikalisme tidak berkembang. 
Atma Reksa (Sebuah Refleksi tentang "Semangat Melayani" dalam "Atma Reksa") Drs. Alexander Reba, M.Th
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 1 (2016): KATEKIS DAN PEWARTAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i1.15

Abstract

Serving spirit has become the core spirit of SekolahTinggi Pastoral AtmaReksa (Stipar). The entire pulse of Stipar development from the beginning up to now never turns or even moves away from its duty to educate young servants for the church as well as for the nation. The challenges the servants often encounter in the field will never be able to minimize or weaken the serving spirit of Stipar institution to continue producing tough and talented catechists. The serving spirit flows out from ‘atmareksa’ is the pastoral spirit originated from Jesus Christ, the good Sheperd. Thisserving spirit is adopted to imitate Jesus Christ inrendering his service which had revolutionary changed the serving orientationin his time: Jesus practiced the down to earth spirit of serving which is really reached out the poor. By taking the option for the poor as his strategic choice in pastoral work, he effectively knocked down the upward-oriented serving practice as shown by Jewish leaders in his time. This serving spirit has become Stipar prime principal for the formation of the catechists, the lay apostles.  
POLITIK DAN RELIGIOSITAS Frederikus Dhedhu
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 3, No 1 (2018): PERAN KATEKIS DI TAHUN POLITIK
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v3i1.59

Abstract

Artikel ini bertujuan menemukan sisi religiositas dalam politik. Hasilnya yang diperoleh bahwa dunia politik Indonesia sedang beranjak meninggalkan ”rumah religiositasnya”. Gerakan meninggalkan rumah religiositas menyebabkan lepasnya kontrol atas politik oleh religiositas yang sesungguhnya merupakan instansi yang membentengi para elit politik dari dosa-dosa politisnya. Pada saat para elit politik memisahkan diri dari kontrol religiositas pada saat itu aktivitas politik kehilangan makna dan relevansinya.
PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI BAGIAN DARI REVOLUSI MENTAL Petrus Honggo
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 2, No 1 (2017): DARI PENDIDIKAN KARAKTER MENUJU REVOLUSI MENTAL
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v2i1.6

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai yang perlu dikembangkan dalam Pendidikan Karakter. Melalui pengembangan nilai-nilai ini, pendidikan dalam level manapun telah mengambil bagian dalam gerakan Revolusi Mental. Revolusi Mental adalah istilah yang diperkenankan oleh Presiden Joko Widodo sejak masa kampanye Capres pada tahun 2014. Revolusi Mental diharapkan bisa mewarnai segala sendi kehidupan bangsa yang telah carut-marut akibat peminggiran terhadap nilai-nilai. Perwujudan Revolusi Mental salah satunya dijalankan melalui upaya memperkenalkan nilai-nilai melalui Pendidikan Karakter. Pendidikan karakter penting artinya sebagai penyeimbang kecakapan kognitif. Perhatian yang kurang terhadap pendidikan karakter menyebabkan kepincangan dalam kehidupan peserta didik yang kemudian akan terbawa ke dalam kehidupan sosial.
OPTIMALISASI PERAN GEREJA KATOLIK DI BIDANG POLITIK: SEBUAH UPAYA PEMAKNAAN TAHUN POLITIK 2018 DALAM MEWUJUDKAN BONUM COMMUNE Kristoforus Kopong
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 2, No 2 (2017): KERJA SAMA IMAM DAN AWAM DALAM MEMBANGUN TATA DUNIA
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v2i2.48

Abstract

Tahun 1998 menjadi titik start Indonesia memasuki masa reformasi. Banyak agenda reformasi termasuk pembenahan di bidang politik. Namun sudah 20 tahun sejak masa reformasi praktik politik di Indonesia belum menunjukkan hakikatnya sebagai sarana untuk menata negara secara nasional dan konstitusional dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan negara, yakni kebaikan umum atau “bonum commune” (keharmonisan, perdamaian, persekutuan dan kesejahteraan lahir dan batin dari setiap warga negara). Pemilihan umum sebagai pesta demokrasi (politik) tidak lebih sebagai ajang untuk memburu kursi kekuasaan. Karena itu politik oleh kebanyakan rakyat dipandang sebagai hal yang kotor. Memasuki tahun politik 2018, Gereja Katolik sebagai institusi sosial keagamaan yang juga ada di wilayah NKRI perlu terlibat dalam kehidupan konkrit umat manusia dan aktif memperjuangkan kesejahteraan umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dan salah satu sarana perjuangan adalah politik. Karena itu, dalam perspektif teologi pembebasan: politik dimaknai sebagai tanda dan sarana penyelamatan.

Page 6 of 10 | Total Record : 92