cover
Contact Name
Said Fachry Assagaf
Contact Email
said.fachry.assagaf@unm.ac.id
Phone
+6281355595187
Journal Mail Official
said.fachry.assagaf@unm.ac.id
Editorial Address
Unit Publikasi Jurusan Matematika, Gd FG Lantai 2, FMIPA UNM
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Issues in Mathematics Education (IMED)
ISSN : -     EISSN : 26858592     DOI : https://dx.doi.org/10.35580/imed
Core Subject : Education,
Journal of IMED presents new ideas, developments, and innovations in mathematics education. It involves attempts to enhance teaching and learning mathematics in the classroom at all levels. It deals with educational articles from research, recent issues, and literature reviews. All paper related to mathematics education are welcome.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2021): Maret" : 11 Documents clear
Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMK berdasarkan Tingkat Kepercayaan Diri A. Alimuddin; Ahmad Talib; Gustikasari Amin
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (792.916 KB) | DOI: 10.35580/imed19910

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa berdasarkan tingkat kepercayaan diri pada materi statistika. Subjek penelitian terdiri atas 3 orang siswa kelas XI SMK di kabupaten Kabupaten Soppeng, yaitu 1 siswa dengan kepercayaan diri tinggi (KDT), 1 siswa dengan kepercayaan diri sedang (KDS) dan 1 siswa dengan kepercayaan diri rendah (KDR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) KDT mengomunikasikan ide matematisnya dalam bentuk diagram lebih baik dibanding subjek lain. KDT menganalisis dan menjelaskan ide matematis secara lebih rinci dan detail. KDT menulis penyelesaian serta memberikan alasan yang jelas dari pernyataan yang ungkapkannya (2) KDS mampu mengomunikasikan ide matematisnya ke dalam bentuk diagram, namun kurang mampu menentukan interval nilai yang digunakan dengan tepat. KDS mampu menganalisis dan mampu menjelaskan ide matematis secara lisan, namun tidak mampu menjelaskan strategi penyelesaian secara lisan. KDS kurang mampu menulis penyelesaian dengan informasi yang lengkap, namun sudah mampu memberikan alas an dari sebuah pernyataan yang diungkapkan; (3) KDR mampu mengomunikasikan ide matematisnya ke dalam bentuk diagram, namun kurang mampu menentukan interval nilai yang digunakan dengan tepat. KDR kurang mampu menganalisis ide matematis dan tidak mampu menjelaskan strategi dalam membuat diagram. KDR sudah mampu menulis penyelesaian namun tidak mampu memberikan alasan terhadap pernyataan yang diungkapkan.Kata Kunci: Kemampuan komunikasi matematis, kepercayaan diri The purpose of the research was to describe students’ mathematical communication abilities based on their levels of self-confidence in topic of statistics. The subjects were 3 students of class XI SMK in Soppeng. They were one student with high self-confidence (KDT), one student with medium self-confidence (KDS) and one student with low self-confidence (KDR). The results showed that (1) KDT communicate mathematical ideas in diagrams better than others. KDT analyze and explain mathematical ideas in detail. KDT could write and give clear reasons; (2) KDS could communicate mathematical ideas in diagrams, but in determining the interval of values used, KDS could not do it correctly. KDS could analyze and explain ideas orally but unable to explain strategies used in making diagrams orally. KDS could not answer with complete information but could provide reasons; (3) KDR could communicate mathematical ideas in diagrams, but in determining the interval of values used, KDR could not do it correctly. KDR was less able to analyze mathematical ideas and unable to explain the strategies used in making diagram. KDR had been able to write answer but not able to give reasons.Keywords: Mathematical communication abilities, self-confidence
Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Penerapan Metode Field Trip pada Kelas VII Hamzah Upu; D. Darwis; A. Athira
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.692 KB) | DOI: 10.35580/imed19915

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika melalui penerapan metode Field Trip pada kelas VII ditinjau dari hasil belajar, aktivitas, dan respon siswa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan pra-eksperimen dengan teknik pengambilan sampel yaitu cluster random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan  lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, tes hasil belajar (pretest dan posttest), lembar observasi aktivitas siswa, dan angket respons siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan inferensial. Hasil analisis deskriptif menunjukkan: (1) rata-rata hasil pretest siswa yaitu 20,5(kategori sangat rendah), rata-rata hasil posttest siswa yaitu 77,7(kategori tinggi) (2) rata-rata hasil posttest menunjukkan ketuntasan klasikal tercapai yakni sebesar 90% (18 siswa), (3) rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,7(kategori tinggi), (4) rata-rata aktivitas siswa sebesar 92% (kategori sangat aktif), (5) rata-rata presentase siswa yang memberi respon positif sebanyak 94%. Hasil analisis inferensial menunjukkan: (1) nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan metode Field Trip lebih besar dari 70 (KKM), (2) nilai rata-rata gain ternormalisasi lebih besar dari 0,3, (3) persentase respon siswa lebih besar dari 70%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan metode Field Trip efektif diterapkan pada siswa kelas VII SMP.Kata Kunci: Efektivitas, Hasil Belajar, Aktivitas, Respons, Metode Field Trip.This research aims to determine the effectiveness of learning mathematics through the application of the Field Trip method in class VII based on student learning outcomes, activity, and student responses. This research is quantitative approachwithpre-experimental study and sampling technique used is cluster random sampling.  Data analysis technique used is descriptive and inferential analysis techniques. The results of descriptive analysis showed: (1) average results of students' pretest was 20,5(very lo category), average student posttest result was 77,7(high category) (2) the posttest results showed that classical completeness was reached student activity at 90% (18 students), (3) average normalized gain was 0.7(high category), (4) average student activity was 92% (very good category),     (5) average percentage of students who gave positive response of 94%. Inferential analysis results show: (1) the average value of students after being taught with the fieldtrip learning method is greater than 70, (2) the normalized average gain value is greater than 0.3 (medium category), (3) the percentage of positive student responses greater than 70%. From the results of this study it can be concluded that learning by applying the  Field Trip methods is effectively applied to students of grade VII.Keywords: Effectiveness, Learning Achievement, Student Activity, Field Trip Methods, Mathematics Learning
Deskripsi Kesulitan Belajar Matematika Siswa pada Materi Bangun Datar Ditinjau dari Segi Kemampuan Koneksi Matematika Siswa A. Asdar; F. Fajar; R. Rahmawati
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.026 KB) | DOI: 10.35580/imed19906

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi kesulitan siswa dalam belajar matematika pada pokok bahasan bangun datar, ditinjau dari segi kemampuan koneksi matematika siswa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Pengambilan subjek dilakukan dengan memberikan lembar tes kemampuan koneksi matematika kepada siswa kelas VIII yang kemudian dari hasil tersebut dipilih secara purposive  5 subjek. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes kemampuan koneksi, tes diagnostik kesulitan belajar dan pedoman wawancara. Indikator kesulitan belajar yaitu abnormalitas persepsi visual, gangguan hubungan keruangan, asosiasi visual-motor, kesulitan memahami simbol, kesulitan bahasa dan membaca. Hasil penelitian menunjukkan : 1)  subjek dengan kemampuan koneksi matematika baik sekali mengalami gangguan hubungan keruangan, 2)  subjek dengan kemampuan koneksi matematika baik  mengalami gangguan hubungan keruangan dan asosiasi visual motor, 3) subjek dengan kemampuan koneksi matematika cukup mengalami abnormalitas persepsi visual,  gangguan hubungan keruangan dan asosiasi visual motor, 4) subjek dengan kemampuan koneksi matematika kurang mengalami gangguan hubungan keruangan, asosiasi visual motor, abnormalitas persepsi visual, kesulitan bahasa dan membaca, 5) subjek dengan kemampuan koneksi matematika sangat kurang mengalami kesulitan disemua indikator kesulitan belajar.Kata Kunci: Kesulitan Belajar, Kemampuan Koneksi Matematika, Bangun Datar This research aims to know the description of students' learning difficulties in learning mathematics on the topik of Plane viewed from students' mathematical connection ability. This research is descriptive research using a qualitative approach. Retrieval of the subject is formed by providing mathematical connection ability tests to students of class VIII and from the result of mathematical connection ability selected purposively 5 subjects. The instrument in this research is the test of mathematics connection ability, a diagnostik test of mathematics learning difficulties, and interview guidelines. Students' learning difficulties analyzed base on 5 indicators of learning difficulties, it contains abnormality of visual perception, interference of spatial relation, the association of visual-motor, difficulty in understanding symbol, difficulty in language and reading. The results showed that (1) subject with very good mathematical connection ability feel difficult in interference of spatial relation, (2) subject with good mathematical connection ability  find difficulties  in interference of spatial relation and association of visual-motor, (3) subject with moderate mathematical connection ability  find difficulties  in abnormality of visual perception, interference of spatial relation and association of visual-motor, (4) subject with low mathematical connection ability  find difficulties  in interference of spatial relation, association of visual-motor, abnormality in visual perception, difficulty in language and reading, (5) subject with very low mathematical connection ability experience difficulties in all the indicators of learning difficulties.Keywords: Learning Difficulty, Connection Ability, Mathematics, Plane
Pengaruh Sistem Manajemen Pembelajaran Virtual Berbasis Schoology Terhadap Disposisi Matematis Siswa Suradi Tahmir; N. Nasrullah; Eka Hermia
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.487 KB) | DOI: 10.35580/imed19911

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh penggunaan Sistem Manajemen Pembelajaran (SMP) virtual, yaitu schoology, terhadap disposisi matematis siswa dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini tergolong eksperimen semu (quacy experiment), yang melibatkan dua kelas yang diberikan perlakuan yang berbeda, kelas pertama yang diberikan perlakuan menggunakan sistem manajemen pembelajaran virtual menggunakan  schoology  dengan model pembelajaran Blended Learning dan di sebut kelas eksperimen, sedangkan kelas kedua diajarkan dengan menggunakan model pengajaran langsung dan disebut kelas kontrol. Populasi dalam penelitian adalah semua siswa kelas XI di salah satu SMA negeri di Makassar. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Untuk pengumpulan data, instrumen yang digunakan adalah angket disposisi matematis (pre-nontest dan post-nontest) dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data tersebut dianalisis dengan teknik statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan sistem manajemen pembelajaran virtual berbasis schoology dengan model pembelajaran blended learning terhadap disposisi matematis lebih baik dari pada model pengajaran langsung.Kata Kunci: SMP Virtual,Kelas Virtual, Schoology, Disposisi matematis  This study aims to show the effect of the use of virtual Learning Management System (LMS), namely schoology, on the mathematical disposition of students in learning mathematics. This research is classified as quasi experiment, which involves two classes given different treatments, the first class is treated using a virtual learning management system using schoology with a Blended Learning learning model and called an experimental class, while the second class is taught using a model direct teaching and is called the control class. The population in this study were all students majoring in class XI in one of the state high schools in Makassar. Sampling in this study using purposive sampling technique. For data collection, the instruments used were a mathematical disposition questionnaire (pre-test and post-test) and an observation sheet of the implementation of learning. The data was analyzed with descriptive statistical techniques and inferential statistics. The results of the study prove that the virtual learning management systems based schoology with blended learning models towards mathematical dispositions is better than direct teaching models.Keywords: Virtual SMP, Virtual Class, Schoology Mathematical Disposition
Penerapan Metode Latis untuk Mengurangi Kesalahan Siswa dalam Operasi Perkalian Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Rifkah Chaerunnisa; S. Suradi; A. Asdar
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.878 KB) | DOI: 10.35580/imed19907

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan siswa dalam operasi perkalian dengan menerapkan metode perkalian latis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah 24 siswa yang dipilih secara purposive. Penelitian dilaksanakan di kelas VII dari salah satu SMP di Parepare. Tahun ajaran 2018/2019. Intrumen penelitian yang digunakan terdiri atas lembar observasi, soal tes, dan angket. Desain PTK menggunakan model Kemmis dan Tanggart yang meliputi perencanaan, tindakan/pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Skor rata-rata hasil tes matematika siswa setelah pemberian tindakan pada siklus I adalah 58,33 dari skor ideal 100 dan sebanyak 15 siswa yang melakukan kesalahan dalam operasi perkalian. Sedangkan skor rata-rata hasil tes matematika siswa setelah pemberian tindakan pada siklus II adalah 80,83 dari skor ideal 100 dan sudah tidak ada lagi siswa yang melakukan kesalahan. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal operasi perkalian bilangan bulat dan bilangan pecahan desimal terdapat  tiga aspek kesalahan yaitu kesalahan dalam memahami konsep, kesalahan proses penyelesaian, dan kesalahan penarikan kesimpulan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode latis dapat mengurangi kesalahan siswa dalam operasi perkalian ditinjau dari kemampuan awal siswa SMP di ParepareKata kunci: Kesalahan siswa, Operasi perkalian, Metode latis, Kemampuan Awal, PTK . This research aims to reduce the students error in multiplication operation by implementing latis multiplication method. Type of research is qualitative research by classroom action research methods. Research subject are 24 students which selected by purposive which is encountered errors in multiplication operations. This research conducted in class VII.1of on SMP in Parepare Academic year 2018/2019. Classroom action research design by using  Kemmis and Tanggart model which includes planning action/ implementation, observation and reflection. The result of research shows that the average score of math test results after giving the action in Cycle is 58.33 from ideal score 100 and there are 15 students which make a mistake in operation the multiplication. While the average score of math test result after giving the action in cycle ii is 80.83 from ideal score 100 and there is no more student that make a mistake. Students error in solving integer multiplication and decimal fraction operation problems there are three error aspects that are in understanding the concept, error solving process and error of inference. So that, it can be conclude that the implementation of latis method can reduce the student error in multiplication operation in terms of the initial abilities of students SMP in Parepare.Keywords: Student errors, multiplication operation, latis method, initial ability, classroom action research 
Analisis Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Pada Pokok Bahasan Statistika Dikaitkan Dengan Intelligence Quotient (IQ) Hamzah Ihsan; R. Rusli; Selvi Rahmatia
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.452 KB) | DOI: 10.35580/imed19912

Abstract

. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hasil belajar matematika dan tingkat kecerdasan siswa. Pengambilan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII di salah satu SMP di Makassar. Pengambilan subjek dilakukan dengan memberikan tes kepada siswa kelas VIII 5 yang kemudian dari hasil tersebut dipilih 3 subjek penelitian berdasarkan kategori yang ada. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar dengan pokok bahasan statistika yang memuat 5 butir soal dan tes IQ yang memuat 38 soal. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada siswa kelas VIII 5 terdapat pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar dan kecerdasan intelegensi siswa sehingga memperoleh hasil yang beragam. Terdapat juga satu siswa yang IQnya tinggi tapi hasil belajarnya rendah. Dengan mewawancarai subjek yang IQnya tinggi tapi hasil belajarnya rendah, peneliti mendapatkan fakta bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan peserta didik mempunyai kecerdasan intelegensi tinggi memperoleh hasil belajar matematika rendah yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam perserta didik, baik dari psikologis, kesehatan maupun mental. Sedangkan faktor eksternal dari keluarga ditemukan pada peserta didik yang merasa bebas dari orang tua sehingga terlena dengan kebebasan yang diberikan. Selain itu orang tua yang kurang tegas dalam pendidikan peserta didik, sehingga peserta didik kurang bersemangat dalam belajar.Kata Kunci: mix methods, Kecerdasan Intelegensi, hasil belajar This study aims to determine the relationship between mathematics learning outcomes and student intelligence levels. The subjects of this study were VIII grade students in one of the junior high schools in Makassar. Taking the subject by giving a test to students of class VIII 5 then from the results, selected 3 subjects based on existing categories. The instrument used was a learning achievement test containing 5 questions and an IQ test containing 38 questions. The results of the research showed that the VIII grade students had a significant influence on student learning outcomes and Intelligence Quotient so it obtains diverse results. There is also one student who has a high IQ but low learning outcomes. By interviewing subjects with high IQs but low learning outcomes, researchers find the fact that there are two factors that cause students to have high intelligence intelligence to obtain low mathematics learning outcomes, namely internal factors and external factors. Internal factors are factors that arise from the students, both from psychological, health and mental. While external factors from the family are found in students who feel free from parents so as to fall asleep with the freedom given. Besides parents who are less assertive in the education of students, so students are less enthusiastic in learningKeywords: mix-methods, intelligence quotient, learning outcomes
Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Tipe Kepribadian Menurut Keirsey A. Awi; Usman Mulbar; S. Sahriani
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.118 KB) | DOI: 10.35580/imed19908

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan langkah Polya (memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana dan menelusuri kembali) ditinjau dari tipe kepribadian menurut Keirsey. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif. Subjek penelitian sebanyak 4 orang dari siswa kelas XI SMA dengan satu subjek untuk masing-masing tipe kepribadian. Instrumen penelitian menggunakan instrumen penggolongan tipe kepribadian, tes pemecahan masalah, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari masing-masing siswa yang bertipe kepribadian Keirsey, dalam memecahkan masalah matematika lebih cenderung pada siswa yang bertipe kepribadian Guardian dan Rational, dapat melakukan setiap tahapan pemecahan masalah Polya. Selanjutnya adalah tipe Idealist dan Artisan yang masih kurang pada tahap pemecahan masalah tertentu dari permasalahan yang diberikan.Kata Kunci : Pemecahan Masalah, Matematika Sekolah, Langkah Polya, Kepribadian Keirsey, Soal Non Rutin. This study aims to describe the student’s ability to solve mathematical problems with Polya's steps (understanding the problem, devising a plan, carrying out the plan and looking back,) viewed from personality types according to Keirsey. This research is descriptive-qualitative. The research subjects were 4 students from class XI of Senior High School, with one subject for each personality type. The research instrument uses personality type classification instruments, problem-solving tests, and interview guidelines. The results of the research showed that from each of the students with the type of Keirsey personality, in solve mathematical problems more tend to be on types of Guardian and Rational personalities, can do every step of Polya’s problem-solving. Next, are the Idealist and Artisan types which are still lacking at the steps certain solving the problem of the problems given.Keywords: Problem Solving, School Mathematics, Polya’s Steps, Keirsey’s Personality, Non-Routine Problems.
Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau dari Disposisi Matematis Siswa SMP Nurdin Arsyad; A. Asdar; Musfira Ramadhani
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.695 KB) | DOI: 10.35580/imed19913

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan komunikasi matematis berdasarkan disposisi matematis pada materi persamaan garis lurus. Subjek penelitian ini ialah siswa kelas VIII  yang mewakili setiap kategori disposisi matematis yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian angket, tes, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh siswa pada setiap kategori disposisi mampu menuliskan solusi secara sistematis dan mampu menggunakan simbol matematika dengan tepat. Namun, siswa DMR kurang mampu memahami masalah sehingga terdapat kekeliruan penyelesaian. Perbedaan kemampuan siswa terlihat dari kemampuan menggambarkan grafik. Siswa DMT menggambarkan grafik dengan tepat. Sedangkan, siswa DMS menggambarkan grafik yang kurang tepat. Adapun, siswa DMR tidak mampu menggambarkan grafik solusi dari soal.Kata Kunci: Kemampuan, Komunikasi Matematis, Disposisi Matematis, Persaman Garis LurusThis research is qualitative research with a descriptive approach, aiming to identify mathematical communication skills based on mathematical disposition in straight-line equation matter. The subject of this research are students of class VIII who represent each category of mathematical disposition that is high, medium, and low. Data collection techniques are done by giving questioner, tests, and interviews. The results showed that all students in each disposition category were able to write solutions systematically and were able to use mathematical symbols appropriately. However, DMR students are less able to understand the problem so there is a mistake in solving it. The difference in students' abilities can be seen from the ability to graph. DMT students draw graphs precisely. Meanwhile, DMS students draw inappropriate graphs. As for the subject, DMR students are not able to draw a solution graph of the problem.Keywords: Ability, Mathematical Communication, Mathematical Disposition, Straight Line Equation 
Deskripsi Pengaruh Model Pembelajaran Think-Pair-Share Terhadap Self-efficacy Matematis Siswa Andi Nurul Fitriani; Usman Mulbar; R. Rusli
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.731 KB) | DOI: 10.35580/imed19909

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi pengaruh model pembelajaran think-pair-share terhadap self-efficacy matematis siswa. Pengambilan subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS di salah satu SMA di Makassar. Pengambilan subjek dilakukan dengan memberikan tes  angket kepada siswa kelas X IPS 3 yang kemudian dari hasil tersebut dipilih 6 subjek penelitian berdasarkan kategori yang ada. Instrumen yang digunakan adalah  angket self-efficacy yang memuat 21 butir soal yang bersesuaian dengan dimensi-dimensi self-efficacy dan RPP yang bersesuaian dengan sintaks model pembelajaran think-pair-share. Hasil penelitian menunjukkan ­self-efficacy subjek kategori tinggi berpengaruh baik. Hal tersebut dikarenakan kedua subjek telah memiliki nilai dimensi strength, level, dan magnitude yang cukup tinggi. Untuk self-efficacy subjek kategori sedang, setelah pemberian soal yang tidak terlalu sulit pada pertemuan awal dan proses diskusi yang berbeda, mampu mempengarhi dimensi level mereka. Sedangkan untuk self-efficacy rendah, karena motivasi yang diberikan guru dan keberhasilan temannya, dimensi strenght dan level mengalami perubahan yang cukup signifikan . Namun,karena kedua subjek cenderung memiliki sifat ketidakmampuan untuk menyampaikan pendapat walaupun telah menyelesaikan tugas, sehingga dimensi generalitnya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hasil dari penelitian ini memberikan informasi tentang pengaruh self-efficacy siswa selama proses pembelajaran sehingga dalam proses pembelajaran, guru dapat membantu siswa memahami pelajaran sesuai dengan self-efficacy mereka.Kata Kunci: Think-Pair-Share, Self-efficacy, Level, Strength,dan Magnitude. This study aims to determine the description of the influence of think-pair-share learning models on students' mathematical self-efficacy. The subjects of this study were IPS class X students in one of the high schools in Makassar. Taking the subject was done by giving a questionnaire test to students of class X IPS 3, then from these results 6 research subjects are chosen based on existing categories. The instrument used was a self-efficacy questionnaire containing 21 items that corresponded to the dimensions of self-efficacy and lesson plans that were in accordance with the syntax of the think-pair-share learning model. The results of the study showed that self-efficacy of the high category subjects had a good effect. That is because both subjects already have high strength, level, and magnitude dimensions. For self-efficacy, the medium category subject, after giving questions that were not too difficult at the initial meeting and different discussion processes, was able to influence their level dimensions. As for self-efficacy, it is low, because of the motivation given by the teacher and the success of them friends, the strength dimension and level experienced significant changes. However, because both subjects have  inability to express opinions even though they have completed the task, so the generality dimension does not experience significant changes. The results of this study to give information about the effect of students' self-efficacy during the learning process so that in the learning process, teachers can help students understand the lessons according to their self-efficacy.Keywords: Think-Pair-Share, Self-efficacy,Level, Strength, and Magnitude. 
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal pada Materi Persamaan Kuadrat Grace Lisurara' Sura'; Suradi Tahmir; Awi Dassa
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.143 KB) | DOI: 10.35580/imed19914

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi persamaan kuadrat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 3 orang siswa kelas XI SMK Negeri di Makassar yang dipilih berdasarkan banyaknya kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan soal pada materi persamaan kuadrat. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan metode tes diagnostik dan wawancara kemudian melalui tiga tahapan analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh bahwa jenis kesalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal persamaan kuadrat meliputi kesalahan konsep, kesalahan prinsip, dan kesalahan perhitungan. Hal ini disebabkan karena rendahnya pengetahuan prasyarat siswa tentang operasi bilangan, siswa belum memahami tentang menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara melengkapkan bentuk kuadrat sempurna, dan siswa tidak memahami rumus abc untuk menentukan akar-akar persamaan kuadrat, serta siswa kurang teliti menggunakan operasi hitung.Kata kunci: Analisis Kesalahan, Kesalahan Konsep, Kesalahan Perhitungan, Kesalahan Prinsip, Persamaan KuadratThis study aims to describe students’ errors in solving questions of quadratic equation. This research type is descriptive research using qualitative approach. The subject of this research is 3 students of grade XI SMK Negeri in Makassar who were selected based on the number of errors experienced in solving questions of quadratic equation. Data collection techniques used in this study is diagnostic test and interview methods then through three stages of data analysis namely data reduction, data presentation, and conclusion. The results obtained that the types of errors experienced by students in solving quadratic equation included conceptual error, principle error, and calculation error. This was because the low of students’ prerequisite knowledge about number operations, students didn’t understand about finding the roots of quadratic equation by completing the perfect square, students didn’t understand the abc formula to finding the roots of quadratic equation, and students inaccurate using arithmetic operations.Keyword: Error Analysis, Concept Error, Calculation Error, Principle Error, Quadratic Equation

Page 1 of 2 | Total Record : 11