Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Solving Mathematics Olympiad Problems Training for Primary School Teachers in Bulukumba District: Pelatihan Penyelesaian Soal-Soal Olimpiade Matematika Tingkat Sekolah Dasar bagi Guru SD di Kabupaten Bulukumba Said Fachry Assagaf; Suradi Tahmir; Muhammad Dinar
Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.845 KB) | DOI: 10.35877/454RI.mattawang170

Abstract

This is elementary school teacher training to solve mathematics olympiad problems in Bulukumba district. The purpose of this training is to (1) provide information about mathematics olympiad in Indonesia (2) training teacher to solve mathematics olympiad problems, and (3) motivate primary teachers to conduct olympiad class in their school. The method is divided into two, namely the presentation and the independent tasks. The presentation focuses on the types of math competitions and the types of Olympic problems. Independent task aims to create and solve mathematics Olympiad problems for elementary school level. In addition, motivation was also being concerned in this training. The teachers were expected to use the problems in their mathematics class and also to identify students who potentially have ability join in mathematics competition. Abstrak Pengabdian ini berupa pelatihan olimpiade matematika tingkat Sekolah Dasar yang diperuntukkan bagi Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Bulukumba. Tujuan pengabdian ini adalah untuk (1) memberikan pengetahuan terkait pelaksanaan olimpiade matematika di Indonesia (2) memberikan pemahaman terkait soal-soal olimpiade matematika, dan (3) memberikan motivasi kepada guru untuk melakukan pembimbingan olimpiade. Metode pelaksanaan terbagi atas dua yakni metode ceramah dan metode kerja mandiri. Metode ceramah berfokus kepada materi tentang jenis jenis kompetisi matematika dan jenis jenis soal olimpiade. Kerja mandiri bertujuan untuk membuat dan menyelesaikan soal olimpiade matematika tingkat SD. Selain itu, motivasi juga diberikan agar guru dapat mengadopsi soal tersbeut dalam kegiatan pembelajaran serta mencari bibit unggul yang dapat diikutkan untuk berkompetisi.
Fast and Accurate Calculation Techniques to Support Mathematics Learning of Elementary School Teachers in Takalar Regency: Teknik Berhitung Cepat dan Tepat Sebagai Penunjang Pembelajaran Matematika Guru-Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Takalar R. Rusli; Suradi Tahmir; Fajar Arwadi; H. Hastuty
Mattawang: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.344 KB) | DOI: 10.35877/454RI.mattawang206

Abstract

The application of fast calculation techniques in supporting the learning mathematics in this training activity aimed to increase the understanding of elementary school mathematics teachers about the fast calculation method that can be applied in basic algebraic calculation. The implementation of this activity was expected to improve the quality of Elementary School Mathematics education in Takalar Regency. This training used demonstration and question-and-answer methods about the fast calculation technique performed by elementary school teachers in Takalar Regency. The implementation of this activity began with observations and interviews with the Head of the Teacher and Education Personnel Division at the Takalar Regency Education Office. This activity was carried out by Syncronouse Online using the Zoom meeting application due to the Covid-19 Pandemic. There were 33 participants who attended the training. Based on the results of a questionnaire on the teacher’s perceptions about the use of fast calculation techniques, all teachers find this technique helpful. Therefore, the teachers will use this technique in teaching arithmetic to their students. Abstrak Penerapan teknik berhitung cepat sebagai penunjang pembelajaran Matematika dalam Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru- guru matematika sekolah dasar akan sebuah metode berhitung cepat yang dapat diterapkan dalam operasi dasar berhitung aljabar. Target khusus yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah meningkatnya mutu pendidikan Matematika Sekolah Dasar di Kabupaten Takalar. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan ini berupa metode demonstrasi dan tanya jawab tentang teknik berhitung cepat yang dilakukan oleh guru-guru sekolah dasar Se-Kabupaten Takalar. Adapun kegiatan ini dimulai dengan observasi dan wawancara dengan kepala bidang guru dan tenaga kependidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Takalar. Kegiatan ini dilaksanakan secara Daring Syncronouse menggunakan aplikasi meeting Zoom dikarenakan wabah Pandemi Covid – 19 masih mengganas. Peserta yang hadir saat pelaksanaan pelatihan sebanyak 33 orang. Hasil angket persepsi guru tentang penggunaan teknik berhitung cepat semua guru-guru merasa senang dengan kemampuan ini, demikian pula bahwa guru-guru akan memanfaatkan teknik ini dalam membelajarkan berhitung bagi murid-muridnya.
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA NEGERI 1 MAKASSAR Dedi Kusnadi; Suradi Tahmir; Ilham Minggi
MaPan : Jurnal Matematika dan Pembelajaran Vol 2 No 1 (2014): June
Publisher : Department of Mathematics Education Faculty of Tarbiyah and Teacher Training Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.515 KB) | DOI: 10.24252/mapan.2014v2n1a9

Abstract

>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Makassar yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, dan pedoman wawancara. Subjek penelitian ini adalah guru matematika yang mengajar di kelas X  sebanyak 3 guru yang terbagi dalam 2 guru yang sudah mengikuti pelatihan dan 1 guru yang belum mengikuti pelatihan Kurikulum 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perencanaan Pembelajaran Matematika oleh guru berdasarkan Kurikulum 2013 pada subjek NH dan ML  yang sudah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 berada pada kategori baik, begitu juga dengan subjek MB yang belum mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 berada pada kategori baik. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika oleh guru berdasarkan Kurikulum 2013 pada subjek yang sudah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 berada pada kategori yang berbeda, subjek NH berada pada kategori baik, sedangkan subjek ML berada pada kategori cukup baik. Selanjutnya subjek MB yang belum mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 berada pada kategori cukup baik. Penilaian Pembelajaran Matematika oleh guru berdasarkan Kurikulum 2013 pada subjek NH dan ML yang sudah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 berada pada kategori baik, sedangkan subjek MB yang belum mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 berada pada kategori kurang baik.
Application of Direct Instructional Learning in High School Education Alimuddin Alimuddin; Suradi; Marina Rahmayanti
Community Medicine and Education Journal Vol. 2 No. 2 (2021): Community Medicine and Education Journal
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.112 KB) | DOI: 10.37275/cmej.v2i2.114

Abstract

A direct teaching model is a teaching approach that can help students learn basic skills and acquire information that can be taught step by step. Direct instruction or direct teaching is based on behavioristic learning theory that focuses on the mastery of concepts and changes in behavior as a result of learning that can be observed. The approach used in this model is teacher-centered. The teacher presents material/transfers information directly and structured using a lecture, expository, question, and answer, presentation/demonstration model. This model is the leading choice applied to students due to its advantages, including the relatively large amount of material delivered, easy learning time to manage, and this model will be relatively easy to follow for procedural matters. In addition to some of its advantages, the direct teaching model also has drawbacks that, according to researchers, are vital to the learning process itself; namely, students tend to wait for raw answers from the material presented by the teacher.
PROFIL GAYA BERPIKIR SISWA SMP DALAM BELAJAR MATEMATIKA Suradi Suradi
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 13 No. 67 (2007)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v13i67.384

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan profil gaya berpikir siswa SMP, dalam kaitannya dengan prestasi belajar matematika. yang dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru dalam melayani/membimbing siswa berdasarkan gaya individual dalam belajar matematika. Penelitian ini juga dapat menjadi umpan balik dalam menilai apakah pengajaran yang selama ini terlaksana sebagai masukan instrumental memberikan dampak berarti bagi pengembangan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa: (1) siswa dengan gaya belajar Field Depen­dent (FD) pada umumnya berpikir sekuensial konkret, sedangkan siswa Field Independent (Fl) berpikir acak abstrak; (2) gaya berpikir mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP; dan (3) prestasi belajar matematika siswa Fl lebih baik jika dibandingkan siswa FD. Sebagai implikasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini, disarankan agar dalam pembelajaran matematika dioptimalkan interaksi antara siswa Fl dan FD, dan memberikan pembelajaran yang banyak berkaitan dengan dunia nyata siswa. Pembelajaran hendaknya dimulai dari hal yang realistik bagi siswa ke hal yang abstrak, karena cara siswa SMP berpikir masih didominasi sekuensial konkret dan acak abstrak.
Analisis Data Penelitian Menggunakan Perangkat Lunak Excel R. Rusli; S. Suradi; Abdul Rahman; Said Fachry Assagaf; H. Hastuty
Panrannuangku Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Rekayasa, Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35877/panrannuangku626

Abstract

Data analysis is an absolute step in quantitative research, the teacher's lack of understanding in conducting data analysis has an impact on the teacher's lack of enthusiasm in conducting research and writing scientific articles. This data analysis training uses excel software. Partners of the Community Partnership Program (PKM) are mathematics teachers who join the Bantaeng district MGMP. This training is carried out offline at SMPN 3 Bantaeng Regency. This training aims to help teachers to be skilled in statistical data processing, understand the steps in conducting research with quantitative data. Passion for writing scientific articles for publication in journals. Through this training, it is hoped that these teachers will be able to process raw research data using excel software and interpret the output. This training is held in the form of material presentation, hands-on practice with excel software, and `task work'. The results achieved are 1) Teachers are skilled at processing research data using excel software, 2). Teachers better understand the steps in conducting research, 3). Able to write scientific articles properly and correctly.
Deskripsi Pemahaman Geometri Siswa SMP pada Materi Segiempat berdasarkan Teori Van Hiele ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa Suradi Tahmir; J. Ja'faruddin; Nurul Fitriany Abbas
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 2, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.71 KB) | DOI: 10.35580/imed9478

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman geometri siswa SMP pada materi segiempat berdasarkan teori van Hiele dan ditinjau dari gaya kognitif siswa. Subjek pada penelitian ini merupakan siswa SMP yang dipilih berdasarkan tes GEFT yaitu 1 siswa yang memiliki gaya kognitif Field Dependent dan 1 siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent. Selanjutnya subjek mengerjakan tes pemahaman geometri pada materi segiempat dan melakukan wawancara untuk memperoleh data pemahaman geometri siswa pada materi segiempat. Pemahaman geometri subjek dideskripsikan melalui teori van Hiele yang memuat tingkat pemahaman geometri van Hiele yaitu visualization, analysis, abstraction, formal deduction, dan rigor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman geometri siswa dengan dengan gaya kognitif Field Dependent dan siswa dengan gaya kognitif Field Independent. Siswa dengan gaya kognitif Field Independent memiliki pemahaman geometri pada materi segiempat yang lebih baik pada tiap tingkat pemahaman geometri yang telah ia capai dan berada pada tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan siswa dengan gaya kognitif Field Dependent. Siswa dengan gaya kognitif Field Independent telah mencapai tahap awal formal deduction sedangkan siswa dengan gaya kognitif Field Dependent masih berada pada tingkat analysis.Kata Kunci:Pemahaman Geometri, Teori van Hiele, Tingkat Pemahaman Geometri van Hiele, Segiempat, Gaya Kognitif.Abstract. This research is a descriptive research with qualitative approach which aims to describe Junior High School students’ geometry understanding on quadrilateral based on van Hiele Theory and observed from students’ cognitive style. Subjects in this study were Junior High School students who were selected  based on GEFT test i.e. 1 student who has Field Dependent cognitive style and 1 student who has Field Independent cognitive style.  Then, subject undertook a geometry understanding test on quadrilateral material and conducted interviews to obtain data of students’ geometric understanding on quadrilateral. Subjects’ geometry understanding were described by van Hiele theory that contained van Hiele level of geometry understanding i.e. visualization, analysis, abstraction, formal deduction, and rigor. The result of this study show that there are differences in geometry understanding between student with Field Dependent cognitive style and student with Field Independent cognitive style. Student with Field Independent cognitive style has geometry understanding on quadrilateral better at each level of geometry understanding that had been achieved and was at higher level than student with Field Dependent cognitive style.  Student with Field Independent cognitive style has reached the initial stage of formal deduction, while student with Field Dependent cogitive style still is at analysis level.Keywords:Geometry Understanding; Van Hiele Theory; Van Hiele Level of Geometry Understanding; Quadrilateral; Cognitive Style..
Miskonsepsi pada Materi Aljabar Siswa Kelas VIII SMP Najmawati Azis; Suradi Tahmir; Ilham Minggi
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.439 KB) | DOI: 10.35580/imed15329

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi siswa kelas VIII dalam menyelesaikan soal pada materi aljabar. Untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi dalam penelitian ini, menggunakan CRI (Certaninty of Respon Index) yaitu ukuran tingkat keyakinan/kepastian reposnden dalam menjawab setiap soal yang diberikan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes diagnostik yang dilengkapi dengan kriteria CRI dan wawancara. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa beberapa jenis miskonsepsi yang teridentifikasi adalah (1) Siswa mengalami miskonsepsi konsep terkait definisi variabel dan koefisien, (2) Siswa mengalami miskonsepsi hitung terkait pengoperasian suku-suku sejenis, (3) Siswa mengalami miskonsepsi tanda terkait konstanta, dan (4) Siswa mengalami miskonsepsi terjemahan terkiat koefisien. Kata Kunci: miskonsepsi, kosep pada materi aljabar, metode CRI This research aimed to describe the misconception of class VIII students to solving questions in algebra material. To identify the occurrence of misconceptions in this study, using CRI (Certaninty of Respon Index) was a measure the level of confidence / certainty of respondent in answering each question (problem) given. The instrument data collection technique used was a diagnostic test with CRI criteria and interview. The research result concluded that several types of misconception indetified were (1) Student experienced concept misconception related to definition of variableand coefficient, (2) Student experienced count misconception related to the operation of like terms, (3) Student experienced sign misconception related to constant and (4) Student experienced translation misconception related to coefficient. Keywords: misconception, concepts on algebra material, CRI method
Komparasi Prestasi Belajar Matematika antara Siswa yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing dan Tipe Make a Match di Kelas VII SMP T. Tahir; Hamzah Upu; S. Suradi
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 3, No 2 (2019): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.6 KB) | DOI: 10.35580/imed11043

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan prestasi belajar siswa melalui penerapan model kooperatif tipe Snowball Throwing dan Make a Match dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang melibatkan dua kelompok yang diberi perlakuan dengan sampel penelitian sebanyak 47 siswa dari kelas VII SMP di Sinjai yang dipilih dengan menggunakan teknik double cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen: (1) lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran dan (2) tes hasil belajar matematika. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan analisis uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Skor rara-rata prestasi belajar matematika dari 25 siswa setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing yaitu 4% berada pada kategori sangat rendah, 40% pada kategori sedang, 36% pada kategori tinggi dan 20% pada kategori sangat tinggi. (2) Skor rara-rata prestasi belajar matematika dari 22 siswa setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match yaitu 9,09% berada pada kategori sangat rendah, 4,54% pada kategori rendah, 50% pada kategori sedang serta 18,18 % masing-masing pada kategori tinggi dan sangat tinggi. (3) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tipe make a match di Kelas VII SMP dengan materi Bangun Datar Segiempat.Kata Kunci: Prestasi belajar, pembelajaran matematika, model pembelajaran kooperatif, snowball throwing, make a matchAbstract. This research was conducted to determine the comparison of student learning achievement through the application of the cooperative model type Snowball Throwing and Make a Match in mathematics learning. This research was an experimental research involving two groups treated with research sample of 47 students from class VII SMP Sinjai selected by using the double cluster random sampling technique. Techniques of collecting data  using instruments: (1) observation sheet of  learning model implementation and (2) tests of mathematics learning result.Data were analyzed with descriptive statistics and inferential statistics with t-test analysis. The results showed that : (1) Average score of mathematics learning achievement of 25 students after learning using the Snowball Throwing type of cooperative learning model which is 4% in the very low category, 40% in the medium category, 36% in the high category and 20% in the very high category. (2) The average score of mathematics learning achievement from 22 students after learning using the Make a Match type of learning model is 9.09% in the very low category, 4.54% in the low category, 50% in the medium category and 18, 18% in the high and very high categories. (3) There is no significant difference between student achievement after applying the snowball throwing type cooperative learning model and the type of make a match in Class VII Junior High School with the Rectangular Build Up material.Keywords: Learning achievement, mathematics learning, cooperative learning model, snowball throwing, make a match.
Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Matematika Siswa SMA Suradi Tahmir; N. Nasrullah; Sri Nurwana
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (890.746 KB) | DOI: 10.35580/imed15289

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis ditinjau dari tingkat kemampuan matematika siswa SMA dalam memahami pokok bahasan persamaan trigonometri. Terdapat 3 subjek penelitian yaitu satu siswa berkemampuan tinggi (KMT), satu siswa berkemampuan sedang (KMS), dan satu siswa berkemampuan rendah (KMR). Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah instrumen soal tertulis dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kemampuan matematika tinggi mampu menuliskan dengan rinci alur penyelesaian masalah, menjelaskan penyelesaiannya dengan tepat dan sistematis serta mampu membuat kesimpulan dengan tepat. Selain itu, siswa mampu memberikan alasan yang logis terhadap langkah-langkah penyelesaian masalahnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa mampu mengkomunikasikan hasil pekerjaannya secara detail. Siswa dengan kemampuan matematika sedang masih memiliki kesalahan dan kekeliruan dalam penyelesaian masalah, alasan-alasan yang digunakan dalam penyelesaian terkadang belum tepat dan penulisan kesimpulan belum sesuai dengan perintah soal. Dengan kata lain, siswa masih kurang mampu untuk mengkomunikasikan hasil pekerjaannya secara detail. Siswa dengan kemampuan matematika rendah cenderung menuliskan penyelesaian masalah secara singkat, belum mampu membuat kesimpulan dari penyelesaian dibuatnya serta belum mampu untuk memberikan penjelasan dari penyelesaian yang dibuatnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum mampu mengkomunikasikan hasil pekerjaannya. Kata kunci : Komunikasi Matematis, Matematika Sekolah, Trigonometri This research is a qualitative research with the aim of describing mathematical communication skills in terms of the level of mathematical ability of students in Senior High School to an understanding of trigonometric equations. There were 3 research subjects namely one student that has high-ability (KMT), one student that has medium-ability (KMS), and one student that has low-ability (KMR). The instruments used in data collection are written questions and interviews. This research shows that student with high mathematical abilities is able to write in detail the flow of problem solving, explain the solution correctly and systematically and be able to draw conclusions appropriately. In addition, students are also able to provide logical reasons for the steps to resolve the problem. Show that can be said that students are able to communicate the results of their work in detail. Student with moderate mathematical abilities still has errors and errors in solving problems, the reasons used in the settlement are sometimes still not correct and the writing of conclusions is still not in accordance with the command questions. So that it can be said that student is still unable to communicate the results of their work in detail. Student with low mathematical abilities tends to write down problem solving briefly, has not been able to draw conclusions from the solutions made and also has not been able to provide an explanation of the solutions made. This shows that student has not been able to communicate the results of their work. Keyword : Mathematical Communication, School Mathematic,Trigonometric