cover
Contact Name
Said Fachry Assagaf
Contact Email
said.fachry.assagaf@unm.ac.id
Phone
+6281355595187
Journal Mail Official
said.fachry.assagaf@unm.ac.id
Editorial Address
Unit Publikasi Jurusan Matematika, Gd FG Lantai 2, FMIPA UNM
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Issues in Mathematics Education (IMED)
ISSN : -     EISSN : 26858592     DOI : https://dx.doi.org/10.35580/imed
Core Subject : Education,
Journal of IMED presents new ideas, developments, and innovations in mathematics education. It involves attempts to enhance teaching and learning mathematics in the classroom at all levels. It deals with educational articles from research, recent issues, and literature reviews. All paper related to mathematics education are welcome.
Articles 147 Documents
Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa kelas XII IPA.1 SMA Negeri 3 Barru Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Posing B. Busran
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 3, No 1 (2019): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.497 KB) | DOI: 10.35580/imed10774

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa Kelas XII IPA.1 SMA Negeri 3 Barru melalui pembelajaran dengan pendekatan  problem posing. Subyek penelitian adalah siswa kelas XII  IPA.1 SMA Negeri 3 Barru Tahun Pelajaran 2017/2018 berjumlah 30 orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan 23 perempuan. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data adalah observasi, angket dan pemberian tes hasil belajar kepada setiap subyek penelitian. Data penelitian ini berupa data motivasi belajar siswa dan data hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan dari siklus I dengan rata-rata 65%, meningkat menjadi 76.60% pada siklus II, ada kenaikan sebesar 11,60% atau dari kategori cukup menjadi baik, (2) motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, untuk tingkat perhatian  ada kenaikan sebesar 6,33%, untuk tingkat relevansi ada kenaikan sebesar 14,42%, untuk tingkat keyakinan ada kenaikan sebesar 5,50%, dan untuk tingkat kepuasan ada kenaikan sebesar 2,56%, dan (3) hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan dari siklus I, ketuntasan belajar klasikal dari 14 orang siswa (46,67%) menjadi 25 orang siswa (83,33%) pada siklus II. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan pendekatan problem posing dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga diharapkan guru dapat menerapkan model problem posing sebagai variasi dalam pembelajaran matematika.Kata kunci: motivasi belajar, pembelajaran problem posing.Abstract. This research is classroom action research which aims to increase motivation to learn mathematics in students of Class XII IPA.1 Barru 3 Public High School through problem posing learning. The research subjects were students of class XII IPA.1 30 SMA 3 Barru Academic Year 2017/2018 amounted to 30 people consisting of 7 men and 23 women. The implementation of this study consisted of two cycles. Data collection techniques are observation, questionnaire and giving test of learning outcomes to each research subject. The research data is in the form of student learning motivation data and student learning outcomes data. The results showed that: (1) student activities in mathematics learning experienced an increase from the first cycle with an average of 65%, increased to 76.60% in the second cycle, there was an increase of 11.60% or from the sufficient category to be good, (2) student learning motivation has increased from cycle I to cycle II, for the level of attention there is an increase of 6.33%, for the level of relevance there is an increase of 14.42%, for the level of confidence there is an increase of 5.50%, and for the level of satisfaction there an increase of 2.56%, and (3) student learning outcomes in mathematics learning experienced an increase from cycle I, classical learning completeness from 14 students (46.67%) to 25 students (83.33%) in cycle II. The results of the study show that learning with a problem posing approach can increase student motivation so that teachers are expected to be able to apply the problem posing model as a variation in mathematics learning.Keywords: learning motivation, problem posing learning. 
Deskripsi Kesulitan Belajar Matematika Siswa pada Materi Bangun Datar Ditinjau dari Segi Kemampuan Koneksi Matematika Siswa A. Asdar; F. Fajar; R. Rahmawati
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.026 KB) | DOI: 10.35580/imed19906

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi kesulitan siswa dalam belajar matematika pada pokok bahasan bangun datar, ditinjau dari segi kemampuan koneksi matematika siswa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Pengambilan subjek dilakukan dengan memberikan lembar tes kemampuan koneksi matematika kepada siswa kelas VIII yang kemudian dari hasil tersebut dipilih secara purposive  5 subjek. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes kemampuan koneksi, tes diagnostik kesulitan belajar dan pedoman wawancara. Indikator kesulitan belajar yaitu abnormalitas persepsi visual, gangguan hubungan keruangan, asosiasi visual-motor, kesulitan memahami simbol, kesulitan bahasa dan membaca. Hasil penelitian menunjukkan : 1)  subjek dengan kemampuan koneksi matematika baik sekali mengalami gangguan hubungan keruangan, 2)  subjek dengan kemampuan koneksi matematika baik  mengalami gangguan hubungan keruangan dan asosiasi visual motor, 3) subjek dengan kemampuan koneksi matematika cukup mengalami abnormalitas persepsi visual,  gangguan hubungan keruangan dan asosiasi visual motor, 4) subjek dengan kemampuan koneksi matematika kurang mengalami gangguan hubungan keruangan, asosiasi visual motor, abnormalitas persepsi visual, kesulitan bahasa dan membaca, 5) subjek dengan kemampuan koneksi matematika sangat kurang mengalami kesulitan disemua indikator kesulitan belajar.Kata Kunci: Kesulitan Belajar, Kemampuan Koneksi Matematika, Bangun Datar This research aims to know the description of students' learning difficulties in learning mathematics on the topik of Plane viewed from students' mathematical connection ability. This research is descriptive research using a qualitative approach. Retrieval of the subject is formed by providing mathematical connection ability tests to students of class VIII and from the result of mathematical connection ability selected purposively 5 subjects. The instrument in this research is the test of mathematics connection ability, a diagnostik test of mathematics learning difficulties, and interview guidelines. Students' learning difficulties analyzed base on 5 indicators of learning difficulties, it contains abnormality of visual perception, interference of spatial relation, the association of visual-motor, difficulty in understanding symbol, difficulty in language and reading. The results showed that (1) subject with very good mathematical connection ability feel difficult in interference of spatial relation, (2) subject with good mathematical connection ability  find difficulties  in interference of spatial relation and association of visual-motor, (3) subject with moderate mathematical connection ability  find difficulties  in abnormality of visual perception, interference of spatial relation and association of visual-motor, (4) subject with low mathematical connection ability  find difficulties  in interference of spatial relation, association of visual-motor, abnormality in visual perception, difficulty in language and reading, (5) subject with very low mathematical connection ability experience difficulties in all the indicators of learning difficulties.Keywords: Learning Difficulty, Connection Ability, Mathematics, Plane
Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Langkah Polya Ditinjau dari Gaya Berpikir Siswa pada Kelas VIII SMP Negeri 24 Makassar Awi Dassa; Nurwati Djam'an; Andi Irda Iriana
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 2, No 2 (2018): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.764 KB) | DOI: 10.35580/imed9496

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika berdasarkan langkah polya ditinjau dari gaya berpikir sekuensial abstrak, sekuensial konkret, acak abstrak dan acak konkret. Subjek dalam penelitian ini adalah 4 (empat) orang siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Makassar yang dipilih secara purposive berdasarkan perbedaan gaya berpikir. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk mengelompokkan siswa berdasarkan gaya berpikirnya dan untuk menentukan subjek, tes tertulis dan wawancara untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Data yang terkumpul dianalisis untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan langkah polya yakni; (1) memahami masalah, (2) merencanakan penyelesaian, (3) melaksanakan rencana penyelesaian dan (4) memeriksa kembali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa denga tipe gaya berpikir sekuensial konkret dan acak abstrak memiliki kemampuan yang sama pada keempat langkah pemecahan masalah yakni dalam memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan melihat kembali proses dan hasil. Sedangkan siswa dengan tipe gaya berpikir sekuensial abstrak dan acak konkret memiliki langkah pemecahan masalah yang berbeda pada masing-masing keempat tahap yang dilakukan. Kata kunci: Gaya Berpikir, Pemecahan Masalah Matematika dan Langkah PolyaAbstract. This study is a descriptive study with qualitative approach which aimed to describe the mathematical problem solving abilities by Polya step terms of abstract sequential thinking style, concrete sequential, abstract random and concrete random. The subjects in this study are 4 (four) of students grade VIII SMPN 24 Makassar selected purposively based on the different of thinking style. Data collection tool is questionnaire to classify students based on the thinking style and to determine the subject, written tests and interviews to determine the ability of students' mathematical problem solving. Data were analyzed to describe the mathematical problem solving ability of students based on Polya steps namely; (1) understanding the problem, (2) devising a plan, (3) carrying out the plan and (4) looking back. The results showed that students' of premises concrete sequential and abstract random thinking styles has the same ability on the fourth problem solving step in understanding the problem, devising a plan, carrying out the plan and looking back on the process and results. While students with the type of abstract sequential thinking style and concrete random has a different problem solving steps on each of the four stages.Keyword: Thinking Styles, Mathematics Problem Solving and Polya Steps
Pengaruh Sikap pada Pelajaran Matematika dan Kebiasaan Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SLTP Berorientasi Islam di Makassar Ilham Minggi; Muhammad Dinar; H. Hasnainah
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.385 KB) | DOI: 10.35580/imed15323

Abstract

. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh sikap pada pelajaran matematika dan kebiasaan belajar matematika ditinjau dari gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SLTP berorientasi islam di Makassar. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen angket sikap pada pelajaran matematika, angket kebiasaan belajar matematika, angket gaya belajar, dan tes prestasi belajar matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) dari 80 responden, terdapat 27 siswa dengan gaya belajar visual, 14 siswa dengan gaya belajar auditori, dan 39 siswa dengan gaya belajar kinestetik,(2) sikap pada pelajaran matematika dan kebiasaan belajar matematika berada pada kategori tinggi untuk kelompok gaya belajar visual dan kinestetik, dan rendah untuk kelompok gaya belajar auditori (3) prestasi belajar berada pada kategori sedang untuk setiap kelompok gaya belajar, (4) sikap pada pelajaran matematika dan kebiasaan belajar matematika secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika untuk setiap kelompok gaya belajar, (5) sikap pada pelajaran matematika berpengaruh positif terhadap prestasi belajar matematika untuk kelompok gaya belajar visual dan kinestetik, (6) kebiasaan belajar matematika berpengaruh positif terhadap prestasi belajar matematik untuk kelompok gaya belajar visual, (7) sikap pada pelajaran matematika berpengaruh secara tidak langsung terhadap prestasi belajar matematika melalui variabel kebiasaan belajar matematika untuk kelompok gaya belajar visual. Kata Kunci: Sikap pada pelajaran matematika, Kebiasaan belajar matematika, Gaya belajar, Prestasi Belajar Matematika siswa. This research was conducted to determine the effect of attitudes on mathematics and mathematics learning habits in terms of learning style to Mathematics Learning Achievement Grade VIII SLTP Islamic oriented in Makassar. The technique of collecting data using instrument questionnaire of attitudes on mathematics, questionnaire of mathematics learning habits, questionnaire of learning style, and test result of mathematics learning. The result of the research shows that: (1) of 80 respondents, there were 27 students with visual learning style, 14 students with auditory learning style, and 39 students with kinesthetic learning style. (2) attitudes on mathematics and mathematics learning habits are in the high category for visual and kinesthetic learning style, and low category for auditory learning style, (3) mathematics learning achievement in the medium category for each learning style group, (4) attitudes on mathematics and mathematics learning habits jointly influence mathematics learning achievement for each learning style group, (5) attitudes on mathematics directly effect on mathematics learning achievement for visual and kinesthetic learning style group, (6) mathematics learning habits directly effect on mathematics learning achievement for visual learning style group, (7) attitudes on mathematics indirectly effect on mathematics learning achievement through variable mathematics learning habits for visual learning style group. Keywords: Attitudes on mathematics, Mathematics learning habits, Learning style, Student’s mathematics learning achievement.
Deskripsi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika N Nurlaelah; A Alimuddin; Ilham Minggi
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 1, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.791 KB) | DOI: 10.35580/imed9250

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan faktor penyebab siswa melakukan kesalahan. Subjek penelitian terdiri dari 2 siswa kelas IX.A yang dipilih berdasarkan banyanya  kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis yang memuat 1 butir soal uraian dan pedoman wawancara. Kesalahan yang dianalisis dikategorikan dengan menggunakan kategori kesalahan Newman yang terdiri dari 5 kesalahan yaitu kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan mentransformasikan, kesalahan memproses dan kesalahan menuliskan jawaban akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria kesalahan Newman, kesalahan yang terjadi adalah tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, tidak mampu membuat model matematika dengan benar, tidak mampu menggunakan prosedur, salah dalam menggunakan operasi hitung dan tidak mampu menyimpulkan hasil akhirnya.. Penyebab siswa melakukan kesalahan adalah tidak memahami informasi yang ada pada soal, kurangnya ketelitian siswa, dan kurangnya keterampilan, lupa, dan tergesa-gesa dalam menjawab soal. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang jenis kesalahan yang dilakukan siswa SMP pada materi sistem persamaan linear dua variabel khususnya dalam mengerjakan soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sehingga dalam proses pembelajaran kesalahan-kesalahan yang dilakukan dapat segera diminimalisir.Kata kunci: Kesalahan, Sistem Persamaan Linear Dua variabel, Prosedur Newman.Abstract.This research aimed to describe the types of errors made by students in solving mathematical problems in the Two-Linear Linear Equation System and the factors causing students to make mistakes. The research subjects consisted of 2 students of class IX.A who were selected based on how many errors were made in solving math story problems. The instrument used is a written test that contains 1 item description and interview guidelines. The errors analyzed are categorized using the Newman error category which consists of 5 errors, namely reading errors, misunderstanding, errors in transforming, processing errors and errors in writing the final answer. The results showed that based on the Newman error criteria, the errors that occurred were not being able to write down what was known and what was asked, not being able to make a mathematical model correctly, unable to use procedures, wrong in using count operations and unable to conclude the final results. The cause of students making mistakes is not understanding the information in the problem, lack of accuracy of students, and lack of skills, forgetting, and hurrying in answering questions. The results of this study are expected to add insight into the types of errors made by junior high school students in the material system of linear equations of two variables, especially in working on problems related to everyday life so that in the learning process mistakes made can be minimized immediately.Keywords: Errors, Two-Linear Linear Equation System, Newman’s Procedure.
Komparasi Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching (RT) Ahmad Talib; Hisyam Ihsan; Muh. Fairul
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 2, No 2 (2018): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.842 KB) | DOI: 10.35580/imed9487

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen Semu (Quasi Experiment) yang melibatkan dua kelompok yang diberi perlakuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pemahaman konsep matematika antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dan model pembelajaran Reciprocal Teaching (RT). Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelas yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument tes kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran  Auditory Intellectually Repetition (AIR) lebih baik untuk diterapkan di kelas VIII di salah satu Sekolah Menegah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Barru (2) Pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) lebih baik dari pemahaman konsep matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching (RT) dalam pembelajaran matematika pada dikelas VIII di salah satu Sekolah Menegah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Barru.Kata Kunci: Auditory Intellectually Repetition (AIR),Reciprocal Teaching (RT), pemahaman konsep.   Abstract. The research applied quasi-experimental design involving two groups that received treatment. The objective of the research was to find out the comparison of mathematics concept understanding between students who were taught by using Auditory Intellectually Repetition (AIR) and Reciprocal Teaching (RT) Learning Method. The sample of the research consisted of two classes who were decided by cluster random sampling technique. The data were collected through the ability of students’ mathematics concept understanding instrument test and observation. The result of the research showed that 1) The learning process by using Auditory Intellectually Repetition (AIR) learning method was better to be applied in the VIII class of junior high school (SMPN) in Barru district 2) The students’ understanding of mathematics concepts that was taught by using Auditory Intellectually Repetition (AIR) was better than their understanding of mathematics concept that was taught by Reciprocal Teaching (RT) in learning Mathematics in the VIII class of junior high school (SMPN) in Barru district.Keyword: Auditory Intellectually Repetition (AIR), Reciprocal Teaching (RT), Concept Understanding.
Pengaruh Keaktifan Belajar, Kemandirian Dan Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IX SMP Aisyah Hariyani Achmad; Muhammad Dinar; B. Bernard
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.775 KB) | DOI: 10.35580/imed15287

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian ex-post facto yang bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara keaktifan belajar, kemandirian dan kreativitas terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas IX SMP. Sampel dipilih secara acak dari populasi sebanyak tiga kelas dari sembilan kelas. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket dan tes prestasi belajar. Data tersebut dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian secara deskriptif diperoleh (1) Prestasi belajar matematika siswa berada pada kategori tinggi, (2) Keaktifan belajar berada pada kategori tinggi, (3) Kemandirian belajar berada pada kategori tinggi, (4) Kreativitas belajar berada pada kategori rendah. Secara inferensial diperoleh (1) Terdapat pengaruh antara keaktifan belajar, kemandirian belajar dan kreativitas belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika siswa, (2) Terdapat pengaruh signifikan antara keaktifan belajar terhadap prestasi belajar belajar matematika siswa dengan memperhatikan kemandirian belajar dan kreativitas belajar kelas, (3) Terdapat pengaruh signifikan antara kemandirian belajar terhadap prestasi belajar belajar matematika siswa dengan memperhatikan keaktifan belajar dan kreativitas belajar, (4) Tidak terdapat pengaruh signifikan antara kreativitas belajar terhadap prestasi belajar belajar matematika siswa dengan memperhatikan keaktifan belajar dan kemandirian belajar. Kata kunci : Keaktifan Belajar, Kemandirian, Kreativitas, Prestasi Matematika This study was ex-post facto research, which purposed to know the influences of learning activeness, independence and creativity toward Students’ Mathematics Learning Achievement on grade IX of SMP. Sample of study was chosen randomly three class from nine classes. Data were collected using the questionnaires and test learning achievement. The data were analyzed by Descriptive and Inferential. Descriptive analyze obtain (1) Students’ mathematics learning achievement are at high category, (2) Learning activeness are at high category, (3) Learning independence are at high category, (4) Learning creativity are at low category. Inferentially acquire (1) There is influences of learning activeness, learning independence and learning creativity together towards students’ mathematics learning achievement, (2) There is a positive influence of learning activeness toward students’ mathematics learning achievement by paying attention to the learning independence and learning creativity, (3) There is a positive influence of learning independence toward students’ mathematics learning achievement by paying attention to the learning activeness and learning creativity, (4) There was no influence of learning creativity toward students’ mathematics learning achievement by paying attention to the learning activeness and learning independence. Keyword : Learning Activeness, Independence, Creativity, Mahtematics Achievement
Deskripsi Kemampuan Berpikir Reflektif dalam Menyelesaikan Soal High Order Thinking Skill (HOTS) ditinjau dari Kecerdasan Logis Matematis Siswa Hamzah Upu; R. Rusli; Yulia Pratiwi
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.046 KB) | DOI: 10.35580/imed23845

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif dalam menyelesaikan soal High order thinking skill (HOTS) ditinjau dari kecerdasan logis matematis siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 3 siswa kelas IX SMP yang masing-masing mewakili satu kategori kemampuan logis matematis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kecerdasan logis matematis, tes soal HOTS, dan pedoman wawancara. Kemampuan berpikir reflektif siswa mempunyai tiga fase, yaitu: reacting, comparing, dan contemplating. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pada fase reacting; subjek yang kecerdasan logis matematisnya tinggi, sedang, dan rendah memenuhi semua indikator yang harus dilalui dengan bereaksi dengan pemahaman pribadinya. 2) Pada fase comparing; subjek yang kecerdasan logis matematisnya tinggi dan sedang memenuhi semua indikator yang harus dilalui dengan melakukan analisis dan evaluasi terhadap pengetahuannya yang sudah ada; subjek yang kecerdasan logis matematisnya rendah tidak memenuhi indikator apapun. 3) Pada fase contemplating; siswa yang kecerdasan logis matematisnya tinggi memenuhi syarat indikator yang harus dilalui dengan menyelesaikan soal mengacu pada pengetahuan yang diingatnya; subjek yang kecerdasan logis matematisnya sedang dan rendah tidak memenuhi indikator apapun.Kata Kunci:Kemampuan, Berpikir Reflektif, High Order Thinking Skill, Kecerdasan Logis Matematis, SPLDV.This research was intended to describe student’s reflection thinking ability on solving HOTS questions based on students logical mathematical intelligence. This study was descriptive research with qualitative approach. Subjects of this study were ninth grader students of middle school, consisting of one student with high logical mathematical intelligence, one student with moderate logical mathematical intelligence, one student with low logical mathematical intelligence. Instruments in this study were logical mathematical intelligence test, high order thinking skill  questions, and interview guideline. For reflective thinking ability, there are three phases that must be through by students. They are reacting, comparing, and contemplating phases. Research result showed that: 1) For reacting phase; students with high, moderate, and low logical mathematical intelligence fulfilled each indicator to react with their personal understanding. 2) For comparing phase; students with high and moderate logical mathematical intelligence fulfilled each indicator by analysing and evaluating their existing knowledge; student with low logical mathematical intelligence doesn’t meet any indicators. 3) For Contemplating phase; student with high logical mathematical intelligence fulfilled each indicator by solving the questions referring to the knowledge that she remembered; students with moderate and low logical mathematical intelligence don’t meet any indicators.Keywords:Ability, Reflective Thinking, High Order Thinking Skill, Logical Mathematical Intelligence, SPLDV.
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa (Penelitian Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan STAD) Muhammad Dinar; A. Asdar; Sri Anggeliqa Saputri
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 2, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.509 KB) | DOI: 10.35580/imed9477

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)Perbandingan hasil belajar matematika siswa bermotivasi tinggi yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan STAD, (2)Perbandingan hasil belajar matematika siswa bermotivasi rendah yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan STAD, (3) Ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA di salah satu sekolah negeri di Polewali dan dipilih 2 kelas secara cluster random sampling sebagai sampel. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial 2x2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Hasil belajar matematika siswa bermotivasi tinggi yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) Hasil belajar matematika siswa bermotivasi rendah yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, (3) Tidak ada pengaruh interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa.Kata Kunci: Pengaruh,Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD, Motivasi, Hasil Belajar Matematika. Abstract.This research aims to know (1) Comparison students’ mathematics learning achievement of high motivated student learning taught by Jigsaw and STAD type of cooperative learning model, (2) Comparison students’ mathematics learning achievement of low motivated students taught by Jigsaw and STAD type of cooperative learning model, (3) there is an interaction between the use of cooperative learning model and student's learning motivation toward student's mathematics learning result. Population in this research was all students on grade X IPA in one of a schoolin Polewali and chosen 2 class by cluster random sampling as sample. Learning design used in this research was factorial design 2x2. Research results showed that (1) Students’ mathematics learning achievement of high motivated student learning taught by Jigsaw type cooperative learning model is higher than students’ mathematics learning achievement taught by STAD type cooperative learning model, (2) Students’ mathematics learning achievement of low motivated students taught by cooperative learning model STAD type is no higher than students’ mathematics learning achievement taught by Jigsaw type cooperative learning model. (3) There is no influence interaction of learning model and student's learning motivation to student's mathematics learning result. Keywords: Influence, Jigsaw type of Cooperatif Learning Model, STAD type of Cooperatif Learning Model, Motivation, Mathematics Learning Achievement.
Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson Abdul Rahman; A. Asdar; Nur Indah Surahman
Issues in Mathematics Education (IMED) Vol 3, No 2 (2019): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.094 KB) | DOI: 10.35580/imed11048

Abstract

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui deskripsi hasil analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pemecahan masalah matematika berdasarkan taksonomi Anderson. Pendeskripsian diperoleh melalui analisis hasil tes keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pemecahan masalah matematika. Deskripsi tersebut juga didukung oleh data hasil wawancara setelah tes dilaksanakan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi waktu yaitu dengan melakukan wawancara untuk mencari kesesuaian data yang bersumber dari masalah yang sama pada waktu yang berbeda. Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Hubberman.Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Mamuju dengan jumlah subjek sebanyak 2 orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang mengikuti bimbingan OSN Matematika dalam pemecahan masalah matematika berdasarkan taksonomi Anderson kategori menganalisis(C4) melibatkan keterampilan dalam memahami(C2) dan mengaplikasi(C3); kategori mengevaluasi(C5) melibatkan keterampilan dalam memahami(C2), mengaplikasi(C3) dan menganalisis(C4); sedangkan kategori mencipta(C5) melibatkan keterampilan dalam menganalisis(C4), (2)keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang tidak mengikuti bimbingan OSN Matematika dalam pemecahan masalah berdasarkan taksonomi Anderson kategori menganalisis(C4), yaitu tidak mampu menganalisis dengan baik karena tidak mampu memahami(C2) sehingga salah dalam menginterpretasi(C3); kategori mengevaluasi(C5) melibatkan keterampilan dalam memahami(C2) dan menganalisis(C4); sedangkan kategori mencipta tidak dapat diidentifikasi.Kata Kunci: Berpikir Tingkat Tinggi, Pemecahan Masalah, Taksonomi Anderson.Abstract. This study is a qualitative study that aims to investigate description of analysis results the students’ higher order thinking skill in mathematics problem solving based on Anderson taxonomy. The descriptions were obtained by analysis the test results of students' higher order thinking skill in mathematics problem solving. The description is also supported by interview data after the test was conducted. Data validation technique using time triangulation is by conducting interviews to find the suitability of data sourced from the same problem at different times. Data analysis technique using data analysis steps according to Miles and Hubberman. This study conducted in SMAN 1 Mamuju with the number of subjects are 2 people that selected using by purposive sampling technique. The results of the study indicate that: (1)students’ higher order thinking skills who follow guidance of OSN Mathematics in mathematics problem solving based on Anderson’s taxonomy in analyzing category(C4) involving skills in understanding(C2) and applying(C3); evaluate category(C5) involving skills in understanding(C2), applying(C3) and analyzing(C4); while the creating category(C5) involving skill in analyzing (C4), (2) students’ higher order thinking of students who don’t follow guidance of OSN Mathematics in mathematics problem solving towards on Anderson's taxonomy in analyzing category(C4), that is not able to analyzing well because not able to understanding(C2) so mistaken in interpretation(C3); evaluating category(C5) involving skills in understanding(C2) and analyzing(C4); while creating category can’t be identified.Keywords: Higher Order Thinking, Problem Solving, Anderson’s Taxonomy

Page 3 of 15 | Total Record : 147