cover
Contact Name
-
Contact Email
jurnal@fahutan.untan.ac.id
Phone
+6285345044457
Journal Mail Official
jurnal@fahutan.untan.ac.id
Editorial Address
Fakultas Kehutanan Untan Jln. Imam Bonjol Pontianak Telp/fax : 0561-767673 / 0561-764513
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
JURNAL HUTAN LESTARI
ISSN : 23383127     EISSN : 27761754     DOI : http://dx.doi.org/10.26418/jhl.v8i4
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Hutan Lestari merupakan jurnal ilmu kehutanan yang menyajikan artikel mengenai hasil-hasil penelitian meliputi bidang teknologi pengolahan hasil hutan, pengawetan kayu, teknologi peningkatan mutu kayu, budidaya hutan, konservasi sumber daya alam, ekonomi kehutanan, perhutanan sosial dan politik kehutanan. Setiap naskah yang dikirimkan ke Jurnal Hutan Lestari akan ditelaah oleh Penelaah yang sesuai dengan bidangnya. Jurnal Hutan Lestari dipublikasikan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura diterbitkan setiap 3 bulan sekali.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 4 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI" : 7 Documents clear
KEANEKARAGAMAN JENIS KEPITING BIOLA DI KAWASAN HUTAN MANGROVE TAMAN WISATA ALAM SUNGAI LIKU DESA NIBUNG KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS Saputra, Lucky; Burhanuddin, Burhanuddin; Anwari, M Sofwan
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 4 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i4.45599

Abstract

Sungai Liku Natural Tourism Park is a mangrove area located in Nibung Village Paloh District Sambas regency with a coastal area that has several fauna in it, one of which is a fiddler crab. Fiddler crab, also known as the kepiting biola is an animal with broad legs that belongs to the class of Crustaceans, the Decapoda order and is still in the Ocypodidae family. This study aims to examine the diversity of fiddler crab species found in the area of Mangrove Forest, Sungai Liku Nature Tourism Park, Nibung Village. by using a survey method. The research was divided into three lines with a length of 100 meters on each path and the research plot was placed by purposive sampling with a plot size of 1x1 meters totaling 30 plots in all research lines. Research on plot one is placed on the seashore, plot two is placed ashore with a distance of 250 m from line one and plot three is placed ashore with a distance of 250 m from line two. The results found as many as 6 species of fiddler crabs, namely Uca annulipes, Uca acuta, Uca triangular, Uca forcipata, Uca tetragonon and Uca coarctata with a total of 116 individual fiddler crabs found in the field.Keywords: Diversity, Fiddler Crab, Nature Tourism Park, Nibung VillageAbstrakTaman Wisata Alam Sungai Liku merupakan kawasan mangrove yang terletak di Desa Nibung Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas dengan daerah pantai yang memiliki beberapa fauna di dalamnya salah satunya adalah kepiting biola. Kepiting biola atau yang juga dikenal sebagai fiddler crab merupakan hewan yang memiliki kaki beruas yang termasuk ke dalam kelas Crustasea, ordo Decapoda dan masih dalam keluarga Ocypodidae. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi jenis kepiting biola yang ditemukan di kawasan Hutan Mangrove Taman Wisata Alam Sungai Liku Desa Nibung. Metode penelitian ini dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini dibagi menjadi tiga jalur dengan panjang 100 meter setiap jalur dan plot penelitian diletakan secara purposive sampling dengan ukuran plot 1x1 meter sebanyak 30 plot disemua jalur penelitian. Penelitian pada plot satu diletakan di daerah tepi pantai, plot dua diletakan ke arah darat dengan jarak 250 m dari jalur satu dan plot tiga diletakan ke arah darat dengan jarak 250 m dari jalur dua.  Hasil penelitian ditemukan sebanyak 6 jenis kepiting biola yaitu Uca annulipes, Uca acuta, Uca triangular, Uca forcipata, Uca tetragonon dan Uca coarctata dengan total 116 individu kepiting biola yang ditemukan dilapangan.Kata kunci: Keanekaragaman, Kepiting Biola, Taman Wisata Alam, Desa Nibung
KEANEKARAGAMAN JENIS SEMUT TERESTRIAL BERDASARKAN TIPE HABITAT DI HUTAN SEKUNDER DESA JELIMPO KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK Putro, Heru Sapto; Kartikawati, Siti Masitoh; Anwari, M Sofwan
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 4 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i4.46248

Abstract

Ants are social or eusocial insects that belong to the group of insects with the order Hymenoptera and the family Formicidae. Terrestrial ants are a type of insects that live on the surface of the soil and play a role in overhauling soil materials. The secondary forest area in Jelimpo village has various types of habitats including tengkawang habitat, mixed habitat and field habitat which is the location for ant research because each habitat has different environmental conditions so it is very interesting to examine the diversity of ant species in the area. The purpose of this study is to obtain data on the diversity of ant species and their benefits can provide information about the  ants species. The method used is purposive sampling by installing a pitfall trap contained in the observation plot measuring 20m × 20m and sub plot 2m × 2m. The results of this study is 3.704 individual ants with 4 sub famili namely Ponerinae, Myrmicinae, Formicinae and Dolichoderinae and 19 species of ants found in three types of habitat.  Keywords: Diversity, Habitat, Secondary Forest, Terestrial Ants,  AbstrakSemut adalah serangga sosial atau eusosial yang termasuk dalam kelompok serangga dengan ordo Hymenoptera dan famili Formicidae. Semut terestrial merupakan jenis serangga yang hidup dibagian permukaan tanah dan ikut berperan dalam merombak material tanah. Kawasan hutan sekunder di desa Jelimpo memiliki berbagai tipe habitat diantaranya habitat tengkawang, habitat campuran dan habitat ladang yang menjadi lokasi untuk penelitian semut karena setiap habitat memiliki kondisi lingkungan yang berbeda sehingga sangat menarik untuk meneliti keanekaragaman jenis semut dikawasan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data keanekaragaman jenis semut dan manfaatnya dapat memberi informasi mengenai jenis semut. Metode yang digunakan yaitu purposive sampling dengan memasang jebakan jatuh berumpan atau pitfall trap yang terdapat pada plot pengamatan berukuran 20m × 20m dan sub plot 2m × 2m. Hasil penelitian ini.terdapat 3.704 individu semut dengan 4 sub famili yaitu Ponerinae, Myrmicinae, Formicinae dan Dolichoderinae  dan 19 jenis semut yang ditemukan di tiga tipe habitat.Kata kunci: Keanekaragaman, Habitat, Hutan Sekunder, Semut Terstrial
UJI IN VITRO DAYA RACUN DAUN RENGAS (Gluta renghas Linn) DAN MANGGA KWENI (Mangifera odorata Griff) TERHADAP SERANGAN JAMUR PELAPUK KAYU (Schizopyllum commune Fries) ecitriwulan, ecitriwulan; Ekyastuti, Wiwik; Mariani, Yeni
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 4 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i4.48831

Abstract

Wood is an organic material that is easily affected by various factors of wood destruction, one of them is wood decay fungal Schizopyllum commune Fries. To overcome the attack of this fungal, it is needs preventive efforts such as using natural materials that are efficacious as anti-fungal. In this study, testing was conducted to analyze the toxic power of methanol extract from the leaves of Anacardiace family plant, namely Gluta renghas and Mangifera ordorata. This study used RAL factorial with 2 factors (type of leaves extract and concentration levels). The methods used were moisture content measurement of those leaves powder, extraction stage with methanol solvent, yield percentage measurement, and anti fungal assays. The results showed that there was no interaction between type of leaves extract and concentrations levels, but concentration levels showed significant effect to the antifungal activity. The optimum concentration of the extracts in inhibited the growth of decay fungal S. commune was 3 %. Keywords: in vitro assay, anti fungal, Gluta renghas, Mangifera ordorata rengas, Schizopyllum commune AbstrakKayu merupakan bahan organic yang mudah terserang berbagai faktor perusak kayu diantaranya adalah jamur pelapuk Schizopyllum commune Fries, untuk megatasi serangan jamur ini perlukan usaha pencegahan seperti menggunakan bahan alam yang berkhaasiat sebagai anti jamur. Dalam penelitian ini dilakukan penggujian untuk mengganalisadaya racun ekstrak methanol dari daun tanaman family Anacardiace yaitu G. renghas dan M. ordorata. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) factorial dengan 2 faktor (jenis ekstrak dan tingkat konsentrasi). Metode yang digunakan adalah pengukuran kadar air serbuk, ekstraksi dengan menggunakan pelarut methanol, penentuan rendemen dan pengujian anti jamur. Hasil penelitian diperoleh bahwa tidak terdapat interaksi antara factor jenis ekstrak dan tingkat konsentrasi, sedangkan factor tingkat konsentrasi mempengaruhi aktivitas anti jamur. Konsentrasi terbaik dari kedua ekstrak dalam menghambat jamur pelapuk S. commune adalah 3 %. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan spasi tunggal, mempergunakan huruf Kata kunci: uji in vitro, anti jamur, Gluta renghas, Mangifera ordorata rengas, Schizopyllum commune
IDENTIFIKASI JENIS POHON FAMILY DIPTEROCARPACEAE PADA HUTAN RAWA GAMBUT DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) UNIVERSITAS TANJUNGPURA KECAMATAN MANDOR KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT Petrus, Simon; Manurung, Togar Fernando; Kartikawati, Siti Masitoh
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 4 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i4.49103

Abstract

Dipterocarpaceae has the richest species on the island of Borneo, both in terms of wealth and diversity of species. Family diversity of dipterocarpaceae was found in 268 species. The richness of this species is spread across various forest types in Kalimantan, which vary widely in climatic formations. Data on tree species diversity in peat swamp forest is still lacking, so the research was conducted in the peat swamp forest in the UNTAN Special Purpose Forest Area (KHDTK) to determine the types of trees with dipterocarp family in the peat swamp ecosystem. The method used is the method of exploration and collection of flora which is carried out by roaming on the transect line which can represent the vegetation in the area under study. Based on the results of the research, there were 16 species found in the Dipterocarpaceae.Keywords: Identification, Family Dipterocarpaceae, Tree Species and Peat Swamp Forests. AbstrakDipterocarpaceae memiliki spesies terkaya di pulau Kalimantan, baik dari segi kekayaan maupun keanekaragaman spesiesnya. Keanekaragaman famili dipterocarpaceae ditemukan pada 268 spesies. Kekayaan jenis ini tersebar di berbagai tipe hutan di Kalimantan yang sangat bervariasi dalam formasi iklimnya. Data keanekaragaman jenis pohon di hutan rawa gambut masih kurang, sehingga dilakukan penelitian di hutan rawa gambut di Kawasan Hutan Tujuan Khusus (KHDTK) UNTAN untuk mengetahui jenis-jenis pohon yang famili dipterokarpa pada ekosistem rawa gambut. Metode yang digunakan adalah metode eksplorasi dan koleksi flora yang dilakukan dengan cara jelajah pada garis transek yang dapat mewakili vegetasi di daerah yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 16 spesies yang ditemukan pada Dipterocarpaceae.Kata Kunci: Identifikasi, Family Dipterocarpaceae, Spesies Pohon dan Hutan Rawa Gambut.
PEMANFAATAN AREN (Arenge pinnata) OLEH MASYARAKAT SUKU DAYAK MUARA DI DESA SUNGAI ILAI KECAMATAN BEDUAI KABUPATEN SANGGAU Puspitasari, Septiyani; Roslinda, Emi; Manurung, Togar Fernando
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 4 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i4.48382

Abstract

AbstractSugar palm is non timber forest products from the starch and fruits types. Sugar palm spread from East India to Indonesia and has many benefits for the community one of them is Dayak Muara community. Purpose of this study is to describe the use of sugar palm and the efforts to maintain sugar palm by the Muara Dayak community in Sungai Ilai Village Beduai District Sanggau District. This study used the concept survey methods with data collection techniques in the form of interviews with a questionnaire guide to 70 respondents using sugar palm, and observation techniques in Muara Ilai, Batu Karang and Sungai Goa Dalam. The results showed the part of sugar palm that used is roots, stems, flowers, fruit, leaves, fibers and sticks to used as traditional medicine, palm flour, palm caterpillars, sugar palm, ready to drink palm water, sugar palm wrappers, traditional ceremony ornaments, bubu (fish traps), plates and sugar palm fruit. The use of sugar palm by the community can for production and consumption needs. Production needs get from sugar palm, ready to drink palm water, palm wrappers, bubu (fish traps), and plates, meanwhile for consumption needs that is when sugar palm used as traditional medicine, palm flour, palm caterpillars, traditional ceremony ornaments and broom sticks. The efforts of the Muara Dayak community to maintain sugar palm in two ways, the first is maintaining the naturally growing in Batu Karang and Sungai Goa Dalam and do cultivation in Muara Ilai. Keywords: Utilization Sugar Palm, Dayak Muara Community, Production, ConsumptionAbstrakAren merupakan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dari kelompok jenis pati dan buah-buahan. Aren menyebar dari India Timur sampai ke Indonesia dan memiliki berbagai manfaat bagi masyarakat salah satunya masyarakat Dayak Muara. Penelitian ini bertujuan menguraikan pemanfaatan Aren dan usaha mempertahankan Aren oleh masyarakat suku Dayak Muara di Desa Sungai Ilai Kecamatan Beduai Kabupaten Sanggau. Metode penelitian ini adalah metode survey dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dengan panduan kuesioner kepada 70 responden pemanfaat Aren, dan teknik observasi yang dilakukan di tiga dusun yaitu Muara Ilai, Batu Karang dan Sungai Goa Dalam. Hasil penelitian menunjukkan bagian Aren yang dimanfaatkan adalah bagian akar, batang, bunga, buah, daun, ijuk dan lidi yang digunakan sebagai obat tradisional, tepung Aren, ulat Aren, gula Aren, air nira siap minum, pembungkus gula Aren, ornamen upacara adat, bubu (perangkap ikan), piring, sapu lidi dan kolang-kaling. Pemanfaatan Aren oleh masyarakat dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dan produksi. Kebutuhan produksi diperoleh dari gula Aren, nira Aren siap minum, pembungkus gula Aren, bubu (perangkap ikan), dan piring, sementara untuk kebutuhan konsumsi yaitu ketika Aren sebagai obat tradisional, tepung Aren, ulat Aren, ornamen upacara adat dan sapu lidi. Usaha masyarakat Dayak Muara untuk mempertahankan Aren dilakukan dengan dua cara yaitu memelihara Aren yang tumbuh secara alami yang dilakukan masyarakat di Dusun Batu Karang dan Sungai Goa Dalam dan melakukan bududaya Aren yang dilakukan di Dusun Muara Ilai. Kata kunci: Pemanfaatan Aren, Masyarakat Suku Dayak Muara, Produksi, Konsumsi
PENILAIAN POTENSI OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM (ODTWA) KAWASAN MANGROVE DI DESA SUNGAI KUPAH KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Nurani, Siti; Rifanjani, Slamet; Ardian, Hafiz
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 4 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i4.48631

Abstract

Sungai Kupah is one of the villages in Kubu Raya Regency which has diverse natural resources such as flora and fauna as well as natural beauty that has the potential as a tourist attraction. This study aims to assess the object potential and natural attractions of the mangrove area and to find out the characteristics of visitor to the mangrove area of the Sungai Kupah, Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency. This tourist attraction has not been as popular as other tourism because has not been exposed out. This research is expected to promote mangrove Sungai Kupah area more widely. It needs to be researched to assess the potential feasibility of developing the object of natural tourist attraction (ODTWA) Mangrove Sungai Kupah area. The method used is accidental sampling for visitor respondents and purposive sampling for informants. The result from this research, mangrove sungai kupah area get a value of 4.009,62 with an average value of 373 (B) is quite potential to be developed, while the visitor profile is visitors who come more than female visitor, the age range of visitors who mostly come is 17-23 years, with the most dominant marital status being married, the purpose of visiting is forrest or recreation, most visitor come for the first time with the length of the visit is at most 2-2,5 hours, the vehicles used are mostly motorized and knowing the existence of tourist attractions in the mangrove area on the Sungai Kupah river, most of the information comes from friends.Keyword: Accidental Sampling, Sungai Kupah, Tourist AttractionAbstrakSungai Kupah merupakan salah satu desa di Kabupaten Kubu Raya yang memiliki kekayaan alam yang beragam seperti flora dan fauna serta keindahan alam yang berpotensi sebagai daya tarik wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi objek dan daya tarik wisata alam kawasan mangrove serta mengetahui karakteristik pengunjung kawasan mangrove Sungai Kupah Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Objek wisata ini belum sepopuler wisata lainnya karena belum terekspos. Penelitian ini diharapkan dapat mempromosikan kawasan mangrove Sungai Kupah lebih luas. Perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji potensi kelayakan pengembangan objek wisata alam (ODTWA) kawasan Mangrove Sungai Kupah. Metode yang digunakan adalah accidental sampling untuk responden pengunjung dan purposive sampling untuk informan. Hasil dari penelitian ini, kawasan mangrove sungai kupah mendapatkan nilai 4.009,62 dengan nilai rata-rata 373 (B) cukup potensial untuk dikembangkan, sedangkan profil pengunjung yaitu pengunjung yang datang lebih banyak dari pengunjung perempuan, kisaran usia pengunjung yang paling banyak datang yaitu 17-23 tahun, dengan status pernikahan paling dominan yaitu sudah menikah, tujuan berkunjung yaitu untuk istirahat/rekreasi, paling banyak pengunjung datang pertama kali dengan lama waktu kunjungan paling banyak 2-2,5 jam, kendaraan yang digunakan kebanyakan bermotor dan mengetahui adanya tempat wisata kawasan mangrove di Sungai Kupah kebanyakan informasi dari teman.Kata Kunci : Accidental Sampling, Daya Tarik Wisata, Sungai Kupah
PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT DI KELURAHAN SEBALO KECAMATAN BENGKAYANG KABUPATEN BENGKAYANG Musaicho, Dodi; Dirhamsyah, M; Yanti, Hikma
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 4 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i4.49858

Abstract

Medicinal plants are the use of biodiversity that is around us, both cultivated plants and wild plants. Since ancient times, plants have been used as medicine. The use of plants as medicine is also still carried out by the Bengkayang community, one of which is in Sebalo Village, Bengkayang District, Bengkayang Regency. Since ancient times, people have used plants as a treatment for all kinds of diseases. The purpose of this study is to determine the types of plants used as medicine and to know the parts and benefits of medicinal plants found in Sebalo Village, Bengkayang District, Bengkayang Regency. The research was conducted using descriptive methods, namely survey and interview techniques. Collecting data in the form of qualitative data directly in the field to informants, the data collected includes primary and secondary data. Sampling/respondents were carried out by Snowball Sampling. Data analysis was carried out by qualitative descriptive analysis, namely describing the data collected in the form of words, pictures, and not numbers. Based on the results of interviews with the people of Sebalo Village, Bengkayang District, Bengkayang Regency, there are 31 types of medicinal plants and 22 families that are used by the community. The medicinal plants found in the field were 5 species of trees, 11 species of shrubs, 13 species of herbs, and 3 types of lianas. The method of processing these medicinal plants, starting from boiling, burning, pounding, kneading, sliced, and directly used . Based on the method of processing, most medicinal plants are processed by boiling as many as 16 types of medicinal plants. While the least is by chewing and burning. The use of medicinal plants is mostly done by drinking 24 types, and the least is by eating and rubbing, which is only 1 type.Keywords :  Bengkayang Regency, Medicinal plants, Sebalo village, UtilizationAbstrakTumbuhan obat merupakan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita, baik tumbuhan budidaya maupun tumbuhan liar. Sejak zaman kuno, tanaman telah digunakan sebagai obat. Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat juga masih dilakukan oleh masyarakat Bengkayang salah satunya di Desa Sebalo Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang. Sejak zaman kuno, orang telah menggunakan tanaman sebagai pengobatan untuk segala macam penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat serta mengetahui bagian dan manfaat tumbuhan obat yang terdapat di Desa Sebalo Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu teknik survei dan wawancara. Pengumpulan data berupa data kualitatif langsung di lapangan kepada informan, data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel/responden dilakukan dengan Snowball Sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan data yang terkumpul dalam bentuk kata-kata, gambar, dan bukan angka. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Desa Sebalo Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang terdapat 31 jenis tanaman obat dan 22 famili yang dimanfaatkan masyarakat. Jenis tumbuhan obat yang ditemukan di lapangan adalah 5 jenis pohon, 11 jenis perdu, 13 jenis herba, dan 3 jenis liana. Cara pengolahan tanaman obat ini, mulai dari direbus, dibakar, ditumbuk, diuleni, diiris, dan langsung digunakan. Berdasarkan cara pengolahannya, tanaman obat paling banyak diolah dengan cara direbus yaitu sebanyak 16 jenis tanaman obat. Sedangkan yang paling sedikit adalah dengan cara dikunyah dan dibakar. Pemanfaatan tumbuhan obat paling banyak dilakukan dengan cara diminum 24 jenis, dan paling sedikit dengan cara makan dan gosok yang hanya 1 jenis.Kata Kunci : Kabupaten Bengkayang, Tanaman Obat, Desa Sebalo, Pemanfaatan

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 1 (2025): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 4 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 3 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 2 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 1 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 3 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 2 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 1 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 10, No 4 (2022): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 4 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 3 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 2 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 1 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 4 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 3 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 2 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 1 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 4 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 3 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 2 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 1 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 6, No 4 (2018): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 6, No 3 (2018): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 6, No 2 (2018): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 6, No 1 (2018): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 5, No 4 (2017): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 5, No 3 (2017): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 5, No 2 (2017): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 5, No 1 (2017): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 4, No 4 (2016): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 4, No 3 (2016): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Hutan Lestari Vol 4, No 1 (2016): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 3, No 4 (2015): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 3, No 3 (2015): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 3, No 2 (2015): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Hutan Lestari Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Hutan Lestari Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Hutan Lestari Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Hutan Lestari Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Hutan Lestari Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Hutan Lestari Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Hutan Lestari More Issue