cover
Contact Name
M. Iman Wahyudi
Contact Email
iman.wahyudi@uinbanten.ac.id
Phone
+6285939501925
Journal Mail Official
jsga@uinbanten.ac.id
Editorial Address
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Jl. Jendral Sudirman Ciceri Serang Banten
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Studi Gender dan Anak
ISSN : 26852926     EISSN : 23554037     DOI : http://dx.doi.org/10.32678/jsga
Core Subject : Humanities, Social,
JSGA: Jurnal Studi Gender dan Anak focuses on topics related to gender and child issues. We aim to disseminate research and current developments on these issues. We invite manuscripts on gender and child topics in any perspectives, such as religion, economics, culture, history, education, law, art, communication, politics, and theology, etc. We look forward to having contributions from scholars and researchers of various disciplines.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 11 No 01 (2024): Januari-Juni 2024" : 5 Documents clear
Gaya Hidup Halal Perempuan Muslim Perkotaan: (Studi Kasus Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) Sumintak; Wiwin Lenwinsky, Sefti
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 11 No 01 (2024): Januari-Juni 2024
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v11i01.10247

Abstract

Kota dan konsumsi tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena kota merupakan pusat dari kegiatan perekonomian dan kultural. Perputaran ekonomi di kawasan perkotaan selaras dengan perputaran konsumsi yang begitu tinggi. Konsumsi telah mengubah mode kuasa dari yang bersifat “memaksa” menjadi “sukarela” yang pada akhirnya kita terjerembab dalam lingkar kapitalisme. Kapitalisme dalam kondisi yang mutakhir menawarkan kenikmatan-kenikmatan dan kepuasan serta kesenangan yang terus berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan mengamati aktivitas gaya hidup halal pada Mahasiswi dikedua kampus tersebut, dengan menggunakan pendekatan Fenomenologi Interpretatif dengan mengamati perilaku para informan yang menjadi obejek dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekspresi keberagamaan muslim kelas menegah perkotaan (mahasiswi) secara langsung atau bahkan tidak langsung menjadikan Islam sebagai komoditas, dan juga dapat memicu konsumerisme Islam dan muslim yang konsumtif. Perilaku konsumtif mahasiswi muslim perkotaan di kedua kampus menyebabkan komodifikasi Islam dalam gaya hidup mereka. Tidak jarang perilaku konsumtifnya berujung pada hedonisme.
Keterwakilan Perempuan di Birokrasi: Fenomena Glass Ceilling Pada Kementerian Republik Indonesia Aisyah; Almirah Ghaisani Putri; Yulia Sri Kanti; Aniqotul Ummah
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 11 No 01 (2024): Januari-Juni 2024
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v11i01.10430

Abstract

As time progresses, the involvement of women becomes significantly apparent in various aspects of life such as education, healthcare, economy, and politics, as well as being crucial within bureaucracy. Despite the importance of women's involvement in bureaucracy, there still exists gender inequality particularly in occupying certain positions. The phenomenon known as the glass ceiling inhibits the career advancement of female workers. In Indonesia, this glass ceiling phenomenon is further reinforced by the patriarchal culture, making it difficult for women working in government ministries to attain promotions or higher positions. Research conducted using qualitative methods, employing books, journals, articles, and other sources as data, indicates that in Indonesia, there are still several obstacles hindering women from advancing in their careers. These obstacles include a lack of awareness and understanding about the importance of gender equality among leaders within the ministry environment. Data also indicates a very low representation of women in crucial positions within Indonesian ministries. However, there are several ways to address the glass ceiling phenomenon, such as setting examples for society that women can be leaders, empowering female employees, and providing skill training to instill knowledge and confidence for them to become leaders. Keywords: Glass Ceiling, Feminism, Position
Integration of Gender Responsive Planning and Budgeting Programs Aisyah Dewi; M. Arieliyanto; M. Asif Nur Fauzi
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 11 No 01 (2024): Januari-Juni 2024
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v11i01.10573

Abstract

Gender equality is the main focus in Indonesia's sustainable development agenda, especially in achieving the SDGs targets in 2030 and Golden Indonesia 2045. This development program emphasizes the importance of considering gender differences in formulating development policies and programs. In implementing gender sensitivity and response, gender needs analysis is an important stage in ensuring policies and programs are inclusive and responsive to community needs. The Gender Responsive Planning and Budgeting Program (PPRG) is the main instrument in integrating gender perspectives into development, with the aim of ensuring sustainable development that is fair and non-discriminatory for all individuals, regardless of gender. The research results show that integrating gender perspectives in policies and programs can increase development effectiveness, reduce gender inequality, and create a more inclusive and just social environment. By considering differences and needs between genders, including in the Gender-Based Development and Needs Analysis Program, Indonesia can ensure that every individual has equal and fair opportunities in various aspects of life. Integrating gender perspectives is not only a step towards achieving gender equality, but also a prerequisite for inclusive and sustainable development in the future. Through efforts like PPRG, Indonesia can ensure that development policies and programs reflect the needs and aspirations of all societal groups, thereby creating a more just, balanced and developed society as a whole.
Perbandingan Kuota Keterwakilan Perempuan di Parlemen Pada Pemilu 1999 & 2019 Paramesti, Artanti; Lutfi, Aldi; Onma Bryan Yehezkiel Hutasoit; Muhammad Fadhil Mansoer; Restu Rahmawati
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 11 No 01 (2024): Januari-Juni 2024
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v11i01.10651

Abstract

ABSTRAK Reformasi demokrasi yang signifikan pasca-Orde Baru di Indonesia dimulai dengan Pemilu 1999, salah satunya adalah meningkatkan keterwakilan perempuan. Kehadiran perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat hanya sekitar 8,8% pada tahun tersebut, yang merupakan hasil dari pembatasan institusional dan sosial yang menghalangi perempuan untuk berpartisipasi. Berdasarkan teori gender Dahlerup dan teori partisipasi politik Sidney Verba dan Norman Nie, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana perubahan sosial, kebijakan tindakan afirmatif, dan latar belakang sejarah mempengaruhi representasi perempuan antara tahun 1999 dan 2019. Penelitian kualitatif dengan tinjauan literatur adalah metodologi yang digunakan. Informasi dikumpulkan dari buku-buku, majalah, dan catatan tentang aturan dan sejarah pemilu. Kami menggunakan pendekatan Miles dan Huberman untuk analisis data.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam keterwakilan perempuan di parlemen Indonesia dari 9,82% pada pemilu 1999 menjadi 20,52% pada pemilu 2019. Kebijakan kuota gender 30% yang diimplementasikan sejak pemilu 2004 menjadi faktor utama peningkatan ini, meskipun representasi perempuan yang terpilih belum mencapai angka 30%. Tantangan yang dihadapi termasuk peran ganda perempuan, pendidikan yang lebih rendah, dan hambatan budaya serta legal yang masih membatasi partisipasi politik perempuan. dapat disimpulkan bahwa Perubahan signifikan terjadi dalam representasi perempuan di parlemen Indonesia dari pemilu 1999 ke 2019. Pada 1999, tanpa kuota gender, hanya 9,82% perempuan terpilih. Pemilu 2019 dengan kuota 30% meningkatkan keterwakilan perempuan menjadi 20,52%. Meski belum mencapai target, kebijakan ini efektif meningkatkan partisipasi perempuan. Tantangan seperti peran ganda, pendidikan rendah, dan hambatan budaya serta hukum masih perlu diatasi. Keywords: keterwakilan perempuan, demokrasi, partisipasi politik.
Perubahan Hijab: Refleksi Identitas Wanita Dari Zaman Orde Baru Hingga Era Reformasi Munawaroh, Siti; Safitri, Sulis; Sumiati, Wina
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 11 No 01 (2024): Januari-Juni 2024
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v11i01.10732

Abstract

Abstract This study examines the significant changes in the use of the hijab as a symbol of women's identity from the New Order era to the Reform era in Indonesia. The main objective of this research is to analyze how society's perception of the hijab has evolved over time and how this reflects the evolution of women's identity in the social and political context of Indonesia. The research methodology employed includes content analysis of relevant literature, historical data, and interviews with women actively wearing the hijab. The research findings indicate that the shift in the perception of the hijab from a symbol of religious obedience to a symbol of freedom of expression reflects a shift in values and norms in Indonesian society, allowing women to express their identities more freely through a diverse and personal choice of hijab styles. These changes mark a profound transformation in how Indonesian women view and interpret the hijab as an integral part of their identity and self-expression. Key Words :Hijab, New Order, Reformasi Abstrak Penelitian ini mengkaji perubahan signifikan dalam penggunaan hijab sebagai simbol identitas wanita dari masa Orde Baru hingga era Reformasi di Indonesia. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pandangan masyarakat terhadap hijab telah berubah seiring waktu dan bagaimana hal ini mencerminkan evolusi identitas wanita dalam konteks sosial dan politik Indonesia. Metode penelitian yang digunakan meliputi analisis konten dari literatur terkait, data historis, serta wawancara dengan wanita yang aktif mengenakan hijab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan dalam persepsi hijab dari simbol ketaatan agama menjadi simbol kebebasan berekspresi mencerminkan pergeseran nilai dan norma dalam masyarakat Indonesia, yang memungkinkan wanita untuk mengekspresikan identitas mereka dengan lebih bebas melalui pilihan gaya hijab yang beragam dan personal. Perubahan ini menandai transformasi mendalam dalam cara wanita Indonesia memandang dan memaknai hijab sebagai bagian integral dari identitas dan ekspresi diri mereka.

Page 1 of 1 | Total Record : 5