cover
Contact Name
Boby Rahman
Contact Email
kajianruangplanologi@unissula.ac.id
Phone
+6285233945781
Journal Mail Official
kajianruangplanologi@unissula.ac.id
Editorial Address
Jl Kaligawe Raya Km 4, Gedung Fakultas Teknik Lantai 2 Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, 50112
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kajian Ruang
ISSN : -     EISSN : 28277678     DOI : http://dx.doi.org/10.30659/jkr.v1i2
Core Subject : Social, Engineering,
Articles written for the Jurnal Kajian Ruang, covering the results of thoughts and research results relating to the field of study urban and regional planning directly or indirectly. 1) Spatial planning 2) Remote Sensing 3) Urban Design 4) Transportation 5) Infrastructure 6) Environmental Studies 7) Socio-Economic Area and City 8) Rural Planning 9) Disaster Mitigation 10) Islamic City
Articles 79 Documents
Kajian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Assa Faelassuffa; Eppy Yuliani
Jurnal Kajian Ruang Vol 1, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.22 KB) | DOI: 10.30659/jkr.v1i1.19979

Abstract

ABSTRACTThe human development index (HDI) is an assessment of the quality of humans based on their health, education and welfare. In addition, with the human development index, the government's performance can be seen. In this article, the human development index focuses on the welfare aspect by looking at the level of labor force participation. Looking at these factors, it is hoped that they can provide input to the local government to determine priorities for human development later. The method used in the article is to examine documents based on existing research case studies. The results obtained are the level of labor force participation has an influence on the human development index. The influence takes a different direction. The labor force participation rate has a positive and / or negative direction towards the human development index. This means that the force participation rate can increase / decrease the human development index.Keywords: Human Development Index, Labor Force Participation RateABSTRAKKesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan merupakan dasar penilaian suatu kualitas manusia yang dikenal dengan sebutan Indeks pembangunan manusia atau disingkat IPM. Selain, itu dengan adanya indeks pembangunan manusia dapat melihat kinerja pemerintah. Pada artikel ini memfokuskan indeks pembangunan manusia pada aspek kesejahteraan dengan melihat pada tingkat partisipasi angkatan kerja. Melihat pada faktor tersebut diharapkan dapat menjadi masukan kepada pemerintah setempat untuk dapat menentukan prioritas pembangunan manusia nantinya. Metode yang digunakan dalam artikel adalah menelaah dokumen berdasarkan studi kasus penelitian yang ada. Hasil yang didapatkan adalah tingkat partisipasi angkatan kerja dengan indeks pembangunan manusia saling mempengaruhi. Pengaruh tersebut memiliki arah yang berbeda yaitu positif dan/atau negatif terhadap indeks pembangunan manusia. Berarti dapat dikatakan bahwa kenaikan ataupun penurunan indeks pembangunan manusia dapat disebabkan oleh tingkat partisipasi angkatan kerja.Kata Kunci : Indeks Pembangunan Manusia, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja.
Kesesuaian Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Rencana Tata Ruang Di Kawasan Peri-Urban Rizky Suprayogi; Agus Rochani
Jurnal Kajian Ruang Vol 1, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.617 KB) | DOI: 10.30659/jkr.v1i2.20031

Abstract

ABSTRACTThe suburban area is an area that has experienced many changes in land use, especially changes in agricultural land use to non-agricultural. With increasing activity, the demand for land also increases, causing development to widen to the suburban areas. As a result, there has been a tendency to shift urban functions to suburban areas. The development in the area around the city, has a negative impact on the condition of the city itself if it is not properly monitored and anticipated. The appearance of mismatches between land use and land designation regulations is an example of the negative impact resulting from the irregular rate of land use change. Conflict of interest over land use allows inconsistencies between land use and its allotment plan. With the land use mismatch phenomenon, an analysis is needed to see the rate of land use change and its suitability with the regulations on land use designation that have been made. The research method used is descriptive analysis method by comparing between case studies that have been there before. The case studies are drawn from previous studies with the same theme regarding the suitability of land use change with spatial planning. Analysis of land use changes and findings of mismatches between land use and spatial planning are expected to be considered in evaluating the implementation of spatial plans and determining future policy directions.Keywords: Land Use, Land Use Change, Urban Fringe, Spatial PlanningABSTRAKDaerah pinggiran kota merupakan wilayah yang banyak mengalami perubahan penggunaan lahan terutama perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian. Dengan kegiatan yang semakin meningkat, maka kebutuhan lahan juga semakin meningkat, menyebabkan perkembangan melebar ke daerah pinggiran kota. Akibatnya muncul kecenderungan pergeseran fungsi-fungsi perkotaan ke daerah pinggiran. Perkembangan pada area sekitar kota, memiliki dampak negatif bagi keadaan kota itu sendiri jika tidak diawasi dan di antisipasi dengan baik. Munculnya ketidaksesuaian antara penggunaan lahan dengan aturan peruntukan lahan merupakan contoh dampak negatif yang ditimbulkan dari tidak teraturnya laju perubahan penggunaan lahan. Benturan kepentingan atas penggunaan lahan memungkinkan terjadinya ketidakselarasan antara penggunaan lahan dengan rencana peruntukannya. Dengan adanya fenomena ketidaksesuaian penggunaan lahan tersebut perlu adanya anlisis untuk melihat laju perubahan penggunaan lahan serta kesesuaian nya dengan peraturan peruntukan penggunaan lahan yang sudah dibuat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan membandingkan antara studi kasusstudi kasus yang sudah ada sebelumnya. Studi kasus diambil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang mengangkat tema yang sama tentang kesesuaian perubahan penggunaan lahan dengan rencana tata ruang. Analisis perubahan penggunaan lahan dan temuan ketidaksesuaian antara penggunaan lahan dengan rencana tata ruang diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam mengevaluasi impelmentasi rencana tata ruang dan penentuan arahan kebijakan kedepannya.Kata kunci: Penggunaan Lahan, Perubahan Penggunaan Lahan, Peri-Urban, Rencana Tata Ruang
STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PANTAI Adinda Syalwa Jayantri; Mohammad Agung Ridlo
Jurnal Kajian Ruang Vol 1, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.487 KB) | DOI: 10.30659/jkr.v1i2.20021

Abstract

ABSTRACTOne of the problems in a coastal or coastal area is waste management. Garbage can cause environmental problems if its existence is not handled properly. The purpose of this research is to find out the various types of waste and how to manage them. The method used is a qualitative method. In this study, prioritizing the meaning of the information obtained, including data on exiting conditions of coastal tourism attractions and data related to waste management. There are 2 types of waste produced in the coastal area, namely organic waste and inorganic waste, organic waste produced in the form of natural waste such as leaves, branches and some food scraps that have been consumed. As for inorganic waste, namely like. Drink cans, plastics, etc. that are not biodegradable. For waste management it self it can be processed such as distinguishing the types of waste, inorganic waste can be reprocessed or recycled and the results can be sold again in a different package.Keywords: Coastal Areas, Solid Waste Management, Tourist Attraction  ABSTRAKSalah satu permasalahan di dalam kawasan pantai atau pesisir adalah pengelolaan sampah. Sampah dapat menimbulkan permasalahan lingkungan apabila keberadaannya tidak  tertangani  dengan  baik.  Tujuan  dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu untuk mengetahui berbagai jenis sampah dan bagaimana cara pengelolaannya. Metode yang digunakan merupakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini mengutamakan makna dari informasi yang diperoleh, meliputi data kondisi eksisting daya tarik wisata kawasan pantai dan data terkait pengelolaan sampah. Sampah yang dihasilkan dikawasan pantai ada 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah  anorganik,  sampah  organik  yang  dihasilkan  berupa  sampah-sampah dari  alam  seperti  dedaunan, ranting-ranting dan ada sebagian sisa-sisa makanan yang telah dikonsumsi. Sedangkan untuk sampah anorganik yaitu seperti. Kaleng minuman, plastik, dan lain sebagainya yang tidak bisa terurai. Untuk pengelolaan sampah sendiri dapat di olah seperti membedakan jenis sampahnya, sampah anorganik dapat diolah kembali atau didaur ulang dan hasilnya dapat di jual lagi dengan kemasan yang berbeda.Kata Kunci: Kawasan Pantai, Pengelolaan Sampah, Daya Tarik Wisata
Studi Literature : Penerapan Green Transportation Untuk Mewujudkan Kota Hijau Dan Berkelanjutan Nabila Anggarina Primastuti; Ardiana Yuli Puspitasari
Jurnal Kajian Ruang Vol 1, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.061 KB) | DOI: 10.30659/jkr.v1i1.19980

Abstract

ABSTRACT Increased use of private transportation and/or less environmentally friendly energy use contributes  to the high value of carbon emissions. To overcome this, a change of development and  development is needed, one of which is the application of the concept of green transportation. The  concept is one part of the green city program in Indonesia. Therefore, this study aims to find out the  application of green transportation to realize the concept of green and sustainable cities. This study  uses a literature study approach in reviewing the application of green transportation. The case  studies used are located in Surakarta City, Bogor City, and Semarang City. The results of this study  can be concluded that the concept of green transportation can be applied to overcome transportation  problems. The concept of green transportation is based on the concept of sustainable development  and pays attention to transportation modes, accessibility, and green transportation policies. Keywords: Green Transportation, Transportation, Green City ABSTRAK Peningkatan penggunaan transportasi pribadi dan/atau penggunaan energi yang kurang  ramah lingkungan memiliki kontribusi terhadap tingginya nilai emisi karbon. Untuk mengatasi hal  tersebut, diperlukan suatu perubahan pembangunan dan pengembangan, salah satunya yaitu  penerapan konsep green transportation. Konsep tersebut termasuk dalam salah satu bagian dari  program kota hijau atau green city di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui penerapan green transportation untuk mewujudkan konsep kota hijau dan  berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur dalam mengkaji penerapan  green transportation. Studi kasus yang dipakai yaitu berlokasi di Kota Surakarta, Kota Bogor, dan  Kota Semarang. Hasil dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa konsep green transportation dapat  diterapkan untuk mengatasi permasalahan transportasi. Konsep green transportation tersebut  berpedoman pada konsep pembangunan berkelanjutan dan memperhatikan moda transportasi,  aksesibilitas, dan kebijakan transportasi hijau.Kata Kunci: Green Transportation, Transportasi, Kota Hijau
Identifikasi Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Non Pertanian Untuk Perumahan Rizqi Wardiana Sari Wardiana Sari Sari; Eppy Yuliani
Jurnal Kajian Ruang Vol 1, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.819 KB) | DOI: 10.30659/jkr.v1i2.20032

Abstract

ABSTRACTGrowth in urban areas is very influential on the use of available land. The growth of the area directly or indirectly will require more land to accommodate life in the community. The transfer of functions on land is one of the consequences in the development of a region. This study aims to identify the transfer of land functions, ranging from causative factors to recognizing the social and economic conditions of the community due to the impact of the transfer of land functions. This article uses the method used in the form of deskrptif qualitative with the approach of study literature in reviewing the impact of land transfer with case studies used, namely located in the cities of Semarang, Bali, Lamongan and Klaten. The impacts caused by the transfer of land functions such as affecting the socioeconomic condition of the community, however, the transfer of land functions does not always have a negative impact, but there is a positive impact such as the opening of jobs. Land transfer is inevitable as the population grows. This article is expected to be a consideration to reduce the negative impact that occurs on land transfer.Keywords: Transfer of Functions, Land, Agriculture, HousingABSTRAKPertumbuhan di kawasan perkotaan sangat berpengaruh pada tata guna lahan yang tersedia. Pertumbuhan kawasan secara langsung ataupun tidak langsung pasti nantinya membutuhkan lahan yang lebih luas lagi guna mewadahi kehidupan di masyarakat. Peralihan fungsi pada lahan salah satu konsekuensi dalam perkembangan suatu wilayah. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alih fungsi lahan, mulai dari faktor penyebab hingga mengenalisa kondisi sosial serta ekonomi masyarakat akibat dampak dari alih fungsi lahan ini. Artikel ini menggunakan Metode yang digunakan berupa kualitatif deskrptif dengan pendekatan literatur studi dalam mengkaji dampak alih fungsi lahan dengan studi kasus yang dipakai yaitu berlokasi di Kota Semarang, Bali, Lamongan dan Klaten. Dampak yang ditimbulkan dari alih fungsi lahan bermacam-macam seperti mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat namun, adanya alih fungsi lahan ini tidak selalu berdampak negatif, namun ada yang berdampak postif seperti terbukanya lapangan pekerjaan. Alih fungsi lahan tidak dapat dihindari seiring dengan pertumbuhan penduduk. Artikel ini diharapkan menjadi pertimbangan untuk mengurangi dampak negatif yang terjadi pada alih fungsi lahan.Kata Kunci: Alih Fungsi, Lahan, Pertanian, Perumahan
Studi Literature : Identifikasi Faktor Penyebab Terjadinya Permukiman Kumuh Di Kawasan Perkotaan Agistya Risna Sari Sari; Mohammad Agung Ridlo
Jurnal Kajian Ruang Vol 1, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v1i2.20022

Abstract

ABSTRACTThe city is the center of various human activities. Various activities are growing quite rapidly, resulting in the emergence of new residential areas around the city center, including slums. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the development of slums, especially in urban areas. The method used in this research uses qualitative research method by conducting analysis in solving problems. There are 6 case study areas in this study, namely in Medan City, Bukittinggi City, Tanah Kalikedinding Surabaya Village, Banjarmasin City, Kapasari SubDistrict Genteng Surabaya, and Surakarta City. Based on the results of the study showed that factors that influence the development of slums in urban areas include economic factors, socio-cultural factors, population density factors, building quality factors, population factors, land availability factors, facilities and infrastructure factors, accessibility, and government policy factors. The results of this research can be used as a reference in determining efforts to alleviate slums in an urban area. Keywords: Identification, Causative Factors, Slum Settlement ABSTRAKKota merupakan pusat berbagai kegiatan manusia. Berbagai kegiatan tersebut berkembang dengan cukup pesat, sehingga menyebabkan munculnya kawasan permukiman baru di sekitar pusat kota tak terkecuali kawasan permukiman kumuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman kumuh, khususnya pada kawasan perkotaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan analisis dalam menyelesaikan permasalahan. Terdapat 6 Wilayah studi kasus dalam penelitian ini yaitu di Kota Medan, Kota Bukittinggi, Kelurahan Tanah Kalikedinding Surabaya, Kota Banjarmasin, Kelurahan Kapasari Kecamatan Genteng Kota Surabaya, dan Kota Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman kumuh pada kawasan perkotaan diantaranya yaitu berupa faktor ekonomi, faktor sosial budaya, faktor kepadatan jumlah penduduk, faktor kualitas bangunan, faktor kependudukan, faktor ketersediaan lahan, faktor sarana dan prasarana, aksesibilitas, dan faktor kebijakan pemerintah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan upaya guna pengentasan permukiman kumuh disuatu kawasan perkotaan. Kata Kunci : Identifikasi, Faktor Penyebab, Permukiman Kumuh
Studi Literatur : Analisis Kesesuaian Lahan Terhadap Lokasi Permukiman Mella Febri Nurfikasari; Eppy Yuliani
Jurnal Kajian Ruang Vol 1, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.84 KB) | DOI: 10.30659/jkr.v1i1.19981

Abstract

ABSTRACK          Settlement is one of the primary needed for humans. Settlement will increase every year, but the available land is relatively constant. In addition, there were uncorresponding in residential development that were not in accordance with the directions for spatial use. As a result, land use is less effective and maximal. Therefore, proper and optimal land use is needed so that increasing population growth can be fulfilled by the amount of land available. The purpose of this study is to analyze and assess the suitability of land for the development of suitable and targeted residential locations. This study used spatial analysis and descriptive empirical methods using analysis techniques such as scoring and overlay. Geographical Information System (GIS) is an analytical tool used in conducting land suitability research. The results of the research that have been carried out indicate that there are still settlements in several areas that are not in accordance with the direction of space utilization. This is the task of the government to make proper improvements and relocation in residential areas.Keywords: Spatial use, land suitability, settlement. ABSTRAK             Pemukiman merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia. Kebutuhan pemukiman ini akan meningkat pada setiap tahunnya, akan tetapi lahan yang tersedia relatif tetap. Selain itu, terdapat kesalahan pembangunan pemukiman yang kurang sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang. Akibatnya, pemanfaatan lahan kurang efektif dan maksimal. Oleh karena itu, dibutuhkan pemanfaatan lahan yang tepat dan optimal agar pertambahan penduduk yang semakin meningkat dapat terpenuhi dengan jumlah lahan yang ada. Tujuan pembuatan artikel ini untuk menganalisis serta mengkaji mengenai kesesuaian lahan terhadap pengembangan lokasi pemukiman yang sesuai dan  tepat sasaran. Artikel  ini menggunakkan metode analisis kualitatif dan deskriptif empiris. Berdasarkan hasil kajian literatur yang telah dilakukan menunjukkan bahwa masih terdapat pemukiman di beberapa daerah yang belum sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang. Hal tersebut merupakan tugas pemerintah untuk melakukan pembenahan serta relokasi yang tepat pada kawasan pemukiman.Kata Kunci : Pemanfaatan ruang, kesesuaian lahan, permukiman.
ANALISIS KUALITAS HUTAN KOTA SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN DETERMINANT FACTOR FOR QUALITY GREEN OPEN SPACE Nesa Azilma; Wida Oktavia Suciyani; Putri Dewi Purnama
Jurnal Kajian Ruang Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v2i1.20563

Abstract

ABSTRACTThe research entitled Quality Analysis of Urban Forest as Green Open Space Based on Determinant Factor for Quality Green Open Space was conducted in Mayasih Urban Forest Kabupaten Kuningan. Based on the results of preliminary observations, it’s known that there’re problems such as some damaged facilities and non-compliance with standards that should exist in green open spaces, thereby reducing the quality of these assets. The purpose of this study was to measure the asset quality of the Mayasih Urban Forest as a green open space based on the determinants of the quality of green open space in terms of facilities, accessibility, security, recreation & play. The research method used is descriptive method with quantitative and qualitative approaches. Data collection techniques used are observation, interviews, documentation studies, and questionnaires. Based on the results of measurement the quality urban forest that has been carried out, a value of 37.45% was obtained. This percentage indicates that the overall quality of the urban forest is poor quality.Keywords: Urban Forest, Asset Quality, Green Open SpaceABSTRAKPenelitian dengan judul Analisis Kualitas Hutan Kota Sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan Determinant Factor For Quality Green Open Space dilakukan pada Hutan Kota Mayasih Kabupaten Kuningan. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, diketahui bahwa terdapat permasalahan seperti adanya beberapa fasilitas yang rusak dan ketidaksesuaian standar yang seharusnya ada pada ruang terbuka hijau publik, sehingga berpotensi menurunkan kualitas aset tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kualitas aset Hutan Kota Mayasih sebagai ruang terbuka hijau berdasarkan Determinant Factor for Quality of Green Open Space yang ditinjau pada aspek facilities, accessibility, Safety, recreation & play. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan kuesioner. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas hutan kota yang telah dilakukan, diperoleh nilai sebesar 37,45%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas Hutan Kota Mayasih memiliki kualitas yang kurang baik.Kata Kunci: Kualitas Aset, Hutan Kota, Ruang Terbuka Hijau
Penerapan Prinsip Transit-Oriented Development (TOD) untuk Mewujudkan Transportasi yang Berkelanjutan Widhi Suci Zafira; Ardiana Yuli Puspitasari
Jurnal Kajian Ruang Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v2i1.20440

Abstract

ABSTRACTThe use of private vehicles by Indonesian citizens more than public transportation can cause urban problems. The implementation of the Transit-Oriented Development concept which has begun to be adopted by several urban areas in Indonesia and become a method to overcome urban transportation problems and can realize a sustainable transportation system. The Transit-Oriented Development concept can be realized by applying the principles of Transit-Oriented Development in accordance with applicable minimum standards. Therefore, the purpose of this research is to find out how the TOD principles can be applied in Indonesia in accordance with the minimum standards of TOD in order to realize sustainable transportation. The research used is descriptive qualitative method with a literature review approach. The case studies used are the Dukuh Atas TOD area of DKI Jakarta, the Plaza Indonesia Jakarta area, the Pal Enam Terminal of Banjarmasin City, and the Jaticempaka LRT Station of Bekasi City. Based on the results, the implementation of TOD principles in Indonesia has not been implemented optimally. Only the Plaza Indonesia area has met the minimum TOD standard category that is bronze standard. From the four case studies, only 2 of the 8 TOD principles have parameters that meet the minimum TOD standards, there are transit (public transportation) and compact (close). The application of the cycle principle (cycling) requires more attention because not all of the parameters can be implemented. Keywords : Transit-Oriented Development, TOD Principles, TOD Standards ABSTRAKPenggunaan kendaraan pribadi masyarakat Indonesia yang lebih banyak dibandingkan transportasi umum dapat menimbulkan permasalahan perkotaan. Penerapan konsep kawasan Transit-Oriented Development yang mulai diadopsi beberapa wilayah perkotaan di Indonesia menjadi salah satu metode untuk mengatasi permasalahan transportasi perkotaan dan dapat mewujudkan sistem transportasi yang berkelanjutan. Konsep kawasan berorientasi transit dapat diwujudkan dengan menerapkan prinsip-prinsip Transit-Oriented Development sesuai dengan standar minimal yang berlaku. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip TOD di Indonesia sesuai dengan standar minimal TOD dalam rangka mewujudkan transportasi yang berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan literature review. Studi kasus yang digunakan yaitu Kawasan TOD Dukuh Atas DKI Jakarta, Kawasan Plaza Indonesia Jakarta, Terminal Pal Enam Kota Banjarmasin, dan Stasiun LRT Jaticempaka Kota Bekasi. Berdasarkan hasil analisis penerapan prinsip-prinsip TOD di Indonesia belum diimplementasikan secara maksimal. Hanya Kawasan Plaza Indonesia yang telah memenuhi kategori standar TOD minimal yaitu bronze standard. Dari keempat studi kasus hanya 2 dari 8 prinsip TOD yang parameternya telah memenuhi standar minimal TOD yaitu transit (angkutan umum) dan compact (merapatkan). Penerapan prinsip cycle (bersepeda) paling membutuhkan perhatian lebih karena parameternya belum semua dapat terimplementasi.Kata kunci : Kawasan Berorientasi Transit, Prinsip TOD, Standar TOD
NORMALISASI KAWASAN KUMUH EKS LOKALISASI PUTAT JAYA, KECAMATAN SAWAHAN, KOTA SURABAYA Erlangga Zohal Saputro
Jurnal Kajian Ruang Vol 2, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jkr.v2i1.20602

Abstract

ABSTRAK Normalisasi adalah suatu tindakan mengembalikan fungsi menjadi normal kembali. Gang Dolly adalah salah satu kawasan lokalisasi yang sudah terkenal lama sejak dan termasuk lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Pemerintah kota Surabaya sudah resmi menutup kawasan lokalisasi Gang Dolly pada tahun 2014. Pelaksanaan Normalisasi menjadi aspek penting bagi banyak individu karena yang dahulunya kawasan bersifat negatif kini menjadi normal kembali karena kota merupakan pusat aktivitas penduduk yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana sebagai penunjang kebutuhan hidup penduduknya. Semakin hari kota surabaya semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Tak hanya pertumbuhan penduduknya saja, Perkembangan ekonomi semakin berkembang. Mulai banyak bermunculan kawasan kawasan wisata yang positif sehingga menuntut pemerintah kota surabaya untuk terus mengembangkan kotanya menjadi kawasan wisata yang positif. Kelurahan Putat Raya yang dulu terkenal dengan Gang Dolly nya kini sudah berubah 180◦ berbeda dengan dahulu, Kini sudah tidak ada praktek lokalisasi lagi dan ditambah pembangunan sarana dan prasarana nya yang sudah semakin baik dan dikelola baik oleh masyarakat sekitar. Kini sudah tidak terlihat kumuh namun sudah tertata dengan baik dan rapi.Penelitian ini merupakan hasil akhir terhadap kondisi kekumuhan kelurahan Putat Raya. Sehingga metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan analisa lapangan(primer). Adapun kondisi lapangan yang di analisa menyangkut 7 indikator permukiman kumuh. (Kondisi Jalan,Drainase,Persampahan,sanitasi,air bersih,rumah layak huni,kebencanaan).Kata Kunci : Normalisasi; Lokalisasi ; Surabaya ABSTRACT Normalization is an act of returning the function to normal again. Gang Dolly is one of the localization areas that has been known for a long time and is one of the largest localizations in Southeast Asia. The Surabaya city government has officially closed the Dolly Gang localization area in 2014. The implementation of normalization is an important aspect for many individuals because what was once a negative area has now become normal again because the city is the center of population activity which is equipped with various facilities and infrastructure to support the living needs of its residents. . The city of Surabaya is growing day by day along with the increasing population growth. Not only population growth, economic development is growing. Many positive tourist areas have started to appear, thus demanding the Surabaya city government to continue to develop its city into a positive tourist area.Putat Raya Village, which used to be famous for its Dolly Gang, has now changed 180◦ different from before, Now there is no more localization practice and the construction of facilities and infrastructure is getting better and well managed by the surrounding community. Now it doesn't look shabby, but it's well-organized and neat.This research is the final result of the slum conditions in Putat Raya village. So the method used is a qualitative method by conducting field analysis (primary). The field conditions that are analyzed involve 7 indicators of slum settlements. (road conditions, drainage, solid waste, sanitation, clean water, livable houses, disasters).Keyword: Normalization; localization; Surabaya