cover
Contact Name
Akbar Tanjung
Contact Email
ijitp@radenintan.ac.id
Phone
+6282176178991
Journal Mail Official
ijitp@radenintan.ac.id
Editorial Address
Jl. Letkol H. Endro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung, Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy
ISSN : 26568748     EISSN : 26864304     DOI : 10.24042
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy is primarily intended for the publication of scholarly works in the field of Islamic Theology and Islamic Philosophy, school of Islamic Theological thought, Islamic Theology Figure, Modern and Contemporary Islamic Theology, Classical Islamic Philosophy, History of Islamic Philosophy, Ontology, Epistemology, Axiology, Ethics and others. IJITP accepts articles in both English and Indonesia, as well as maintains a double-blind peer-review process. The Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy (IJITP) invites participation and contributions from researchers and academics in accordance with the field of science.
Articles 59 Documents
Karakteristik dan Implikasi Sains Barat Modern Terhadap Lingkungan Hidup Tanjung, Akbar
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v1i2.3728

Abstract

Advances in science and technology have made many human activities easier. Such as convenience in transportation, communication, industry, and security. However, it cannot be denied that many negative impacts are also caused by science and technology, including the environment. The problem that originally wanted to be solved by science and technology turned out to be even more complicated. This study will examine how the characteristics and implications of modern Western science on the environment in a Theological review. This research uses the method of abstraction, holistica, and hermeneutical circles. characteristics of modern Western science are based on rationalists, empiricists, and anthropocentric. So that it has bad implications for the environment, the pattern of human interaction with the environment becomes destructive and exploitative of nature.
Relevansi Nilai-Nilai Tasawuf bagi Pengembangan Etika Lingkungan Hidup Munfarida, Ida
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v2i1.3901

Abstract

Masalah lingkungan hidup merupakan realitas global yang timbul akibat ketidakramahan manusia terhadap alam. Sikap manusia yang mereduksi makna nilai, dan memandang alam hanya sebatas instrumental-ekonomis merupakan bukti pemangkasan dimensi nonfisik yang bersifat spiritual pada alam itu sendiri. Manusia lebih memposisikan diri sebagai pusat alam semesta, dengan istilah lain bersifat antroposentris. Hal tersebut memicu perbuatan eksploitatif dan destruktif yang pada akhirnya menyebabkan krisis lingkungan secara global. Dengan demikian, untuk mengatasi krisis lingkungan sangat dibutuhkan paradigma ilmu pengetahuan yang tidak hanya bersifat mekanistik-reduksionalistis, tetapi bersifat holistik. Pada penelitian ini akan diungkap nilai-nilai tasawwuf  yang merupakan sebuah madzhab intusionalisme dalam Islam yang fokus terhadap pembinaan moral manusia, kemudian menggali relevansinya bagi pengembangan etika terhadap lingkungan hidup. Dalam proses penelitian, peneliti menggunakan metode deskripsi, interpretasi dan heuristika untuk menganalisi data. Peneliti juga menggunakan metode induktif yaitu menarik kaidah-kaidah khusus untuk memperoleh kesimpulan umum. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa tasawwuf memiliki beberapa hubungan moralitas, yang secara epistemologis didasarkan pada sumber tertinggi yang berasal dari Tuhan yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah. Nilai dari hubungan moralitas dalam tasawwuf tersebut memiliki relevansi yang sangat signifikan terhadap pengembangan etika lingkungan hidup, sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik. Nilai tersebut antara lain; nilai Illahiyyah, insaniyyah dan makhluqiyyah.
Moderat Dan Puritan Dalam Islam: Telaah Metode Hermeneutika Khaled M. Abou El Fadl Suhandary, Dian
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v1i1.3902

Abstract

Umat Islam semestinya menjadi sarana perwujudan rahmat dan kasih sayang Tuhan bagi sesama makhluk. Sayangnya, pesan yang mengandung nilai-nilai humanis, toleran, dan demokrasi dibalik teks-teks suci tersebut telah dirampas oleh kelompok yang mengatasnamakan “wakil Tuhan”dibumi. Akibatnya, tindakan kesewenang-wenangan di balik nama agama masih menjadi persoalan. Abou El Fadl memetakan dua aliran besar di dalam Islam yaitu Puritanisme dan moderatisme. Penelitian ini akan mengetengahkan bagaimana pemikiran Hermeneutika Khaled M. Abou El Fadl terhadap aliran puritanisme dan moderatisme dalam Islam? Penelitian ini tergolong dalam penelitian pustaka, jalannya penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif analisis. Hermeneutika Abou El-Fadl dapat disebut ‘hermeneutika negosiatif’. Menurutnya, makna harus merupakan hasil interaksi antara pengarang, teks, dan pembaca, di mana harus ada keseimbangan (balancing) dan proses negosiasi antara ketiga pihak, serta salah satu pihak tidak boleh mendominasi dalam proses penetapan makna. Selain itu, Abou El Fadl secara implisit mengandung semangat Gadamerian yang membaca teks secara subjektif, implikasinya seluruh interpretasi tidaklah bersifat final namun relatif.
Hakekat Agama Dalam Perspektif Filsafat Perenial Amallia, Siti
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v1i1.3903

Abstract

Religion in life aside from functioning as a guide to life individually, religion also functions as an instrument in dealing with all differences. But now, religion in empirical reality begins to lose its social function. religious guidance that teaches to live peacefully and love one another, turns into a disaster that hates and destroys each other. Therefore, the discussion that will be examined in this article is: How does perennial philosophy explain the nature of religion? This problem will be examined by researchers with a descriptive approach, hermeneutics, and historical continuity. The nature of religion in the perspective of perennial philosophy can be seen from two sides, namely exoteric and esoteric. The exoteric side sees the nature of religion in terms of forms related to historicity, culture, customs, and ethnicity in certain societies. While the esoteric side sees the nature of religion by finding common ground to trace the historical chain of the growth of religion. The meeting point is located at the level of substance that has a transcendent unity. So, from an esoteric point of view the nature of religion is one not divided, but from this one radiates various truths. When the nature of religion is seen in different forms, then it is of relative value, because each adherent of the religion has an exclusive claim about the religion that is adhered to. But when religion is seen in transcendent unity, that is called absolute truth.
Filsafat Politik Perspektif Qutb al-Din Al-Shirazi Islamiyati, Rosi
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v2i1.3904

Abstract

When talking about politics, for some people assume that the most important thing is the vast area, the expansion of the region, a large mass, or even a long lasting power. However, there are other things that are more important than these things namely the ethical, economic and political dimensions. because if power alone is not supported by a good economy, ethics and politics, then the State will still be a bad country and make its citizens will not live comfortably. Based on this consideration, this research is also present, this research will discuss how the political thinking of Qutb al-Din Al-Shirazi? This research uses descriptive analysis and interpretation methods. The results showed, As-Shirazi discussed political studies into three dimensions, namely ethics, economics and politics. It is interesting that As-Shirazi not only explained the three fields of study of practical philosophy separately. Instead, he concocted the three studies into one and interconnected. When talking about politics, of course it will not be separated from how the economy of a government runs. while politics and economics will not run straight when the ethical dimensions in both fields are underestimated. In fact, then ethics became the regulator and the wall of the two fields of study
Konsep Kebahagiaan Al-Kindi Isfaroh, Isfaroh
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v1i1.4095

Abstract

Kebahagiaan merupakan impian bagi setiap manusia, akan tetapi masih banyak manusia yang tidak berhasil mencapai kebahagiaan, hal ini disebabkan karena belum memahami arti dan cara mencapai kebahagiaan. Tulisan ini akan membahas bagaimana mencapai kebahagiaan dalam bimbingan rasionalitas menurut pemikiran al-Kindi. Kajian ini menggunakan metode verstehen. Hasil kajian menunjukkan bahwa bagi al-Kindi, berfikir rasional adalah keutamaan, yang berarti meneladani perbuatan-perbuatan Tuhan. sehingga kebahagiaan dapat dicapai dengan cara mengetahui keutamaan dan bertingkah laku sesuai dengan tuntutan keutamaan tersebut.
Konsep Negara Ideal Ali Abdul Raziq Dan Relevansinya Dengan Pancasila Putra, Ridho
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v1i1.4096

Abstract

Negara yang ideal pada hakikatnya adalah suatu keluarga, sehingga dalam suatu negara semua bersaudara. Karenanya setiap warga negara haruslah bersikap kekeluargaan yang mencerminkan adanya kerukukunan dan keharmonisan, baik di kalangan elite pemerintahan maupun rakyatnya. Mirisnya, Negara telah dijadikan alat untuk memuaskan keinginan bagi para penguasa. Yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana bentuk  negara ideal menurut Ali Abdul Raziq? Dan apa relevansi negara ideal Ali Abdul Raziq terhadap pancasila di Indonesia?Tulisan ini adalah hasil studi pustaka. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analitis dan penalaran deduktif. Negara ideal menurut Ali Abdul Raziq ialah negara yang berasaskan humanisme universal yang memperjuang-kan rakyatnya, demokrasi dan keadilan sosial, yaitu negara sekuler bagi kaum muslimin dan non muslim yang hidup di negara itu. Sementara relevansi pemikiran negara ideal Ali Abdul Raziq dengan Pancasila adalah jika nilai-nilai demokrasi, keadilan sosial berasaskan humanisme yang harus diberikan kepada setiap manusia tanpa memandang label agamanya, maka negara ideal yang dimaksud Ali Abdul Raziq relevan dengan filosofi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Indonesia bukan negara sekuler dan juga bukan negara agama, tetapi berada di tengah-tengah, yaitu nilai-nilai agama diintegrasikan ke dalam hukum negara.
Filsafat Politik Al-Farabi Said, Abdullah
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 1 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v1i1.4097

Abstract

Konsep negara demokrasi menjadi sebuah konsep yang di dengungkan oleh banyak negara selama beberapa abad terakhir ini, konsep negara demokrasi seakan-akan menjadi sebuah konsep negara yang sangat ideal bagi banyak negara yang menerapkannya, Sedang pada kenyataannya, banyak problematika yang terdapat dalam sistem demokrasi itu sendiri, sistem demokrasi yang menentukan suara terbanyak dalam penentuan seorang pemimpin tanpa melihat kualitas calon pemimpin menjadi salah satu titik kelemahan dalam sistem demokrasi. Penelitian ini akan membahas bagaimana konsep Negara ideal dalam pemikiran al-Farabi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif analisis dan bersifat kualitatif. Al-Farabi mengemukakan teori al-Madīnah al-Fāḍilah untuk mengharmonikan antara agama dan filsafat. Konsep kenegaraan yang terdapat dalam teori al-Farabi ini banyak mencontoh bentuk dan hakikat kepimpinan Rasullullah Saw sebagai seorang Rasul dan khalifah. Disamping itu juga, Konsep negara ideal dalam gagasanya dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan juga Aristoteles, khususnya gagasan tentang manusia sebagai makhluk sosial, selain itu juga al-Farabi juga dipengaruhi banyaknya peristiwa sosial politik pada masa khalifah Abbasyiah. Pertentangan politik, pemberontakan, stabilitas politik dan keamanan yang tidak terjamin menjadi faktor utama gagasan tersebut muncul.
Induktivisme-Empirisisme Francis Bacon dan Relevansinya Bagi Ilmu-Ilmu Keagamaan Setianingsih, Yeni
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v1i2.4930

Abstract

Based on observations made by the senses on events that occur around humans, in the treasury of philosophy there are two ways to draw a conclusion, namely deductive and inductive. Francis Bacon is a philosopher who is known by the principle of thinking that is Induktivism-Empiricism. This method can also be applied in the study of religious knowledge that is related to the establishment of law or known as figh. This article will explore how Bacon's Inductivism-Empiricalism thought and its relevance to the science of religion. This article uses a descriptive analysis method. Bacon's thinking is that conclusions are drawn from something specific and then drawn to the general. With an objective assessment, this method is able to solve religious problems that are now popping up a lot.
Pemikiran Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh Serta Relasinya Dengan Realitas Sosial di Indonesia Khairiyanto, Khairiyanto
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v1i2.5028

Abstract

Dalam lintasan sejarah, umat muslim pernah mengalami masa kejayaannya, dimana dalam banyak bidang ilmu pengetahuan dikuasai oleh kaum muslim, hingga menjadi kiblat dunia. Kenyataan tersebut seharusnya menjadi motivasi bagi umat muslim untuk bangkit dari keterpurukan seperti kondisi saat ini. Mirisnya umat muslim mengagap kejayaan tersebut tidak lebih hanya sebatas sesuatu yang dibangga-banggakan, lebih jauh lagi umat muslim merasa bahwa teks yang dihasilkan sudah final dan tidak perlu mengadakan usaha kajian kritis pada telaah pustaka dan realitas yang melingkupi kehidupan mereka. Akan tetapi paradigma tersebut tidak berlaku bagi Al- Afgani dan Abduh, pasalnya kedua tokoh ini gencar menyuarakan pentingnya nalar-rasional dalam pengkajian agama dan pentingnya meneladani perilaku pendahulunya, keduanya sadar bahwa era kebangkitan penting dilakukan oleh umat muslim. Dalam artikel ini akan membahas bagaimana pemikiran agama dengan nalar modernitas perspektif al-Afghani dan Abduh? Penelitian ini menggunakan metode diskrptif analisis. Menurut al-Afgani dan Abduh, dalam bidang sosial-politik perlu adanya persatuan, keterbukaan dan kerjasama yang dibangun guna untuk mendapatkan nilai luhur dan menjadi bagian dari kemajuan.