cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsms@unisba.ac.id
Phone
+6282321980947
Journal Mail Official
bcsms@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series : Medical Science
ISSN : -     EISSN : 28282205     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsms.v2i2
Core Subject : Humanities, Health,
Bandung Conference Series: Medical Science (BCSMS) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Kedokteran dengan ruang lingkup Age, ASI, BPJS Kesehatan, CGT, Dokter layanan primer, Fungsi diastolic, Gender, Hepatitis A dan B, Interval Anak Balita, ISPA, JKN, Nyeri leher, Origin, Paritas, Pasien, Denyut Nadi, Imunisasi, Perawat, Phlebitis, PHBS, pneumonia Abortus Spontan, Pola Menstruasi, rumah sakit Pendidikan, Sektor Informal Pengetahuan, Shift kerja malam, sindrom koroner akut, Status Gizi Mahasiswa kedokteran, status sosio ekonomi, Tekanan Darah, Tingkat Stres, Troponin T , Type of occupation, ventrikel kiri, dan Wanita Premenopause. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 494 Documents
Hubungan Antara Ukuran Tumor dan Gradasi Histopatologi dengan Metastasis Kelenjar Getah Bening pada Penderita Kanker Payudara di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat Rifky Riyadhi Akbar; Yusuf Heriady; Lisa Adhia G
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.390

Abstract

Abstract. Breast cancer is a malignancy that occurs in the epithelial tissue of the lobules or ducts of the breast glands. The majority of breast cancer patients come in an advanced stage, which impacts the patient's prognosis. The prognosis of breast cancer can be seen from various prognostic factors. This study aimed to analyze the relationship between tumor size and histopathological gradation with lymph node metastases in breast cancer patients. This cross-sectional study was conducted at Al-Ihsan Hospital, West Java Province on 76 patients. Data obtained from medical records in the form of histopathology lab results taken from January 2020 - December 2020. The data used univariate and bivariate tests. The results of the univariate statistical test showed that the characteristics of breast cancer patients were mostly T3 tumors, histopathological grade 3, and lymph node metastases were negative. The bivariate analysis results showed no relationship between tumor size (P=0.051) and histopathological gradation (P=0.912) with lymph node metastases. Abstrak. Kanker payudara merupakan keganasan yang terjadi pada jaringan epitel lobulus atau duktus dari kelenjar payudara. Mayoritas pasien kanker payudara datang dalam stadium lanjut yang memberikan dampak pada prognosis penderita. Prognosis kanker payudara dapat dilihat dari berbagai faktor prognostik. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara ukuran tumor dan gradasi histopatologi dengan metastasis kelenjar getah bening pada penderita kanker payudara. Penelitian cross sectional ini dilakukan di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat pada 76 pasien. Data diperoleh dari medical record berupa hasil lab histopatologi yang diambil dari Januari 2020 – Desember 2020. Data menggunakan uji univariat dan bivariat Hasil uji statistik univariat didapatkan karakteristik pasien kanker payudara mayoritas berukuran tumor T3, berderajat histopatologi 3, dan metastasis kelenjar getah bening negatif. Hasil analisis bivariat didapatkan tidak terdapat hubungan antara ukuran tumor (P=0,051), dan gradasi histopatologi (P=0,912) dengan metastasis kelenjar getah bening.
Transmisi Vertikal SARS-CoV-2: Kajian Pustaka Vira Annisa Fitriyani; Titik Respati; Djonny Djuarsa
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.396

Abstract

Abstract. COVID-19 is a health problem that originated in Wuhan, China, and spread throughout the world causing the COVID-19 pandemic. The disease caused by SARS-CoV-2 spreads quickly to people who have a high risk of SARS-CoV-2, one of which is pregnant women. Pregnant women who experience COVID-19 are feared to be able to transmit their infectious pathogen (SARS-CoV-2) to their fetus or their baby. This type of transmission is known as vertical transmission. In SARS and MERS infections, it is known that there are no cases of vertical transmission, while in the case of COVID-19, there is not much knowledge about vertical transmission of SARS-CoV-2. Therefore, a literature review was conducted on the vertical transmission of SARS-CoV-2. The type of data used is secondary data. The method of data collection is a literature study. From this literature review, it was concluded that vertical transmission of SARS-CoV-2 is possible, supported by the discovery of receptors for SARS-CoV-2 in tissues that are directly related to developing pregnancy and the mechanism of vertical transmission of SARS-CoV-2 can occurs in three ways, namely in utero, intrapartum, and postnatally. Abstrak. COVID-19 merupakan masalah kesehatan yang berasal dari Wuhan, China dan menyebar ke seluruh dunia menyebabkan terjadinya pandemi COVID-19. Penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 ini menular dengan cepat pada kalangan yang memiliki risiko tinggi terhadap SARS-CoV-2, salah satunya adalah wanita hamil. Wanita hamil yang mengalami COVID-19 dikhawatirkan dapat menularkan patogen infeksiusnya (SARS-CoV-2) ke janin yang dikandung atau ke bayi yang dilahirkannya. Jenis penularan tersebut dikenal sebagai transmisi vertikal. Pada infeksi SARS dan MERS, diketahui tidak terdapat kasus transmisi vertikal, sedangkan pada kasus COVID-19 pengetahuan mengenai transmisi vertikal SARS-CoV-2 belum terlalu banyak. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan cara literature review mengenai transmisi vertikal SARS-CoV-2. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data adalah studi pustaka. Dari studi literature review ini, didapatkan kesimpulan bahwa transmisi vertikal SARS-CoV-2 kemungkinan dapat terjadi didukung dengan ditemukannya reseptor dari SARS-CoV-2 di jaringan yang berhubungan langsung dengan kehamilan yang sedang berkembang dan mekanisme terjadinya transmisi vertikal SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu in utero, intrapartum, dan postnatal.
Scoping Review: Pengaruh Minyak Ikan dalam Pencegahan Sekunder Penyakit Jantung Koroner Rahmad Chairuddin Anwar; Widayanti; Ratna Nurmeliani
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.400

Abstract

Abstract. Coronary heart disease is a disease caused by insufficient blood and oxygen supply to the myocardium due to blockage of atherosclerotic plaques in the coronary arteries. Secondary prevention coronary heart disease needs to be done to inhibit the development of disease. One way is to take fish oil supplements, which are long-chain omega-3 unsaturated fatty acids which contain docosahexaenoic acid (DHA) and eicosapentaenoic acid (EPA). This study aims to determine the effect of fish oil in secondary prevention of coronary heart disease. This study use a scoping review conducted by analyzing English-language Randomized Controlled Trial research articles published in 2011-2021 and accessible in full text in three databases, namely PubMed, ScienceDirect, and SpringerLink. The articles obtained were 6094 and those that matched the inclusion criteria were 750 articles. The result of the screening using PICOS, and a feasibility test based on the Joanna Briggs Institute (JBI), obtained 4 articles. The results of this study are fish oil can restore endothelial dysfunction and prevent the development plaque fibrous, non calcification, and total coronary arteries. In conclusion, fish oil can be used as a secondary prevention of coronary heart disease. Keywords: Coronary Artery Disease, Fish Oil. Abstrak. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit akibat suplai darah dan oksigen ke miokardium tidak tercukupi karena adanya penyumbatan plak aterosklerotik pada arteri koroner. Pencegahan sekunder penyakit jantung koroner perlu dilakukan untuk menghambat perkembangan keparahan penyakit. Salah satu caranya adalah mengkonsumsi suplemen minyak ikan, yang merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang omega-3 yang memiliki kandungan docosahexaenoic acid (DHA) dan eicosapentaenoic acid (EPA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minyak ikan dalam pencegahan sekunder penyakit jantung koroner. Penelitian ini menggunakan scoping review yang dilakukan dengan cara menganalisis artikel penelitian Randomized Controlled Trial berbahasa Inggris yang dipublikasi pada tahun 2011-2021 dan dapat diakses full text di tiga database yaitu PubMed, ScienceDirect, dan SpringerLink. Artikel yang didapatkan sebanyak 6094 dan yang sesuai dengan kriteria inklusi berjumlah 750 artikel. Hasil screening menggunakan dengan PICOS, dan uji kelayakan berdasarkan Joanna Briggs Institute (JBI), didapatkan 4 artikel. Hasil dari penelitian ini adalah minyak ikan dapat memulihkan disfungsi endotel dan mencegah perkembangan plak fibrosa, non kalsifikasi, dan total pada arteri koronaria. Kesimpulannya minyak ikan dapat digunakan sebagai pencegahan sekunder penyakit jantung koroner. Kata Kunci: Minyak Ikan, Penyakit Jantung Koroner.
Potensi Hazard Ergonomi terhadap Kejadian Osteoarthirits Lutut pada Pekerja Buruh Pelabuhan di Pelabuhan Cappa Ujung Kota Parepare Dandy Yusuf Iglesis; Nuzirwan Acang; Dicky Santosa
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.408

Abstract

Abstract. Osteoarthritis is a degenerative disease characterized by the breakdown of joint cartilage. Osteoarthritis can affect the hips, knees, hands and feet, causing severe disability especially in the elderly population. The process of knee OA is a load that exceeds its normal capacity on normal tissue or normal load on tissue that has a problem. Work has a risk of a certain disease due to a hazard or hazard, one of which is Knee Osteoarthritis. Based on this phenomenon, the problems in this study are: (1) How many dock workers at the port of Caapa at the end of Parepare City are affected by knee osteoarthritis? (2) What is the description of the risk of ergonomic hazard on the incidence of Knee Osteoarthritis in port workers at the Cappa port at the end of Parepare City? The study used observational analysis with a cross-sectional approach. Analysis of the data used in this study using univariate analysis with a sample of 114 people. The results of the study from 114 people there were complaints of knee osteoarthritis with a total of 42 people (36.5%) which were divided by job division and by age group. The history and examination carried out on dock workers by doctors showed that there were complaints of knee osteoarthritis in the age group of 50 to 54 years with 17 people (40.4%), while the ergonomic hazard risk was reviewed using the BRIEF survey of posture, force, duration. , and frequency there is the highest risk in the unloading section with 3 points and the arranging goods section with 4 points. There is an influence of age with the incidence of Knee Osteoarthritis and the potential for ergonomic hazards that can be exposed to dock workers which can cause knee Osteoarthritis. Abstrak. Osteoarthritis adalah penyakit degeneratif yang ditandai dengan kerusakan rawan sendi. Osteoarthritis dapat terkena pada pinggul, lutut, tangan dan kaki, yang menyebabkan kecacatan parah terutama pada populasi lansia. Proses terjadinya OA lutut adalah beban yang melebihi kapasitas normalnya pada jaringan normal atau beban normal pada jaringan yang memiliki masalah. Pekerjaan memiliki risiko terjadinya suatu penyakit tertentu akibat adanya bahaya atau hazard salah satunya Osteoarthritis Lutut. Berdasarkan fenomena tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Berapakah jumlah buruh pelabuhan di pelabuhan caapa ujung Kota Parepare yang terkena osteoarthritis Lutut? (2) Bagaimanakah Gambaran risiko hazard ergonomi terhadap kejadian Osteoarthritis Lutut pada pekerja buruh pelabuhan di pelabuhan cappa ujung Kota Parepare? Penelitian menggunakan metode observasional analisis dengan pendekatan cross-sectional. Analisis data yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan analisis univariat dengan jumlah sampel 114 orang. Hasil penelitian dari 114 orang terdapat adanya keluhan osteoarthritis lutut dengan jumlah 42 orang (36,5%) yang terbagi berdasarkan perbagian pekerjaan dan berdasarkan kelompok usia. Anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan pada buruh pelabuhan yang dilakukan oleh dokter terdapat adanya keluhan osteoarthritis lutut pada kelompok usia 50 hingga 54 tahun dengan 17 orang (40,4%), sedangkan pada risiko hazard ergonominya yang ditinjau menggunakan BRIEF survey dari posture, force, duration, dan frequency terdapat risiko tertinggi pada bagian pembongkaran barang dengan poin 3 dan bagian menyusun barang dengan poin 4. Terdapat adanya pengaruh usia dengan kejadian Osteoarthritis Lutut dan potensi hazard ergonomi yang dapat terkena pada buruh pelabuhan yang dapat menyebabkan Osteoarthritis lutut.
Scoping Review: Efek Pemberian Bubuk Jahe terhadap Status Glikemik Pasien Diabetes Melitus Tipe - 2 Nadira Fajriani; Herri S Sastramihardja; Miranti Kania Dewi
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.423

Abstract

Abstract. Non-compliance in carrying out treatment can trigger complications, which in the end will have a major effect on the occurrence of death and disability in patients with type 2 diabetes mellitus. The use of traditional plants can be used as an alternative in the treatment of type 2 diabetes mellitus, one of which is ginger (Zingiber officinale). The purpose of this study was to assess the effect of giving ginger powder (Zingiber officinale) on fasting blood sugar and HbA1C levels in type 2 diabetes mellitus patients. The study used the Scoping Review method, by searching the articles from Pubmed, Science Direct, Springer Link databases, and Proquest with the keywords Ginger AND Diabetes Mellitus type 2 / Zingiber officinale AND Diabetes Mellitus, type 2 in the 2011-2020 range. There were 349 articles that matched the inclusion criteria. There are 7 articles that meet the PICOS criteria, and 6 articles that meet the criteria eligible based on critical appraisal. The results of 6 articles found that the administration of ginger powder can reduce fasting blood sugar and HbA1C levels in patients with type 2 diabetes mellitus. Decreased blood sugar and HbA1C are associated with high levels of antioxidants in ginger which can increase the expression of the GLUT 4 transporter protein and improve cell function. pancreatic beta. In addition, ginger can also inhibit the enzyme hepatic glycogen phosphorylase, hepatic glucose phosphatase, intestinal glucosidase, and amylase so that the glycogenolysis process is inhibited and ultimately lowers blood sugar levels. Abstrak. Ketidakpatuhan dalam menjalankan pengobatan dapat memicu terjadinya komplikasi, yang pada akhirnya akan berpengaruh besar terhadap terjadinya kematian dan kecacatan pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Ketidakpatuhan tersebut disebabkan antara lain karena pengobatan DM yang bersifat jangka panjang dan juga adanya efek samping yang muncul pada pengobatan DM. Penggunaan tanaman tradisional dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pengobatan diabetes melitus tipe 2, salah satunya adalah jahe (Zingiber officinale). Tujuan dari penelitian ini adalah menilai efek pemberian bubuk jahe (Zingiber officinale) terhadap kadar gula darah puasa dan HbA1C pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian menggunakan metode Scoping Review, dengan mencari artikel dari database Pubmed, Science Direct, Springer Link, dan Proquest dengan kata kunci Ginger AND Diabetes Mellitus type 2 / Zingiber officinale AND Diabetes Mellitus,type 2 dalam rentang tahun 2011-2020. Artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi berjumlah 349 artikel. Terdapat 7 artikel yang sesuai dengan kriteria PICOS, dan 6 artikel yang memenuhi kriteria eligible berdasarkan critical appraisal. Hasil pengkajian terhadap 6 artikel didapatkan bahwa pemberian bubuk jahe dapat menurunkan gula darah puasa dan kadar HbA1C pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penurunan gula darah dan HbA1C dikaitkan dengan tingginya kadar antioksidan yang dimiliki jahe yang dapat meningkatkan ekspresi protein transporter GLUT 4 dan meningkatkan fungsi sel beta pankreas. Selain itu, jahe juga dapat menghambat kerja enzim hepatic glycogen phosphorilase, hepatic glucose phosphatase, intestinal glukosidase, dan amilase sehingga proses glikogenolisis terhambat dan pada akhirnya menurunkan kadar gula darah.
Gambaran Usia dan Jenis Kelamin Pasien Tuberkulosis Rifampisin Sensitif Berdasar Atas Tes Cepat Molekuler di RS Al-Islam Kota Bandung Tahun 2018−2019 Elfira Azmi Nabilah; Yani Triyani; Siti Annisa Devi Trusda
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.429

Abstract

Abstract. Tuberculosis (TB) is an infectious disease that is still a major cause of health problems and one of the top ten causes of global mortality. The World Health Organization (WHO) has recommended the diagnosis of tuberculosis patients using the Rapid Molecular Test (Xpert MTB/RIF test), which detect the rifampin resistance (rpoB) gene encoding M. tuberculosis in sputum in approximately two hours and can help diagnose new patients TB can be quickly detected. The objective of this study was to determine the characteristics of rifampin-sensitive. This is was a descriptive study with a cross sectional approach, describing the characteristics of rifampin-sensitive and resistant TB patients based on age and sex. Data in the form of medical records were taken from the clinical pathology lab section of the Al Islam Hospital, Bandung City in 2018–2019. Data collection was carried out in July-August 2021. Total research subjects were 265 people who met the inclusion criteria. The results showed that TB patients with positive rifampin-sensitive Xpert MTB/RIF test had the characteristics of the early adolescent to the ederly age group, the most frequent was adult age group as many as 92 people (34.7%), while female (51.7%) was higher than male. The conclusion of this study that the characteristics of sensitive rifampin TB patients based on Xpert MTB/RIF test at Al Islam Hospital in Bandung City in 2018–2019 were mostly found to be adults and female. Abstrak. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menjadi penyebab utama dalam gangguan kesehatan dan salah satu dari sepuluh penyebab kematian utama di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan diagnosis pasien tuberkulosis menggunakan Tes Cepat Molekuler (TCM) dengan Xpert MTB/RIF, alat ini dapat mendeteksi gen pengkode resisten rifampisin (rpoB) M.tuberculosis pada sputum kurang lebih dua jam serta dapat membantu penegakan diagnostik pasien TB yang baru bisa dengan cepat terdeteksi. Tujuan penelitian ini melihat karakteristik usia dan jenis kelamin pasien TB rifampisin sensitif. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang menggambarkan karakteristik pasien TB rifampisin sensitif berdasar atas usia dan jenis kelamin. Data berupa rekam medis diambil dari bagian Lab Patologi Klinik Rumah Sakit Al Islam Kota Bandung periode 2018–2019. Pengambilan data dilakukan pada Juli−Agustus 2021. Total subjek penelitian 265 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukan pasien TB dengan hasil TCM positif rifampisin sensitif memiliki karakteristik kelompok usia remaja awal hingga manula, kelompok usia terbanyak adalah dewasa (26−45 tahun) sebanyak 92 orang (34,7%). Jumlah pasien laki-laki dan perempuan hampir sama, tetapi lebih banyak pasien berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak (51,7%). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pasien TB rifampisin sensitif berdasar atas hasil TCM di RS-Al Islam Kota Bandung tahun 2018–2019 paling banyak ditemukan kelompok usia dewasa, berjenis kelamin perempuan.
Hubungan Tingkat Stres Mahasiswa Tingkat 2 dan 3 Fakultas Kedokteran Unisba dengan Hasil Kelulusan Ujian Lisan secara Online Muhammad Rian Alvagus; Muhammad Nurhalim Shahib; Rizki Perdana
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.452

Abstract

Abstract. Stress is the inability to face physical, mental, emotional, and psychological threats that can interfere with the education process. Medical students undergo several types of exams that can cause stress. The Covid-19 pandemic has caused students to carry out oral exams using an online method so that it can be an additional stressor in lectures. This study aims to see the relationship between the stress level of Unisba Medical Faculty students with the results of passing the online oral exam. Methods: The research design used was cross sectional. Student stress levels were measured using the DASS-42 questionnaire and data on the results of online oral exams were recorded after the exam took place. Results: The stress levels experienced by students were normal stress (75.63%), mild stress (6.72%), moderate stress (7.56%), severe stress (3.36%), and very heavy stress (6 ,72%). The results of student graduation obtained are passing (88.24%) and not passing (11.76%). There was no relationship between student stress levels and the results of online oral exams (p=0.684 for level 2 and p=0.156 for level 3). Conclusion: There is no relationship between student stress levels and online oral exam results. Further research needs to look for other causes that can cause stress in medical students and need to analyze in detail the cognitive, affective, and psychomotor levels. Abstrak. Stres adalah ketidakmampuan menghadapi ancaman fisik, mental, emosional, dan psikologis yang dapat mengganggu proses Pendidikan. Mahasiswa kedokteran menjalani beberapa jenis ujian yang dapat menyebabkan stres. Pandemi Covid-19 menyebabkan mahasiswa melaksanakan ujian lisan dengan metode online sehingga dapat menjadi salah satu stresor tambahan dalam perkuliahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba dengan hasil kelulusan ujian lisan secara online. Metode: Desain penelitian yang digunakan adaah cross sectional. Tingkat stres mahasiswa diukur menggunakan kuesioner DASS-42 dan data hasil kelulusan ujian lisan secara online didata setelah ujian berlangsung. Hasil: Tingkat stres yang dialami mahasiswa adalah stres normal (75,63%), stres ringan (6,72%), stres sedang (7,56%), stres berat (3,36%), dan stres sangat berat (6,72%). Hasil kelulusan mahasiswa yang didapatkan yaitu lulus sebesar (88,24%) dan tidak lulus sebesar (11,76%). Tidak terdapat hubungan tingkat stres mahasiswa dengan hasil kelulusan ujian lisan secara online (p=0,684 untuk tingkat 2 dan p=0,156 untuk tingkat 3). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan tingkat stres mahasiswa dengan hasil kelulusan ujian lisan secara online. Penelitian lanjutan perlu mencari penyebab lain yang dapat menyebabkan stres mahasiswa kedokteran dan perlu menganalisis secara mendetail tentang tingkatan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Scoping Review: Hubungan Pemberian Immunomodulator (Interferon Beta-1A) dengan Manifestasi Klinis Pasien COVID-19 Azmi Azkiatul Fikri; Maya Tejasari; Listya Hanum Siswanti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.478

Abstract

Abstract. COVID-19 causes various clinical manifestations ranging from asymptomatic, mild, moderate to severe which is characterized by the presence of sepsis, septic shock and Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) which is believed to be due to a cytokine storm. COVID-19 patients experience an imbalanced immune response including weak production of type-1 interferon (IFN-Is) and the presence of a cytokine storm with relatively high levels of IL-6. Interferon α or β and IL-6 receptor monoclonal antibodies namely Tocilizumab and Sarilumab are immunomodulators recommended by the World Health Organization (WHO) and the National Institutes of Health (NIH). Aims of this research to understand the role of immunomodulators (Interferon Beta-1A) in influencing the outcome of COVID-19 patients. This research uses the method scoping review of the three databases; Pubmed Mesh, Science Direct, and Springerlink and carried out critical appraisal was using the JBI Critical Appraisal Checklist for Randomized Controlled Trials. The results of this study obtained six articles eligible. Combined use of interferon β-1a with Lopinavir or Ritonavir or Atanazavir or Ritonavir plus Hydroxychloroquine and interferon β-1a alone has a significant effect on clinical manifestations of COVID-19 patients including symptom reduction, improvement in symptoms of shortness of breath and total BCSS score (The Breathlessness, Cough and Sputum Scale), reduction in the development of patient comorbidities (odds of severe disease or death), decreased overall 28-day mortality and increased discharge rates at day 14. Abstrak. COVID-19 menimbulkan berbagai manifestasi klinis mulai dari tidak bergejala, ringan sampai sedang hingga berat yang ditandai dengan adanya sepsis, syok sepsis dan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) yang dipercaya akibat adanya badai sitokin. Pasien COVID-19 mengalami ketidakseimbangan respon imun diantaranya lemahnya produksi interferon tipe-1 (IFN-Is) dan adanya badai sitokin dengan kadar IL-6 relatif tinggi. Interferon α atau β serta IL-6 receptor monoclonal antibodies yakni Tocilizumab dan Sarilumab merupakan immunomodulator yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) dan National Institutes of Health (NIH). Tujuan penelitian ini untuk memahami peranan immunomodulator (Interferon Beta-1A) dalam memengaruhi hasil klinis pasien COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode scoping review dari tiga database; Pubmed Mesh, Science Direct, dan Springerlink serta dilakukan critical appraisal menggunakan JBI Critical Appraisal Checklist for Randomized Controlled Trials. Hasil penelitian ini didapatkan enam buah artikel yang eligible. Penggunaan kombinasi interferon β-1a dengan Lopinavir atau Ritonavir atau Atanazavir atau Ritonavir ditambah Hidroksiklorokuin serta interferon β-1a tunggal berpengaruh signifikan terhadap manifestasi klinis pasien COVID-19 meliputi pengurangan gejala, perbaikan gejala sesak nafas dan total skor BCSS (The Breathlessness, Cough and Sputum Scale), pengurangan perkembangan komorbid penyakit pasien (odds of severe disease or death), penurunan angka keseluruhan mortalitas 28 hari dan peningkatan tingkat kepulangan pada hari ke 14.
Peran Vitamin D pada Penderita Obesitas Dewas: Kajian Pustaka Widia Rachmawati; Ieva Baniasih Akbar; Yuli Susanti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.500

Abstract

Abstract. Obesity is one of the biggest global health challenges that is growing rapidly. According to WHO, obesity is abnormal or excess fat accumulation and has the potential to interfere with health. BMI in obesity 30 kg/m2. Meanwhile, according to the Asia Pacific standard for obesity is a BMI of 25 kg/m2. The causes of obesity are very complex, including genetic factors, environmental factors in terms of diet and decreased physical activity. Various efforts that can be done in tackling obesity are being healthier, physical activity such as exercise, pharmacological therapy, namely offering anti-obesity drugs and giving vitamin D supplements. Obese people generally have lower levels of vitamin D than those who are not obese. Giving vitamin D to obese patients is thought to be able to lose weight and return the body's vitamin D levels to normal. Therefore a literature review was conducted regarding the administration of vitamin D in adult obese patients. The type of data used is secondary data. The method of data collection is literature study. From this literature review study, it was found that the administration of vitamin D can lose weight in obese adults through a direct mechanism, directly through the role of Vitamin D Dependent Receptor (VDDR) and indirectly through the role of parathyroid hormone. Abstrak. Obesitas merupakan salah satu tantangan terbesar kesehatan global yang berkembang pesat saat ini. Obesitas adalah akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebih serta berpotensi menganggu kesehatan. IMT pada obesitas ≥30 kg/m2. Sedangkan menurut Asia Pasifik standard untuk obesitas adalah IMT ≥25 kg/m2. Penyebab obesitas sangat kompleks yaitu mencakup faktor genetik, faktor lingkungan dari segi pola makan dan penurunan aktivitas fisik. Berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi obesitas adalah modifikasi makanan menjadi lebih sehat, aktivitas fisik seperti olahraga, terapi farmakologi yaitu pemberian obat anti obesitas dan pemberian suplemen vitamin D. Penderita obesitas umumnya memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak obesitas. Pemberian vitamin D pada penderita obesitas diperkirakan dapat menurunkan berat badan dan mengembalikan kadar vitamin D tubuh menjadi normal. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan cara literature review mengenai pemberian vitamin D pada penderita obesitas dewasa. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data adalah studi pustaka. Dari studi literature review ini, didapatkan kesimpulan bahwa pemberian vitamin D dapat menurunkan berat badan pada penderita obesitas dewasa melalui mekanisme secara langsung yaitu peran dari Vitamin D Dependent Receptor (VDDR) dan secara tidak langsung melalui peran hormon parathyroid.
Systematic Review: Pengaruh Konsumsi Sayuran Harian terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Dewasa Muhamad Faishal Ramadhan; Anggia Skynta; Herri S Sastramihardja; Fajar Awalia Yulianto
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.517

Abstract

Abstract. Hypertension is one of the most common cardiovascular problems and is considered a contributor to cardiovascular morbidity. According to the WHO (World Health Organization) in 2019, there were one billion people with hypertension worldwide. In addition to the pharmacological approach, applying a diet high in vegetable content can be used as an alternative in lowering blood pressure in patients with hypertension. The purpose of this study was to determine the effect of daily vegetable consumption on blood pressure in adult hypertensive patients. The study used the Systematic Review method, by searching the articles from database Medline, Springer Link, Ovid Clinical Edge with the keywords Hypertension AND Adult AND Vegetables NOT ("Dietary Supplements") AND ("Blood Pressure") AND ("randomized controlled trial") NOT ("protocol") in the period 2011-2021. Articles that meet the inclusion criteria are 562 articles. There are 7 articles that meet the PICOS criteria, and 4 articles that meet the criteria eligible based on critical appraisal. The results of the study of 4 articles found that eating vegetables can reduce blood pressure in patients with hypertension. The decrease in blood pressure itself is obtained from the effect of nitrate which can trigger the formation of nitric oxide in blood vessels which acts as a vasodilator and potassium which can inhibit the renin-angiotensin system, relaxation of blood vessels, and activation of baroreflex. The conclusion that can be drawn from this study is that consumption of vegetables with high nitrate content has an effect on blood pressure in adult hypertensive patients. Abstrak. Hipertensi merupakan salah satu masalah kardiovaskular yang paling sering ditemukan dan dianggap sebagai salah satu kontributor morbiditas kardiovaskular. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2019 terdapat satu miliar penderita hipertensi di seluruh dunia. Selain pendekatan farmakologis, penerapan pola makan tinggi kadar sayuran dapat dijadikan salah satu alternatif dalam menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi sayuran harian terhadap tekanan darah penderita hipertensi dewasa. Penelitian menggunakan metode Systematic Review, dengan mencari artikel dari database Medline, Spinger Link, Ovid Clinical Edge dengan kata kunci Hypertension AND Adult AND Vegetables NOT ("Dietary Supplements") AND (“Blood Pressure”) AND ("randomized controlled trial") NOT ("protocol") dalam rentang tahun 2011-2021. Artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi berjumlah 562 artikel. Terdapat 7 artikel yang sesuai dengan kriteria PICOS, dan 4 artikel yang memenuhi kriteria eligible berdasarkan critical appraisal. Hasil pengkajian terhadap 4 artikel didapatkan bahwa mengonsumsi sayuran dapat menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Penurunan tekanan darah sendiri didapatkan dari efek nitrat yang dapat memicu pembentukan nitrit oksida pada pembuluh darah yang berperan sebagai vasodilator dan kalium yang dapat menginhibisi sistem renin-angiotensin, relaksasi pembuluh darah, dan aktivasi baroreflex. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini bahwa konsumsi sayuran dengan kandungan tinggi nitrat memiliki pengaruh terhadap tekanan darah penderita hipertensi dewasa.

Page 2 of 50 | Total Record : 494