cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsms@unisba.ac.id
Phone
+6282321980947
Journal Mail Official
bcsms@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series : Medical Science
ISSN : -     EISSN : 28282205     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsms.v2i2
Core Subject : Humanities, Health,
Bandung Conference Series: Medical Science (BCSMS) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Kedokteran dengan ruang lingkup Age, ASI, BPJS Kesehatan, CGT, Dokter layanan primer, Fungsi diastolic, Gender, Hepatitis A dan B, Interval Anak Balita, ISPA, JKN, Nyeri leher, Origin, Paritas, Pasien, Denyut Nadi, Imunisasi, Perawat, Phlebitis, PHBS, pneumonia Abortus Spontan, Pola Menstruasi, rumah sakit Pendidikan, Sektor Informal Pengetahuan, Shift kerja malam, sindrom koroner akut, Status Gizi Mahasiswa kedokteran, status sosio ekonomi, Tekanan Darah, Tingkat Stres, Troponin T , Type of occupation, ventrikel kiri, dan Wanita Premenopause. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 494 Documents
Clozapine Efektif pada Pasien Skizofrenia yang Resisten terhadap Pengobatan Natasha Syifa Rachman; Siti Annisa Devi Trusda; Dede Setiapriagung
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 1 No. 1 (2021): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v1i1.67

Abstract

Abstract. Schizophrenia is a neuropsychiatric disorder with a high morbidity rate. One of the therapies to treat schizophrenic patients is to use antipsychotics such as typical and atypical drugs. Typical antipsychotics are the first line of treatment for schizophrenia but recently resistance is often developed, so that therapy is switched to atypical antipsychotics. Clozapine is the most commonly used atypical antipsychotic. The aim of this study was to determine the effectiveness of clozapine in schizophrenic patients who were resistant to other antipsychotics. The method used in this study is a scoping review, with research articles from international journals that meet the inclusion and exclusion criteria. This article was then selected using the PRISMA diagram by considering Population (schizophrenic patients), Intervention (giving clozapine), Comparison (placebo or other antipsychotic), Outcome (reduction in psychotic symptoms), Study (RCT, clinical trial, case report, and meta analysis). The results of this study indicate that clozapine is one of the most effective atypical antipsychotics compared to other antipsychotic drugs to treat patients suffering from schizophrenia, especially for schizophrenic patients who are resistant to other antipsychotic treatments. Abstrak. Skizofrenia merupakan gangguan neuropsikiatik dengan angka morbiditas yang masih tinggi. Salah satu terapi untuk menangani pasien skizofrenia adalah dengan menggunakan antipsikotik berupa tipikal dan atipikal. Antipsikotik tipikal menjadi lini pertama pengobatan skizofrenia. Dewasa ini berkembang penelitian bahwa sering terjadi resistensi terhadap antipsikotik tipikal, sehingga terapi beralih ke antipsikotik atipikal. Clozapine merupakan antipsikotik atipikal yang paling sering digunakan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas clozapine terhadap pasien skizofrenia yang resisten terhadap antipsikotik lain. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah scoping review, dengan bahan penelitian artikel dari jurnal internasional yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Artikel ini kemudian diseleksi menggunakan diagram prisma dengan mempertimbangkan Population (pasien skizofrenia), Intervention (pemberian clozapine), Comparison (plasebo atau antipsikotik lain), Outcome (penurunan gejala psikotik), Study (RCT, clinical trial, case report, dan meta analysis). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa clozapine merupakan salah satu antipsikotik atipikal yang paling efektif dibandingkan dengan obat antipsikotik lainnya untuk mengobati pasien yang menderita skizofrenia, khususnya untuk pasien skizofrenia yang resisten terhadap pengobatan antipsikotik lain.
Hubungan Oral Hygiene dengan Kejadian Gingivitis Pada Ibu hamil TM II di Kota Bandung Fina Tri Hasanah; Ecih Winengsih; Dewi Nurlaela Sari
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 5 No. 2 (2025): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v5i2.20977

Abstract

Abstract. Gingivitis is an inflammation of the gum tissues that commonly occurs in pregnant women, especially during the second trimester, due to hormonal changes affecting the immune response to plaque. The prevalence of gingivitis among pregnant women in Indonesia reaches 74%, with 80% of cases attributed to poor oral hygiene. Lack of awareness in maintaining oral hygiene among pregnant women increases the risk of gingivitis, which can lead to complications such as preterm birth, low birth weight (LBW), and abortion. This study aims to determine the relationship between oral hygiene and the incidence of gingivitis in second-trimester pregnant women at Klinik Pratama Hikmah, Bandung City, in 2025. This research used a quantitative correlational design with secondary data from medical records. The population and sample consisted of 35 second-trimester pregnant women diagnosed with gingivitis, selected through total sampling. Data were collected using observation sheets based on the Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) and Gingival Index (GI), then analyzed using the Chi-Square test. The results showed that most respondents had poor oral hygiene (88.6%) and experienced moderate (62.9%) to severe (25.7%) gingivitis. Statistical analysis revealed a significant relationship between oral hygiene and gingivitis incidence with a p-value = 0.000 (p < 0.05). Abstrak. Gingivitis merupakan peradangan pada jaringan gusi yang sering terjadi pada ibu hamil, khususnya trimester II, akibat perubahan hormonal yang mempengaruhi respon imun terhadap plak. Prevalensi gingivitis pada ibu hamil di Indonesia mencapai 74%, dengan 80% kasus disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut (oral hygiene). Rendahnya kesadaran ibu hamil dalam menjaga kebersihan gigi memperparah risiko gingivitis yang dapat berdampak serius seperti kelahiran premature, berat badan lahir rendah (BBLR), dan abortus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara oral hygiene dengan kejadian gingivitis pada ibu hamil trimester II di Klinik Pratama Hikmah Kota Bandung tahun 2025. Metode penelitian menggunakan desain kuantitatif korelasional dengan data sekunder dari rekam medis. Populasi dan sampel berjumlah 35 ibu hamil trimester II yang mengalami gingivitis, diambil dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan melalui observasi menggunakan instrumen Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) dan Gingival Index (GI), dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki oral hygiene buruk (88,6%) dan mengalami gingivitis sedang (62,9%) hingga berat (25,7%). Uji statistik menunjukkan p = 0,000 (p < 0,05), artinya terdapat hubungan signifikan antara oral hygiene dengan kejadian gingivitis pada ibu hamil.
Analisis Kesiapan Penggunaan RME dalam Pelayanan Anestesi di RS Jawa Barat Widianto, Asriadi Prihandika; Wahyudi, Fikri Mourly; Noprianty, Richa
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 5 No. 2 (2025): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v5i2.21355

Abstract

Abstract. The implementation of Electronic Medical Records (EMR) is mandatory for hospitals based on Ministry of Health Regulation No. 24 of 2022 on Medical Records. However, its application in the Central Surgical Installation (CSI) of Hospital X in West Java still faces challenges. This study aims to evaluate the readiness for completing anesthesia records within the EMR system in this unit. A descriptive qualitative case study design was conducted using the HOT-Fit evaluation model (Human, Organization, Technology, and Net Benefit). Data were collected through in-depth interviews with six informants from various professional backgrounds, including nurse anesthetist, medical record staff, hospital management, and IT personnel. Data analysis was conducted using NVivo 12, and ethical approval was obtained (070/11/EthicalClearance/RSX/III/2025). Triangulation was performed by involving IT staff as the system vendor. The study identified six key findings: user transformation, organizational readiness, technological readiness, technology sustainability, clinical and operational benefits, and administrative and managerial benefits. Results indicate that readiness for electronic anesthesia record completion considered low, particularly regarding human resources, organizational support, and technology. The EMR system is not yet fully integrated, with barriers in training, infrastructure, and inter-unit coordination. Strengthening the system, enhancing training, and conducting regular evaluations are essential for more effective implementation.. Abstrak. Implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) merupakan kewajiban rumah sakit berdasarkan Permenkes No. 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis, namun penerapannya di Instalasi Bedah Sentral (IBS) Rumah Sakit X di Jawa Barat masih menghadapi tantangan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kesiapan pengisian kartu anestesi dalam sistem RME di unit tersebut. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus, mengadopsi model evaluasi HOT-Fit (Human, Organization, Technology, dan Net Benefit). Data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap enam informan dari berbagai latar belakang profesi (penata anestesi, staf rekam medis, manajemen, dan IT). Analisis data menggunakan aplikasi NVivo 12 dan telah memperoleh izin etik (070/11/EthicalClearance/RSX/III/2025). Triangulasi data dilakukan dengan melibatkan staf IT sebagai vendor sistem IT. Penelitian ini menemukan enam temuan utama, yaitu transformasi pengguna, kesiapan organisasi, kesiapan teknologi, keberlanjutan teknologi, manfaat klinis dan operasional, serta manfaat administratif dan manajerial. Hasil penelitian menunjukkan kesiapan pengisian kartu anestesi elektronik masih rendah, terutama dalam aspek sumber daya manusia, organisasi, dan teknologi. Sistem RME belum sepenuhnya terintegrasi dan masih menghadapi kendala dalam pelatihan, infrastruktur, serta koordinasi lintas unit. Meski demikian, terdapat potensi manfaat signifikan, secara klinis dan administratif. Oleh karena itu, diperlukan penguatan sistem, peningkatan pelatihan, dan evaluasi rutin untuk mendukung implementasi yang lebih efektif.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Mental Pada Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama Di Kota Bandung Tahun 2025 Meta Aryani; Suherdin; Diah Adni Fauziah
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 5 No. 2 (2025): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v5i2.21537

Abstract

Abstract. Mental health was a dynamic condition that reflected an individual’s ability to manage stress, realize their potential, work productively, and establish healthy social relationships. Among adolescents, mental health problems such as stress, anxiety, and depression had become serious issues that affected psychosocial functioning, academic achievement, and overall quality of life. In Indonesia, approximately 6.1% of the population aged ≥15 years experienced emotional mental disorders, with a depression prevalence of 6.2% among adolescents aged 15–24 years. The majority of suicide cases among adolescents stemmed from untreated depression and anxiety. This study aimed to determine the factors associated with mental health among junior high school students in Bandung City in 2025. This research was an analytical observational study using a crosssectional approach. The sampling technique used simple random sampling with a total sample of 71 students. The instrument used was a questionnaire that had been tested for validity and reliability. Data were analyzed using the Chi-Square test (P-value < 0.05). The results showed that parenting style (P-value = 0.040) and social interaction (P-value = 0.024) had a significant relationship with mental health. Meanwhile, gender (P-value = 0.405) did not have a significant relationship. It was concluded that there was a relationship between parenting style and social interaction with mental health, but there was no relationship between gender and the mental health of students. Abstrak. Kesehatan mental merupakan kondisi dinamis yang mencerminkan kemampuan individu dalam mengelola stres, menyadari potensi diri, bekerja secara produktif, serta menjalin hubungan sosial yang sehat. Pada kelompok remaja, gangguan kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi menjadi persoalan serius yang berdampak pada penurunan fungsi psikososial, prestasi akademik, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Di Indonesia, sekitar 6,1% penduduk usia ≥15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dengan prevalensi depresi pada remaja usia 15–24 tahun sebesar 6,2%. Mayoritas kasus bunuh diri pada remaja berakar dari kondisi depresi dan kecemasan yang tidak tertangani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kesehatan mental pada peserta didik Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung tahun 2025. Penelitian ini merupakan observasi analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 71 peserta didik. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis dilakukan menggunakan uji Chi-Square (P-value < 0.05). Hasil uji menunjukkan bahwa pola asuh orang tua (P-value = 0.040) dan interaksi sosial (P-value = 0.024) memiliki hubungan signifikan dengan kesehatan mental. Sementara itu, jenis kelamin (P-value = 0.405) tidak memiliki hubungan signifikan. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial dengan kesehatan mental, namun tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kesehatan mental peserta didik.