cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsps@unisba.ac.id
Phone
+6285211144661
Journal Mail Official
bcsps@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp: +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series: Psychology Science
ISSN : -     EISSN : 28282191     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsps.v2i3
Bandung Conference Series: Psychology Science (BCSPS) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Psikologi dengan ruang lingkup sbb: Broken Home, Budaya Organisasi, Celebrity Worship, Delinkuensi, Dewasa Awal, Disiplin Kerja, Dukungan Sosial, Health belief, Interaksi Parasosial, Kemandirian Anak Usia Dini, Kematangan Karir, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Obesitas, Parasocial Relationship, Peak Performance, Pendidikan Karakter, Penyesuaian diri, Penyesuaian pernikahan, Pola Asuh, Prestasi Belajar, Psychological Well-Being, Religiusitas, Remaja Akhir, Self Esteem, Self regulation, Ta’aruf. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 77 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science" : 77 Documents clear
Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Work Family Conflict pada Dosen Wanita Saat Pandemi Covid-19 Putri Pujianti Winarti; Eni N. Nugrahawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.702 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.111

Abstract

Abstract. Work-family conflict is a role conflict that exists in individuals caused by pressures between roles that are sometimes conflicting, roles at home and roles at work or the office. This is what many married female lecturers currently experience. In addition to the workload of their profession, female lecturers also have to take care of their families which results in increasing conflicts. Not infrequently in carrying out their work as lecturers they experience conflicts both with superiors, co-workers, and with students. The attitude of being belittled by co-workers, and unwelcome treatments often trigger conflicts in their profession as lecturers. In the household, they often experience conflicts with family members. Conflicts with husbands, and conflicts with children are high enough to trigger an increase in conflict in the pandemic conditions that require female lecturers to adapt to new rules and situations in the field of work. When female lecturers who already have children are preoccupied with a role, it will affect the level of conflict. The purpose of this study was to obtain empirical data regarding the relationship between social support and work family conflict among female lecturers during the Covid-19 pandemic. Hypothesis testing in this study used the Spearman correlation test. The results of the study state that there is a negative relationship between social support and stress levels for female lecturers who have children aged 6-8 years at universities in Bandung City during the Covid-19 Pandemic, which means that the higher the level of social support, the lower the work family conflict and otherwise (r = -0.668; p = 0.000). Abstrak. Konflik pekerjaan keluarga adalah konflik peran yang ada pada individu yang disebabkan oleh tekanan antar peran yang terkadang saling bertentangan, peran saat berada di rumah dan peran saat berada di tempat kerja atau kantor. Hal inilah yang banyak dialami oleh dosen wanita yang sudah menikah saat ini, Disamping beban kerja dari profesinya, dosen wanita juga harus mengurus keluarga mereka yang berakibat bertambahnya konflik yang dialami. Tidak jarang dalam melaksanakan pekerjaan sebagai dosen mereka mengalami konflik-konflik baik dengan atasan, rekan kerja, maupun dengan mahasiswa. Sikap diremehkan rekan kerja, dan perlakuan-perlakuan yang tidak disenangi sangat sering memicu konflik di dalam menjalani profesi mereka sebagai dosen. Dalam rumah tangga juga tak jarang mereka mengalami konflik dengan anggota keluarganya. Konflik dengan suami, dan konflik dengan anak-anak cukup tinggi memicu bertambahnya konflik pada kondisi pandemi yang menuntut dosen wanita untuk beradaptasi dengan aturan dan situasi baru di bidang pekerjaan. Ketika dosen wanita yang sudah memiliki anak disibukkan dengan suatu peran, maka akan mempengaruhi tingkat konfliknya. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data empiris mengenai hubungan dukungan sosial dengan work family conflict pada dosen wanita selama masa Pandemi Covid-19. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial dengan tingkat stres pada dosen wanita yang memiliki anak usia 6 – 8 tahun di perguruan tinggi Kota Bandung selama masa Pandemi Covid-19, yang berarti semakin tinggi tingkat dukungan sosial maka semakin rendah work family conflict dan sebaliknya (r = -0,668; p = 0,000).
Pengaruh Work-Family Conflict terhadap Subjective Well-Being pada Single Parent Aqila Dwi Ananda Ramadhani; Anna Rozana
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.923 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.164

Abstract

Abstract. The conflict that is felt by single parents occurs because they are responsible for themselves to fulfill the demands of roles in work and family simultaneously, which are usually carried out by husband and wife so that single parents who work are vulnerable to experience work-family conflict and will have an impact on subjective his well-being. This study aims to determine the effect of work-family conflict on subjective well-being in single parents in the city of Bandung. This research is a non-experimental quantitative research. The subjects in this study were 100 single parents who worked in the city of Bandung. Data analysis used Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS SEM). The measuring instrument used for work-family conflict is the work-family conflict scale from Carlson, Kacmar, & William (2000) which has been adapted and translated by Indah Soca Kuntari, M.Psi, Psychologist (2015). The measuring instrument used for subjective well-being consists of two measuring instruments, namely, SWLS compiled by Diener, Emmons, Larsen & Griffin (1985) and SPANE compiled by Ed Diener (2009), both of which have been adapted and translated by Ratri (2019). The results showed that there was a negative effect of work-family conflict on cognitive aspects of subjective well-being in single parents by 22.6% (R=.266. R2=.218), negative effect of work-family conflict on positive affect of subjective well. -being in single parent is 18.1% (R=.181. R2=.173) and there is a positive effect of work-family conflict on negative affect in single parent by 21.8% (R=.218. R2=.210 ). Abstrak. Adanya konflik yang dirasakan oleh single parent terjadi karena mereka bertanggung jawab sendiri untuk memenuhi tuntutan peran di dalam pekerjaan dan keluarga secara sekaligus, yang biasanya dijalankan berdua oleh suami dan istri sehingga single parent yang bekerja rentan untuk mengalami work-family conflict dan akan berdampak pada subjective well-being nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh work-family conflict terhadap subjective well-being pada single parent di Kota Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental. Subjek dalam penelitian ini adalah 100 orang single parent yang bekerja di Kota Bandung. Analisis data menggunakan Partial Least Square – Structural Equation Modelling (PLS SEM). Alat ukur yang digunakan untuk work-family conflict adalah work-family conflict scale dari Carlson, Kacmar, & William (2000) yang telah diadaptasi dan diterjemahkan oleh Indah Soca Kuntari, M.Psi, Psikolog (2015). Alat ukur yang digunakan untuk subjective well-being terdiri dari dua alat ukur yaitu, SWLS yang disusun oleh Diener, Emmons, Larsen & Griffin (1985) dan SPANE yang disusun oleh Ed Diener (2009), kedua alat ukur tersebut telah diadaptasi dan diterjemahkan oleh Ratri (2019). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh negatif dari work-family conflict terhadap aspek kognitif subjective well-being pada single parent sebesar 22,6 % (R=.266. R2=.218), pengaruh negatif work-family conflict terhadap afek positif subjective well-being pada single parent sebesar 18,1% (R=.181. R2=.173) dan ada pengaruh positif work-family conflict terhadap afek negatif pada single parent sebesar 21,8% (R=.218. R2=.210).
Studi Deskriptif Mengenai Flourishing pada Penyandang Disabilitas Tunarungu di Perusahaan Parakerja Ainaya Rahmanita; Stephani Raihana Hamdan
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.265 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.220

Abstract

Abstract. Discrimination in the world of work against persons with disabilities that are not in accordance with the provisions of the applicable Constitution to a certain extent makes individuals with disabilities feel alienated, closed, and feel down because of an unsupportive environment that hinders the potential in individuals to be more optimal. This is not in line with the theory developed, namely life experiences that go well and a combination of good feelings and work effectively. This discrimination makes the CEO of the company ParaKerja based on education and creates employment opportunities for people with disabilities to optimize their potential to be achieved in the world of work. The purpose of this study was to obtain an overview of the development of deaf people in the workforce. The method used in this study is a mixed method or mixed research with a total of 12 respondents. Data collection was carried out in two processes, namely using a standard measuring instrument The Perma from Julie Butler & Margaret L. Kern, University of Pennsylvania by Seligman through a form and followed by interviews. The results showed that deaf people in employment companies have a high level of development with a percentage of 58.3% with a total of 7 people, besides that it is known that the highest aspect is positive emotion with a percentage of 75% with a total of 9 people. Abstrak. Maraknya diskriminasi dalam dunia pekerjaan terhadap penyandang disabilitas yang tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar yang berlaku hingga sedikit banyaknya membuat individu disabilitas merasa terasingkan, menutup diri, dan merasa terpuruk karna lingkungan yang tidak mendukung sehingga menghambat perkembangan potensi dalam diri individu untuk menjadi lebih optimal. Hal ini tidak sejalan dengan teori flourishing yaitu pengalaman hidup yang berjalan dengan baik dan kombinasi dari perasaan yang baik dan berfungsi secara efektif. Diskriminasi tersebut membuat Reski Achyana selaku CEO ParaKerja membentuk perusahaan dengan basik Pendidikan dan tuntutan pekerjaan untuk penyandang disabilitas lebih mengoptimalkan potensi yang dimilikinya hingga mencapai kesetaraan dalam dunia kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran mengenai flourishing pada penyandang disabilitas tunarungu di ParaKerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method atau penelitian campuran dengan jumlah 12 responden. Pengumpulan data dilakuakan dengan dua proses yaitu menggunakan alat ukur baku The Perma dari Julie Butler & Margaret L. Kern, University of Pennsylvania oleh Seligman melalui gform dan dilanjutkan wawancara. Hasil menunjukkan bahwa penyandang disabilitas tunarungu di perusahaan parakerja memiliki tingkat flourishing yang tinggi dengan persentase 58,3% dengan jumlah 7 orang, selain itu diketahui bahwa aspek tertinggi yaitu positive emotion dengan persentase 75% dengan jumlah 9 orang.
Konsep Diri Gamers MOBA yang Mengalami IGD Agnia Restu Gunawati; Fanni Putri Diantina
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.95 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.291

Abstract

Abstract. Online games grow rapidly every year. The population of Indonesian gamers is approximately 52 million users, where one of the most popular games is MOBA (multiple online battle arena). Gamers who are too fixated on online games have the opportunity to experience internet gaming disorder (IGD). One of the risk factors for the disorder is self-concept. Moreover, data for this study were collected by following the rule from the Tennessee Self Concept Scale (TSCS) developed by W.H. Fitts (1965) and Game Addiction Scale (GAS) developed by Lemmens et al. (2009). The sample of respondents (n=291) for this study is MOBA gamers in Bandung. The methodological approach taken in this analysis is quantitative causality and analyzes the data using descriptive. The results showed that most of MOBA gamers had a negative self-concept as many as 177 people (60.82%) and experienced moderate addiction as many as 172 people (59.11%). In addition, in this study, MOBA gamers were dominated by male and adolescent gamers, 59.11% and 94.16% respectively Abstrak. Perkembangan game online sangat pesat dan mengalami lonjakan jumlah gamers setiap tahunnya. Pada tahun 2019, gamers di Indonesia mencapai 52 juta orang. MOBA (multiple online battle arena) adalah genre game yang paling diminati. Gamers yang terlalu terpaku pada game online berpeluang mengalami internet gaming disorder (IGD). Salah satu faktor resiko seseorang menjadi IGD adalah konsep diri. Pengumpulan data menggunakan skala Tennessee Self Concept Scale (TSCS) yang dikembangkan W.H. Fitts (1965) dan Game Addiction Scale (GAS) yang dikembangkan Lemmens, et.al (2009). Sampel yang menjadi responden adalah gamers MOBA di Bandung sejumlah 291 orang. Metode pada penelitian ini adalah kuantitatif kausalitas dan analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar gamers MOBA memiliki konsep diri yang negatif sebanyak 177 orang (60,82%) dan mengalami adiksi tingkat sedang sebanyak 172 orang (59,11%). Selain itu, pada penelitian ini gamers MOBA didominasi oleh gamers laki-laki dan berusia remaja, masing-masing 59,11% dan 94,16%.
Studi Deskriptif Brunout pada Guru yang Melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh Adnan Bintang; Sita Rositawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.334 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.349

Abstract

Abstract. Since the Covid-19 pandemic, the learning process has been carried out using a distance learning system. According to several survey results on teachers who teach with a distance learning system, it shows the occurrence of burnout symptoms in teachers who do distance learning. Burnout is a syndrome of emotional exhaustion, depersonalization, and a decreased sense of achievement and personal accomplishment. This study aims to get an overview of burnout for teachers who carry out distance learning in the city of Bandung, the measurements are carried out using the MBI-ES (Maslach Burnou Inventory-Education Survey) measuring instrument which has been adapted by Aulia Hanifah (2019) Sample: 266 Teachers who do PJJ in Bandung City. Based on the results of the study showed that 82% of subjects experienced high burnout, with the highest aspect being low personal accomplishment, this study showed that a number of 216 respondents (82%) experienced high burnout, based on demographics, it showed that respondents were female, respondents were younger. (17-25 years), S1 education level, non-civil servant status, and teaching at SMP/Tsanawiyyah/equivalent levels show a high level of burnout. Abstrak. Sejak terjadinya pandemi covid-19 proses pembelajaran dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Menurut beberapa hasil survey pada guru yang mengajar dengan sistem pembelajaran jarak jauh menunjukan terjadinnya gejala-gejala burnout pada guru yang melakukan pembelajaran jarak jauh. Burnout merupakan sebuah sindrom kelelahan secara emosi, depersonalisasi, dan turun nya rasa pencapaian prestasi dan pribadi. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran burnout pada guru yang melaksankan pembelajaran jarak jauh di Kota Bandung, pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur MBI-ES (Maslach Burnou Inventory-Education Survey) yang telah diadaprtasi oleh Aulia Hanifah (2019) Sampel: 266 Guru yang melakukan PJJ di Kota Bandung. Berdasarakan hasil penelitian menunjukan bahwa 82% subjek mengalami burnout yang tinggi, dengan aspek tertinggi adalah low personal accomplishment, penelitian ini menunjukan bahwa sejumlah 216 reponden (82%) mengalami burnout yang tinggi, berdasarkan demografi menunjukan bahwa responden berjenis kelamin wanita, responden berusia lebih muda (17-25 tahun), jenjang pendidikan S1, status kepegawayan non PNS, dan mengajar di tempat SMP/Tsanawiyyah/sederajat mnunjukang tingkat burnout yang tinggi.
Hubungan Character Strength dengan Subjective Well-Being pada Mahasiswa Kota Bandung yang Melaksanakan E-learning Shafira Azzahra Wiradikara; Susandari
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.354 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.352

Abstract

Abstract. The COVID-19 pandemic has caused several impacts on all aspects of society, one of which is in the field of education. In an effort to prevent the spread of the virus, the Government of Indonesia through the Ministry of Education and Culture prohibits face-to-face learning activities and switches to e-learning. This unexpected transition has the potential to cause learning to be not optimal and not ideal and can have an impact on student conditions, one of which is the student's Subjective Well-Being condition. This study aims to see the correlation between the overall characters in Character Strength and Subjective Well-Being of college students in the city of Bandung who carry out learning using e-learning. The participants in this study were 270 college students in the city of Bandung who were obtained using cluster sampling techniques. The research instruments are Values ​​in Action Inventory of Strengths (VIA-IS), Statistics With Life Scale (SWLS), and Positive and Negative Affect Scale (PANAS). The analysis used is Pearson correlation. The results of this study indicate that there is a positive relationship between Character Strength and Subjective Well-Being in Bandung City college students who implement e-learning. That is, the more characters in Character Strength increase, the Subjective Well-Being will also increase. The character that is strongly correlated with Subjective Well-Being is Vitality (r=0.637). Abstrak. Pandemi COVID-19 menyebabkan beberapa dampak pada seluruh aspek masyarakat, salah satunya terdapat pada bidang pendidikan. Sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus tersebut maka Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud melarang kegiatan pembelajaran tatap muka dan beralih pada pembelajaran e-learning. Peralihan yang tidak diduga ini berpotensi mengakibatkan pembelajaran menjadi tidak optimal serta tidak ideal dan dapat memberikan dampak pada kondisi mahasiswa, salah satunya adalah keadaan Subjective Well-Being mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara keseluruhan karakter yang ada pada Character Strength dengan Subjective Well-Being mahasiswa di kota Bandung yang melaksanakan pembelajaran menggunakan e-learning. Partisipan dalam penelitian ini adalah 270 mahasiswa perguruan tinggi di kota Bandung yang diperoleh menggunakan teknik cluster sampling. Instrument penelitian ini adalah Values in Action Inventory of Strengths (VIA-IS), Statisfication With Life Scale (SWLS) dan Positive and Negative Affect Scale (PANAS). Analisis yang digunakan adalah korelasi Pearson. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara Character Strength dengan Subjective Well-Being pada mahasiswa Kota Bandung yang melaksanakan e-learning. Artinya, semakin meningkatnya karakter yang ada pada Character Strength maka akan meningkat pula Subjective Well-Beingnya. Karakter yang berkolerasi kuat dengan Subjective Well-Being adalah Vitalitas (r=0,637).
Pengaruh Self-Regulated Learning terhadap Student Engagement pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fasya Dhiyatamma Putri; Yuli Aslamawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.566 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.356

Abstract

Abstract. This study aims to determine the effect of self-regulated learning on student engagement in students of law study program in Bandung. Self-regulated leaning is an active and constructive process in which students can set learning goals by monitoring, regulating, and controlling cognition, motivation, and behavior, so that they always focus on the goals (Pintrich, 2004). Student engagement is the involvement of students in the learning process, both in academic activities and non-academic activities, which are seen through behavior, emotion, and cognition (Fredricks, 2004). This study uses quantitative research with a casual approach (cause and effect). The sampling technique used in this study is proportionate stratified random sampling. Data collection was carried out by using a questionnaire that involved two measuring instruments, namely Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) with the reliability of 0.916 and University Student Engagement Inventory (USEI) with the reliability of 0.882. In this study, there were 378 active students of law study program in Bandung. Data analysis was carried out by using simple linear regression statistical analysis, with the help of SPSS Statistics 23.0. The results of the analysis show that there is a significant effect of self-regulated learning on student engagement, which is seen from the sig. (0.000 > 0.05). The contribution of the effect is 0.517 or 51.7%. From the results of the regression analysis equation, it is also found that the equation is Y = 5.294 + 0.213X. The equation shows that there is a positive effect of self-regulated learning (X) on student engagement. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-regulated learning terhadap student engagement pada mahasiswa program studi ilmu hukum Kota Bandung. Self-regulated leaning adalah proses aktif dan konstruktif dimana pelajar dapat menetapkan tujuan pembelajaran dengan cara memantau, mengatur, mengendalikan kognisi, motivasi, dan perilaku agar selalu tertuju pada tujuan (pintrich, 2004). Student engagement adalah keterlibatan yang dilakukan oleh pelajar dalam proses pembelajarannya baik pada kegiatan akademik dan kegiatan non akademik yang terlihat melalui tingkah laku, emosi, dan kognitif (Fredricks, 2004). Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan kausal (sebab akibat). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang melibatkan dua alat ukur, yaitu Motivatied Strategies for Learning Quiestionnaire (MSLQ) dengan reliabilitas 0,916 dan University Student Engagement Inventory (USEI) dengan reliabilitas 0,882. Dalam penelitian ini terdapat 378 mahasiswa aktif program studi ilmu hukum Kota Bandung. Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis statistik regresi linear sederhana dengan bantuan program SPSS 23.0. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara self-regulated learning terhadap student engagement dilihat dari sig. (0.000 > 0.05). Sumbangan pengaruhnya sebesar 0.517 atau 51,7%. Dari hasil persamaan analisis regresi juga didapatkan persamaan yaitu Y = 5,294 + 0,213X. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara self-regulated learning (X) terhadap student engagement.
Hubungan Problematic Internet Use dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Pengguna Aktif Internet Novianti Nurfadilah; Indri Utami Sumaryanti
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.087 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.406

Abstract

Abstract. The internet has now become an inseparable part of life. The internet can be used as a media for socializing, entertainment, also in the fields of education, and professional. The ease of access can provide benefits for students to assist students in getting additional references when studying and doing assignments. Besides the benefits earned from the internet, unhealthy use of the internet can have a negative impact. Students who cannot regulate or limit internet use have an impact on neglect of assignments, and can lead to academic procrastination behavior. The use of the internet that produces a negative impact refers to the term problematic internet use. This study aims to find out the relationship between problematic internet use and academic procrastination. The sampling technique used cluster random sampling and involved 429 college students from four universities in Bandung. Data collected using Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS2) by Caplan (2010) and Academic Procrastination Scale (APS) by McCloskey and Scielzo (2015). Data were analyzed using Rank Spearman correlation technique and results showed that there is a positive relationship between problematic internet use and academic procrastination with a value of r = 0.448 and a significance of p = 0.000 < 0.01. Abstrak. Internet kini menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Internet dapat digunakan sebagai media bersosialisasi, hiburan, juga di bidang pendidikan, dan pekerjaan. Kemudahan aksesnya dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk membantu mahasiswa dalam mendapatkan referensi tambahan saat belajar dan mengerjakan tugas. Terlepas dari manfaat yang didapatkan dari internet, penggunaan internet yang tidak bijak dapat menghasilkan dampak yang negatif. Mahasiswa yang tidak dapat mengatur atau membatasi penggunaan internet berdampak pada pengabaian tugas-tugas, dan dapat mengarahkan pada perilaku prokrastinasi akademik. Penggunaan internet yang menghasilkan dampak negatif merujuk pada istilah problematic internet use. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana keeraatan hubungan antara problematic internet use dengan prokrastinasi akademik. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 429 mahasiswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Alat ukur menggunakan Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS2) yang disusun oleh Caplan (2010) dan Academic Procrastination Scale (APS) yang disusun oleh McCloskey dan Scielzo (2015). Teknik analisis data menggunakan metode korelasional Rank Spearman dan hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang moderat dan signifikan antara problematic internet use dan prokrastinasi akademik dengan nilai r = 0,448 dan taraf signifikansi p = 0,000 < 0,01.
Pengaruh Model Pembelajaran E-Learning terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa UNISBA Ayu Irra Kusyafira; Dewi Rosiana
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.944 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.414

Abstract

Abstract. E-learning is a learning media on internet that can connect lecturers and students in an online learning class to overcome the time and space limitation. E-learning models that can be implemented are the Synchronous and Asynchronous. This research is aimed to discover how Synchronous, Asynchronous, and the simultaneous E-Learning models influence learning motivation among UNISBA’s students. Under quantitative approach, this research is designed as causal non experimental research using questionnaires as data collecting technique which then analyzed under regression testing tool on SPSS. The data are compiled from 376 UNISBA’s students as respondents. The questionnaire on E-Learning model as measuring tool is built by adopting Zlatko Nedelko’s strength and weakness concept on E-learning, while the learning motivation measuring tool is built by Amanillah S., and Rosianda D. Researcher found out that the Synchronous learning model has significant positive impact of 36,8% on students’ learning motivation, while Asynchronous model has 3,5% significant positive result. If implemented simultaneously, E-Learning model has a significant positive result of 40,5% on students’ learning motivation. Abstrak. E-learning merupakan media pembelajaran internet yang dapat menghubungkan dosen dan mahasiswa di ruang pembelajaran online untuk mengatasi kendala ruang dan waktu. Model pembelajaran E-learning yang diterapkan yaitu Synchronous dan Asynchronous. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran Synchronous terhadap motivasi belajar mahasiswa UNISBA, mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran Asynchronous terhadap motivasi belajar mahasiswa UNISBA, serta pengaruh model pembelajaran E-Learning terhadap motivasi belajar mahasiswa UNISBA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian kausal non-eksperimental dan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis menggunakan pengujian regresi dengan SPSS. Penelitian ini melibatkan 376 mahasiswa UNISBA. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner model pembelajaran E-Learning yang dibuat dengan menurunkan konsep kelebihan dan kekurangan dari Nedelko. Alat ukur motivasi belajar yang dibuat oleh Amanillah, S., & Rosiana, D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model membelajaran Synchronous memiliki pengaruh positif signifikan tehadap motivasi belajar pada mahasiswa UNISBA sebesar 36,8%, model pembelajaran Asynchronous memiliki pengaruh positif signifikan tehadap Motivasi Belajar pada mahasiswa UNISBA sebesar 3,5%, serta secara simultan model pembelajaran E-Learning memiliki pengaruh positif signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa UNISBA sebesar 40,5%.
Pengaruh Work Family Conflict terhadap Komitmen Organisasi pada Dosen Wanita yang Bekerja di Rumah Hazar Rahmadianti; Anna Rozana
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.298 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.426

Abstract

Abstract. Female lecturers have a dual role, namely as working mothers and as housewives and take care of children. During this COVID-19 pandemic, the search for roles in work and family is increasing. Organizational commitment is not only limited to the involvement of lecturers with the organization, but also maintains a presence in the organization and achieves organizational goals. There is a conflict that is felt by female lecturers who work at home, so they cannot balance roles in work and roles in the family, so women who work at home experience family conflicts. This study aims to determine the effect of work-family conflict on organizational commitment of female lecturers who work from home during the COVID-19 pandemic. This research is a non-experimental quantitative research with causality method. This study uses a population study. The subjects of this study were 31 female lecturers who worked from home at the National Institute of Technology. The data analysis technique used multiple regression. Measurements were made using a work-family conflict scale from Carlosn & Kacmar adapted by Kuntari (2014) and a tool for measuring organizational commitment developed by Ingarianti (2015). The results showed that work family conflict had a significant effect on organizational commitment to female lecturers who worked at home by giving an R Square effect of 0.581 or with an influence of 58.1%. Abstrak. Dosen wanita mempunyai peran ganda yaitu sebagai ibu yang bekerja dan sebagai ibu rumah tangga dan mengurus anak. Pada masa pandemi COVID-19 ini, tuntutan peran di pekerjaan dan di keluarga semakin bertambah. Komitmen organisasi, tidak hanya sebatas dengan keterlibatan dosen wanita terhadap organisasi, tetapi mempertahankan keberadaannya di organisasi dan turut serta mencapai tujuan organisasi. Adanya konflik yang dirasakan oleh dosen wanita yang bekerja di rumah, terjadi karena tidak dapat menyeimbangkan tuntutan peran dalam pekerjaan dan tuntutan peran dalam keluarga, sehingga dosen wanita yang bekerja di rumah mengalami work family conflict. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh work family conflict terhadap komitmen organisasi pada dosen wanita yang bekerja dari rumah di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental dengan metode kausalitas. Penelitian ini menggunakan studi populasi. Subjek penelitian ini adalah 31 dosen wanita yang bekerja dari rumah di Institut Teknologi Nasional. Teknik analisis data menggunakan regresi berganda. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur work family conflict scale dari Carlosn & Kacmar yang diadaptasi oleh Kuntari (2014) dan alat ukur komitmen organisasi yang dikembangkan oleh Ingarianti (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa work family conflict berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi pada dosen wanita yang bekerja di rumah dengan memberikan pengaruh R Square sebesar 0,581 atau dengan persentase pengaruh sebesar 58,1%.