Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara menyajikan informasi mutakhir hasil kajian literatur dan penelitian bidang ilmu filologi dan pernaskahan Nusantara, yang mencakup: Kajian kodokologis, Teori-teori filologi, Edisi teks naskah kuno dan analisisnya, Kajian historis kepengarangan naskah kuno dan karyanya, Kajian multidisiplin berbasis naskah nusantara. Objek yang dijadikan kajian secara khusus bersumber pada naskah-naskah kuno Nusantara baik yang tersimpan di wilayah Nusantara maupun di luar wilayah Nusantara. Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara membuka kesempatan seluas-luasnya bagi peneliti naskah kuno Nusantara dari seluruh wilayah di dunia untuk turut berpartisipasi dalam penulisan artikel ilmiah yang sesuai dengan focus dan scope jurnal.
Articles
153 Documents
Syair Kanjeng Nabi Dalam Mutiara Teks Ibadah
Agus Sulton
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 4, No 1 (2013): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional RI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2119.525 KB)
|
DOI: 10.37014/jumantara.v4i1.399
Tulisan ini membahas cerita Islam yang dikemas dalam bentuk syair, yang menurut kolofon teksnya dinamai Syair Kanjeng Nabi (SKN). Naskahnya berasal dari Mbah Kasemat yang berdomisili di Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan.Awalnya naskah ini tersimpan di antara tumpukan koleksi naskah lain milik Mbah Kasemat. Kemudian oleh Mbah Kasemat diberikan kepada Agus Sulton (peneliti). Kanjeng yang dimaksud dalam judul adalah Nabi Muhammad. Dalam cerita lebih ditonjolkan doa, sedikit cuplikan sejarah Nabi Muhammad, dan unsur dakwah atau pitutur. Di pihak lain, ada yang menarik saat mengkristalisasi atau membahas tentang Nabi Muhammad, karena sosok beliau merupakan sosok yang sudah banyak dimengerti oleh banyak umat, khususnya yang beragama Islam. Nabi Muhammad yangjuga bergelar al-Amin, yaitu Muhammad yang dipercayai, lahir dalam keadaan yatim di tengah-tengah kaum Quraisy (Jahiliyah). Tidak ada guru yang mendidik dan mengajar beliau tentang yang baik dan buruk, yang bermanfaat dan mudharat, serta yang halal dan yang haram.
SEJARAH LAHIRNYA PESANTREN BERDASARKAN NASKAH BABAD CIREBON KOLEKSI PNRI
Ahmad Baso
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 9, No 1 (2018): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional RI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (773.618 KB)
|
DOI: 10.37014/jumantara.v9i1.231
Ada beberapa naskah Babad Cirebon Br 36, Br 75, dan Br 107 yang tersimpan dalam Perpustakaan Nasional RIyang berbicara tentang sejarah pengislaman di Tanah Jawa oleh Wali Songo.Salah satu yang menarik perhatian dari teks-teks beraksara pegon dan Jawa ini adalah kisah asalmula kemunculan pesantren di Demak, Jawa Tengah, pada abad 15. Teks ini menjelaskan secara bertahap proses awal berdirinya Pesantren Demak dari praktik membuka hutan untuk pertanian dan permukiman baru, mendirikan desa, membangun mesjid untuk salat Jumat, dan kemudian membangun pesantren. Studi ini membandingan teks-teks serupa dari masa itu yang membantu memperkaya keberadaan lembaga perguruan yang sama seperti disebut dalam Babad Cirebon, beserta peranannya dalam proses islamisasi maupun dalam pembentukan peradaban baru Nusantara pasca-Majapahit.
Surat Bupati Cianjur Untuk Raffles (1816): Naskah Melayu Pertama yang Ditulis Menggunakan Aksara Latin
Hazmirullah Aminuddin
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 11, No 1 (2020): JUNI
Publisher : Perpustakaan Nasional RI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (753.364 KB)
|
DOI: 10.37014/jumantara.v11i1.679
In this article, I discuss a letter from the first Raden Aria Adipati Prawiradireja (regent of Cianjur period 1813-1833) for Thomas Stamford Raffles. The letter, written on 11 Jumadilawal 1231 Hegira (April 9th, 1816), contain farewell speech to Raffles who have just finished his six-years service as Lieutenant-Governor Java and It's Dependencies. This letter is a British Library collection and it had been put in a ”bundle” coded Add Ms 45273. The letter interests me because it was written by used Latin script and in the Malay language. In fact, the local rulers in Java, in the second decade of the nineteenth century, usually used the Jawi script (on the Malay language) or the Java script (on the Javanese language) in the letter writing. The research result show that Raden Aria Adipati Prawiradireja was the first indigenous ruler who used the Roman script for writing of Malay language. But, the letter was not the first Malay manuscript that written by using the Latin script. It is because the Roman script has been used at least in the seventeenth century to translate the Bible.
Ilustrasi Manusia Ulul Albab dalam Naskah Wawacan Dewa Ruci
Nuri Aliyah Mustika Ati
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 8, No 1 (2017): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional RI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (776.271 KB)
|
DOI: 10.37014/jumantara.v8i1.265
Naskah (manuscript) merupakan salah satu sumber primer dalam penelitian humaniora, dan filologi merupakan alat untuk mengkaji dan menggali naskah. Naskah sebagai karya sastra, sejatinya lahir dari sebuah potret sosial yang terjadi di masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut ditemukan naskah yang dapat dijadikan salah satu rujukan yang erat kaitannya dengan ajaran moral. yaitu naskah Wawacan Dewa Ruci (selanjutnya disingkat WDR). Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian teks WDR adalah metode deskriptif komparatif. Berkaitan dengan naskah WDR merupakan unsur cerita berupa teks, maka dilakukan pendekatan sastra. Kasus kesalahan tulis yang terdapat dalam teks WDR dibagi ke dalam empat jenis kasus, yaitu Substitusi, Omisi, Adisi, dan Transposisi. Teks WDR merupakan teks yang mengandung ajaran keislaman yang menyuarakan tentang keihsanan (tauhid). Adanya pembagian unsur cerita dalam teks WDR ke dalam lima bagian, yaitu pancamaya, makrokosmos dan mikrokosmos, pancadrya, ilmu pelepasan, dan mati dalam hidup-hidup dalam mati menunjukkan tentang perjalanan ketauhidan seorang manusia.
Indikator Santri Lelana dan Mistik Islam Kejawen dalam Serat Centhini Jilid XII
Wiwien Widyawati Rahayu
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 6, No 2 (2015): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional RI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (538.9 KB)
|
DOI: 10.37014/jumantara.v6i2.305
Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan adanya muatan santri lelana dan mistik Islam kejawen yang terkandung di dalam Serat Centhini Jilid XII. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam kajian ini adalah indikator-indikator yang mengindikasikan bahwa dari teks Serat Centhini Jilid XII merupakan teks yang bermuatan santri lelana dan mistik Islam Kejawen. Serat Centhini Jilid XII berupa tulisan Latin terdiri dari 12 jilid dan diterbitkan oleh Karkana Kamajaya melalui Yayasan Centhini tahun 1986 sebagai sumber data. Hasil kajian struktural dan semiotik membuktikan bahwa Serat Centhini Jilid XII merupakan karya sastra yang bermuatan santri lelana. Serat Centhini Jilid XII mengisahkan tentang perjalanan rombongan Jayengraga dan Jayengresmi menuju Wanamarta yang disertai pencarian ilmu dalam perjalanan tersebut. Di dalam naskah ini terdapat ajaran tentang empat tahap menuju manusia sempurna (manunggaling kawula gusti). Serat Centhini Jilid XII juga mencirikan karya mistik Islam kejawen yang di dalamnya terdapat ajaran dalam konsep Islam yang berpadu dengan konsep Jawa. Hal ini terlihat dengan adanya beberapa istilah penyebutan nama Tuhan dalam konsepsi Hindu dan Jawa yang muncul di dalam teks.
Amanat Kepemimpinan Ideal Asthabrata dalam Serat Rama Yasadipura: Analisis Intertekstual
Marsono Marsono
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 1, No 2 (2010): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional RI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (223.359 KB)
|
DOI: 10.37014/jumantara.v1i2.113
Sekurang-kurangnya sejak awal tarikh Masehi persahabatan bangsa Indonesia dengan bangsa lain, khususnya dengan India, melalui perdagangan telah dimulai. Komunikasi dagang itu kemudian memberikan pengaruh, di taranya masuknya agama Hindu dan Budha serta kebudayaan India pada bangsa Indonesia. Candi Prambanan yang bersifat Hindu dan Candi Borobudur yang bersifat Budha merupakan peninggalan yang paling monumental yang dapat disaksikan sekarang, di antara peninggalan-peninggalan yang lain. Candi Prambanan atau Larajonggrang dibangun sekitar abad ke-8-9 dengan relief cerita dewa-dewa dan relief cerita Ramayana serta Krsnayana. Relief cerita Ramayana dipahatkan pada dinding langkan Candi Siwa dan Brahma. Selain dipahatkan pada Candi Prambanan, Ramayana juga dipahatkan di Candi Panataran, Jawa Timur. Candi Borobudur yang dikenal sebagai salah satu keajaiban dunia dibangun sekitar abad ke-8 oleh Dinasti Sailendra dengan relief cerita perjalanan Sang Budha dalam menuju manusia sempurna.
Babad Giyanti: Sumber Sejarah dan Karya Agung Sastra Jawa
Merle Calvin Ricklefs
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 5, No 2 (2014): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional RI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (330.505 KB)
|
DOI: 10.37014/jumantara.v5i2.155
Di antara ribuan karya sastra Jawa, jenis babad merupakan salah satu yang sangat mengesankan. Ratusan babad menceritakan perkembangan historis dan mistis di dalam masyarakat Jawa, biasanya terfokus kepada lingkungan keraton. Babad-babad itu sering terdiri dari ratusan halaman dalam tembang. Antara buku-buku babad itu, ada yang isinya tidak bisa diandalkan sebagai sumber sejarah sama sekali, akan tetapi masih berfaedah sebagai pintu masuk untuk dunia pikiran sang penulis dan lingkungannya. Ada lagi yang bisa dibandingkan dengan sumber-sumber lain (surat-surat, kontrak-kontrak, laporan dari Belanda, dan sebagainya) dan jelas merupakan (a) sumber yang isinya bisa dimanfaatkan untuk pengetahuan kita mengenai kejadian sejarah (asal dengan pendekatan kritis, sama dengan semua sumber lain) dan (b) sumber yang lebih menjelaskan pengertian dan sikap pihak Jawa daripada semua sumber asing. Akan tetapi, juga ada beberapa kesulitan mengenai babad-babad itu jika dipakai sebagai sumber sejarah, yang paling penting di antaranya adalah bahwa buku-buku itu biasanya anonim yaitu nama sang penulis tidak disebutkan. Oleh karena itu, konteks sosial babad itu tidak diketahui dan waktu ditulisnya tidak selalu dicatat. Jadi pendekatan historis- kritis kadang-kadang agak sulit.
Tinjauan Buku: Filologi Jawa dan Kunjarakarna Prosa
Ignatius Kuntara Wiryamartana
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 3, No 1 (2012): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional RI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1285.389 KB)
|
DOI: 10.37014/jumantara.v3i1.457
Terbitan diplomatik teks Kuñjarakar?a (prosa) dari ketiga naskah yang diteliti, yang disajikan secara sinoptik, sungguh membantu pembaca untuk bekerja sendiri: menganalisis, mengemukakan alternatif bacaan, bahkan mungkin mencoba membuat rekonstruksi. Berdasarkan kesempatan luas yang diberikan itu akan dikemukakan beberapa hal yang mungkin membantu pemahaman dan penelitian lebih lanjut. Diandaikan, bahwa setiap penerbit atau penyunting teks memahami teks dan menguasai bahasa teks yang diterbitkan atau disuntingnya. Erat hubungan dengan hal itu, suatu masalah yang berulang kali dibahas oleh para penerbit teks Jawa adalah masalah pemisahan kata beserta dasar-dasar linguistiknya. Dalam hal ini terbitan teks Kuñjarakar?a (prosa) menunjukkan kekurangan yang menyolok. Sekalipun hal-ihwal ejaan telah diselidiki secara rumit, namun barulah menyangkut pemakaian beberapa huruf saja, dan terbatas pada tataran kata dasar (h. 121-162). Selanjutnya masih perlu dilakukan penelitian ejaan dengan memperhatikan tataran morfo-sintaksis. Penelitian ini diharapkan akan menampilkan ciri-ciri kebahasaan dari teks yang bersangkutan, yang dapat membantu untuk menentukan kedudukan teks itu dalam sejarah bahasa dan tahapan tradisi. Ejaan yang tidak konsisten sangat penting diselidiki demi pemahaman teks dan perbaikan bacaan. Pemahaman teks dan perbaikan bacaan secara bertahap perlu memperhatikan: teks dari satu naskah, bandingan antarteks dengan karya yang sama dari naskah lain, dan hubungan antar teks dengan berbagai karya lainnya. Sejumlah contoh berikut ini dimaksudkan sebagai sumbangan pikiran untuk pemahaman teks dan perbaikan bacaan, terutama dari naskah H.
Pemilihan Pemimpin dalam Naskah Cerita Sri Narendra Raja Bahrul Alam Ditinjau melalui Perspektif Islam
Farrah Haida Fajrin
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 8, No 2 (2017): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional RI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (126.524 KB)
|
DOI: 10.37014/jumantara.v8i2.255
Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang objek kajiannya adalah Naskah Cerita Sri Narѐndra Raja Bahrul Alam (selanjutnya disingkat SN). Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai wujud fisik dari naskah dan isi yang terkandung dalam naskah tersebut. Teks SN menceritakan tentang proses pemilihan pemimpin hal ini dapat disimpulkan setelah menggunakan struktur aktan yang kemudian ditinjau dari perspektif Islam. Hal ini dilakukan karena poin-poin yang dijadikan sebagai kriteria dalam memilih seorang pemimpin dalam naskah tersebut tercantum pada suatu karya yang cukup populer yaitu Al-Ahkam As-sulthaniyah karya Imam Mawardi meskipun dalam penyajiannya sangat berbeda.
Konsep Kesempurnaan Hidup Orang Jawa: Sebuah Tinjauan Filologi Terhadap Serat Madurasa
Muhammad Safii
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 12, No 2 (2021): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional RI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (718.226 KB)
|
DOI: 10.37014/jumantara.v12i2.1334
Serat Madurasa manuscript contains moral guidelines, life instructions for humans, advice for individuals in dealing with God, as well as social relationships and personal self, especially for Kawruh Hardapusara followers. This Manuscript is the work of R. Sujanareja who is a member of Penghayat Kawruh Hardapusara, as well as Ki Kusumawicitra's favorite student. Penghayat Kawruh Hardapusara was initiated by Ki Kusumawicitra from Purworejo. The purpose of this study is to present the results of the text edition so that the manuscript can be read and understood by a wide audience, and to analyze the contents of the manuscript. This study uses a philological study approach. From this research, it can be seen that the efforts of the members of Penghayat Kawruh Hardapusara in achieving the perfection of life are based on the Serat Madurasa.