cover
Contact Name
Fatkhu Rohmatin
Contact Email
jumantara.perpusnas2010@gmail.com
Phone
+6285748946460
Journal Mail Official
jumantara.perpusnas2010@gmail.com
Editorial Address
Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jln. Medan Merdeka Selatan No. 11 Jakarta Pusat
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara
Published by Perpustakaan Nasional
ISSN : 20871074     EISSN : 26857391     DOI : https://doi.org/10.37014/jumantara
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara menyajikan informasi mutakhir hasil kajian literatur dan penelitian bidang ilmu filologi dan pernaskahan Nusantara, yang mencakup: Kajian kodokologis, Teori-teori filologi, Edisi teks naskah kuno dan analisisnya, Kajian historis kepengarangan naskah kuno dan karyanya, Kajian multidisiplin berbasis naskah nusantara. Objek yang dijadikan kajian secara khusus bersumber pada naskah-naskah kuno Nusantara baik yang tersimpan di wilayah Nusantara maupun di luar wilayah Nusantara. Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara membuka kesempatan seluas-luasnya bagi peneliti naskah kuno Nusantara dari seluruh wilayah di dunia untuk turut berpartisipasi dalam penulisan artikel ilmiah yang sesuai dengan focus dan scope jurnal.
Articles 153 Documents
Welfare State sebagai Pilar Pengentasan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat: Sebuah Kearifan Lokal dalam "Syair Nasihat" Asep Yudha Wirajaya
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 4, No 1 (2013): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1543.449 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v4i1.409

Abstract

Kajian tentang pembangunan (ekonomi) selama ini didominasi oleh pandangan yang sangat materialistik sehingga proses dan tujuan pembangunan menjadi amat reduksionis. Implikasinya, persoalan-persoalan ekonomi yang hendak dipecahkan lewat serangkaian program pembangunan bukannya selesai, melainkan malah menciptakan masalah baru yang tidak kalah serius, seperti kemelaratan, ketimpangan, pengangguran, kriminalitas, degradasi lingkungan, dan masih banyak lainnya. Bahkan, telah menyebabkan terjadinya pergeseran atas konsep zakat, terutama dalam implementasinya. Bahkan dalam konteks Indonesia kontemporer, zakat bagi sebagianbesar penduduk yang mayoritasnya umatmuslim hanya dimaknai sebagai zakat fitrah,sehingga berbagai keriuhan pembayaran zakatbegitu kentara hanya menjelang Idul Fitri. Pada titik inilah, zakat lebih nampaksebagai ritual budaya periodik umat Islam daripada anjuran Tuhan dalam rangkamenyeimbangkan kesejahteraan umatmanusia.Padahal potensi zakat sebenarnya dapat digunakan untuk membangun kesejahteraan umum (welfare state). Oleh karena itu, perlu ada sebuah kajian komprehensif untuk melihat kembali pola berperikehidupan para nenek moyang kita dulu yang tersimpan dalam naskah-naskah kuna sehingga dapat menjadi cermin, sekaligus alternatif solusi di masa kini dan masa yang akan datang.
KAKAWIN BALI SABHA LANGÖ: SEBUAH KARYA KONVENSI DAN INOVASI Dwi Mahendra Putra
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 9, No 1 (2018): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.857 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v9i1.236

Abstract

Kakawin, sebagai karya penyair (pengarang), dalam penyusunannya memiliki konvensi yang sangat ketat. Konvensi dalam kakawin disebut dengan istilah prosodi metrum (tembang). Bahasa yang digunakan dalam kakawin ialah bahasa Jawa Kuna. Kakawin Bali Sabha Langö merupakan dua karya dengan judul yang sama, tetapi dihasilkan oleh dua orang pengarang dengan latar belakang yang berbeda. Kakawin Bali Sabha Langö karya I Nyoman Adiputra (Bangli); dan Kakawin Bali Sabha Langö karya Ida Bagus Ketut Rai (Karangasem). Kakawin Bali Sabha Langö tergolong ke dalam periode pembaharuan yang memposisikan diri sebagai karya yang berada antara ketegangan konvensi dan inovasi (kreasi). Kakawin Bali Sabha Langö tetap mempertahankan konvensi kakawin berupa pola metrum sebagai ciri khas suatu karya dapat digolongkan ke dalam genre kakawin, namun dari segi isi terlihat pengarang melakukan inovasi yakni dengan cara menguraikan peristiwa Pesta Kesenian Bali mencakup 5 (lima) kegiatan penting, antara lain: pawai, pameran, pagelaran, perlombaan, dan sarasehan.
Sepak Terjang Bagus Rangin dalam Surat Dipati Natadireja Kepada Daendels (1808) Titin Nurhayati Ma'mun; Hazmirullah Hazmirullah
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 11, No 2 (2020): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.327 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v11i2.957

Abstract

In this article, we discuss a letter from a local official, named Raden Dipati Natadireja, to Governor-General Franco-Dutch Herman Willem Daendels (1808-1811). The letter written on 5 Jumadil akhir year of Dal 1223 AJ (July 25th, 1808) is a collection of the National Archives of the Republic of Indonesia and is coded ID-ANRI K66a, File 3569, Folio 39-42. Through the letter, Natadireja reported that many officials in Cirebon, especially low-ranking officials, joined the revolters. He also reported that the revolts were led by three respected figures, namely Kulur, Rangin, and Draham. In this research, the manuscript firstly was studied by using the philology theory that contain the method of manuscript study (codicology) and the method of text study (textology). Furthermore, the manuscript content was dialogued to the historical fact in the Cirebon Sultanate so that we obtained a complete understanding about context of writing the manuscript. The result shows that the wave of revolt had occurred since at least 1806 as the people of Cirebon could no longer stand the tyrannical treatment of colonial administration. On the other hand, the Chinese people actually get special treatment, especially in terms of land management.
Naskah Samud Ibnu Salam: Sebuah Sastra Keagamaan Kamidjan Kamidjan
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 7, No 1 (2016): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.454 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v7i1.277

Abstract

Naskah Syamud Ibnu Salam merupakan salah satu karya sastra Jawa yang menyajikan nilai-nilai keagamaan (agama Islam) yang dituangkan dalam bentuk dialog antara tokoh Syamud Ibnu Salam dengan Nabi Muhammad SAW. Naskah ditulis dengan huruf Arab Pegon,  berbentuk tembang macapat, terdiri atas 24 pupuh, berbahasa Jawa Baru,  berisi ajaran agama Islam,  diawali rukun Islam, rukun Iman, macam-macam iman, kitab-kitab Allah, macam-macam umat manusia, tasyawuf, syariat, tarekat, makrifat dan hakikat,  hari kiamat, sifat-sifat Allah,   para nabi dan sifat-sifatnya, penciptaan manusia pertama (Nabi Adam), setan, iblis dan malaikat.  Iblis membujuk Siti Hawa agar mau makan buah Khuldi. Atas bujukan Siti Hawa, Nabi Adam mau memakannya dan akhirnya dihukum turun kedunia, dll. Allah menciptakan nama-nama bulan dan hari yang masing-masing mempunyai kelebihan dan sifat. Allah menciptakan langit berlapis tujuh, setiap lapis dijaga oleh ratusan malaikat. Selain itu, pengarang juga menuangkan filsafat Jawa yang dipadukan  dengan ajaran Islam. Mukjizat para nabi juga tidak lepas dari pengamatan pengarang dalam menggubah karyanya. Misalnya  Nabi Musa bisa membelah laut dengan tongkatnya. Tongkat tersebut juga  bisa berubah menjadi ular. Bila tongkat itu dipukulkan pada sebuah batu, maka batu itu akan mengeluarkan air. Gambaran surga  neraka dan penghuninya merupakan bagian dari isi naskah. Juga manfaat puasa Ramadhan,  dan hal-hal yang disenangi Allah. Nafsu manusia, meliputi aluamah,  mulhamah, amah, amarah, dan muthmaimah.  Isi naskah diakhiri dengan silsilah Nabi Muhamad  SAW dari Nabi Adam, dan  para nabi yang mendapat wahyu  dari Allah SWT.
Kesetaraan Gender dalam Babad Tutur Karya Mangkunegara I Christina Dwi Wardhana
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 6, No 1 (2015): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.834 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v6i1.310

Abstract

Kesetaraan gender yang akhir-akhir ini sering diperbincangkan di berbagai media, ternyata tidak cukup dipahami hanya pada dibukanya kesempatan kepada kaum wanita, melainkan masih menyisakan banyak masalah gender, antara lain karena tidak dipraktikkan ke dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari rumah sampai di tempat kerja maupun di tempat-tempat umum. Kita baru sampai mengetahui bahwa gender terdiri dari jenis kelamin perempuan dan jenis kelamin laki-laki.  Di balik soal kedua jenis kelamin ternyata ada yang perlu kita pahami bahwa terdapat masalah yang serius, yaitu posisi antara mereka ternyata tidak sejajar, melainkan laki-laki di atas, perempuan di bawah, atau yang disebut sebagai hierarki gender. Hal yang paling mendasar soal posisi hierarki tersebut dapat kita lihat dalam rumah tangga, laki-laki di depan sebagai kepala keluarga, sementara perempuan dibelakangnya. Alasan tentang posisi atas-bawah atau yang disebut hierarki gender juga disertai dengan menempatkan pencitraan tentang maskulin dan feminim; menjadi laki-laki itu harus begini dan menjadi perempuan itu harus begitu. Oleh karena itu, ketika dalam dunia kerja, laki-laki menjadi bos, maka di bawahnya perempuan menjadi sekretaris. Ketika laki-laki menjadi pilot, maka di bawahnya perempuan hanya sampai pada pramugari. Laki-laki harus dalam posisi di atas yaitu memimpin, mengambil keputusan, sementara perempuan harus dalam posisi di bawahnya, mengikuti apa yang telah diatur. Hierarki gender tersebut telah berlangsung berabad-abad dan tampaknya konstruksi social-budaya ini belum akan sepenuhnya berubah.
Tinjauan Buku : Melihat Intelektualitas Dayah Tanoh Abee, Aceh Besar Melalui Katalog Naskah Muhammad Nida' Fadlan
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 4, No 2 (2013): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (797.004 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v4i2.383

Abstract

Naskah merupakan alat rekam berbagai aktifitas pemiliknya. Begitulah fungsi naskah yang disampaikan Oman Fathurahman dalam pengantar penyusunan Katalog Naskah Dayah Tanoh Abee Aceh Besar. Pada masanya, keberadaan naskah sangat dibutuhkan karena dianggap sebagai alat yang paling efisien serta tahan lama untuk menyimpan data dan memori kolektif, sehingga, sebagai salah satu artefak hasil kegiatan manusia, naskah menyimpan banyak potensi yang mampu mengungkapkan nilai-nilai sejarah yang dimiliki oleh penulis, pemilik, maupun daerah tempat ditulisnya naskah tersebut. Keberadaan naskah di Indonesia merupakan sebuah fenomena tersendiri. Khazanahnya yang melimpah bagaikan bom waktu yang berpotensi ‘meledakkan’ sendi-sendi sosial dan budaya apabila tidak ada yang mampu ‘menjinakkannya’melalui pemberian perhatian penuh akan keberadaannya di tengah masyarakat yang semakin modern dan menyebarkan ajaran-ajaran yang terdapat di dalamnya.Ledakan yang dimaksud adalah hilangnya jejak-jejak peradaban yang dibangun oleh naskah itu sendiri. Salah satu potensi yang mampu menghilangkannya adalah bencana alam yang tentu tidak akan mampu dihindari oleh setiap umat manusia. Guna mengantisipasi hal-hal tersebut, diperlukan tindakan nyata untuk menyelamatkan keberadaan naskah. Inventarisasi, pendataan, dan pengungkapan isi ajaran-ajaran yang disampaikan oleh naskah merupakan langkah penting yang dapat melestarikan naskah. Kegiatan tersebut kemudian dihimpun dalam bentuk katalog naskah sebagaimana yang dilakukan oleh Oman Fathurahman, dkk. dalam menginventarisasi keberadaan naskah di Dayah Tanoh Abee, Aceh Besar. Mengenai identitas Dayah Tanoh Abee, Henri Chambert-Loir dalam pengantarnya menyampaikan bahwa sebagai pusat pendidikan dan skriptorium naskah, Dayah Tanoh Abee sudah sangat dikenal sejak lama di dunia pernaskahan. Pada tahun 1970-an, ahli warisnya, Tgk. H. Muhammad Dahlan, mengungkapkan bahwa di tempat tersebut terdapat 2.000 naskah lebih. Sebuah angka yang fantastis untuk sebuah koleksi naskah yang berada di tengah masyarakat meskipun hal tersebut dinilai kontradiktif apabila dibandingkan dengan pernyataannya pada katalog yang pernah disusun pada tahun 1980 bahwa terdapat 900 naskah di Dayah Tanoh Abee.Angka tersebut semakin menyusut apabila dibandingkan pada saat dilakukan inventarisasi di tahun 1983 yang hanya ditemukan sekitar 700 bundel naskah dengan perkiraan terdapat lebih dari 1.000 teks.
Menelusuri Kitab Karya Ulama Pondok Pesantren di Provinsi Jambi Muhammad Rosadi
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 5, No 2 (2014): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.338 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v5i2.160

Abstract

Belum adanya informasi yang lengkap dan memadai mengenai biografi ulamaPondok Pesantren dan kitab karyanyadi Provinsi Jambi  menjadi  latar belakang dilakukannya penelitian ini. Keberadaan dan peran pondok pesantren di Provinsi Jambi sudah cukup lama ada yang tersebar di berbagai pelosok daerah, di antaranya Pesantren Nurul Iman, As’ad dan Al Jauharen. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan historis. Pendekatan historis dilakukan untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai aspek kesejarahan riwayat hidup penulis dan karya tulisnya. Proses pengumpulan data dilakukan beberapa teknik, antara lain observasi, telaah dokumen dan wawancara. Berdasarkan penelusuran awal, kitab-kitab yang berhasil ditemukan berjumlah 35 buah dengan rincian bidang kajian Fiqih sebanyak 14 buah, Akhlaq dan Tasawuf sebanyak 10 buah, Aqaid dan Ilmu Kalam sebanyak 7 buah, Al-Qur’an dan ilmu yang berkaitan sebanyak 2 buah, Hadits dan ilmu yang berkaitan sebanyak 1 buah dan terakhir bidang Islam sebanyak 1 buah. Selanjutnya, jika dilihat dari segi corak penyajiannya, karya ulama yang di temukan sebagian besar adalah karangan asli dengan jumlah 33 buah, hâsyiyah 1 buah dan syarah 1 buah.
Kidung Tunjung Biru: Metrum dan Makna yang Terkandung Di Dalamnya I Wayan Pande Sumardika
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 10, No 2 (2019): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1981.543 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v10i2.583

Abstract

This study uses Kidung Tunjung Biru as object. The problems raised in this study include structure and the meaning of Kidung Tunjung Biru. Theory which was employed in this study is a structural theory and semiotic theory. Methods and techniques used in this study were divided into three phases, (1) the stage of data collection method is used to read assisted with translation techniques, (2) the stage of data analysis used descriptive analysis method, and (3) the stage of presentation of the results of the analysis used informal and formal methods. The results obtained from this study is structure of Kidung Tunjung Biru consisting of: metrum and languages. The meaning contained in Kidung Tunjung Biru, consisting of: flowers in a symbolic;the expression of love; and the concept of kalepasan (unity of God and Human).
Pretelan Bab Pandjagi Toewin Pangingah Sarta Panangkaring Ayam: Gambaran Beternak pada Ayam Masyarakat Jawa Zainab Susan
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 8, No 2 (2017): Desember
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.676 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v8i2.260

Abstract

Penelitian ini berjudul ”Pretelan Bab Pandjagi Toewin Pangingah sarta Panangkaring Ayam: Edisi Teks dan Gambaran Tata Cara Beternak Ayam pada Masyarakat Jawa”, penyebutan naskah pada penelitian ini kemudian disingkat menjadi NPA. NPA merupakan objek utama dalam penelitian ini, dan merupakan salah satu naskah kuno koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan nomor inventarisasi naskah 104G KFH 2_21, termasuk ke dalam kategori naskah berpeti, berbahasa Jawa ragam Krama dan beraksara Jawa, dengan bentuk teks berupa prosa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih dalam mengenai gambaran ternak ayam yang juga disertai dengan penjabaran mengenai latar peristiwa yang terjadi pada masa NPA dibuat. Di dalam katalogus, naskah ini tidak ditemukan dengan judul serupa, melainkan ditulis dengan Pajak Tanah. Hal tersebut menjadi suatu permasalahan tersendiri, lantaran tidak mewakilinya judul tersebut untuk naskah ini, yang notabenenya menjelaskan tentang beternak ayam yang dilakukan masyarakat Jawa. Selain itu ditemukan pula di dalam teks NPA ini mengenai latar belakang sebab naskah ini dibuat, dan hal tersebut menjadi sebuah informasi mengenai pada abad berapa naskah ini lahir, serta informasi tentang awal mula dari perkembangan budidaya ternak ayam. Metode yang digunakan dalam menghasilkan informasi tersebut adalah dengan menggunakan teori sosiologi sastra.
Fenomena Bencana Alam dalam Teks Mantra Pangujanan Muhammad Heno Wijayanto; I Made Suparta
Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol 13, No 1 (2022): Juni
Publisher : Perpustakaan Nasional RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.753 KB) | DOI: 10.37014/jumantara.v13i1.2890

Abstract

Natural disasters as natural phenomena are unavoidable in human’s life. The phenomena of natural disasters can be found in the Pangujanan text. The purpose of this study is to describe the types of natural disasters represented in the Pangujanan text and to reveal the signs or symbols of the disasters. Qualitative descriptive research method is used to reveal the types and signs of a natural disaster phenomenon. In interpreting the sign, semiotic theory is needed to present it systematically. The results of this study indicate that (1) the natural disasters depicted in the Pangujanan text are earthquakes, heavy rains, thunderbolt, hurricanes, and flash floods which are narrated based on Balinese local wisdom, (2) natural disasters in the Pangujanan text as signs have given a rise to some interpretations, namely (a) some natural disasters as results of the practice of reducing rain as narrated in the Pangujanan text, and in this case, disaster mitigation is needed, and (b) some natural disasters as forces of the practice of making rain narrated in the Pangujanan text. The conclusion that can be drawn from the results of this study is that in the past, knowledge about natural disaster phenomena was narrated in a text, and in this study, we look at natural disaster phenomena narrated through the Pangujanan text. The benefit that we can take from this study is as disaster knowledge contained in ancient manuscripts.

Page 5 of 16 | Total Record : 153