cover
Contact Name
Suparjo
Contact Email
akper.tegal@gmail.com
Phone
+62283323524
Journal Mail Official
jururawat@gmail.com
Editorial Address
Jalan Dewi Sartika No.1 Kelurahan Debong Kulon, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, Jawa Tengah
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Juru Rawat. Jurnal Update Keperawatan
ISSN : 2805     EISSN : 28095197     DOI : https://10.31983/juk.vxix.xxxx
Core Subject : Health,
Juru Rawat. Jurnal Update Keperawatan ISSN 2809-5197 (Online) is a nursing journal covers all nursing area including basic research in nursing, nursing leadership and management, emergency and disaster nursing, criticale care nursing, medical-surgical nursing, mental health nursing, maternity nursing, pediatric nursing, gerontological nursing, community nursing, family health nursing, education nursing, and complementary and alternative medicine (CAM) in nursing.
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 1 (2025): Juni 2025" : 13 Documents clear
PENGARUH KEBIASAAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN DEMENSIA PADA LANJUT USIA hidayati, sri; Baequny, Ahmad
Juru Rawat. Jurnal Update Keperawatan Vol. 5 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Prodi D3 Keperawatan Tegal Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/juk.v5i1.13037

Abstract

Demensia merupakan salah satu perubahan struktur dan fungsi fisik pada lansia. Demensia bukan merupakan penyakit namun qodrat alam yang dapat dialami manusia terutama orang yang sudah lanjut usia. Demensia pada lansia memiliki banyak faktor resiko, seperti umur, tingkat pendidikan, tekanan darah, asupan nutrisi, genetik, jenis kelamin dan kurangnya aktivitas fisik. Meskipun menua adalah suatu keadaan yang tidak bisa dihindari atau ditolak, namun demensia dapat dikelola sehingga dapat menurunkan kemungkinan demensia. Usia menjadi faktor resiko yang paling penting dalam perjalanan demensia. Suatu penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa satu dari 12 orang yang berusia lebih dari 65 tahun dan satu dari 3 orang yang berusia diatas 90 tahun akan mengalami demensia. Selain usia, berbagai faktor lain juga mempengaruhi angka kejadia serta prevalensi demensia. Studi tentang pengaruh aktifitas secara spesifik dalam mempengaruhi demensia belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh kebiasaan aktifitas fisik terhadap kejadian demensia pada lanjut usia di Kota Pekalongan. Penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian yaitu seluruh lansia yang terdaftar di wilayah  Puskesmas Tirto Kota Pekalongan sejumlah 165 orang. Sampel penelitian dihitung berdasarkan rumus Rao sejumlah 65 responden dan sistem pemilihan sampel dengan Simple Random Sampling. Analisa data dilakukan dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan kebiasaan aktifitas fisik berpengaruh terhadap kejadian demensia pada lansia (OR sebesar 0,684). Aktivitas dan latihan fisik yang teratur dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit demensia karena dapat meningkatkan fungsi kognitif pada lanjut usia. Seseorang yang melakukan aktifitas fisik juga cenderung memiliki memori yang lebih tinggi daripada yang jarang beraktifitas.Disarankan kepada lansia untuk membiasakan melakukan aktifitas fisik secara rutin untuk menurunkan resiko terjadinya demensia.
PENGARUH EDUKASI MANAJEMEN PENYAKIT KRONIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN KOMPLIKASI PENYAKIT GINJAL KRONIS Suparjo, Suparjo; Mulyadi, Agus; Khasanah, Dwi Uswatun
Juru Rawat. Jurnal Update Keperawatan Vol. 5 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Prodi D3 Keperawatan Tegal Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/juk.v5i1.13038

Abstract

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan global yang berdampak serius terhadap kualitas hidup. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat berkontribusi terhadap komplikasi PGK. Edukasi manajemen penyakit kronis menjadi intervensi penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah komplikasi PGK. Tujuan penelitia ini adalah untuk Mengetahui pengaruh edukasi manajemen penyakit kronis terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam pencegahan komplikasi PGK. Metode Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen dengan pendekatan one group pretest-posttest. Sampel adalah warga Kelurahan Debong Kulon sebanyak 30 orang yang dipilih secara purposive sampling. Instrumen berupa kuesioner pengetahuan dan sikap yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil menunjukan Terdapat peningkatan signifikan pada skor pengetahuan dan sikap masyarakat setelah diberikan edukasi (p < 0,05). Didapat Kesimpulan bahwa Edukasi manajemen penyakit kronis efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam mencegah komplikasi PGK.
GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT KELASI BESI PADA PENYANDANG THALASSEMIA Himawan, Fatchurrozak; Purwaningsih, Tinah; Utomo, Deddy; Hermawan, Didi
Juru Rawat. Jurnal Update Keperawatan Vol. 5 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Prodi D3 Keperawatan Tegal Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/juk.v5i1.13124

Abstract

Penyandang thalassemia transfusi kronis memerlukan terapi kelasi besi untuk mencegah komplikasi akibat penumpukan zat besi. Kepatuhan minum obat kelasi besi menjadi faktor penting dalam efektivitas terapi dan kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat kepatuhan minum obat kelasi besi pada penyandang thalassemia. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 64 orang yang terdiri dari 35 penyandang thalassemia dari Kota Tegal dan 29 dari luar kota, yang dipilih secara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat kepatuhan sedang (54,7%), sementara 26,6% tergolong patuh tinggi dan 18,7% tergolong rendah. Temuan ini menunjukkan bahwa masih diperlukan upaya edukasi dan pendampingan berkelanjutan untuk meningkatkan kepatuhan terapi kelasi  

Page 2 of 2 | Total Record : 13